MetroTV

Jaringan televisi berita di Indonesia
Revisi sejak 12 Maret 2020 05.54 oleh M. Raihan Wibisono (bicara | kontrib) (Logo dan slogan baru: MetroTV segera kembali ke logo lama & format lama mulai April 2020)

MetroTV adalah sebuah stasiun televisi swasta berita yang berkedudukan di Indonesia. MetroTV didirikan oleh PT Media Televisi Indonesia, resmi mengudara sejak 25 November 2000 di Jakarta. MetroTV dimiliki oleh Media Group pimpinan Surya Paloh yang juga memiliki harian Media Indonesia dan Lampung Post.

MetroTV
PT Media Televisi Indonesia
Kantor pusatJl. Pilar Mas Raya Kav. A-D Kedoya Selatan, Kebon Jeruk, Jakarta, Indonesia
SloganLeading the Change (2007–08)
Be Smart Be Informed (2008–10)
Knowledge to Elevate (2010–sekarang)
PemilikBimantara Citra (2000–2003)[1][2]
Media Group (2000–sekarang)
Media streaming
UseeTVMetroTV
Gedung Media Group di Kebon Jeruk, Jakarta Barat, Jakarta.

Sejarah

 
Logo pertama MetroTV (25 November 2000-20 Mei 2010, dipakai kembali mulai 23 April 2020)

PT Media Televisi Indonesia merupakan anak perusahaan dari Media Group, suatu kelompok usaha media yang dipimpin oleh Surya Paloh, yang juga merupakan pemilik surat kabar Media Indonesia. PT Media Televisi Indonesia memperoleh izin penyiaran atas nama "MetroTV" pada tanggal 25 Oktober 1999. Pada tanggal 25 November 2000, pertama kali MetroTV mengudara dalam bentuk siaran ujicoba di 7 kota. Pada awalnya, hanya bersiaran 12 jam sehari, namun sejak tanggal 1 April 2001, MetroTV mulai mengudara selama 24 jam, menjadikan MetroTV sebagai stasiun TV pertama di Indonesia yang duluan bersiaran 24 jam. Hanya mengandalkan 280 orang stasiun ini beroperasi pada awalnya. Tapi seiring perkembangan dan kebutuhan, MetroTV mempekerjakan lebih dari 900 orang, sebagian besar di ruang berita dan daerah produksi.

Pada Agustus 2019, TVRI bersama dua TV swasta nasional (Metro TV dan Trans 7) dan Kemenkominfo secara resmi meluncurkan siaran televisi digital untuk wilayah-wilayah perbatasan Indonesia di Kabupaten Nunukan, Kalimantan Utara. Dengan tujuan agar masyarakat di seluruh wilayah Indonesia bisa menyaksikan acara terbaik dan berkualitas yang ditayangkan seluruh TV nasional dan lokal dengan gambar yang lebih tajam dan jernih dari televisi analog, tanpa membutuhkan biaya seperti televisi berlangganan (hanya sekali bayar untuk membeli antena dan dekoder). Yang paling utama dan terpenting masyarakat sudah siap untuk melakukan migrasi (peralihan) TV analog ke digital dalam rangka menghadapi ASO (Analog Switch Off) yang akan diberlakukan pemerintah Republik Indonesia dalam waktu dekat ini.[3]

Logo dan slogan baru

Pada tanggal 20 Mei 2010, MetroTV memperkenalkan logo dan slogan barunya. Logo baru tetap menggunakan lambang burung elang dan warna dasar biru dan kuning, tetapi dengan jenis huruf Handel Gothic kursif yang memberikan kesan modern, segar dan futuristik. Penempatan logo pun juga diubah dari posisi semula di pojok kanan atas menjadi di pojok kanan bawah, penempatan ini pun berbeda dari stasiun-stasiun televisi yang ada di Indonesia yang letaknya masih di pojok kanan/kiri atas. Sejak 17 Oktober 2016, logo tersebut kini ditempatkan di sebelah newsticker di pojok kanan paling bawah. Sejak tahun 2019, warna pada logo on-air MetroTV berubah dari biru dengan latar belakang putih menjadi putih dengan latar belakang biru untuk siaran Prime Time setiap hari dari pukul 16.00-21.00 WIB. Mulai 23 April 2020, MetroTV akan berubah logonya ke logo pertama mereka yang digunakan pada 25 November 2000 hingga 20 Mei 2010 sekaligus mengubah penempatan posisi logonya dari yang saat ini berada di sebelah newsticker di pojok kanan paling bawah, menjadi di pojok kanan atas seperti di awal kemunculannya.

Konsep

Stasiun TV ini memiliki konsep agak berbeda dengan stasiun televisi lain, sebab selain mengudara selama 24 jam setiap hari, stasiun TV ini hanya memusatkan acaranya pada siaran warta berita saja. Tetapi dalam perkembangannya, stasiun ini kemudian juga memasukkan unsur hiburan dalam program-programnya, meski tetap dalam koridor news. MetroTV adalah stasiun pertama di Indonesia yang menyiarkan berita dalam bahasa Mandarin: Metro Xin Wen, dan juga satu-satunya stasiun TV di Indonesia yang tidak menayangkan sinetron. MetroTV juga menayangkan siaran internasional berbahasa Inggris pertama di Indonesia Indonesia Now yang dapat disaksikan dari seluruh dunia. Stasiun ini dikenal memiliki presenter berita terbanyak di Indonesia

MetroTV juga menayangkan program e-Lifestyle, yakni program talkshow yang membahas teknologi informasi dan telekomunikasi.

Kontroversi

Peristiwa penyanderaan kru MetroTV

Pada 18 Februari 2005, Meutya Hafid dan rekannya, juru kamera, Budiyanto diculik dan disandera oleh sekelompok pria bersenjata ketika sedang bertugas di Irak. Kontak terakhir MetroTV dengan Meutya adalah pada 15 Februari, tiga hari sebelumnya. Mereka akhirnya dibebaskan pada 21 Februari 2005. Sebelum ke Irak, Meutya juga pernah meliput tragedi tsunami di Aceh. Pada tanggal 28 September 2007, Meutya melaunching buku yang ia tulis sendiri, yaitu 168 Jam dalam Sandera: Memoar Seorang Jurnalis yang Disandera di Irak. Presiden Susilo Bambang Yudhoyono pun turut menyumbangkan tulisan untuk bagian pengantar dari buku ini. Selain presiden, beberapa tokoh lainnya pun menyumbangkan tulisannya yakni Don Bosco Selamun (Pemimpin Redaksi MetroTV 2004-2005) dan Marty Natalegawa (Mantan Juru Bicara Departemen Luar Negeri).[4]

Berjilbab saat membawakan berita

MetroTV pernah dikecam karena melarang salah satu presenternya, Sandrina Malakiano, mengenakan jilbab pada saat siaran, meskipun Sandrina sudah memperjuangkannya selama berbulan-bulan dengan mengajak jajaran pimpinan level atas MetroTV untuk berdiskusi panjang.[5] Larangan inilah yang menyebabkan Sandrina keluar dari MetroTV pada Mei 2006.[6] Menurut pihak MetroTV, mereka hanya akan mengizinkan presenternya berjilbab di depan kamera ketika Ramadan atau hari-hari besar Islam.

Pemberitaan yang bias

Secara umum, Metro TV dikecam berbagai pihak, salah satunya KPI karena dianggap memberikan porsi pemberitaan mengenai Partai Nasdem lebih banyak dibanding partai lain. Pada pemilihan umum Presiden 2014, Metro TV memperoleh kritikan tajam karena memberikan porsi berita lebih banyak kepada pasangan Joko Widodo - Jusuf Kalla ketimbang pasangan Prabowo Subianto - Hatta Rajasa.[7] Kritikan yang sama juga dilontarkan kepada 4 stasiun televisi lainnya.[8] KPI secara pribadi juga menyorot Metro TV dan tvOne karena dianggap tidak berimbang dalam pemberitaan seputar Pilpres 2014.[9]

Satelit

Satelit-satelit yang digunakan oleh MetroTV:[10]

  • JCSAT 4B (BiG TV)
  • Palapa D (FTA, Topas TV, Nex Parabola, K-Vision)
  • Chinasat 10 (Skynindo)
  • SES 7 (MNC Vision)
  • Measat 3b (TransVision)
  • Measat 3a (aora)

Direksi

Daftar direktur utama

No Nama Awal jabatan Akhir jabatan
1 Surya Paloh 2000 2006
2 Wisnu Hadi 2006 2011
3 Adrianto Machribie 2011 2017
4 Suryopratomo 2017 sekarang

Direksi saat ini

Struktur dewan direksi MetroTV saat ini adalah sebagai berikut[11]:

No Nama Jabatan
1 Suryopratomo Presiden Direktur
2 Don Bosco Selamun Direktur Pemberitaan
3 Agus Mulyadi Direktur Program & Pengembangan
4 Meniek Andini Direktur Penjualan dan Pemasaran
5 Muhammad Mirdal Akib Direktur Keuangan dan Technical Support
6 Arief Suditomo Pemimpin Redaksi

Acara

Penyiar

Penyiar Reguler

Bahasa Mandarin

Penyiar Desk Ekonomi

Penyiar Desk Olahraga

Dialog/gelar wicara

Non-berita

Mantan Penyiar

Lihat pula

Ketersediaan di ponsel dan tablet PC

MetroTV News juga tersedia di iOS (App Store) dan Android (Google Play) yang dapat diunduh secara gratis.

Referensi

Pranala luar