Bupivakain
Bupivakaine adalah salah satu obat anestesi lokal poten dari golongan amida yang menghambat generasi dan konduksi impuls saraf. Penghambatan rangsangan nyeri yang dikirimkan oleh saraf menuju otak inilah yang digunakan untuk memberikan efek bius ketika bupivakaine diinjeksikan. Oleh karena itu, obat ini sering digunakan untuk meredakan rasa sakit akut, rasa sakit pasca operasi, dan untuk anestesi bedah. Bupivakaine memiliki mula waktu kerja yang cepat dan lama kerja yang panjang.[1][2][3]
Nama sistematis (IUPAC) | |
---|---|
(RS)-1-Butil-N-(2,6-dimetilfenil)piperidin-2-karboksamida | |
Data klinis | |
Nama dagang | Bucain, Bunascan, Bupican, Bupiloc, Bupivacain, Buvanest, Buvathetic, Decain, Indevus, Marcain, Quanocaine, Recain, Regivell, Spica, Vopicain |
AHFS/Drugs.com | |
Kat. kehamilan | ? |
Status hukum | ? |
Rute | Infiltrasi lokal, epidural |
Data farmakokinetik | |
Bioavailabilitas | n/a |
Ikatan protein | 95% |
Metabolisme | Hati |
Waktu paruh | 3.1 jam (dewasa) 8.1 jam (neonatus) |
Ekskresi | Ginjal, 4–10% |
Pengenal | |
Nomor CAS | 38396-39-3 |
Kode ATC | N01BB01 |
PubChem | CID 2474 |
Ligan IUPHAR | 2397 |
DrugBank | DB00297 |
ChemSpider | 2380 |
UNII | Y8335394RO |
KEGG | D07552 |
ChEBI | CHEBI:60789 |
ChEMBL | CHEMBL1098 |
Data kimia | |
Rumus | C18H28N2O |
Massa mol. | 288.43 g/mol |
SMILES | eMolecules & PubChem |
| |
Data fisik | |
Titik lebur | 107–108 °C (225–226 °F) |
Efek samping pemberian bupivacaine adalah mual, muntah, nyeri kepala, nyeri punggung, telinga berdengung, detak jantung menurun atau meningkat, gangguan penglihatan, dan reaksi alergi berupa gatal, timbul ruam merah, bengkak di daerah mata, lidah, dan tenggorokan hingga sulit bernapas.[2]
Sifat fisik dan kimia
Bupivakaine memiliki struktur kimia C18H28N2O, nama kimia 1-butil-N-(2,6-dimetilfenil)piperidin-2-karboksamida, berat molekul 288,4 g/mol, titik lebur 107-108 °C. Kelarutannya 2400 mg/L pada suhu 25 °C, di dalam air yang bersifat deionisasi kelarutannya 9,17x10-5 mg/L pada suhu 25 °C, tekanan uapnya 1,31x10-7 mmHg pada suhu 25 °C, konstanta disosiasi asamnya 8,1 dan koefisien partisi air/oktanolnya 3,41. Bupivakaine adalah bubuk padat yang berbentuk seperti kristal, berwarna putih, tidak berbau, sedikit larut dalam aseton, kloroform, dan eter.[4]
Penggunaan
Bupivakaine adalah anestesi lokal yang digunakan untuk tindakan anestesi regional, anestesi epidural, anestesi lokal, dan anestesi spinal.[3]
Farmakodinamika
Bupivakaine adalah obat anestesi dengan mula kerja yang cepat dan lama kerja yang panjang. Durasi analgesia pada ruas vertebra torakalis 10-12 adalah 2-3 jam. Bupivakaine akan menghasilkan relaksasi otot derajat sedang pada ekstremitas bagian bawah selama 2-2,5 jam. Efek blokade motorik pada otot perut menyebabkan larutan ini sesuai untuk digunakan pada bedah abdominal dengan lama operasi 45-60 menit seperti pada bedah sesar. Durasi blokade motorik tidak melebihi durasi analgesia. Bupivakaine bersifat hiperbarik, dan awal penyebarannya pada ruang subaraknoid sangat dipengaruhi oleh gravitasi.[1]
Mekanisme kerja
Semua obat anestesi lokal terdiri dari tiga komponen pembentuk: cincin aromatik, kelompok penghubung (dalam hal ini pada bupivakaine adalah golongan amida), dan penstabil ion dari kelompok amina. Bupivakaine memiliki dua efek kimiawi yang menentukan aktivitas mereka, yaitu kelarutan di dalam lemak dan konstanta disosiasi asam (pKa). Kelarutan obat dalam lemak akan menentukan kemampuan anestesinya, lama kerja, dan ikatan protein plasma anestesi local. Bupivakaine memasuki serabut saraf dalam posisi netral. Kemudian bentuk ionisasi dan bentuk kation akan menghambat konduksi melalui interaksinya di permukaan kanal Na+. Anestesi local dengan pKa rendah, waktu mula kerjanya akan lebih cepat. Hal ini akan menyebabkan difusi ke dalam bagian sitoplasma kanal Na+ yang lebih cepat. Kanal na+ terdiri dari protein membran yang memperbanyak potensial aksi di akson, dendrit, dan jaringan otot.[3]
Interaksi obat
Farmakokinetika
Efek samping
Cara Kerja
Bupivakaine bekerja dengan cara berikatan secara intaselular dengan natrium dan memblok influk natrium ke dalam inti sel sehingga mencegah terjadinya depolarisasi. Karena serabut saraf yang menghantarkan rasa nyeri mempunyai serabut yang lebih tipis dan tidak memiliki selubung mielin maka bupivakaine dapat berdifusi dengan cepat ke dalam serabut saraf nyeri dibandingkan dengan serabut saraf penghantar rasa proprioseptif yang mempunyai selubung mielin dan ukuran serabut saraf lebih tebal. Bupivakaine mempunyai durasi kerja obat yang lebih lama dibandingkan dengan obat anastesi lokal yang lain. Pada pemberian dosis yang berlebihan dapat menyebabkan toxic pada jantung dan sistem saraf pusat. Pada jantung dapat menekan konduksi jantung dan rangsangan yang dapat menyebabkan blok atrioventrikular, aritmia ventrikel dan henti jantung hingga dapat menyebabkan kematian. Selain itu, kontraktilitas miokard dan depresi vasodilatasi perifer yang terjadi menyebabkan penurunan curah jantung dan tekanan darah arteri.
Efek Samping
Sama seperti obat lainnya, Bupivakaine mempunyai beberapa efek samping yang tidak diinginkan, seperti bengkak pada wajah, tangan, dan kaki, gangguan bicara, gangguan penglihatan, peningkatan detak jantung, demam, keringat berlebihan, pusing, pingsan, kesemutan pada tangan atau kaki, kesulitas bernapas, kelelahan, rasa lemah yang tidak biasa, pertambahan atau penurunan berat badan yang tidak biasa, dan penurunan volume air seni.Interaksi
Pemakaian Bupivakaine bersamaan dengan obat lain akan menimbulkan beberapa reaksi. Jika diberikan bersamaan dengan epinefrin, glukosa, dan fentanil untuk analgesi epidural maka akan dapat memperpanjang durasi efek obat bius. Namun juga akan memberikan efek negatif jika diberikan bersamaan dengan beberapa obat di bawah ini :
1) Jika digunakan bersamaan dengan lidocaine dan mexiletine akan meningkatkan efek keracunan sistemik. 2) Jika digunakan bersamaan dengan obat-obat golongan antiaritmia akan meningkatkan risiko penurunan fungsi otot jantung. 3) Dapat meningkatkan efek samping dari enzim hialuroidase. 4) Meningkatkan kadar obat cimetidine dan ranitidine dalam plasma darah. 5) Meningkatkan efek samping dari obat β-blockers and Ca channel blockers.
Referensi
- ^ a b "Bupivacaine Spinal Heavy | Kandungan, Indikasi, Efek Samping, Dosis, Obat Apa". Farmasi-id.com (dalam bahasa Inggris). 2019-07-15. Diakses tanggal 2020-03-25.
- ^ a b "Bupivacaine". Alodokter. 2017-02-08. Diakses tanggal 2020-03-25.
- ^ a b c Shafiei, Fourutan T.; Lopez, Javier (17 Agustus 2019). Bupivacaine. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing. PMID 30422478.
- ^ PubChem. "Bupivacaine". pubchem.ncbi.nlm.nih.gov (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2020-03-25.