Basuki Tjahaja Purnama

politisi Indonesia
Revisi sejak 1 September 2008 12.23 oleh Zengcdt (bicara | kontrib)

Ir. Basuki Tjahaja Purnama, M.M. (lahir di Manggar, Belitung Timur, 29 Juni 1966) adalah etnis Tionghoa pertama yang mampu menjadi Bupati Kabupaten Belitung Timur. Ahok, demikian ia biasa disapa, memang dikenal memiliki keinginan kuat dan kepedulian besar terhadap kesejahteraan rakyat. Masyarakat di provinsi Bangka-Belitung menyapa beliau dengan panggilan "Koh Ahok".


Meskipun sebagai Warga Negara Indonesia (WNI) keturunan Tionghoa (berdialek Hakka/Kejia), semangat nasionalismenya tumbuh seiring didikan keluarga yang ditanamkan sejak kecil. Tidak heran bila teman-teman terdekatnya menjuluki “Dobel Minoritas”, karena sebagian waktunya banyak difokuskan untuk membela kepentingan rakyat. Pria beragama Kristen Protestan yang memiliki nama Tionghoa, Zhong Wan Xie ini memiliki seorang istri bernama Veronica ST dan dikaruniai 3 orang putra-putri bernama Nicholas, Nathania dan Daud Albeenner.


PENDIDIKAN DAN DUNIA BISNIS

Ahok melewatkan pendidikan dasar dan menengah pertama di Gantung, Kabupaten Belitung Timur. Melanjutkan Sekolah Menengah Atas (SMU) dan perguruan tinggi di Jakarta dengan memilih Fakultas Teknologi Mineral jurusan Teknik Geologi Universitas Trisakti. Setelah menamatkan pendidikannya dan mendapat gelar Sarjana Teknik Geologi (Insiyur Geologi) pada tahun 1989, Basuki pulang kampung–menetap di Belitung dan mendirikan perusahaan CV. Panda yang bergerak dibidang kontraktor pertambangan PT Timah.


Menggeluti dunia kontraktor selama dua tahun, Ahok menyadari betul hal ini tidak akan mampu mewujudkan visi pembangunan yang ia miliki, karena untuk menjadi pengelolah mineral selain diperlukan modal (investor) juga dibutuhkan manajemen yang profesional.


Untuk itu Ahok memutuskan kuliah S-2 dan mengambil bidang manajemen keuangan di Sekolah Tinggi Manajemen Prasetiya Mulya Jakarta. Mendapat gelar Master in Bussiness Administrasi (MBA) atau Magister Manajemen (MM) membawa Basuki diterima kerja di PT Simaxindo Primadaya di Jakarta, yaitu perusahaan yang bergerak dibidang kontraktor pembangunan pembangkit listrik sebagai staf direksi bidang analisa biaya dan keuangan proyek. Karena ingin konsentrasi pekerjaan di Belitung, pada tahun 1995 Ahok memutuskan untuk berhenti bekerja dan pulang ke kampung halamannya.


Perlu diketahui, tahun 1992 Ahok mendirikan PT Nurindra Ekapersada sebagai persiapan membangun pabrik Gravel Pack Sand (GPS) pada tahun 1995. Bagi Ahok, pabrik yang berlokasi di Dusun Burung Mandi, Desa mengkubang, Kecamatan Manggar, Belitung Timur ini diharapkan dapat menjadi proyek percontohan bagaimana mensejahterakan stakeholder (pemegang saham, karyawan, dan rakyat) dan juga diharapkan dapat memberikan konstribusi bagi Pendapatan Asli Daerah Belitung Timur dengan memberdayakan sumber daya mineral yang terbatas. Di sisi lain diyakini PT Nurindra Ekapersada memikili visi untuk menghasilkan sumber daya manusia yang tangguh.


Berangkat dari visi seperti itulah pada tahun 1994, Basuki didukung oleh seorang tokoh pejuang kemerdekaan Bapak alm Wasidewo untuk memulai pembangunan pabrik pengolahan pasir kwarsa pertama di Pulau Belitung dengan memamfaatkan teknologi Amerika dan Jerman. Pembangunan pabrik ini diharapkan juga memberikan harapan besar menjadi cikal bakal tumbuhnya suatu kawasan industri dan pelabuhan samudra dengan nama KIAK (Kawasan Industri Air Kelik).


PERJUANGAN POLITIK

Sukses menjadi pengusaha, tak lantas membuat Ahok puas akan kariernya. Di era reformasi tepatnya tahun 2004 ia tertarik terjun kedunia politik dan bergabung dibawah bendera Partai PIB sebagai ketua DPC Partai PIB Kabupaten Belitung Timur. Pada pemilu 2004 ia mencalonkan diri sebagai anggota legislatif dan terpilih menjadi anggota DPRD Kabupaten Belitung Timur periode 2004-2009. Masuknya Ahok ke dunia politik didasari oleh pesan sang ayah (Zhong Kim Nam) yang pernah berkata “Kamu cocoknya jadi pejabat. Karena pengusaha mau pikirkan rakyat banyak, itu tidak mungkin,” demikian pesan ayahnya. Ahok lalu mengikuti saran ayahnya, ia pun kemudian masuk DPRD melalui Partai Perhimpunan Indonesia Baru (PPIB).


Tidak hanya berhenti disitu, pada Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Kabupaten Belitung Timur Tahun 2005, Basuki berpasangan dengan Kahirul Effendi, BSc dari Partai PNBK ikut dalam Balon Bupati-Wakil Bupati Belitung Timur periode 2005-2010. Dengan mengantongi suara 37,13 persen mengantarkan pasangan ini menjadi Bupati dan Wakil Bupati Kabupaten Belitung Timur definitif pertama.


Perlu diketahui, selain menjadi pengusaha, Ahok juga merupakan pengurus beberapa yayasan sosial dan keagamaan di Jakarta sejak tahun 1993 sampai dengan 2004.


Di pilkada Gubernur Babel tahun 2007, Ahok mengambil bagian menjadi kandidat calon Gubernur. Mantan Presiden KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur) mendukung Basuki T Purnama (Ahok) menjadi Gubernur Bangka Belitung. Dukungan Gus Dur itu diperlihatkan saat menjadi juru kampanye (jurkam) cagub-cawagub Basuki T Purnama-Eko Cahyono, dalam kampanye yang dihadiri sekitar 1.500 orang di lapangan parkir Gedung Nasional Tanjungpandan, Belitung, Selasa (13/2/2007).


Ketika tampil menyampaikan orasinya, Gus Dur yang tampil sekitar 15 menit itu menilai Ahok cukup tepat memimpin Provinsi Kepulauan Bangka Belitung. Menurut Gus Dur, cagub keturunan etnis Tionghoa itu memiliki program strategis yang cukup bagus dengan membebaskan biaya pendidikan dan kesehatan, jika ia terpilih menjadi gubernur Bangka Belitung. Masalah pendidikan dan kesehatan sangat penting dalam mencapai tujuan pembangunan. "Ahok sudah melaksanakan program terbaik ketika mempin Kabupaten Belitung Timur dengan membebaskan biaya kesehatan kepada seluruh warganya," ujar Gus Dur.


PENGHARGAAN

Gerakan Tiga Pilar Kemitraan, yang terdiri dari Masyarakat Transparansi Indonesia, KADIN dan Kementerian Negara Pemberdayaan Aparatur Negara, Kamis (1/2/2007), memberikan penganugerahan kepada para pribadi yang memberikan sumbangan terhadap upaya memberantas korupsi. Mereka adalah mantan guru SMPN 56 Jakarta Nurlaila dan Bupati Belitung Timur Basuki T Purnama (Ahok).


Ahok dinilai berhasil menekan semangat korupsi pejabat pemerintah daerah. Ini ditandai dengan penyelenggaraan pelayanan kesehatan dan pendidikan gratis bagi masyarakat Belitung Timur. Ahok mengalihkan tunjangan bagi pejabat pemerintah untuk kepentingan rakyat. Gerakan Tiga Pilar Kemitraan adalah kemitraan antara unsur pemerintah, dunia usaha dan masyarakat madani. Gerakan ini berdiri sejak tahun 2002 yang memiliki tujuan memberantas korupsi di Indonesia. Gerakan Tiga Pilar memiliki slogan "BERSIH, TRANSPARAN dan PROFESIONAL" (BTP).


Kejujuran dan ketulusannya dalam mengabdikan diri untuk kesejahteraan rakyat dan Republik Indonesia juga menghantarkan Ahok menjadi salah seorang dari 10 tokoh yang mengubah Indonesia oleh Majalah TEMPO.