Onolalu, Nias Selatan
Onolalu merupakan salah satu Kecamatan yang baru lahir di Kabupaten Nias Selatan, Sumatra Utara, Indonesia. Sebelumnya Kecamatan Onolalu termasuk dalam distrik kecamatan Telukdalam, Nias Selatan.
Onolalu | |||||
---|---|---|---|---|---|
Negara | Indonesia | ||||
Provinsi | Sumatra Utara | ||||
Kabupaten | Nias Selatan | ||||
Pemerintahan | |||||
• Camat | Darnis Harita | ||||
Kode pos | 22869 | ||||
Kode Kemendagri | 12.14.33 | ||||
Kode BPS | 1214036 | ||||
Luas | 25,37km² | ||||
Kepadatan | 4.983 jiwa/km² | ||||
Desa/kelurahan | 10 Desa | ||||
|
Latar Belakang
Nama Onolalu dapat merujuk ke dua hal yaitu Öri Onolalu dan Kecamatan Onolalu, kedua hal ini merujuk pada satu pembahasan yaitu Onolalu. Öri Onolalu merupakan nama dari perbatasan wilayah sebuah Klan di nias sebelum adanya pemerintahan dan dipimpin oleh seorang Tuhenöri sedangkan Kecamatan masih perbatasan wilayah namun dalam sistem aturan pemerintahan yang dipimpin oleh seorang camat.
Sistem Öri masih diberlakukan sampai sekarang untuk aturan adat setempat. contoh Öri lain yang berdekatan dengan Öri Onolalu adalah Öri To'ene Asi, Öri Maniamölö dan Öri Mazinö yang sekarang juga termasuk dalam pembagian wilayah kecamatan masing-masing.
Sejarah
Asal Usul
Banyak versi cerita tentang sejarah asal usul Suku Nias, seberapa versi cerita tersebut hanya terdapat perbedaan di sisi nama tokoh dan akhir cerita selalu merujuk pada satu alur. Asal-usul Suku Nias tidak pernah lepas dari legenda dan mitos dari rakyatnya, dan sebagian besar mempercayai akan hal ini.
Salah satu syair “hoho” dalam masyarakat Nias di bagian Selatan adalah kisah Salawa Hölia (Penguasa Bumi), yaitu suatu kisah yang menceritakan asal muasal orang Nias dari seorang Penguasa Bumi di Teteholi Ana’a (suatu tempat di negeri kayangan). Salah satu bait syairnya, sebagai berikut:
Idada raya Hia,
Idada löu Gözö,
Idada Ho ba Ndroi Gidö,
Ya’ia börö zanatulö!
Artinya:
Diturunkannya Hia di bagian selatan,
Diturunkannya Gözö di bagian utara,
Diturunkannya Ho di sungai Gidö,
Dialah sumber pendamai!
Selanjutnya, menurut legenda yang berkembang di Nias bagian Selatan ada 3 (tiga) orang laki-laki keturunan Ho (Ho adalah salah satu anak dari Hia) dari Nias Tengah meninggalkan orang tuanya dan pergi berkelana ke arah Selatan [1]. Ketiga sosok tersebut merupakan pendiri desa-desa tertua dan cikal bakal marga-marga besar di Nias Selatan. Keturunan Zinö menetap di daerah sebelah timur laut Teluk Dalam yang nantinya berkembang menjadi Öri Mazinö disebut juga “Tanah Zinö”. Keturunan Lalu menetap di daerah sebelah utara Teluk Dalam yang kelak menjadi Öri Onolalu yang disebut “Tanah Lalu”. Keturunan Mölö menetap di daerah sebelah barat Teluk Dalam yang dikenal sebagai Öri Maenamölö atau disebut “Tanah Mölö”.
Yang kemudian Lalu merupakan kakek moyang dari Öri Onolalu yang sekarang merupakan Kecamatan Onolalu. Marga yang paling fenomenal disini adalah Bago dan Harita [?]. Sedangkan marga yang lain merupakan marga pendatang dari Öri lain yang menetap di Onolalu.[?]
Pemekaran
Kecamatan Onolalu yang sebelumnya adalah Kecamatan Telukdalam yang terdiri dari 4 Desa Induk yaitu Hilimondregeraya, Hilinamöza'ua, Hilifalagö dan Hilifarono. Sesuai persyaratan dari pemerintah tentang pemekaran sebuah kecamatan, maka desa-desa Induk yang besar kini dibagi menjadi beberapa desa lagi hingga sekarang terdapat 10 desa di kecamatan Onolalu, berikut perinciannya[2]:
- Hilimondregeraya Semula wilayah Kec. Teluk Dalam sesuai Perda No 3/2015.
- Hilinamözaua Semula wilayah Kec. Teluk Dalam sesuai Perda No 3/2015.
- Hilifalagö Semula wilayah Kec. Teluk Dalam sesuai Perda No 3/2015.
- Hilifarono Semula wilayah Kec. Teluk Dalam sesuai Perda No 3/2015.
- Hilionaha Semula wilayah Kec. Teluk Dalam sesuai Perda No 3/2015.
- Hilikara Pemekaran sebagian Desa Hilimondregeraya, Perda No. 7/2012, (Semula wilayah Kec. Teluk Dalam sesuai Perda No 3/2015).
- Hilialitö Saua Pemekaran sebagian Desa Hilinamözaua, Perda No. 7/2012, (Semula wilayah Kec. Teluk Dalam sesuai Perda No 3/2015).
- Hilinamözaua Raya Pemekaran sebagian Desa Hilinamözaua, Perda No. 7/2012, (Semula wilayah Kec. Teluk Dalam sesuai Perda No 3/2015).
- Hilifalago Raya Pemekaran sebagian Desa Hilifalagö, Perda No. 7/2012, (Semula wilayah Kec. Teluk Dalam sesuai Perda No 3/2015).
- Hilisanekhehosi Pemekaran sebagian Desa Hilimondregeraya, Perda No. 7/2012, (Semula wilayah Kec. Teluk Dalam sesuai Perda No 3/2015).
Dasar hukum pemekaran Kecamatan Onolalu sebagian wilayah Kecamatan Teluk Dalam sesuai Perda No. 3/2015, dan Nomor Register Perda Kabupaten Nias Selatan Provinsi Sumatera Utara Nomor 5 Tahun 2015. Sebelumnya Desa Hili'amuri sempat jadi bagian wilayah Kecamatan Onolalu saat pemekaran, namun sebagian penduduk desa menolak karena jarak desa ke ibukota kecamatan terlalu jauh sementara Telukdalam lebih dekat. Alasan kedua karena Desa Hili'amuri memang bukan bagian wilayah dari Öri Onolalu jika ditinjau dari sejarah hingga penduduknya menolak bergabung.
Geografis
Secara geografis Kecamatan Onolalu terletak pada koordinat 0°38′26″N 97°49′06″E / 0.64056°N 97.81833°E; pada ketinggian 10-90 meter diatas permukaan laut; dengan luas wilayah 25,37 km² dan berbatasan langsung dengan:
- Kecamatan Mazinö disebelah Utara,
- Kecamatan Telukdalam disebelah Selatan,
- Kecamatan Fanayama disebelah Barat, dan
- Kecamatan Toma disebelah Timur.
Bentang Alam
Kecamatan Onolalu merupakan daerah berbukit-bukit yang diairi oleh sungai Sa'ua sekaligus menjadi pemisah antara 4 perkampungan induk yaitu Hilimondregeraya dan Hilinamözaua di sebelah Barat sementara Hilifalagö dan Hilifarono disebelah Timur. Sungai Sa'ua mengalir dari mata air pegunungan Utara di Mazinö dan bermuara ke Selatan di Desa Bawödobara dan Ganöwö Saua, Kecamatan Telukdalam[3].
Sesuai data Stasiun Meteorologi Binaka Gunungsitoli, jumlah hujan per hari dari rata rata-rata perbulan sebanyak 23 kali dan curah hujan dari rata-rata perbulannya 489,4 mm. Ini dikarenakan setiap desa di Onolalu dibangun pada ketinggian 30 s.d 50 meter diatas permukaan laut[4].
Posisi Metropolitan
Berdasarkan hasil perundingan dan kesepakatan bersama antar desa, Kecamatan Onolalu beribukotakan di Hilinamözaua dikarenakan jarak ini merupakan pertengahan antar semua desa. Dan Jarak kantor Camat ke kantor Bupati Nias Selatan dapat ditempuh dengan 12,75 km perjalanan lewat jalur Hilionaha.
Jarak dari kantor kepala desa ke kantor camat dari beberapa desa induk adalah Hilifarono berjarak 5 km ke kantor camat lewat jalur Hilifalagö, sementara Hilifalagö dan Hilimondregeraya berjarak 2 km ke kantor camat di Hilinamözaua.
Pemerintahan
Kecamatan Onolalu per 2020 telah melakukan 4 kali pergantian camat. Berikut ini daftar camat dan mantan Camat Onolalu dari awal pemekaran sampai sekarang[5]:
- Satu Hati Duha, Menjabat pada Tahun 2014-2017.
- Sisofönada Duha, Menjabat pada Tahun 2017-2018.
- Tahonogö Löi, Menjabat pada Tahun 2018.
- Darnis Harita, Menjabat dari Tahun 2019 sampai sekarang.
Jumlah perangkat desa Kecamatan Onolalu yang dihitung dari total semua desa, Pjs. Kepala Desa Masing-masing satu orang total semua 10 orang sama dengan total Sekdes 10 orang, sekretariat total 24 orang dan BPD sebanyak 83 orang dari total sepuluh desa, Pelaksana teknis 51 orang, Pelaksana kewilayahan 30 orang dan pegawai desa lainnya 20 orang dari total keseluruhan desa[6].
Budaya dan Pariwisata
Kekayaan budaya Nias kerap terasosiasi dengan atraksi lompat batu. Sajian media hampir selalu mengarah ke desa Bawömataluo atau Hilisimaetanö. Namun, kekayaan budaya Nias tak hanya tersimpan di sana. Desa Hilimondregeraya salah satunya dan tiga desa induk lain, merupakan salah satu dari desa di Kecamatan Onolalu yang masih mempertahankan adat dan budayanya[7].
Suku dan Etnis
Kecamatan Onolalu hampir seluruh penduduknya adalah Suku Nias dan selebihnya merupakan pendatang dari suku lain misalnya suku Batak dan Minang yang menikah atau pindah karena pekerjaan. Onolalu kerap disebut-sebut dalam sejarah sebagai dari Etnis Melayu Tua, ...
Spot Wisata
Jauh sebelumnya di Kecamatan Onolalu terdapat tiga rumah adat besar atau Omo Sebua, di Desa Hilimondregeraya adalah yang masih berdiri kokoh sampai sekarang. sementara Desa Hilifalagö dan Desa Hilinamözaua, telah hancur semua termakan usia dan kurangnya perawatan. Bukan hanya itu, beberapa spot lain yang bisa dijadikan wisata dan hiburan untuk memanjakan mata anda ketika berkunjung kesini[7].
Hilimondregeraya
Hilimondregeraya adalah salah satu desa tradisional terbesar di Nias Selatan yang lebih tua dibandingkan dengan Bawömataluo. Hanya karena Bawömataluo lebih terkenal, pembangunan dan transportasi ke desa tersebut lebih diutamakan. Disini terdapat 130 rumah adat tradisional yang masih kokoh[8], jarak desa ini sekitar 8 km dari Telukdalam, ibu kota kabupaten Nias Selatan. Kebijaksanaan otonomi daerah membuatnya ada dalam wilayah Kecamatan Onolalu, berbatasan dengan dua desa hasil pemekaran, Hilikara dan Hilisanekhehösi[7].
Berikut beberapa spot dan atraksi wisata di desa induk Hilimondregeraya:
- Rumah adat besar atau Omo Sebua.
- Kebersihan desa dan jejeran barisan rumah adat warga yang masih dipertahankan.
- Pemandian umum atau Hele.
- Batu-batu Megalitik,
- Sungai Mbaw̃a Mbaho.
- Atraksi Lompat batu, Mogaele dan tarian lainnya.
Hilinamözaua
Ialah termasuk salah satu desa terbesar di Nias Selatan dan pertama di Kecamatan Onolalu, yang berada tidak jauh dari Desa Hilimondregeraya dengan 75 buah lebih rumah adat tradisional yang masih berdiri kokoh. Ora Batu atau Tangga Batu merupakan batu megalitik yang menjadi ikonik Desa Hilinamözaua[7].
Hilifalagö
Hilifalagö village merupakan desa terkecil kedua setelah Desa Hilifarono di kecamatan Onolalu. Disini terdapat beberapa rumah adat tradisional yang sebagian bangunan terbuat dari beton, artinya bagian bawah bangunan menggunakan beton bukan kayu lagi agar lebih tahan terhadapnya bencana.[7].
Hilifarono
Hilifarono merupakan satu-satunya Desa terkecil di Kecamatan Onolalu yang tidak lagi membudidayakan kebudayaan tarian (Mogaele dan Moluaya) dan pariwisatanya atau istilah lain kehilangan budaya karena Pengaruh budaya luar, Kurangnya keinginan para generasi muda untuk belajar dan meneruskan budayanya, Kurangnya bahkan tidak ada lagi para petua yang bisa mengajari generasinya dalam istilah adat-adat karena meninggal dan faktor usia.
Maka bukan berarti hukum adat tidak ada disini, yang dimaksud adalah budaya semacam atraksi seni tidak bisa lagi dipertunjukkan di desa ini. Namun ketika hendak mau kesini kemungkinan kamu masih bisa meminta warga untuk melakukan atraksi Lompat Batu.
Kuliner
Cinderamata
Fasilitas dan Sosial
Prasarana
Hampir seluruh jalan menuju desa-desa di kecamatan Onolalu telah diperbaiki dan memadai. Terdapat 16,70 km jalan yang teraspal, 2,50 km yang belum teraspal dan 5,30 yang belum diperkeras (non paved) dari total panjang jalan 24,50 km. Hingga tahun 2018 mengalami kemajuan daerah yang teraspal sekitar 24,50 km dari total panjang jalan kecamatan, sementara beberapa desa tertentu masing-masing telah disemen tanpa teraspal[9].
Sarana Pendidikan
Selain itu terdapat juga 12 bagunan untuk fasilitas pendidikan dari SD sampai SMA/K (SD terdapat 7 bagunan dari total murid ±779 orang, SMP terdapat 3 bagunan dari total murid ±284 orang dan SMK/SMA terdapat 2 bagunan dari total murid 53/71 orang) dari total ruangan kelas 76 ruangan[10].
Sarana Medis
Sarana Ibadah
Karena 99,9% Penduduk nya beragama Kristen, maka terdapat 33 tempat ibadah untuk agama Kristen Protestan dan 10 tempat ibadah untuk agama Kristen Katholik. Disini tidak ditemukan tempat ibadah agama lain seperti Musholla, Masjid atau Vihara selain yg disebut diatas.
Sarana Pendukung Lainnya
Untuk masalah listrik PLN dan Jaringan Telepon, Internet, Sinyal TV dan Radio sudah bisa diakses disemua desa berdasarkan program Presiden Jokowi pada tahun 2017 lalu tentang “Program Listrik Masuk Desa”[11] dan Jaringan yang bisa diakses hanya Operator Telkomsel berkekuatan sinyal H+ s/d 3G dan di desa tertentu seperti Desa Hilionaha sudah bisa menikmati kecepatan jaringan 4G disini.
Mata Pencaharian
Dari laporan statistik pertanian tanaman pangan dan penggunaan lahan tahun 2016-2018 penduduk setempat telah memanfaatkan 131,0 hektar tanah dari total luas kecamatan Onolalu untuk bercocok tanam terutama dalam bidang ladang padi dan perkebunan karet. Beberapa hasil panen masyarakat Onolalu seperti Jagung, Kedelai, Talas, Kacang hijau, Ubi kayu, Ubi jalar, Bawang, Cabai, Bayam, Kacang panjang, Kangkung, Terong, Ketimun, dll. Tanaman produksi seperti Karet, Kelapa, Pisang dan Kakao. Sedangman Babi, Kambing, Ayam kampung, Ayam pedaging, Itik dan Bebek termasuk budidaya ikan pada kolam (fresh water pond) adalah ternak yang paling banyak dipelihara dan diproduksi setiap tahunnya[12].
Pranala Luar
Lihat Pula
Referensi
- ^ http://wawanhalawa.blogspot.com/2011/09/sejarah-marga-halawa.html?
- ^ Sumber data: http://www.jdih.kpu.go.id
- ^ Artikel, Jalan Nasional Dekat Jembatan Sa'ua Nisel Amblas Tanpa Penanganan – ASARPUA: https://asarpua.com/jalan-nasional-dekat-jembatan-saua-nisel-amblas-tanpa-penanganan
- ^ Sumber data: Badan Pusat Statistik Kabupaten Nisel, Podes 2018
- ^ Sumber data: Kantor Camat Onolalu
- ^ Sumber data: Badan Pusat Statistik Kabupaten Nisel 2018
- ^ a b c d e Artikel, Hilimondregeraya Simpan Pesona Budaya Nias - Kabar Nias: https://kabarnias.com/kabar-dari-nias/nias-selatan/hilimondregeraya-simpan-pesona-budaya-nias-4646
- ^ Artikel, Nias Heritage Museum – Cultural Sites – South: https://museum-nias.org/en/cultural-sites-south/
- ^ Sumber data: Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Nisel 2017
- ^ Dukumen PDF, Kecamatan Onolalu dalam Angka 2019, Hal. 29-33: https://niasselatan.bps.go.id
- ^ Artikel, 3 Tahun Jokowi-JK: Terang desa terhambat di 35.000 MW | merdeka.com: https://m.merdeka.com/uang/3-tahun-jokowi-jk-terang-desa-terhambat-di-35000-mw.html
- ^ Sumber data: Dinas Pertanian dan Kehutanan Kabupaten Nias Selatan