Stasiun Merakurak

stasiun kereta api di Indonesia

Stasiun Merakurak (MKR) adalah stasiun kereta api nonaktif yang terletak di Sambonggede, Merakurak, Tuban. Stasiun ini dahulu merupakan stasiun paling ujung (terminus) serta paling utara dari jalur kereta api Merakurak–Babat, serta merupakan stasiun kereta api paling utara di Kabupaten Tuban. Stasiun ini kini termasuk dalam Wilayah Aset VIII Surabaya.

Stasiun Merakurak
Merakurak
Stasiun Merakurak
Lokasi
Koordinat6°52′48.162″S 111°59′8.830″E / 6.88004500°S 111.98578611°E / -6.88004500; 111.98578611
Operator
Letak
km ? lintas BabatTubanMerakurak[1]
Layanan-
Konstruksi
Jenis strukturAtas tanah
Informasi lain
Kode stasiun
Sejarah
Dibuka1 Agustus 1920
DitutupAgustus 1942
Nama sebelumnyaMerak-Oerak
Lokasi pada peta
Peta
Sunting kotak info
Sunting kotak info • L • B
Info templat
Bantuan penggunaan templat ini
Tampak samping jembatan kereta api di sebelah timur Stasiun Merakurak.

Stasiun ini dulunya dilengkapi dengan rumah persinyalan, dan rumah dinas. Namun, untuk rumah persinyalannya kini sudah tinggal puing reruntuhannya saja. Sedangkan untuk rumah dinasnya masih berdiri kokoh. Selain itu, di sebelah timur stasiun juga masih terdapat bekas jembatan kereta api yang kini dimanfaatkan warga untuk menyeberangi sungai.

Stasiun ini memiliki letak yang strategis, karena berdekatan dengan pasar, bendungan, kantor kecamatan dan mudah dijangkau masyarakat. Stasiun ini berada beralamatkan di Jalan Pemuda, Kecamatan Merakurak tepatnya diseberang Puskesmas Merakurak.

Sejarah

Stasiun ini diresmikan penggunaannya oleh Nederlandsch-Indische Spoorweg Maatschappij bersamaan dengan selesainya jalur kereta api Merakurak–Babat pada tanggal 1 Agustus 1920.[3][4][5] Stasiun ini unik, karena menjadi bagian dari jalur kereta api yang belum selesai dikerjakan. Dahulu NIS pernah membuat masterplan untuk membangun jalur kereta api dari Babat menuju Tuban dan berakhir di Jenu. Namun, realitanya NIS hanya mampu membangunnya sampai Merakurak saja.

Segmen Merakurak–Tuban digadang-gadang sebagai segmen termuda dari segmen lainnya di Jalur kereta api Merakurak–Babat. Segmen ini hanya bertahan 15 tahun saja sejak dibuka dan per 1 November 1935, Segmen Merakurak–Tuban telah resmi ditutup. NIS menganggap bahwa Segmen Merakurak–Tuban ini tidak pernah menghasilkan keuntungan.[6][7] Meskipun demikian, NIS masih menaruh harapan untuk dapat membuka dan mengoperasikan segmen ini lagi di kemudian hari.[8] Sedangkan jalur kereta dari Stasiun Tuban menuju Stasiun Babat masih bisa bertahan hingga tahun 1990.

Bangunan Stasiun Merakurak yang ada saat ini bukanlah bangunan aslinya, karena telah dirombak dan pernah dipergunakan sebagai markas Koramil 0811/04 Merakurak. Kini aset stasiun sepenuhnya dikuasai oleh PT Kereta Api Indonesia.

Reaktivasi

Berdasarkan Perpres No. 80 Tahun 2019, Jalur kereta api Merakurak–Babat rencananya akan diaktifkan kembali guna mendukung pemerataan dan percepatan pembangunan di sekitar wilayah Gerbangkertosusila (Gresik, Bangkalan, Mojokerto, Surabaya, Sidoarjo, dan Lamongan).[9] Selain itu, rencana reaktivasi jalur ini juga tercantum dalam Rencana Induk Perkeretaapian Nasional tahun 2018.[10]

Galeri

Referensi

  1. ^ Subdit Jalan Rel dan Jembatan (2004). Buku Jarak Antarstasiun dan Perhentian. Bandung: PT Kereta Api (Persero). 
  2. ^ Buku Informasi Direktorat Jenderal Perkeretaapian 2014 (PDF). Jakarta: Direktorat Jenderal Perkeretaapian, Kementerian Perhubungan Indonesia. Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 1 Januari 2020. 
  3. ^ Reitsma, S. A. (1920). Indische spoorweg-politiek. Landsdrukkerij. 
  4. ^ Teeuwen, Dirk. "Trains in Dutch East-Indies[1], a fascination.pdf" (PDF). www.indonesia-dutchcolonialheritage.nl. Diakses tanggal 2018-09-03. 
  5. ^ Arsip Nasional RI (1977). Memori Serah Jabatan, 1921-1930: Jawa Tengah. Jakarta: Arsip Nasional RI. hlm. 85. 
  6. ^ Kesalahan pengutipan: Tag <ref> tidak sah; tidak ditemukan teks untuk ref bernama :3 Desember 1935
  7. ^ Kesalahan pengutipan: Tag <ref> tidak sah; tidak ditemukan teks untuk ref bernama :26 Mei 1936
  8. ^ "Wijzigingen der Spoor- en Tramwegen in Nederlandsch-Indie tijdens het bestaan van Spoor- en Tramwegen". Spoor- en Tramwegen. Den Haag: Moorman' Periodieke Pers N.V. 18 Desember 1939. Diakses tanggal 5 April 2020. 
  9. ^ Lampiran Peraturan Presiden Republik Indonesia No. 80 Tahun 2019 Tentang Percepatan Pembangunan Ekonomi di Kawasan Gresik – Bangkalan – Mojokerto, Surabaya – Sidoarjo – Lamongan, Kawasan Bromo - Tengger - Semeru, Serta Kawasan Selingkar Wilis dan Lintas Selatan
  10. ^ Rencana Induk Perkeretaapian Nasional 2018 (PDF). Direktorat Jenderal Perkeretaapian, Kementerian Perhubungan. 2018. 
Stasiun sebelumnya     Lintas Kereta Api Indonesia   Stasiun berikutnya
Terminus Templat:KAI lines