Anwar Ibrahim

Perdana Menteri ke-10 Malaysia
Revisi sejak 26 September 2008 11.59 oleh VolkovBot (bicara | kontrib) (bot Menambah: ar:أنور إبراهيم)

Anwar Ibrahim (lahir di Sungai Bakap, Seberang Perai Selatan, Pulau Pinang pada 10 Agustus 1947) adalah mantan Wakil Perdana Menteri Malaysia (1993-1998). Pada tahun 1999, dalam persidangan yang kontroversial ia divonis hukuman enam tahun penjara untuk tuduhan korupsi dan setahun kemudian mendapatkan tambahan vonis sembilan tahun penjara untuk tuduhan sodomi. Mahkamah Federal Malaysia kemudian membatalkan tuduhan sodomi dan Anwar dibebaskan dari penjara pada tahun 2004. Pada Juli 2008 ia kembali ditangkap dengan tuduhan sodomi terhadap seorang asisten pribadinya.

Berkas:Anwar Ibrahim-edited.jpg
Anwar Ibrahim

Pendidikan

Ia bersekolah di Sek Melayu Sungai Bakap, Sek Melayu Cherok Tokun dan Sek Ren Stowell, Bukit Mertajam. Setelah berhasil lulus dari SD dengat nilai yang yang sangat bagus, Anwar dterpilih untuk melanjutkan ke Maktab Melayu Kuala Kangsar (MCKK) di Tingkatan Satu pada tahun 1960 dan menjadi sebagai Ketua Pelajar di sana.

Anwar melanjutkan pendidikan tinggi di Universitas Malaya pada tahun 1967 dan menjabat sebagai Presiden Pesatuan Kebangsaan Pelajar Islam Malaysia (PKPIM) dan Presiden Kesatuan Bahasa Melayu pada tahun 1968 selama masa kuliah.

Karir politik di dalam dan luar negeri

Anwar Ibrahim telah berperan dalam menjaga hak dan kepentingan orang Melayu dan umat Islam ketika terjadinya Peristiwa 13 Mei 1969 di Malaysia dan bekerjasama Mahathir Mohammad yang 21 tahun lebih tua darinya, menentang Perdana Menteri Tunku Abdul Rahman.

Pada tahun 1971 Anwar menerima Ijazah Sarjana Muda di bidang Sastra dari Universiti Malaya.

Ketika di universitas, Anwar Ibrahim dikenal sebagai pemimpin gerakan pelajar yang memperjuangkan keadilan sosial dalam masyarakat Malaysia ketika itu juga dikenal sebagai pemimpin yang militan.

Pada tahun 1971, Anwar Ibrahim membentuk Angkatan Belia Islam Malaysia dan menjadi presiden organisasi itu hingga tahun 1982. Selain itu beliau aktif dalam kegiatan organisasi non-pemerintah termasuk Majlis Belia Malaysia.

Dalam keadaan krisis ekonomi di negerinya tahun 1970-an dan jatuhnya harga karet yang merupakan tulang punggung ekonomi Malaysia saat itu, ketara Anwar Ibrahim meneriakkan isu kemiskinan dan memimpin demonstrasi anti-kemiskinan di Baling dalam tahun 1974 yang menyebabkannya ditahan dibawah ISA selama dua tahun.

Ketika mendirikan dan membesarkan ABIM telah memiliki anggota sebanyak 50.000 orang, yang kedua terbanyak setelah Pemuda UMNO.

Kepimpinan dan kecendekiawannya telah diakui di tingkat internasional sehingga menerima anugerah Medali Ulama Eqbal Seratus Tahun dari Presiden Pakistan Zia Ul- Haq pada tahun 1970 dan mendapat penghormatan menjadi Anggota Kelompok Penasehat Muda PBB pada tahun 1973.

Organisasi ini muncul menjadi organisasi yang kemudian populer karena sikapnya menentang ketidakadilan dalam negeri dan juga di dunia Internasional. Beliau telah menunjukkan sifat kepimpinannya dengan menyatukan penduduk Malaysia yang multietnis dan pluralis dengan menjadi Pengurus Jawatankuasa Penyelaras Akta Pertubuhan 1981 untuk menentang Akta Pindaan Pertubuhan 1981 yang dianggap menimbulkan ketidakadilan yang melanggar pinsip Islam dan demokrasi. Dalam perjalanannya, Anwar telah berhasil menyatukan 48 organisasi dari berbagai aliran dan bangsa seperti Persatuan Pertubuhan Malaysia, Pusat Profesional Malaysia, ALIRAN, Persatuan Penggna Pulau Pinang dan Majlis Peguam Malaysia, sehingga menyebabkan pihak pemerintah mengadakan pembicaraan dengan lembaga tersebut dan mengkaji Akta Pertubuhan tersebut.

Dalam menyikapi perkembangan internasional, beliau menentang invasi Rusia terhadap Afganistan pada tahun 1979 di mana ABIM telah mengadakan demmonstrasi yang dihadiri sejumlah 40.000 orang untuk memnentang invasi mengantar utusan yang diketuai oleh Anwar ke kedutaan Rusia. Utusan itu berhasil meyakinkan pihak kedutaan Rusia akan kesan buruk tindakan Rusia di Afganistan di mata internasional. Duta Rusia itu berjanji untuk membawa surat protes tersebut ke Moskwa dan menginginkan persahabatan dengan pemerintah Malaysia. Beliau juga mengunjungi perbatasan Rusia untuk meninjau situasi di Afganistan dan menyerahkan sebanyak 50.000 ringgit Malaysia kepada pejuang Afganistan, serta bertemu dengan Nasionalis Afganistan di perbatasan seperti Gulbudin Hekmatayar dan Burhanuddin Rabbani, pemimpin Partai Jamiat El-Islami.

Di tingkat internasional Anwar Ibrahim dilantik sebagai Presiden UNESCO (1989-1991) dan menjadi salah seorang pendiri Institut Pemikiran Islam Antarabangsa (IIIT) di Washington.

Tawaran jabatan di pemerintahan

Melihat sepak terjang Anwar Ibrahim baik di dalam maupun di luar negeri. Tun Abdul Razak Dato' Hussein, Perdana Menteri Malaysia kedua menawarkan jabatan untuk mewakili Belia Malaysia (Pemuda Malaysia) dalam Badan Dunia United Nations Council For Youth yang berkantor pusat di Bangkok. Anwar dengan hormat menolak tawaran tersebut.

Begitu juga ketika Dato Mohd Asri Muda menjabat Menteri Pembangunan Luar Kota telah menawarkan jabatan di kementerian beliau, tawaran ini juga telah ditolak oleh Anwar.

Mendirikan lembaga pendidikan bagi bumiputera

Anwar sadar bahwa kelemahan bumiputera pada ketika itu disebabkan oleh peluang untuk melanjutkan ke jenjag pendidikan tinggi amat terbatas. Ia bersama rekan-rekan lain kemudian mendirikan sekolah persendirian (sekolah swasta) di Kuala Lumpur di bawah naungan Yayasan Anda Akedemik. yang bertujuan meningkatkan pendidkan bagi kaum bumiputra.

Keberhasilan Yayasan Anda Akedemik dapat dilihat dari jumlah lulusan dan jumlah pelajarnya yang diterima masuk ke institusi perguruan tinggi. Di mana setiap pelajar Yayasan Anda telah dilatih sendiri oleh Anwar Ibrahim dengan dilengkapi oleh wawasan religius.[butuh rujukan]

Anggota kabinet dan Wakil Perdana Menteri

Ketokohan Anwar Ibrahim menarik perhatian Mahathir Mohammad dan membawanya ke dalam pemerintah. Jabatan politik beliau diawali pada tahun 1982, dipilih sebagai Anggota Parlemen Permatang Pauh dan dilantik sebagai Timbalan Menteri di Jabatan Perdana Menteri (Wakil Menteri didalam kabinet). Anwar Ibrahim menjadi Anggota Jemaah Menteri (Anggota Kabinet) pada tahun 1983 ketika dilantik sebagai Menteri Kebudayaan, Belia dan Sukan. (Menteri Kebudayaan, Pemuda dan Olahraga}. Kemudian menjabat beberapa jabatan kabinet sebelum dilantik sebagai Menteri Keuangan pada bulan Maret 1991.

Peranan penting di dalam pemerintahan Barisan Nasional ialah terbentuknya Bank Islam. Serta diamanahkan untuk menjalankannya. Diaktakan, beliau telah menghabiskan banyak waktu dan menunjukkan komitmen yang tinggi terhadap perkembangan bank ini. Untuk Anwar telah mendapatkan bantuan dan dukungan dari negara-negara Islam lain diantaranya Arab Saudi.

Anwar Ibrahim dilantik sebagai (Wakil Perdana Menteri Malaysia pada bulan November 1993 setelah menjabat Wakil Presiden UMNO pada tahun tersebut.

Konsep kepemimpinan dalam sudut pandang Anwar Ibrahim

Anwar Ibrahim menekankan kepentingan kesahjahteraan manusia dan mewujudkan kaidah-kaidah yang adil dalam proses kepimpinan. Dalam kepimpinan menurut Sdr Anwar Ibrahim ia haruslah peka dan prihatin terhadap suara dan aspirasi rakyat serta merumuskan cara dan pendekatan yang melibatkan rakyat. Beliau menekankan dan mementingkan konsep syura' (musyawarah) dalam Islam dan Demokrasi Penyertaan. Bagi Anwar, pemimpin bertanggungjawab untuk membentuk kehidupan yang lebih bermakna dan adil.

Dalam aspek kekuasaan, Anwar berpendapat kekuasaan yang dimiliki oleh pemimpin adalah elemen penting dalam usaha untuk membuat sesuatu. Sekalipun orang itu mempunyai ide dan wacana yang baik tetepi jika tidak mempunyai kuasa dan kedudukan akan sulit melaksanakan gagasan tersebut. Dari segi perbandingan kuasa dan ide pula beliau berpendapat ide lebih penting dari kuasa dan kedudukan kerana kuasa ini hanyalah sarana untuk menyalurkan ide tersebut.

Anwar Ibrahim menekankan bahwa pemimpin dan masyarakat haruslah memiliki ilmu dan pengetahuan yang tinggi dan berupaya mempraktekkan ilmu yang baik itu dalam kehidupan. Menurutnya, suatu bangsa itu telah dapat mempengaruhi negara dan bangsa lain yang lebih besar dan kuat kerana pengaruh dan kekuatan ilmu pengetahuan yang dimilikinya.Beliau berpendapat "Ilmu pengetahuan itu harus memberi makna kepada diri manusia dan kemanusiaan".

Dalam usaha menangani perubahan, pemimpin perlu mempunyai kebijaksanaan dalam menyesuaikan diri dengan tuntutan lingkungannya. Bagaimanapun perubahan harus berlandaskan nilai universal yang mutlak yang diakui oleh Islam dan agama lain sebagai baik dan mampu memberi kesahjeteraan kepada manusia.

Selain kegiatannya yang cukup menonjol dalam bidang politik, Anwar banyak membahas berbagai-bagai gagasan termasuk masyarakat madani. Beliau menghasilkan dua buah buku berjudul Menangani Perubahan dan Gelombang Kebangkitan Asia.

Kasus sodomi

Anwar Ibrahim dipecat secara tidak hormat pada 2 September 1998. Karena tuduhan melakukan tindakan yang tidak senonoh (sodomi) yang ditujukan kepadanya. Namun sebagian pengamat internasional mengatakan bahwa tindakan itu karena terjadi perselisihannya dengan Perdana menteri Mahathir Mohammad terutama ketika krisis 1997 melanda kawasan ini. Anwar Ibrahim diakatakan telah mengeritik konsep pembangunan Malaysia dan adanya dugaan korupsi didalam penyelenggaraan negara serta manuver-manuvernya yang dianggap membahayakan pemerintahan Mahathir. Pada saat itu, Malaysia mengalami gelombang gerakan reformasi pada pertengahan 1998, setelah gerakan reformasi di Indonesia yang berujung pada tumbangnya pemerintahan Presiden Soeharto. Penahanan dan Proses pengadilan yang dialami beliau mendapat sorotan dari berbagai kalangan aktivis HAM dan demokrasi baik di dalam negeri maupun internasional, namun tidak mampu mengubah keputusan institusi pengadilan Malaysia yagn menyatakan beliau bersalah dan tetap menjalani hukuman.

Sebagian mencatat bahwa ketika krisis ekonomi mengancam Malaysia pada tahun 1998, Anwar menolak rencana Mahathir untuk melakukan sistem kurs tetap dalam mata uangnya, ringgit agar tidak terimbas krisis, suatu langkah yang sama yang pernah ditawarkan Prof Steve Hanke kepada Presiden Indonesia, Soeharto untuk menerapkan kebijakan kurs tetap. Setelah perselisihan ini dan tuduhan tudahan terhadap Anwar Ibrahim yang berujung diberhentikannya Anwar Ibrahim dari jabatannya, pada pertengahan 1998, Mahathir menerapkan sistem kurs tetap. Posisi Anwar Ibrahim digantikan oleh Abdullah Badawi.

Pada tanggal 2 September 2004, ia dibebaskan oleh Perdana Menteri Abdullah Badawi. Beliau melanjutkan karir politiknya melalui Partai Keadilan dan kelompok oposisi Malaysia dan menyatakan tidak akan bergabung kembali dengan UMNO.

Pada 16 Juli 2008 ia kembali ditangkap dengan tuduhan sodomi terhadap seorang asisten pribadinya, namun dibebaskan sehari kemudian setelah membayar jaminan.

Sumber

Pranala luar