|past_members = Omar (1997-1998)
Kristo Perwira (1997-2000)
Arlonsy Miraldi (1997-2001)
Iman Taufik Rachman (2001-2003)
Bondan Prakoso (1997-2004)
Alm.Ilham Purnama Nurgaha (2006-2013)
Echank (2006-2007)
Anggara Mulia (1997-2004, 2006-2007)
Hendry (2008-2015)
Iqbal Kusuma (2008-2011)
Audio Asyofa (2011-2015)
Fajar (2015-2016) Cornelius Indra (2017-2019)

Funky Kopral
GenrePop, Funk, Funk Rock, Rap Rock Urban Pop
Tahun aktif(1997-2004, 2006-sekarang)
LabelGreenland Indonesia (2013-sekarang)
Nagaswara (2010-2013)
Aquarius Musikindo (2006-2010)
Airo Records (2002-2006)
Universal Music Indonesia (1998-2001)
AnggotaRobby Wibowo (1998-2004, 2006-sekarang)
Coco Layzee (2015-sekarang)
Winsu Pamungkas (2014-sekarang)

Funky Kopral merupakan grup musik Indonesia yang dibentuk pada tanggal 1 Desember 1997 yang awalnya dibentuk dengan formasi pertama yaitu Anggara Mulia (vokal), Bondan Prakoso (bass, vokal), Arlonsy Miraldi (gitar), Kristo Perwira (gitar) dan Robby Wibowo ([drum]]). Namun di tengah perjalanan kariernya, Band yang musiknya terinspirasi dari band Funk Rock asal Amerika yaitu Red Hot Chilli Peppers (RHCP) ini sering mengalami pergantian personel setiap rilis 1 album. Hingga sekarang, grup musik ini beranggotakan Indra (vokal), Robby (drum), Coco (gitar) dan Wisnu (bass). Nama fans pada band ini adalah Funchopat.

Karier

1997 - 1999: Awal Karier, Funchopat & Kristo Perwira Keluar

Funky Kopral mulai didirikan pada tanggal 1 Desember 1997. Pada saat itu, masih dengan formasi awal yaitu Anggara Mulia (vokalis), Bondan Prakoso (bassist, vokalis), Oncy (gitaris), Kristo Perwira (gitaris), Robby (drummer). Band ini juga dianggap sebagai Band Gado-Gado dalam arti Gado-Gado Tapi Jago.

Album pertama band ini berjudul Funchopat yang dirilis pada Desember 1999 di bawah naungan Universal Music Indonesia. Album pertama ini berhasil terjual sekitar 100.000 kopi. Depresi, Cassanova dan Funchopat adalah lagu hits di album ini. Di album ini, musik yang diusung Funky Kopral masih terlihat abu-abu dan belum jelas arahnya, dikarenakan permainannya lebih mengikuti kata hati masing-masing personel. Setelah merilis album ini, Kristo Perwira (gitar) memutuskan hengkang dari band sejak tahun 2000 dan Kristo sebelumnya telah menyelesaikan rekaman untuk album kedua Funky Kopral. Setelah itu Kristo tidak lagi banyak berpartisipasi dalam pembuatan album kedua. Setelah Kristo hengkang, formasi band yang tadinya adalah kuintet (5 orang. Angga,Bondan,Oncy,Kristo dan Robby) berubah menjadi kuartet (4 orang. Angga,Bondan,Oncy dan Robby).

2000 - 2001: Funkadelic Rhythm And Distortion, Arlonsy Miraldi Keluar dan Putus Kontrak dari Universal Music

Album kedua band ini diberi nama Funkadelic Rhythm And Distortion yang dirilis pada November 2000 dan titik pergantian formasi dimulai. Pada album kedua hanya menyisakan 4 anggota yaitu Anggara Mulia (vokalis), Bondan Prakoso (bassist, vokalis), Oncy (gitaris) dan Robby (drummer). Kedewasaan secara musik dari grup ini mulai terlihat dengan aransemen yang lebih fokus daripada album pertama. Pada album tersebut hits single andalannya adalah Bagian Yang Hilang dan Drop Dead Down. Album studio kedua band ini kembali diproduksi oleh Universal Music Indonesia. Meski menimbulkan kontroversi pada video klip Bagian Yang Hilang dan Drop Dead Down, tetapi grup musik ini tetap sukses dengan angka penjualan sekitar 200.000 kopi.

Setahun kemudian, tepatnya tahun 2001 Oncy (gitar) memutuskan untuk keluar dari band ini dikarenakan 2 tahun berikutnya dia menjadi gitaris band Ungu.

Tahun 2002, Funky Kopral memutuskan tidak melanjutkan kontrak dengan Universal Music Indonesia. Kelompok yang dimotori Bondan Prakoso, mantan penyanyi cilik itu mengaku tidak lagi sejalan dengan perusahaan rekaman tersebut. Bahkan, pemain bass ini mengaku sejak lama ketidaksinkronan itu terjadi. "Selama ini ternyata kita nggak nyambung," kata penyanyi yang ketika kecil populer dengan tembang Lumba-Lumba ini. Menurut Bondan, kelompok funk rock yang pernah merebut 3 penghargaan untuk Album, Lagu dan Grup Terbaik dalam Anugerah Musik Indonesia Sharp Award 2001 ini menginginkan Universal serius untuk mempromosikan Funky Kopral kepada publik. Sayangnya, personel grup yang sudah mengeluarkan dua album itu tidak melihat pihak Universal mempromosikan Funky Kopral sesuai keinginan. Saat dikonfirmasi, Universal membantah tuduhan Funky Kopral. Menurut Inge Bachrens yang mewakili Universal, perusahaan mereka telah mempromosikan kelompok yang dikenal dengan lagu Bagian Yang Hilang itu. "Bahkan, kita mempromosikan dengan menjadikan mereka grup band pembuka Ronan Keating dan Aqua," ujar Inge. Dia melanjutkan, Funky Kopral menandatangani perjanjian kontrak hanya membuat 2 album: "Funchopat" (1999) dan "Funkadelic Rhythm And Distortion" (2000). Namun begitu, dalam perjanjian tersebut, tetap diberikan opsi seandainya Funky Kopral berniat memperpanjang kontrak. Nah, pada perundingan terakhir, kedua pihak menyepakati untuk tidak memperpanjang kontrak. Artinya, Funky Kopral harus mencari perusahaan rekaman lain buat mengeluarkan album ketiga mereka yang kabarnya sudah siap.

2001 - 2004: Masuknya Iman, Misteri Cinta dan Pembubaran

Setelah Oncy keluar, band ini kemudian mengambil Iman Taufik Rachman yang sebelumnya menjadi gitaris pembantu dan menetapkan Iman sebagai gitaris utama untuk mengisi posisi gitar yang kosong. Setahun berikutnya, band ini masuk ke rekaman studio untuk menggarap sebuah album, tetapi kali ini mereka memilih untuk masuk di Airo Records di mana album ketiga tersebut, band ini berkolaborasi dengan Setiawan Djodi yang juga mengisi sebagai gitaris pembantu.

Album kolaborasi yang juga album ketiga Funky Kopral sekaligus album kedua Setiawan Djodi telah dirilis dengan judul Misteri Cinta pada Desember 2002 di bawah naungan Airo Records. Selain Setiawan Djodi, band ini juga dibantu oleh gitaris Toto Tewel sebagai gitaris pembantu dan produser. Ada juga Yockie Suryoprayogo sebagai produser dan Nicky Astria sebagai guest star.

Sayangnya sebelum album ini kelar proses rekamannya, Iman Taufik Rachman atau Iman memutuskan untuk keluar dari band dan mendirikan band J-Rocks. Dan hal ini terlihat dari cover di album Misteri Cinta di mana dibagian foto personelnya tidak ada sosok Iman di foto album itu. Robby (drummer) pernah mengatakan bahwa posisi Iman hanya additional player.

Namun pada tahun 2004, band ini memutuskan untuk rehat sejenak dari dunia musik dikarenakan keempat anggota tersebut fokus dengan side-projectnya masing-masing. Sehingga pada tahun yang sama, band ini memasuki masa hiatus dan vakum. Tahun 2005, band ini sempat tampil di festival musik A Mild Live Soundrenaline Reborn Republic (2005) dengan formasi terbaru yaitu Angga (vokal), Echank (gitar), Ilham (bass) dan Robby (drum).

2006 - 2007: Pembentukan kembali, Lembaran Baru, Anggara Mulia dan Echank keluar

Pada tahun 2006, band ini secara tiba-tiba melakukan pembentukan kembali setelah band ini istirahat dan vakum selama 2 tahun. Namun pergantian formasi dimulai lagi dikarenakan Bondan Prakoso (bassist, backing vokalis) harus keluar meninggalkan band ini dikarenakan Bondan telah memiliki band baru yaitu Fade 2 Black. Namun, dengan keluarnya 2 anggota tersebut, juga ada 2 anggota yang bersiap menggantikan posisi tersebut. Yaitu Echank (gitaris) mengganti posisi Iman Taufik Rachman dan Ilham (adik kandung dari Iman Taufik Rachman "J-Rocks") mengganti posisi Bondan Prakoso.

Album ketiga diberi nama Lembaran Baru dirilis tahun 2006 di bawah naungan Aquarius Musikindo dan nama Funky Kopral berubah menjadi Funkop.

Namun, saat Funky Kopral sudah merilis album keempat ini, Anggara Mulia dan Echank resmi mengundurkan diri dari band.

2008 - 2010: Pergantian personil, album Self Titled

Pada tahun 2008, band ini melakukan pencarian pengganti Angga dan Echank yang sudah keluar pada tahun 2007. Namun, setelah melakukan proses audisi yang lama dan panjang, akhirnya mereka mendapatkan 2 anggota baru yang bersiap menggantikan posisi kedua mantan anggota tersebut. Yaitu Hendry menggantikan posisi Angga dan Iqbal menggantikan posisi Echank.[1]

Album keempat band ini diberi nama yang sama dengan nama band ini pada awal tahun 2010 di bawah naungan Nagaswara.

Salah satu singlenya berjudul Soul Brother Number One memang didedikasikan untuk penyanyi funk Amerika Serikat, James Brown di mana setiap liriknya memberikan rasa dukacita atas meninggalnya James Brown.

2011: Iqbal keluar, merilis hits single To All People

Kali ini giliran Iqbal harus keluar dari band ini, karena dia mementingkan aktivitas di luar band ini. Namun pada tahun yang sama band ini meluncurkan single lagu bernama To All People di akhir tahun 2011. Pada lagu tersebut, memiliki aliran yang sangat berbeda karena lagu ini bertemakan kemanusiaan. Menurut, Robby (drum) berkata bahwa lagu tersebut dibawakan untuk orang-orang yang terkena gempa merapi di Jogjakarta.[2][3][4]

2012-2013: Masuknya Audio, album Street Funk dan meninggalnya Ilham sang bassist

Funky Kopral kembali mengalami pergantian formasi, kini Audio Asyofa masuk sebagai gitaris baru mereka. Menepis isu bubar, mereka merilis album kelima berjudul Street Funk yang kali ini berada di bawah naungan Greenland Indonesia.[5] Namun, 3 bulan setelah album tersebut diluncurkan, Ilham (bass) meninggal dunia akibat penyakit tifus.[6]

2015 - 2016: Keluarnya Hendry & Dio, Single Terbaru Barbie

Tahun 2015, menjadi tahun yang cukup sulit bagi Funky Kopral untuk membuat album ke-6. Meskipun hadir personel pengganti Ilham yaitu Wisnu di posisi bass, tetapi perbedaan visi dan misi membuat Hendry, sang vokalis dan Dio, sang gitaris mengundurkan diri dari Funky Kopral.

Akhirnya, awal tahun 2016, Funky Kopral dengan formasi baru yang beranggotakan 4 personel Fajar (vocal), Coco (gitar), Wisnu (bass) dan Robby (drum) kembali mengeluarkan single terbaru "Barbie" yang diproduksi Greenland Indonesia.

Selain menjadi single pertama Funky Kopral pada tahun 2016, single Barbie juga akan menjadi jembatan Funky Kopral menuju album ke-6 yang akan dirilis dalam waktu dekat.

Lirik lagu Funky Kopral Barbie bercerita tentang maraknya fenomena operasi plastik yang ada di Indonesia, segala cara dilakukan agar terlihat lebih cantik demi mendapatkan pengakuan dari teman dan lingkungannya. Secara musikalitas, single ini dikemas secara fun, catchy serta easy listening, menjadikan pandangan Funky Kopral terhadap fenomena itu dengan cuek dan santai tanpa meninggalkan ciri khas funk-nya.

2016 - 2017: Formasi terbaru, album keenam dan single Orang Gila

Setelah meluncurkan single Barbie, sangat disayangkan tidak lama setelah itu harus terjadi pergantian personil lagi dimana Fajar sang vokalis keluar dari Funky Kopral. Audisi pun diadakan oleh pihak Greenland Indonesia dan Funky Kopral untuk mengisi posisi vokalis.

Banyak penyanyi-penyanyi berbakat yang turut berpartisipasi dalam audisi tersebut. Setelah melalui beberapa tahap audisi dan penyaringan, terpilihlah Indra sebagai vokalis dari Funky Kopral. Dengan formasi yang baru, kini Funky Kopral sedang dalam proses melanjutkan album keenam.

Band yang kini digawangi oleh Robby (drum), Wisnu Pamungkas (bass), Indra (vokal), dan Coco (gitar) ini kembali meramaikan industri musik Indonesia dengan merilis sebuah single terbarunya bertajuk “Orang Gila” pada 1 Desember 2018 dan bertepatan dengan hari berdirinya Funky Kopral yang ke 20 tahun.

Lagu yang dipersembahkan untuk Funchopat (Fans Funkop) dan diproduseri oleh Bayu Randu ini menceritakan tentang orang yang tergila gila akan eksistensinya di lingkungan dia sendiri yang akhirnya menghalalkan segala cara untuk tetap eksis dan dipandang wah di mata orang orang disekitarnya.

Kondisi ini sering kita temui di era millenial ini, dan fenomena ini yang membuat Funky Kopral berekspresi sehingga terciptalah single Orang gila ini.

Single ini juga mendapat balutan musik funk era 80-an hingga 90-an, sehingga kental dengan aransemen yang bebas dan liar.

“Dari tema liriknya ini sebenarnya orang gila ini sendiri menggambarkan situasi sosial di masyarakat kita lah ya, ini kita sekarang lebih universal, banyak orang disana gila, menghalalkan segala cara” ujar Indra (Vokalis).

Funky Kopral sendiri berdiri pada 1 Desember 1997 dan sudah menelurkan beberapa album, diantaranya adalah Funchopat (1999), Funkadelic Rhythm And Distortion (2000), Lembaran Baru (2006), Funky Kopral (2010), Street Funk (2013) serta 1 album kolaborasi dengan Setiawan Djody berjudul Misteri Cinta (2003).

Diskografi

Album studio

Album kolaborasi

Singel

Penghargaan

  • AMI Awards 2001: Kategori Group Alternatif Terbaik
  • AMI Awards 2003: Kategori Kolaborasi Rock Terbaik
  • AMI Awards 2011: Kategori Lagu Alternative (hanya nominasi)

Anggota band

Pranala luar

Referensi