Vlog

bentuk blog yang mediumnya berupa video
Revisi sejak 10 Desember 2020 14.41 oleh FBN122645 (bicara | kontrib)

Blog video (bahasa Inggris: video-Blogging, atau bisa disingkat "vlog" atau vlogging (diucapkan "vlogging", bukan "v-logging"), atau vidblogging, merupakan suatu bentuk kegiatan blogging dengan menggunakan medium video di atas penggunaan teks atau audio sebagai sumber media perangkat seperti ponsel berkamera, kamera digital yang bisa merekam video, atau kamera murah yang dilengkapi dengan mikrofon merupakan modal yang mudah untuk melakukan aktivitas blog video.

Blog video masih dapat disebut sebagai bentuk lain dari televisi internet. blog video biasanya ada juga yang dilengkapi dengan keterangan teks atau gambar foto, serta untuk beberapa blog video, mencantumkan metadata lainnya.

Blog video sendiri dapat dibuat dalam bentuk rekaman satu gambar atau rekaman yang dipotong ke beberapa bagian. Dengan perangkat lunak yang tersedia, seseorang dapat menyunting video yang mereka buat dan memadukannya dengan audio, serta menggabungkan beberapa rekaman ke dalam satu gambar, sehingga menjadi suatu rekaman blog video yang padu.

Blog video juga memanfaatkan keunggulan dari web syndication, ia dapat mendistribusikan dirinya di internet dengan menggunakan format penyesuaian (sindikasi), baik dengan RSS maupun Atom, untuk pemutaran ulang dan agregasi otomatis pada perangkat mobile dan Personal Computer.

Sejarah

Sebelum blog video menjadi suatu hal yang populer, konsep video sendiri dimulai dari diciptakannya teknologi picturephone oleh AT&T[1] pada tahun 1956. AT&T kemudian mulai memasang harga sebesar $160 untuk pembayaran sebuah picturephone tiap bulannya pada tahun 1970, dan pada tahun 1992 ia menjadikannya sebuah teknologi videophone yang dihargai $1,500 untuk pasaran rumah tangga. Pada tahun 1966, Douglas Engelbart mendemonstrasikan sebuah videoconferencing yang dapat menembus suatu jaringan. Selanjutnya, dalam sebuah konferensi yang dihadiri beribu partisipan pada tahun 1968, Engelbart mendemonstrasikan penggunaan mouse, pengerjaan pertama dari hypertext, dan sebuah bentuk video telekonferens.

Kemudian, pada tahun 1998, seorang bernama Adrian Miles menerbitkan sebuah dokumen mengenai Cinematic Paradigms for Hypertext. Ia kemudian dikenal sebagai seseorang yang membuat blog video pertama yang pernah diketahui, yaitu pada tanggal 27 November 2000.[1]

Terlepas dari perkembangan teknologi komunikasi format video itu sendiri, blog video mulai melanjutkan perkembangannya pada tahun 2001 saat Human Dog memulai memasukkan postingan video ke dalam situsnya secara berkala (walaupun masih belum masuk kategori blog video), serta saat Macromedia memulai melakukan eksperimen blog video menggunakan aplikasi Flash pada tahun 2002. Sementara itu, di waktu yang bersamaan, Chuck Olsen melakukan blog video pertamanya yang dipersembahkan kepada Paul Wellstone di Hari Protes Internasional, dan pada bulan Desembernya, seseorang bernama Jeff Jarvis melakukan beberapa kali eksperimen terhadap blog video. Pada tahun 2003, BrowseTV memulai siaran pertamanya dalam format video blog berupa siaran langsung melalui webcam dan laptop, yang mensimulasikan aplikasi online dan akses televisi kabel. Para penonton dapat memberikan komentar langsung dengan memanfaatkan fasilitas ’IM’ dan pesan tersebut kemudian ditampilkan di layar kaca saat itu juga.[1]

Pembuatan blog video selanjutnya diikuti pula oleh beberapa nama seperti Justin Johnson dengan eksperimennya terhadap blog video pada tahun 2003, Steve Garfield yang memulai blog videonya dengan postingan berjudul 2004 The Year of Videoblog, yang dicantumkan dalam artikel yang diulas majalah TIME secara online di situsnya. Lalu masih ada beberapa nama lainnya seperti Peter Van Dijk dan Adam Curry, dan beberapa nama lainnya.[1]

Perkembangan ini juga diikuti dengan diluncurkanya Creative Commons Publisher yang berfungsi memberikan kemudahan akses untuk mengunggah video kapasitas besar ke dalam internet dengan syarat mereka memiliki lisensi Creative Common tersebut.[1]

Blog video merupakan suatu format video dari aktivitas blogging, ia mulai menunjukkan eksistensi yang signifikan pada tahun 2004 dan baru menunjukkan popularitasnya yang meningkat pada awal tahun 2005. Hal tersebut ditunjukkan dengan meningkatnya keanggotaan grup blog video Yahoo! Secara dramatis pada tahun 2005.

Situs berbagi-video yang paling populer saat ini, YouTube, dibentuk pada Februari 2005. Ia termasuk dari sekian banyak situs dengan content management system yang dapat mengelola masukan video, dan mempersilahkan para penggunanya untuk memiliki serta mengelola halaman video milik mereka sendiri. Selain berbagi video pada umumnya, blog video juga merupakan kategori berbagi yang populer di situs YouTube.

Blog video menawarkan pengalaman situs yang lebih kaya dibandingkan dengan blogging dalam bentuk teks, karena ia mengkombinasikan video, suara, gambar, dan teks, meningkatkan kandungan informasi, serta emosi, yang dibagi dengan para pengguna internet lainnya.

Media seperti itu membuat para penggunanya menjadi lebih bisa mengeksplorasi berbagai cara baru dalam berkomunikasi, di mana kebanyakan pengguna yakin bahwa video akan menghasilkan ekspresi yang lebih alami daripada tulisan.

Lebih jauh lagi, konvergensi dari ponsel dengan fitur kamera digital mempermudah pengunggahan blog video yang dapat dilakukan segera setelah video direkam dari perangkat tersebut.

Penggunaan

Untuk membuat blog video, biasanya dibutuhkan perangkat dengan fitur perekam video seperti kamera digital, webcam, ponsel berfitur video, hingga kamera video (handycam) itu sendiri. Walaupun sebenarnya sah-sah saja membuat blog video yang hanya berupa file mentah dari rekaman video yang dibuat, namun kebanyakan orang kini memilih untuk menyuntingnya dan mengkombinasikannya dengan suara dan musik, sehingga ia bisa juga menjadi sarana kreativitas dalam membuat sebuah rangkaian cerita dalam video.[2]

Selain itu, biasanya durasi waktu yang dicapai dalam membuat blog video adalah sekitar 1-3 menit. Ini dikarenakan jumlah bandwith yang terbatas, termasuk salah satunya di Indonesia. Semakin panjang suatu durasi dalam blog video, maka semakin besar pula penggunaan bandwithnya, dan untuk tempat-tempat yang tidak bisa mengikuti besarnya bandwith tersebut, maka akan berakibat pada proses pengunduhan yang lama.

Video yang sudah jadi kemudian dikompresi dan ditempatkan di sebuah web server. Konten dari blog video kemudian juga dimasukkan ke dalam RSS Feed, serta tautan untuk membagi tampilan blog video tersebut kepada komunitas-komunitas terkait.[2]

Setelah dipublikasikan di situs yang tersedia, orang-orang yang menontonnnya biasanya akan memberikan respon berupa komentar di tempat yang tersedia secara langsung, maupun respon dengan cara membuat blog video balasan, biasanya dengan menggunakan format Re: (judul blog video yang direspon).

Video diary


Video Diary adalah sebuah media yang dikembangkan dan dikenalkan kepada anak-anak dan remaja, sebagai media mereka untuk menceritakan pengalaman sehari-hari; keluarga, teman dan lingkungan. Dengan bantuan kamera mereka belajar untuk melihat diri sendiri dan lingkungannya, mencoba menemukan solusi persoalan yang mereka hadapi sehingga mereka bisa memberikan kontribusi positif untuk kampung halaman mereka.

Dalam Video Diary, anak-anak/remaja tidak di proyeksikan menjadi yang disebut filmmaker. Tetapi esensi berkomunikasi dengan media Audio Visual ini yang ditekankan. Mereka diajak untuk peka pada hal yang selama ini adalah bagian dari kesehariannya. Dengan mengenali potensi diri melalui video diary, mereka diharapkan bisa memberi kontribusi positif untuk komunitasnya.

Video Diary dapat dikerjakan oleh anak-anak/remaja, pada lingkungan terdekat dari pembuatanya. Semisal; keluarga, lingkungan rumah, sekolah, juga dapat lingkungan yang lebih besar, desa atau juga kota tempat tinggal pembuat.

Perkembangan blog video di Indonesia

Di Indonesia, penggunaan blog video mulai disadari ketika pada tahun 2009 muncul sebuah video rekaman pribadi seorang aktris dan penyanyi muda terkenal bernama Marshanda[3], yang tersebar luas di YouTube dan menjadi topik yang segera hangat dibicarakan saat itu, karena video tersebut berisikan ungkapan perasaan pribadi sang artis.

Selain itu, fenomena blog video yang terjadi pada tahun 2010 di Indonesia juga ditunjukkan dengan hadirnya dua orang gadis muda asal Jawa Barat bernama Sinta dan Jojo yang merekam diri mereka sedang menari dan menyanyikan lagu-lagu secara Lipsync, salah satunya yang paling membuat mereka tenar ialah lagu ”Keong Racun”[4]. Popularitas blog video Sinta dan Jojo yang menyanyikan lagu dengan lipsync ditunjukkan dengan pemberitaan di media massa, serta animo masyarakat yang meniru gaya menari mereka berdua, bahkan ada yang menjadikannya sebagai suatu kompetisi oleh masyarakat lokal di Indonesia.

Popularitas blog video di Indonesia, terutama yang hadir di situs YouTube juga disusul dengan blog video oleh Gamaliel dan Audrey, sepasang kakak-beradik yang membagi rekaman-rekaman video mereka berdua sedang menyanyikan lagu-lagu milik penyanyi populer. Aktivitas yang dilakukan Gamaliel dan Audrey ini dikenal juga dengan istilah cover atau cover version, yaitu menyanyikan kembali lagu-lagu dari penyanyi yang sudah ada atau sudah populer, di mana aktivitas ini banyak dilakukan oleh para video blogger di YouTube.[5]

Potensi pemasaran

Dalam memasarkan suatu produk atau brand tertentu, pemanfaatan media sosial dalam salah satu strateginya kian menjadi populer terutama dikarenakan oleh penggunaan media sosial yang berkembang pesat, termasuk di Indonesia.

Salah satu bentuk strategi pemasaran yang memanfaatkan social media dengan format blog video di Indonesia yang pernah terjadi ialah Ririn Dumin[6]. Ririn Dumin dikenal sebagai sosok gadis remaja yang menceritakan dirinya melalui rekaman video dirinya yang dipublikasikan di blog, facebook, serta YouTube miliknya, demi mencapai cita-citanya untuk menjadi seorang artis.

Dalam beberapa blog miliknya serta video yang dikemas dengan konsep blog video, Ririn Dumin menampilkan sebuah rekaman yang menunjukkan bagaimana ia benar-benar ingin menjadi bintang, dan berharap ada seorang produser yang meliriknya. Memang video ini tampak benar-benar sebagai sebuah video personal, sehingga banyak respon dari masyarakat yang menunjukkan ketertarikan mereka akan aksi promosi diri yang dianggap ekstrem ini.

Hingga pada akhirnya, terungkap bahwa Ririn Dumin merupakan karakter fiktif yang diciptakan oleh suatu produsen obat yang hendak menarik perhatian atas iklan yang hendak mereka luncurkan tak lama setelah blog video ini menarik perhatian masyarakat dan media massa.[7]

Kejadian tersebut menunjukkan bagaimana produsen mulai memanfaatkan media sosial sebagai sarana untuk strategi pemasaran akan produk mereka. Tentu saja format pemasaran melalui blog video yang digunakan tidak melulu dengan menciptakan tokoh fiktif, melainkan bisa juga memanfaatkan para video bloggers yang memang memiliki popularitas tinggi atas blog video mereka dan mempromosikan produk secara tidak langsung melalui rekaman blog video mereka. Untuk hal yang satu ini, bisa dicontohkan dengan Charlie McDonnell[8], seorang video bloggers dan pengguna YouTube asal Inggris yang masih belia namun sudah menjadi terkenal dengan blog videonya.

Risiko kejahatan dan kasus hukum

Sama seperti blog, blog video merupakan tampilan video yang menggambarkan kejadian sehari-hari pemiliknya, ataupun merefleksikan pandangan-pandangan pembuatnya mengenai berbagai macam topik, serta sarana untuk berbagi informasi, dengan kemudian dipublikasikan secara umum. Maka dari itu, penggunaan blog video tidak jauh dari risiko kejahatan. Malah, dengan format video yang lebih kaya akan visual dan audio, tingkat sensitivitas akan risiko kejahatan di internet cenderung lebih tinggi dibandingkan dengan blog yang hanya berbasis teks dan gambar. Tak sedikit kasus-kasus yang muncul dari penggunaan internet seperti cyberstalking[9][10] serta ungkapan kebencian, hadir sebagai salah satu dampak penggunaan internet berbasis pengguna (user-generated content) yang kian berkembang.

Di Indonesia sendiri, pelarangan atas media sosial terkait blog video, pernah terjadi, yaitu, pada tahun 2008. Sebuah video berjudul Fitna buatan politisi sayap kanan Belanda, menampilkan konten yang dianggap menyerang suatu kelompok agama tertentu, sehingga pemerintah Indonesia saat itu memblokir akses situs YouTube dan MySpace, sebagai situs yang mempublikasikan video tersebut, di Indonesia. Namun, pada akhirnya pemblokiran atas kedua situs tersebut dihentikan pada tahun 2008.[11]

Pada tahun 2010, Ariel, vokalis dari band Indonesia terkenal, Peter Pan, menjadi tersangka kasus atas tersebarnya dua buah video pribadi rekaman miliknya yang menampilkan adegan tak senonoh berupa hubungan intim dirinya dengan seorang selebriti lokal, Luna Maya, serta dengan artis lokal lainnya, Cut Tari di video yang satunya. Dengan segera kasus ini menarik perhatian masyarakat Indonesia, dan menjadi isu yang kemudian diangkat ke ranah hukum.[12]

Akibat kasus tersebut, pemerintah Indonesia menghimbau akan pentingnya seorang pengguna maupun pemilik video pribadi, untuk menjaga video miliknya dengan baik agar tidak disalahgunakan oleh pihak-pihak yang tidak diharapkan, terutama di saat social media dan internet menjadi mudah di tengah perkembangan teknologi di Indonesia. Selain itu, pemerintah Indonesia juga menghimbau bahwa penting juga bagi pengguna blog video atau para video bloggers, untuk lebih memperhatikan dan menyeleksi konten yang akan ditampilkan dalam video yang dibuatnya.

Lihat pula

Referensi

Pranala luar