Kepaksian Sekala Brak

kerajaan di Asia Tenggara
Revisi sejak 7 April 2021 17.08 oleh 114.125.234.119 (bicara) (Memberbaiki ketikan selesai)

Sekala Brak Purba adalah Negeri yang beragamakan animisme suatu peradaban dulu sebelum islam masuk. Suku Bangsa, Etnis salah satu komunitas yang tidak termasuk dari bagian suku tumi tetapi juga adalah kelompok-kelompok yang bisa dipengaruhi lebih awal untuk memeluk agama islam, disini dislokasi mereka di dalam sejarah yang namanya "Ranji Pasai" bahasa lampung nya " Sikam Jamma Pasai " (Kami Orang Pasai). Sekala Brak memiliki sebuah Struktur tersendiri dalam penobatan Sultan/Saibatin Raja Adat dan permaisuri bergelar Ratu pemegang pucuk tertinggi didalam Adat adalah keturunan lurus tak terputus tertua dari garis ratu, serta mempunyai sistem Terstruktur untuk membesarkan Adat yang tersebar di berbagai negeri.

ISTANA GEDUNG DALOM
Kepaksian Sekala Brak
شهادة السكان الأصليين في مملكة بيرونغ سيكالا براك

1289–1369
Bendera Lampung
AL-Liwa Panji Syadatain
StatusWilayah protektorat Kerajaan/Kepaksian (1289 M-688 H)
Ibu kotaBatu Brak, Lampung Barat (sekarang Liwa)
Bahasa yang umum digunakanLampung, Indonesia
Agama
Islam
PemerintahanMonarki
Sultan 
• 1016–1147
Umpu Ngegalang Paksi Gelar Sultan Ratu Ngegalang Paksi
Sejarah 
• Penaklukan Sekala Brak Kuno
1289
• Penaklukan Wilayah Pesisir Krui
1369
Mata uangDolar Morgan 1875,1888 dan Voc 1790, Nederlendsch Indie 1945
Didahului oleh
Digantikan oleh
Majapahit
Hindia Belanda
Sekarang bagian dari Indonesia
Sunting kotak info
Sunting kotak info • Lihat • Bicara
Info templat
Bantuan penggunaan templat ini

Animisme dan Dinamisme Indonesia

Di Indonesia sebelum mengenal agama yang ada saat ini, nenek moyang Indonesia menganut kepercayaan animisme dan dinamisme. Dinamisme dan animisme adalah kepercayaan yang berkaitan dengan sesuatu yang berbau takhayul, mempercayai kekuatan benda mati, yang sudah menyatu menjadi bentuk yang tidak dapat dipisahkan.

Animisme

Animisme adalah kata yang berasal dari bahasa Latin. Secara bahasa, pengertian animisme adalah “anima” yang artinya adalah roh, maka animisme adalah kepercayaan terhadap roh.

Menurut ahlinya, pengertian animisme adalah sebagai berikut:

  1. Menurut Kasimin (1991): animisme adalah mempercayai bahwa setiap benda di bumi seperti gua, pohon, atau batu besar mempunyai jiwa yang harus dihormati agar benda tersebut tidak mengganggu manusia dan malah sebaliknya benda tersebut diharapkan membantu manusia dari roh jahat yang ada dalam keseharian.
  2. Menurut Daradjat (1996): animisme adalah kepercayaan terhadap makhluk halus yang dianut oleh bangsa-bangsa yang belum bersentuhan atau belum pernah menerima ajaran yang berdasarkan agama samawi (wahyu).

Berdasarkan penjelasan animisme tersebut diketahui bahwa pengertian animisme adalah sebuah kepercayaan yang ada di sekeliling manusia, dipercaya secara turun-temurun bahwa ada roh di sekeliling tempat tinggal manusia. Pemujaan roh tersebut dilakukan manusia dengan menjalankan beberapa ritual.

Dengan demikian, tujuan animisme yang dipercayai manusia jaman dulu adalah menjalin ikatan atau hubungan dengan roh-roh yang ditakuti dengan berusaha menyenangkan roh tersebut. Adapun ciri utama dalam kepercayaan animisme adalah percaya pada roh. Dalam kepercayaan animisme ini, setiap orang yang mati akan menjadi roh yang dapat mengganggu manusia yang dikenalnya atau dapat memberikan musibah kepada orang yang masih hidup. Roh dipercaya sebagai suatu unsur dengan membentuk jiwa yang tidak lagi terikat dengan jasad yang selama ini dianggap membatasinya. Roh tersebut dipercayai ada di sekitar manusia, baik di hutan, jalan, rumah, pepohonan, air, dsb. Dengan demikian, makhluk spiritual ini kemudian dipercaya sangat mempengaruhi dan menentukan kehidupan manusia.

Oleh sebab itu, mereka yang masih hidup ini dalam kepercayaan animisme harus menjalankan ritual untuk dipersembahkan kepada mereka yang telah mati. Selain memiliki kepercayaan terhadap roh, kepercayaan animisme adalah meyakini bahwa roh tersebut mendiami benda-benda seperti tumbuhan dan binatang yang memiliki kekuatan gaib. Dengan demikian, mereka akan melakukan pemujaan terhadap tumbuhan atau binatang tertentu yang dipimpin oleh seorang pawang dengan tujuan untuk memperoleh kebaikan dan terhindar dari bencana alam yang mungkin terjadi sebagai akibat karena tidak memuja tumbuhan atau binatang tersebut. Cabang Animisme Animisme terbagi lagi menjadi beberapa cabang. Menurut ahli antropologi cabang animisme adalah sebagai berikut:

  1. Ancestor worship: menyembah roh orang mati karena roh tersebut dapat memberikan kebaikan atau keburukan kepada yang hidup.
  2. Spiritisme: interaksi antara orang mati dengan yang hidup.
  3. Shamanism: penghubung antara yang hidup dengan alam roh. Disebut juga dengan pawing.
  4. Nature worship: menyembah hal yang ada di alam, seperti gunung, matahari, dsb, serta penyembahan fenomena alam, seperti hujan, petir, dsb.
  5. Dinamisme
  6. Animal worship: menyembah hewan yang dianggap suci serta dianggap sebagai lambang.

Example Animisme

Di Kelurahan Labuan ada kepercayaan animisme terkait dengan kepercayaan bahwa suatu benda tertentu memiliki roh yang mendiaminya. Roh tersebut dapat memberikan pertolongan saat diminta. Oleh sebab itu, masyarakat yang mempercayainya menyediakan hewan kurban sebagai persembahan dengan maksud agar pada pergantian musim tidak terjangkit penyakit. Contoh lain dari kepercayaan animisme adalah tradisi Tutup Playang yang masih dijadikan sebagai tradisi kebiasaan masyarakat nelayan. Kegiatan ini dilakukan untuk sarana pemujaan terhadap Nyi Roro Kidul yang dianggap sebagai roh ratu pantai selatan. Namun, saat ini upacara tersebut mengalami akulturasi atau perpaduan budaya agama Hindu sehingga dijadikan sebagai sedekah atau meminta perlindungan.

Dinamisme

Secara bahasa, pengertian dinamisme adalah berasa dari bahasa Yunani yaitu “dunamos” yang artinya adalah kekuatan, kekuasaan, atau daya. Dinamisme adalah salah satu kepercayaan primitif selain animisme yang diketahui ada sebelum kedatangan agama Hindu di Indonesia. Pengertian dinamisme juga disebut dengan Preanimisme yang artinya mengajarkan bahwa tiap benda memiliki makna. Menurut ahli, pengertian dinamisme adalah sebagai berikut:

  1. Menurut Dahlan Al-Barry, dinamisme adalah kepercayaan promitif dimana benda mempunyai kekuatan yang bersifat ghaib.
  2. Menurut Sukardji, dinamisme adalah suatu ajaran mengenai kepercayaan adanya kesaktian-kesaktian pada setiap benda untuk jenis bangsa yang banyak persamaannya.

Berdasarkan penjelasan di atas, dapat diketahui bahwa dinamisme adalah kepercayaan pada benda-benda yang dianggap suci baik benda hidup ataupun mati. Tujuan utama dari keyakinan dinamisme adalah untuk mengumpulkan kekuatan gaib sebanyak mungkin. Ciri utama dari kepercayaan dinamisme adalah bahwa benda-benda pusaka yang ada mempunyai kekuatan gaib. Contoh benda yang dijadikan sebagai keramat adalah keris, batu akik, dsb.

Yang dimaksud dengan benda keramat adalah benda yang memiliki kekuatan yang luar biasa dan jarang ditemukan perbandingannya sehingga dianggap sebagai suatu hal yang gaib. Oleh sebab itu, benda-benda tersebut sering dipakai sebagai jimat. Mereka berharap dengan menggunakan benda tersebut dapat mendapatkan kedudukan dan kehormatan dalam masyarakat. Hal yang berkaitan dengan kepercayaan dinamisme adalah dukun, jimat, magis (sihir), dan mana (benda yang memiliki kekuatan gaib). Sejarah Animisme dan Dinamisme di Indonesia Keberadaan animisme dan dinamisme ini juga pernah masuk ke Indonesia. Sebagaimana telah diketahui bahwa agama yang muncul pertama kali di Indonesia adalah Hindu dan Buddha. Namun, sebelum agama ini masuk, ada masa pra-sejarah dimana munculnya suatu paham animisme dan dinamisme yang berkembang pesat untuk menuntun kehidupan mereka. Hal tersebut karena pada jaman itu belum ada agama dan belum mengerti tentang baik dan buruk. Animisme dan dinamisme masuk ke Indonesia diyakini berasal dari sekelompok orang dari negara lain yang datang ke Indonesia. Para ahli ada yang berpendapat kepercayaan ini berasal dari Taonisme yang lahir di kawasan Tiongkok. Pendapat lainnya menyebutkan bahwa kepercayaan ini berasal dari bangsa Aria. Hal yang pasti bahwa masyarakat Indonesia masa itu telah mengenal dewa atau memuja matahari dan bulan yang dikenal dengan kepercayaan pada Adityachandra. Hal tersebut karena pada masa itu, masyarakat beranggapan ketika ada benda yang mengesankan atau dirasa ajaib maka dianggap sebagai benda yang memiliki kesaktian. Selain itu, masyarakat Indonesia sejak jaman dahulu juga melakukan ritual-ritual tertentu kepada orang yang baru mati dengan tujuan untuk menghormati orang yang sudah mati. Jadi, faktor internal yang mempengaruhi kepercayaan animisme dan dinamisme adalah adanya naluri untuk beragama yang dimiliki oleh manusia yaitu sebagai homo religious. Dalam hal ini, manusia mempunyai keyakinan bahwa setiap yang ada di alam semesta, ada Dzat yang mengendalikannya. Adapun faktor ekstenal dari kepercayaan animisme dan dinamisme adalah belum adanya dakwah atau ajaran dari agama lain. Oleh sebab itu, masyarakat jaman prasejarah hanya memiliki satu referensi secara turun-temurun, meskipun masuk agama lain, masyarakat primitif akan sulit untuk merubahnya karena sudah menjadi kebiasaan.

Example Dinamisme

Contoh dinamisme di Kelurahan Labuan adalah kepercayaan terhadap benda kuno yang dapat memberikan manfaat kepada orang yang menyimpannya seperti piring antik. Selain itu, ada benda keris yang dianggap mempunyai kekuatan dengan melakukan syarat tertentu. Contohnya dengan memandikannya setiap malam Jum’at.

Kesimpulan

Kesimpulannya yaitu animisme dan dinamisme adalah dua hal yang hampir mirip dan sulit untuk dipisahkan karena sama-sama meyakini adanya hal yang tersembunyi (roh atau kekuatan gaib). Namun antara keduanya memiliki perbedaan.

Etimologi

Diriwayatkan didalam Video Presentasi Asal Usul Orang Melayu menurut Kajian DNA dan Islam oleh Puan Zaharah Sulaiman, Presentasi Video masa Migrasi Manusia dari Afrika dan Timur Tengah yang menghuni Dunia hingga ke Benua Sunda, Video yang berjudul Sejarah Paksi Pak Sekala Brak yang di Produksi oleh PINUS (Peduli Nusantara). Manusia adalah Kembar Masa kembali ke jaman silam mengharu gelombang laut melintasi 7000 Generasi Semenjak Kehadiran Hawa yang paling menakjuk kan ialah gambaran evolution manusia yang terjalin dan berkait rapat dari moyang yang satu dan melalui kajian para sarjana, Kajian iklim cuaca, oceanographi, geologi, arkeologi, linguls, genom manusia mtDNA telah menebalikkan Hipotesis teori seperti migrasi dari Yunnan dan Taiwan serta Express Train konon melayu dibuktikan melalui kajian yang dilakukan Puan Zaharah Sulaiman melalui mtDNA nanusia 85.000 tahun yang lalu manusia memerlukan maiderasi keluar dari afrika dan timur tengah dan proses tersebut dalam proses rentang waktu tang sangat panjang selama sekitar 10.000 tahun untuk sampai ke Benua Sunda. Pengembangan Suku bangsa-bangsa Indonesia berasal dari Assam yg terletak di India selatan, sebelah Utara Burma. Suku Melayu kuno atau Proto Malayan Tribes dari India Selatan itu dalam pengungsiannya, bergerak menyeberangi laut Andamen untuk kemudian berpencar dalam beberapa kelompok. Demikian teori yang dikemukakan oleh J. R. Logan pada abad Ke-19 M yang melakukan penelitian sejak tahun 1848 hingga 1900.

  • Kelompok kesatu, bergerak ketimur melalui Jawa dan Kalimantan dan ada yang terus keutara di Philipina, yang kemudian melahirkan Suku bangsa Igorot dan lain lain.
  • Kelompok kedua mencapai ujung utara Sumatra menyusuri pantai barat dan mendarat di Singkel, Barus dan Sibolga, kemudian melahirkan cikal bakalnya Suku Suku Batak Karo, Batak Toba, Dairi dan Alas.
  • Kelompok ketiga meneruskan pelayarannya menelusuri Pantai Barat Sumatra terus keselatan yang akhirnya melalui daerah Krui menuju kedaerah pegunungan, kembali sebagai People di Tengkuk Gunung Pesagi bukit barisan dan Seminung diperkirakan sebelum masehi, Di Benua Sunda Tercatat di dalam Geografi Indonesia Pulau Sumatra, berdasarkan luas merupakan pulau terbesar keenam di dunia. Pulau ini membujur dari barat laut ke arah tenggara dan melintasi khatulistiwa, seolah membagi pulau Sumatra atas dua bagian, Sumatra belahan bumi utara dan Sumatra belahan bumi selatan.

Pegunungan Bukit Barisan dengan beberapa puncaknya yang melebihi 2.262 di atas permukaan laut Puncak Gunung Pesagi adalah satu dari 12 gunung yang ada di Provinsi Lampung, Indonesia. Dari beberapa gunung tersebut Gunung pesagi adalah Gunung yang mempppunyai puncak paling tinggi yang ada di tanah Lampung. Salah satu gunung di Sumatra dengan ketinggian 3.000 m di atas permukaan laut, merupakan barisan berapi aktif, berjalan sepanjang sisi barat pulau dari ujung utara ke arah selatan; sehingga membuat dataran di sisi barat pulau relatif sempit dengan pantai yang terjal dan dalam ke arah Samudra Hindia dan dataran di sisi timur pulau yang luas dan landai dengan pantai yang landai dan dangkal ke arah Selat Malaka, Selat Bangka dan Laut China Selatan. Dari segi grafisnya sumatera terbagi ke dalam berapa bagian yaitu Sumatra bagian Utara, Sumatra bagian Tengah dan Sumatra bagian Timur.

Di bagian utara pulau Sumatra berbatasan dengan Laut Andaman dan di bagian selatan dengan Selat Sunda. Pulau Sumatra ditutupi oleh hutan tropik primer dan hutan tropik sekunder yang lebat dengan tanah yang subur. Gunung tidak Aktif di Sumatra adalah Gunung Pesagi dengan ketinggian melebihi 2.262 di atas permukaan laut , Gunung berapi yang tertinggi di Sumatra adalah Gunung Kerinci di Jambi, dan dengan gunung berapi lainnya yang cukup terkenal yaitu Gunung Leuser di Aceh dan Gunung Dempo di perbatasan Sumatra Selatan dengan Bengkulu. Pulau Sumatra merupakan kawasan episentrum gempa bumi karena dilintasi oleh patahan kerak bumi disepanjang Bukit Barisan, yang disebut Patahan Sumatra; dan patahan kerak bumi di dasar Samudra Hindia disepanjang lepas pantai sisi barat Sumatra. Danau terbesar di Indonesia, Danau Toba terdapat di pulau Sumatra. Kepadatan penduduk pulau Sumatra urutan kedua setelah pulau Jawa. Saat ini pulau Sumatra secara administratif pemerintahan terbagi atas 10 provinsi yaitu: Aceh, Sumatra Utara, Sumatra Barat, Riau, Jambi, Sumatra Selatan, Bengkulu dan Lampung dan 2 provinsi lain yang merupakan pecahan dari provinsi induk di pulau Sumatra yaitu Riau Kepulauan dan Kepulauan Bangka Belitung[1].

Kepulauan Melayu

Kepulauan Melayu[2] adalah kepulauan yang terletak di antara daratan Asia Tenggara dan Benua Australia. Secara politik, wilayah ini meliputi negara-negara Indonesia, Filipina, Singapura, Brunei, Timor Leste dan Malaysia (Timur); dan—bergantung pada konsepnya—terkadang juga meliputi wilayah Papua dan sekitarnya (termasuk Papua Nugini). Dalam sejarah, wilayah ini juga dikenal dengan nama-nama lain seperti Nusantara, Kepulauan Hindia Timur, Kepulauan Indo-Australia dan Kepulauan Indonesia. Disebut demikian karena wilayah ini terutama dihuni oleh Ras Melayu, yang menyebar di seantero kepulauan seluas kurang lebih 2 juta km persegi. Total populasi sebanyak 350 juta jiwa, termasuk ras Austronesia dan Tionghoa. Ini merupakan kepulauan yang terbesar dan mempunyai paling banyak gunung berapi di dunia. Pulau terbesarnya adalah Papua dan Kalimantan, dan pulau terpadatnya adalah Jawa. Secara umum, kepulauan ini terbagi menjadi lima bagian yaitu:

  • Kepulauan Melayu Barat atau Sunda Besar (Sumatra, Jawa, Kalimantan, dan Sulawesi)
  • Kepulauan Sunda Kecil (Nusa Tenggara)
  • Kepulauan Maluku
  • Kepulauan Filipina (Negara Filipina), serta
  • Kepulauan Papua (Papua Indonesia dan Papua Nugini) -- apabila diikutkan.

Iklim di kepulauan ini adalah tropis karena kedudukannya di sekitar khatulistiwa.

Iklim Indonesia

Indonesia mempunyai iklim tropis basah yang dipengaruhi oleh angin muson barat dan angin muson timur[3]. Dari bulan November hingga Maret, angin bertiup dari arah Barat Laut membawa banyak uap air dan hujan di kawasan Indonesia; dari Mei hingga Oktober angin bertiup dari Tenggara yang bersifat kering, membawa sedikit uap air. Suhu udara di dataran rendah Indonesia berkisar antara 23 derajat Celsius sampai 28 derajat Celsius sepanjang tahun. Namun suhu juga sangat bevariasi; dari rata-rata mendekati 40 derajat Celsius pada musim kemarau di lembah Palu, Sulawesi Tengah dan di pulau Timor, sampai di bawah 0 derajat Celsius di Pegunungan Jayawijaya, Papua. Terdapat salju abadi di puncak-puncak pegunungan di Irian: Puncak Trikora (Mt. Wilhelmina - 4730 m) dan Puncak Jaya (Mt. Carstenz, 5030 m). Terdapat dua musim di Indonesia, yaitu musim hujan dan musim kemarau, pada beberapa tempat dikenal juga musim pancaroba, yaitu musim di antara perubahan kedua musim tersebut. Curah hujan di Indonesia rata-rata 1.600 milimeter setahun, namun juga sangat bervariasi; dari lebih dari 7000 milimeter setahun sampai sekitar 500 milimeter setahun di daerah Palu dan Timor. Daerah yang curah hujannya rata-rata tinggi sepanjang tahun adalah Aceh, Sumatra Barat, Sumatra Utara, Lampung Catetan Lampung Barat Curah hujan yang tidak bisa di Prediksi, Riau, Jambi, Bengkulu, sebagian Jawa barat, Kalimantan Barat, Sulawesi Utara, Maluku Utara dan delta Mamberamo di Irian. Setiap 3 sampai 5 tahun sekali, sering terjadi El Niño yang menyebabkan gejala penyimpangan cuaca yang menyebabkan musim kering yang panjang dan musim hujan yang singkat. Setelah El Niño biasanya diikuti oleh La Nina yang berakibat musim hujan yang lebat dan lebih panjang dari biasanya. Kekuatan El Nino berbeda-beda tergantung dari berbagai macam faktor, antara lain indeks Osilasi selatan.

 
Reruntuhan candi Asal Mula Kedatuan Sriwijaya[4]

Disebut suku bangsa, etnis, ulun, People di Tengkuk Gunung Pesagi bukit barisan dan Seminung titik kebesaran di tengkuk Gunung Pesagi Hanibung pengalaman nenek moyang mereka yang bergerak mengarunggi samudra luas dalam melakukan pengungsian besar besaran membentuk karakter "dwi muka" sebagai manusia gunung dan tau akan arti laut. Sekala Brak Purba, yang dipercaya oleh sebagian masyarakat Suku Bangsa Lampung sebagai salah satu tempat asal mula Suku Bangsa/etnis/ ulun Lampung, yaitu sebuah Kepaksian yang letaknya di dataran tinggi di tengkuk gunung pesagi, sebelah selatan Danau Ranau yang secara administratif kini berada di Kabupaten Lampung Barat Provinsi Lampung Indonesia. Dari Ketinggian Sekala Brak inilah sebagian leluhur Suku Bangsa Lampung menyebar ke setiap penjuru dengan mengikuti aliran Way atau sungai-sungai yaitu :

  1. Way Semaka
  2. Way Umpu
  3. Way Besay
  4. Way Jelabat
  5. Way Sunsang
  6. Way Putih Kanan
  7. Way Pengubuan Kanan
  8. Way Giham
  9. Way Petay
  10. Way Hitam
  11. Way Dingin
  12. Way Napalan
  13. Way Gilas
  14. Way Bujuk
  15. Way Tuba
  16. Way Baru
  17. Way Tenong
  18. Way Kistang
  19. Way Panting Kelikik
  20. Way Kabau
  21. Way Kelom
  22. Way Peti
  23. Way Abung
  24. Way Melan
  25. Way Sesau
  26. Way Kunyaian
  27. Way Sabu
  28. Way Kulur
  29. Way Kumpa
  30. Way Bangik
  31. Way Babak
  32. Way Tulung Balak
  33. Way Galing
  34. Way Cepus
  35. Way Muara Toping
  36. Way Terusan Nunyai
  37. Way Pematang Hening
  38. Way Banyu Urip
  39. Way Candi Sungi
  40. Way Tulung Biuk
  41. Way Tulung Pius
  42. Way Umban
  43. Way Guring
  44. Way Rarem
  45. Way Gedong Aji
  46. Way Penumangan
  47. Way Panaragan
  48. Way Kibang
  49. Way Ujung Gunung
  50. Way Nunyik
  51. Way Lebuh Dalom
  52. Way Gunung Tukang
  53. Way Pagar Dewa
  54. Way Rawa Panjang
  55. Way Rawa Cokor
  56. Way Tulung Belida
  57. Way Karta
  58. Way Gunung Katun
  59. Way Malai
  60. Way Krisi
  61. Way Komering
  62. Beserta anak sungainya

Kajian itu memiliki benang merah berdasar tulisan William Marsden melalui sejarah Sumatra, Menjelaskan, “apabila Orang Lampung ditanya tentang darimana mereka berasal, maka mereka menjawab dari dataran tinggi dan menunjuk kearah gunung tertinggi serta sebuah danau yang luas” (Marsden 2008). Gunung dan danau yang dimaksud adalah Tengkuk Gunung Pesagi Bukit Barisan dan Danau Ranau.

Sekala Brak Purba yang masih dikuasai oleh Buay Tumi pada masa itu sudah mengenal tulisan dibuktikan dengan adanya aksara Tambo Kulit Kayu yang berbentuk buku dan berntuk lembaran kulit kayu serta yang terdapat dalam Prasasti Hujung Langit tulisan tersebut ada 16 baris dan diatas tulisan tersebut terdapat gambar menyerupai Gagang Sarung Pusaka Semar Raja yang terletak di Bunuk Tenuar Liwa Lampung Barat dan sampai saat ini keberadaan Prasasti Hujung Langit tetap terjaga dan terawat dengan baik. Batu Prasasti Hujung Langit tersebut diperkirakan sudah ada sebelum abad ke-10 M, pada sekitaran sebelum abad ke-4 Masehi, Dolmen Batu Brak dan Batu Kayangan, Prasasti Maqom Tambak Bata serta masih banyak lagi Dolmen-Dolmen Peninggalan sejarah yang ada di Sekala Brak. Dengan demikian, menilik dari peninggalan sejarah tersebut maka Kerajaan Islam Kepaksian Sekala Brak dengan dibuktikan adanya Simbol Penaklukan Keturunan dari AL-Mujahid menurut kepercayaan lama di Sekala Brak meyakini bahwa cikal bakal Suku Bangsa dan bahasa melayu adalah dari Sekala Brak Purba yang dikuasai oleh Buay Tumi pada masa itu. Kemudian seperti yang kita ketahui bahwa Bahasa Indonesia merupakan pengembangan dari bahasa melayu purba tersebut.

Sekala Brak memiliki makna yang dalam, dan sangat penting bagi suku bangsa Lampung. Bukti tentang kemasyuran kepaksian Sekala Brak didapat dari warisan kebudayaan, adat istiadat, keahlian serta benda dan situs seperti tambo, dolmen batu brak, batu kayangan, maqom, benteng dan dalung seperti yang terdapat di Kenali[5], Batu Brak dan Sukau.Ada beberapa teori tentang etimologi Sekala Brak, yaitu:

  1. Sakala Bhak yang berarti titisan dewa (terkait dengan sekala brak purba animisme)
  2. Segara Brak yang berarti genangan air yang luas (diketahui sebagai Danau Ranau)
  3. Sekala Brak yang berarti tumbuhan sekala dalam jumlah yang banyak dan luas (tumbuhan ini banyak terdapat di Pesagi dan dataran tingginya)

Dalam buku Zawawi Kamil (Menggali Babad & Sedjarah Lampung) disebutkan dalam sajak dialek Komering/Minanga, bahasa lampungnya: ‘”Adat lembaga sai ti pakaisa buasal jak Belasa Kapampang, Sajaman rik tanoh pagaruyung, moko-muko pemerintah bunda kandung, Cakak di Gunung Pesagi rogoh di Sekala Berak, Sangon kok turun temurun jak ninik puyang paija, Cambai urai ti usung dilom adat pusako, kimawat pandai jujjokh tata titi tandana mawat bernegeri dalih berbangsa” Terjemahannya dalam bahasa Indonesia berarti “Adat Lembaga yang digunakan ini berasal dari Belasa Kepampang (Nangka Bercabang), Sezaman dengan ranah pagaruyung, muko-muko pemerintah bundo kandung, Naik di Gunung Pesagi turun di Sekala Berak, Memang sudah turun temurun dari nenek moyang dahulu, Sirih pinang dibawa di dalam adat pusaka, Kalau tidak pandai tata tertib tanda tidak bernegeri dan berbangsa”.

Dalam catatan Kitab Tiongkok kuno yang disalin oleh Groenevelt kedalam bahasa Inggris bahwa antara tahun 454 dan 464 Masehi disebutkan kisah sebuah Kerajaan Kendali yang terletak di antara pulau Jawa dan Kamboja.Prof. Wang Gungwu, dalam majalah ilmiahJournal of Malayan Branch of the Royal Asiatic Society dengan lebih spesifik menyebutkan bahwa pada tahun tahun 441, 455, 502, 518, 520, 560 dan 563 yang mulia Sapanalanlinda dari Negeri Kendali mengirimkan utusannya ke Negeri Cina.

Menurut Zawawi Kamil(Menggali Babad & Sedjarah Lampung) disebutkan dalam sajak dialek Komering/Minanga bahasa lampung: “Adat lembaga sai ti pakaisa buasal jak Belasa Kapampang, Sajaman rik tanoh Pagaruyung dalih muko-muko pemerintah Bundo Kandung, Cakak di Gunung Pesagi rogoh di Sekala Berak, Sangon kok turun temurun jak ninik puyang paija, Cambai urai ti usung dilom adat pusako, kimawat pandai jujjokh tata titi tandana mawat bernegeri dalih berbangsa” Terjemahannya dalam bahasa Indonesia berarti “Adat Lembaga yang digunakan ini berasal dari Belasa Kepampang (Nangka Bercabang), Sezaman dengan ranah Pagaruyung dan muko-muko pemerintah Bundo Kandung (pada abad 12), Naik di Gunung Pesagi turun di Sekala Berak, Memang sudah turun temurun dari nenek moyang dahulu, Sirih pinang dibawa di dalam adat pusaka, Kalau tidak pandai tata tertib tanda tidak berbangsa” Menurut kepercayaan lama di sekala brak purba, Kepaksian Sekala Brak pada zaman ini disebut Kerajaan Sekala Brak ini dihuni oleh Buay Tumi dengan Ibu Negeri Kenali yang beragama resminya adalah Hindu Birawa. Hal ini dibuktikan dengan adanya Batu Kepampang di Kenali yang fungsinya adalah sebagai alat untuk mengeksekusi Pemuda dan Pemudi yang tampan dan cantik sebagai tumbal dan persembahan untuk para Dewa.

 
Batu Kepampang tempat eksekusi pemenggalan kepala zaman Sekala Brak Purba[6].
 
GANESHA DI BUKIT DAMAR PULUK GUNUNG PESAGI PENINGGALAN AJARAN DARMA DAN NEGERI LELUHUR PARA DAPUNTA KEDATUAN SRIWIJAYA[7]
 
Temukan Arca Ganesha, Budayawan Katakan Lampung Asal Mula Kedatuan Sriwijaya[8]

Di lereng gunung Pesagi,dapat ditemukan berbagai peninggalan lain,seperti bebatuan yang tersebar di gunung Pesagi serta di dataran sekala brak, tapak bekas kaki,altar/tempat eksekusi muda-mudi, Archa Ganesa di gunung pesagi. batu Brak, Batu Kayangan, Prasasti Maqom Tambak Batan dan masih banyak lagi dolmen-dolmen peninggalan sejarah Kepaksian Sekala Brak Purba. Kepaksian Sekala Brak menjalin kerjasama perdagangan antar pulau dengan Kerajaan Kerajaan lain di Nusantara dan bahkan dengan India dan Negeri Cina. Prof. Olivier W. Wolters dari Universitas Cornell, dalam bukunya Early Indonesian Commerce, Cornell University Press, Ithaca, New York, 1967, hal. 160, mengatakan bahwa ada dua kerajaan di Asia Tenggara yang mengembangkan perdagangan dengan Cina pada abad 5 dan 6 yaitu Kendali di Andalas dan Ho-lo-tan di Jawa. Dalam catatan Dinasti Liang (502-556) disebutkan tentang letak Kerajaan Sekala Brak yang ada di Selatan Andalas dan menghadap kearah Samudra India, Adat Istiadatnya sama dengan Bangsa Kamboja dan Siam, Negeri ini menghasilkan pakaian yang berbunga, kapas, pinang, kapur barus dan damar.

Dari Prasasti Hujung Langit (Hara Kuning) bertahikh 9 Margasira 919 Caka yang di temukan di Bunuk Tenuar Liwa terpahat nama raja di daerah Suku Bangsa Lampung yang pertama kali ditemukan pada prasasti. Prasasti ini terkait dengan Sekala Brak yang masih dikuasai oleh Buay Tumi. Prof. Dr. Louis-Charles Damais dalam buku Epigrafi dan Sejarah Nusantara yang diterbitkan oleh Pusat Penelitian Arkeologi Nasional, Jakarta, 1995 Pusat Penelitian Arkeologi Nasional, Jakarta, 1995, halaman 26-45 Diketahui nama Raja yang mengeluarkan prasasti ini tercantum pada baris ke-7, menurut pembacaan Prof. Damais namanya adalah Haji Yuwa Rajya Punku Sri Haridewa. Lebih jauh lagi Sekala Brak Purba adalah juga merupakan cikal bakal Kedatuan Sriwijaya, di mana saat persebaran awal dimulai dari dataran tinggi di tengkuk gunung Pesagi dan Danau Ranau satu kelompok menuju keselatan menyusuri dataran Lampung dan kelompok yang lain menuju kearah utara menuju dataran Palembang. Van Royen:1927 Bahkan seorang keturunan dari Sekala Brak Purba adalah merupakan Pendiri dari Dinasti Kedatuan Sriwijaya adalah Dapunta Hyang Sri Jayanaga yang memulai Dinasti Kedatuan Sriwijaya awal dengan ibu negeri Minanga Komering. Arlan Ismail:2003 Kajian itu memiliki benang merah berdasar tulisan William Marsden melalui sejarah Sumatra, Menjelaskan, “apabila Orang Lampung ditanya tentang darimana mereka berasal, maka mereka menjawab dari dataran tinggi dan menunjuk kearah gunung yang tinggi serta sebuah danau yang luas”(Marsden 2008). Gunung dan danau yang dimaksud adalah Tengkuk Gunung Pesagi Bukit Barisan dan Danau Ranau.[9]

Tengkuk Gunung Pesagi Bukit Barisan adalah Pusat Pemerintahan pada jaman buay Tumi Kerajaan Sekala Brak purba. Saat ini, secara geografis wilayah buay/suku Tumi mencakup wilayah pesisir pantai utara Sumatra. Seorang ahli sejarah Lawrence Palmer Briggs dalam jurnalisnya di abad Ke-19 M, tahun 1950, menyebutkan bahwa sebelum abad Ke- 7, sekitar tahun 653 M, yang berlangsung sejak tahun 652 M hingga 675 M, ibukota Kedatuan Sriwijaya terletak di daerah pegunungan agak jauh dari Palembang. Tempat itu dipayungi oleh dua gunung dan dilatari sebuah danau (Keresidenan Lampung dan Palembang). Itulah sebabnya Sailendra dan keluarganya disebut “Family of the King of the Mountains” (Sailendravarmsa) Berdasarkan penelusuran hasil penelitian Binsar D.L. Tobing : 2004, dijelaskan bahwa Prasasti Hujuŋg Langit diantaranya menyebutkan satu daerah bernama Hujuŋg Langit yang seluruh hutan dan seluruh tanahnya diperuntukkan bagi bangunan suci. Nama Hujuŋg Langit itu sendiri tidak tercantum dalam peta maupun sumber-sumber lain, namun sekitar 13 km (jika ditarik garis lurus dari prasasti Hujung Langit) disebelah Timur Laut ada nama tempat yang bernama Ujung (Damais, 1995:28). Jadi yang dimaksud sebagai Hujung Langit adalah daerah yang bernama Ujung (Pekon Hujung kecamatan Belalau, Lampung Barat Provinsi Lampung).

Haji Yuwa Rajya Punku Sri Haridewa Jika dilihat dari gelar yang melekat pada namanya, tersebutlah Punku, mempunyai arti tuanku, dimungkinkan sebagai gelar yang menganggap bahwa Punku Sri Haridewa merupakan orang yang turut melindungi serta memilihara bangunan suci. Pun atau Pu adalah merupakan gelar kehormatan bagi kebangsawanan seseorang sebagaimana banyak keluarga di Kerajaan San-fo-ts’i yang bergelar “Pu”. Begitu juga gelar Pu yang bersanding dalam kata DAPUNTA maka gelar dapunta harus diperuntukkan bagi orang yang amat tinggi kedudukannya. Kehormatan yang amat tinggi itu ditunjukkan dengan bubuhan da-, -ta, dan sebutan “Hyang”. Demikian keterangan makna gelar Pu dalam buku Sriwijaya yang ditulis oleh Prof. Dr. Slamet Muljana.

Selanjutnya gelar Haji (Aji) adalah arti yang umum untuk “raja”, dipakai untuk menyebut seseorang dalam hubungannya dengan wilayah kekuasaannya(Ayatrohaedi, 1979: hal 79). Arti kata yang sama juga diberikan oleh Zoetmulder (1995: hal 327). yang menyebutkan bahwa Haji dapat diartikan sebagai raja, keluarga Raja, Sultan, Pangeran, Seri Baginda, Paduka Yang Mulia.

Dan terdapat juga sebutan Yuwa Rajya (Yuwa Raja) untuk baginda Sri Haridewa, sebutan itu pernah tercantum dalam prasasti yang berasal dari Sumatra, yaitu prasasti Telaga Batu yang diperkirakan berasal dari Abad Ke-7 M tahun 686 Masehi. Dalam prasasti ini disebutkan tiga kategori pangeran, yaitu :yuwaraja (Putera Mahkota), pratiyuwaraja (Putera Mahkota ke dua), dan Rajakumara (Putera Mahkota lainnya )(de Casparis, 1956: hal 17; 1976: hal 69; Kulke, 1991 : hal 9). Biasanya raja muda ini sebelum menjadi raja yang berkuasa penuh diberi kedudukan sebagai raja/sultan disuatu daerah atau wilayah ( Soemadio (ed), 1993: hal 410).

Selain nama Baginda Sri Haridewa yang tertulis dalam Prasasti Hujung Langit, terdapat juga para pejabat yang mengiringinya dalam penetapan sima tersebut, seperti Hulun (seseorang Yang Melayani Raja/Sultan/ Hulun Haji), pejabat tinggi yang hadir diantaranya Samgat Juru Pajak (Pejabat Pajak), Pamgat Juru Ruhanan (Pengawas Para Pejabat), Pramukha Kabayan (Pemuka yang berkaitan dengan bangunan suci), Juru Redap (Pejabat Bagian Informasi), Juru Pajabat (Petugas Menyambut Raja), juru samya (orang yang berkuasa pada derajat yang lebih rendah (desa), wakil pejabat atau kepala, Juru Natalan (Bagian Penulisan / Juru Tulis), Juru Mabwan (Pejabat Menangangi tenaga Kerja), dan pejabat tingkat banwa yang hadir diantaranya adalah Rama.

Dan saat ini, walau prasasti itu usianya telah berabad – abad lamanya, namun sebutan sebutan yang ada didalam prasasti tersebut masih tetap dipertahankan oleh masyarakat Kepaksian Sekala Brak zaman Saat ini, seperti sebutan Pun masih dipertahankan oleh masyarakat di sekitar Prasasti Hujung Langit dan batu brak, batu kayangan (Masyarakat/Rakyat Sekala Brak) sebagai panggilan kehormatan bagi anak laki laki tertua dari keturunan Sultan / SaiBatin Raja Adat Dikepaksian dalam wilayah Sekala Brak yang kini mengejawantah menjadi Kepaksian Sekala Brak zaman saat ini Kerajaan Sekala Brak. Selain itu juga Jabatan Juru, Hulun, Pramukha Kabayan, Rama/Perangkat Adat seperti dalam prasasti masih dipertahankan pula oleh masyarakat Adat Hususnya Kerajaan Sekala Brak untuk orang-orang yang memiliki tugas khusus dalam adat, yang kini disebut Jukuan Lamban, Gelar/Adok, Perangkat Adat dari tingkat tertinggi adalah Kepala Jukkuan Gelar Raja istri Batin, Perangkat Adat Gelar Batin Istri Khadin, Perangkat Adat Gelar Raden istri Minak, Perangkat Adat Gelar Minak istri Kimas, Perangkat Adat Gelar Kimas Istri Mas dan lainnya.

Berdasarkan Kepercayaan lama di dataran sekala brak titik kebesaran di Hanibung titik lokasi batu brak dan batu kayangan dan Sejarah yang disusun di dalam Tambo Paksi, dataran Sekala Brak yang pada awalnya dihuni oleh salah satu komunitas yang tidak termasuk dari bagian suku tumi tetapi juga adalah kelompok-kelompok yang bisa di pengaruhi lebih awal untuk memeluk agama islam di sini dislokasi mereka di dalam sejarah yang namanya “Ranji Pasai” bahasa lampung nya “Sikam Jamma Pasai” (Kami Orang Pasai), suku bangsa Orang-orang mulia ketutunan Orang Mulia ini mengagungkan sebuah pohon yang bernama Belasa Kepampang atau nangka bercabang karena pohonnya memiliki dua cabang besar, yang satunya nangka dan satunya lagi adalah sebukau yaitu sejenis kayu yang bergetah. Keistimewaan Belasa Kepampang ini bila terkena cabang kayu sebukau akan dapat menimbulkan penyakit koreng atau penyakit kulit lainnya, namun jika terkena getah cabang nangka penyakit koreng tersebut dapat disembuhkan. Karena keanehan inilah maka Belasa Kepampang ini diagungkan oleh negeri suku bangsa Orang-orang mulia ketutunan Orang Mulia di dataran sekala brak titik kebesaran di Hanibung[10][11].

Berdirinya Kepaksian Sekala Brak

Didalam buku Kerajaan Jambulipo yang diterbitkan melalui Kelompok Penerbit Diandra Anggota IKAPI (062/DIY/08) pada BAB 2 halaman 31 Sejarah Singkat Kerajaan Jambulipo menjelaskan A.R Chaniago dalam (Firman,20120) berpendapat bahwa Kerajaan Jambulipo merupakan salah satu kerajaan tertua di Minangkabau dan diperkirakan telah ada sejak abad ke-10 Masehi tahun 901 Masehi, Ia juga menyebutkan bahwa Jambulipo dahulunya merupakan nama daerah yang menjadi tempat tinggal raja-raja zaman Dharmasraya (Firman,2012), Dharmasraya merupakan nama daerah yang cukup terkenal di Sumatra bagian tengah ketika agama Budha berkembang pesat pada awal abad ke-13 Masehi Dharmasraya berada di sekitar hulu sungai Batanghari, yaitu salah satu sungai terbesar di pulau Sumatra dengan lebar sekitar 500 m dan panjang 800 km. Sungai batanghari menjadi jalur transportasi dan perdagangan yang ramai di Pulau Sumatra bagian tengah kala itu (Soekmono, 1992:40; Utomo,1992:178).Nama Dharmasraya tercatat dalam Kitab Nagarakertagama sebagai salah satu daerah yang menjadi tujuan pasukan Ekspedisi Pamalayu Kerajaan Singasari atas perintah Raja Kartanegara pada tahun 1275 Masehi (Soekmono 1992:40;Utomo 1992:175; Kusumadewi 2012:4-5).Kini Dharmasraya merupakan sebuah Kabupaten Dharmasraya secara adat termasuk dalam wilayah Kerajaan Jambulipo.

Sekala Brak Adalah bagian dari pada Pilar-Pilar Penguat Kekokohan NKRI

Paksi artinya Tertinggi, Pemegang Kepemilikan Tertinggi yakni pemilik Pemegang Kekuasaan tertinggi atas wilayah rakyat dan Adat. Kepaksian adalah Pemegang Kekuasaan Tertinggi, Terhadap rakyat dan wilayah serta Adat. Sekala artinya Titisan Brak artinya Dewa. Sekala Brak Adalah titisan Dewa Kerajaan Sekala Brak (Baca: Kepaksian Sekala Bkhak) adalah sebuah kerajaan yang berlandaskan nilai-nilai agama Islam. Diriwayatkan kedatangan AL-Mujahid dari Pasai pesisir pantai utara Sumatra, Keturunan Sultan Iskandar Zulkarnain Gelar Sultan Yang Dipertuan, Sampainya-n di Pagaruyung, kemudia setelah berdirinya Kerajaan Pagaruyung, dari Pagaruyung Empat Umpu dari keturunan anak Raja tersebut beranjak ke Muko Muko menyebarkan agama Islam. Setelah itu Kerajaan Sekala Brak Purba ditaklukan oleh Empat Umpu yang menolak ajaran agama islam kemudian Kerajaan Sekala Brak Purba berubah menjadi Kepaksian Sekala Brak. Yang berada di Empat Titik Kebesaran, yaitu pada Kepaksian Pernong terletak di kaki Gunung Pesagi di HANIBUNG Kecamatan Batu Brak, Kab. Lampung Barat (Gunung tertinggi di tanah Lampung), Kepaksian Nyerupa berada di Tampak Siring, Kepaksian Bejalan Di Way berada di puncak, Kepaksian Belunguh berada di Tanjung Menang. Kepaksian Sekala Brak adalah nama asli dari pada Struktur Organisasi yang berdiri sejak Rabu 24 Agustus 1289 Masehi (29 Rajab 688 H). Keempat Kepaksian dijadikan Paksi Pak Sekala Brak artinya Empat pemegang tertinggi di Sekala Brak. Dalam perkembangan sejarah dan sebutan terminology sekarang Struktur Kepaksian, Struktur yang dipegang oleh seorang Sultan/Saibatin Raja Adat di Kepaksian. dahulu pada zaman Kepaksian Sekala Brak sebutan Kepaksian adalah Kerajaan. Nama atau gelar Ratu dipegang oleh seorang laki-laki yang memegang pimpinan di suatu wilayah yang mempunyai Rakyat/Masyarakat. Saat ini Kepaksian sekala brak agar lebih terkenal luas menjadi Kerajaan Adat Paksi Pak Sekala Brak, untuk di kepaksian pernong penambahan kata adat, sebagai Simbol Komitmen bahwa Kepaksian Pernong Sekala Brak Sultan/Raja Adat Dikepaksian di Istana Adat Gedung Dalom Kepaksian Pernong Sekala Brak sebagian besar para pejuang yang dimakamkan dimakam pahlawan, Jakarta, Lampung dan Sumatra Selatan. Karena itulah Sultan/Saibatin Raja Adat Dikepaksian Pernong lebih berkomitmen menggunakan istilah Kerajaan Adat Kepaksian Pernong Sekala Brak. Sebuah Struktur Organisasi dibawah naungan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) dan berkomitmen tentang keberadaan NKRI sebagai payung dari pada bangsa Indonesia dan Sekala Brak Adalah bagian dari pada Pilar-Pilar Penguat Kekokohan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

Petilasan Sekala Brak

Sekala Brak suatu peradaban dulu sebelum islam masuk, di dalam tambo sekala brak disebut bahwasanya Keturunan-Keturunan Sultan Iskandar Zulkarnain Gelar Sultan Yang Dipertuan AL-Mujahid dari negeri pasai Sampainya-n di Pagaruyuang, kemudia setelah berdirinya salah satu Kerajaan di Pagaruyung, dari Pagaruyung Empat Umpu dari keturunan anak Raja tersebut beranjak ke Muko Muko menyebarkan agama Islam. Kemudian masuk masuk sekala brak melihat sebuah negeri yang beragana Animisme, ada sebuah proses dialog pada saat mereka sampai di bumi sekala brak mereka menempati suatu tempat yang disana juga adalah salah satu komunitas yang tidak termasuk dari bagian suku tumi tetapi juga adalah kelompok-kelompok yang bisa di pengaruhi lebih awal untuk memeluk agama islam di sini dislokasi mereka di dalam sejarah yang namanya “Ranji Pasai” bahasa lampung nya “Sikam Jamma Pasai” (Kami Orang Pasai), setelah dialog itu kemudian tidak mendapatka suatu titik temu akhirnya terjadi suatu peperengan beberapa cerita di bulan bakha, peristiwa bulan bakha pada saat suatu pagelaran dari pada upacara di malam bulan purnama pada saat itu diserang sekala brak dalam melalui suatu pertempuran yang sangat sengit akhirnya di kalahkan di tumbangkan melalui titik awal dari pada Kerajaan Islam Dengan raja terakhir Kerajaan Sekala Brak Purba yang beraliran animisme, Ratu Sekaghummong yang merupakan anak dari Ratu Sangkan serta cucu dari Ratu Mucah Bawok. Secara politik kekuasaan Kerajaan Sekala Brak Purba yang menganut ajaran Animisme ini berhasil ditaklukkan, Hal ini ditandai dengan terbunuhnya Ratu Sekaghummong dengan menggunakan keris belambangan setelah membunuh ratu sekeghummong keris belambangan berubah nama menjadi “Rakiyan Istinja Darah” di Puncak Gunung Pesagi oleh keturunan AL-Mujahid yang datang dari Pasai Pesisir Pantai Utara Sumatra, disitu pohon sesembahan mereka itu di tebang dijadikan 2 (dua), nama nya pepaduan antara pohon belasa dan kepampang nya di jadikan tempat untuk ritual pengislaman di dalam tambo disebut kan jelas 29 rajab 688 hijriyah mujarah Rasulullah diperkirakan Rabu 24 Agustus 1289 Masehi Ke Empat Umpu Mereka membuat satu kemufakatan diatas Gunung Pesagi untuk menjadikan Sekala Brak sebagai satu negeri yang dibagi menjadi Empat wilayah bagian, yang kemudian dikenal sebagai Empat Ke Khalifahan, mulai berdirinya Kepaksian Sekala Bkhak ditancapkan Bendera AL-LIWA/PEPANJI SYAHADATAIN diatas puncak Gunung Pesagi Mulailah Menjadi Kepaksian Sekala Bkhak, selain membagi wilayah mereka juga membagi rakyat, membagi pusaka-pusaka hasil rampasan dari pada sekala brak purba, Ke Empat Kepaksian ini tidak bersekutu berpisah tidak bercerai. Pada tahun sekitar 1401 Masehi hingga 1501 Masehi ada serangan dari kerajaan Palembang tampa pemberitahuan tampa ada layaknya suatu pertikaian lebih dahulu tiba-tiba menyerang ke Atas didalam rentang waktu perlawanan ahirnya pasukan Palembang itu bisa dipukul mundur dan kembali.

Pada sekitar abad 1701 hingga 1801 terjadi hubungan antara sekala brak denggan Inggris, Portugis, Amerika, VOC Persekutuan dagang asal Belanda yang mempunyai monopoli aktivitas di dalam hubungan perdagangan pada beberapa tahun kemudian terjadi pertukaran antara Inggris dan Belanda yaitu Singapura dan Bengkulu, Belanda mendapatkan Bengkulu dan Inggris meninggalkan Bengkulu untuk mendapatkan Singapura, suatu hal yang pasti bahwa Inggris itu tidak pernah menjajah. Ada beberapa perjanjian baik di Kepaksian nyerupa, Kepaksian Pernong, Bejalan di Way dan Belunguh, perjanjian kompeni inggris untuk tidak saling menyerang, kemudian perjanjian apa bila musuh menyerang dari laut maka kompeni inggris lah yang menghadapi, apabila musuh datang dari darat maka Kepaksian Sekala Brak lah yang menghadapi.

Tetapi pada saat penyerahan antara Bengkulu dan Singapura, Belanda ini memang Culas kemudian meng Klaim menyatakan kepada Kepaksian Sekala Brak bahwasanya kami dalam perjanjian ini mendapat mandat dari inggris yang sudah dikuasai inggris, karena Kepaksian Sekala Brak tidak menerima maka terjadilah peperangan cukup lama di dalam sejarah tetapi ahirnya Kepaksian Sekala Brak dapat dikalahkan, pada zaman ini Kepaksian Sekala Brak di ubah Belanda menjadi Paksi, Paksi Buay Nyerupa, Paksi Buay Belunguh, Paksi Buay Pernong, Kemudian belanda membuat suatu statement penaklukan bahwa pangkat maharaja sultan dan ke empat paksi tidak boleh dipergunakan lagi, setelah di taklukkan bagaimana untuk memecahnya, sehingga pecahlak Paksi dalam sisi marga-marga, Paksi Buay Nyerupa menjadi Marga nyerupa, Paksi Buay Pernong menjadi Marga Kenyangan, Paksi Buay Belunguh menjadi Marga Belunguh, Paksi Buay Bejalan di Way Menjadi Marga Bejalan di Way, ini dibuat kepala-kepala marga yang disebut juga PASIRAH Akan tetapi marga-marga di luar Empat Saibatin Paksi bukanlah Saibatin Sultan/Saibatin Raja Adat di Kepaksian, Saibatin Sultan/Saibatin Raja Adat di Kepaksian ini tetap ke empat Paksi yang dikalahkan belanda dan di paksa belanda untuk ikut kedalam pemerintahan marga-marga, akan tetapi kesaibatinan ini masih utuh tradisinya kenapa masih banyak para hulu balang-hulu balang tetap melawan tetap di dalam hutan karena itulah Saibatin empat paksi ini di muntu juga oleh belanda terhadap empat paksi ini yang di jadikan status marga mereka itu menerima kedudukan pasirah itu turun temurun sedangkan di tempat-tempat lain yang sudah di pecah menjadi marga-marga mereka sistem pemilihan 5 (lima) tahun sekali sistem pemilihan yang naik jadi pasirah yang pasirah lama mundur, 5 (lima) tahun lagi pemilihan seperti jaman pada saat sekarang ini, tetapi untuk ke empat Paksi ini mereka tidak berani memperlakukan sistem pemilihan dan sampai sekarang apa bila Sekala Brak muncul maka muka seluruh komunitas masyarakat yang dulu mempunyai keterkaitan dengan Sekala Brak muncul, untuk menegakkan payung dari pada Kepaksian Sekala Brak. Untuk di Kepaksian pernong penambahan kata Kerajaan adat. Kerajaan Adat Kepaksian Pernong Sekala Brak[12]

Kerajaan Adat Kepaksian Pernong Sekala Brak

Fase ini merupakan bagian terpenting dari eksistensi masyarakat Suku Bangsa Lampung. Putra dari Umpu Ngegalang Paksi Gelar Sultan Ratu Ngegalang, Umpu Pernong Gelar Sultan Ratu Buay Pernong Dia adalah Pendiri Kepaksian Pernong memerintah di Henibung pad presensi Dolmen Batu Brak saat ini.

Umpu berasal dari kata Ampu Ratu seperti yang tertulis pada. batu tulis di Pagaruyung yang bertarikh 1358 A.D Ampu Tuan adalah sebutan Bagi anak Raja Raja Pagaruyung Minangkabau. Alkisah setibanya di Sekala Brak Umpu bertemu dengan seorang Muli( gadis ) yang ikut menyertai Umpu Pernong dan ke tiga saudaranya dia adalah Si Bulan. Setelah perserikatan ini cukup kuat maka Suku bangsa Buay Tumi yang berada di bakhnasi belalau dapat ditaklukkan dan sejak itu berkembanglah agama Islam di Sekala Brak.

Sedangkan Si Bulan, berkat kesetiaannya serta ikut membantu perjuangan dakwah di Sekala Brak, maka diberi penghargaan sebagai “ Nabbai Paksi” atau saudara Kepaksian Sekala Brak, menerima kedudukan sebagai bendahara Kepaksian Sekala Brak sehingga disebutlah dengan Buay Nekhima, selain itu ia diberi wilayah di daerah Cenggiring, Itulah sebabnya nilai kehormatan tertinggi terutama di Kepaksian Sekala Brak adalah kesetiaan, hidup tanpa kesetiaan adalah hidup yg sumbang. Mak tippik, mau diletakkan dimana kalau seseorang mempunyai karakter penghianat dan tidak setia terhadap Sultan/SaiBatin Raja Adat Dikepaksian, lebih - lebih “ tekhok ngeguggohi ”( ingin menyamakan dirinya seperti bisa mengangkat dan menyamakan dirinya dengan kedudukan Sultan/SaiBatin Raja Adat Dikepaksian) adalah sebuah penghianatan yang akan jadi crita sepanjang zaman.

Akan tetapi seiring perjalanan waktu kemudian Si Bulan / Putri Bulan /Putri Indrawati ini hijrah dari Kepaksian Sekala Brak menuju kearah matahari hidup ada yang menyebutnya negeri menggala da nada juga yang menyebutnya negeri tulang bawang. Oleh karena Si Bulan hijrah maka atas permufakatan dari Paksi tugasnya sebagai bendahara Paksi dipercayakan kepada seorang keturunan dari Si Bulan yaitu Si Nyata yang ada di Pekon Luas (pekon simpang luas saat ini), ialah yang melanjutkan tugas untuk menyimpan pusaka- pusaka, Indek Ketarau 1890-1910, Kitab tua dari kulit kayu yang disebut tambo paksi, tulisan lembaran kulit kayu sepanjang 0,5 s/d 1 meter, Kitab tua dari kulit kayu Panduan Bacaan Sholat termasuk Pepadun dan kemudian diberi kedudukan Buay Belunguh sebagai pangtuha di wilayah Pekon Luas, kepadanya diberikan gelar Raja secara turun temurun.

Di sekala brak umpu pernong serta ke tiga saudaranya tersebut mereka membuat satu kemufakatan diatas gunung pesagi untuk menjadikan sekala brak sebagai satu negeri yang dibagi menjadi Empat wilayah bagian, yang kemudian dikenal sebagai empat kepaksian/empat ke khalifahan, paksi artinya tinggi, empat pemegang pucuk tertinggi didalam adat ke empat paksi ini tidak bersekutu berpisah tidak Bercerai, mulai berdirinya kepaksian sekala bkhak ditancapkan bendera al-liwa/panji syahadatain diatas puncak gunung pesagi mulailah menjadi kepaksian sekala bkhak pada 29 rajab 688 hijriyah. rabu 24 agustus 1289 masehi. Berdasarkan penelitian terakhir diketahui bahwa menyebarnya Agama Islam setelah putra dari al-mujahid memerangi ratu sekeghumong yang merupakan anak dari ratu sangkan serta cucu dari ratu mucah bawok yang memiliki sistem dan Struktur Organisasi tertua yang ada di tanah Lampung bahkan ratu sekeghummong berhasil dibunuh menggunakan sebuah keris bernama “Rakian Istinjak Darah” (keris belambangan) dan akhirnya dimenangkan oleh perserikatan Putra dari Umpu Ngegalang Paksi Gelar Sultan Ratu Ngegalang Paksi sehingga dimulailah zaman Kerajaan Islam di Sekala Brak.

Sedangkan penduduk yang belum memeluk agama Islam melarikan diri ke Pesisir Krui dan terus menyeberang ke pulau Jawa dan sebagian lagi ke daerah Palembang. Raja terakhir dari Buay Tumi Sekala Brak adalah Kekuk Suik sebagai anak laki-laki dari Ratu Sekeghumong dengan wilayah kekuasaannya yang terakhir di Pesisir Selatan Krui -Tanjung Cina. Dataran Sekala Brak akhirnya dikuasai oleh Kepaksian yang disertai Si Bulan[13] “ Nabbai Paksi”, Maka Sekala Brak kemudian diperintah oleh al-mujahid dengan menggunakan nama Paksi. Inilah cikal bakal Paksi Buay pernong, yang merupakan puyang Suku Bangsa Lampung. Wilayah kekuasaan dari Umpu Pernong yang wilayah kekuasaannya membentang mulai dari kecamatan Batu Brak, Kecamatan Suoh, Kecamatan Bandar Negeri Suoh setengah bagian dari Pesisir Tengah Krui yang saat ini merupakan wilayah Kabupaten Pesisir Barat, seluruh Pesisir Selatan sampai ke daerah Tikor Bekhak Tanggamus dengan pusat pemerintahan berada di Hanibung (Pekon Balak saat ini).

Suku bangsa Buay Tumi yang lari kedaerah Pesisir Krui menempati marga marga Punggawa Lima yaitu Marga Pidada, Marga Bandar, Marga Laai dan Marga Way Sindi namun kemudian dapat ditaklukkan oleh bahatur yang datang dari Istana Gedung Dalom dengan bantuan lima orang punggawa dari danau ranau. Dari kelima orang punggawa inilah nama daerah ini disebut dengan Punggawa Lima karena kelima punggawa ini hidup menetap pada daerah yang telah ditaklukkannya Sekitar pertengahan abad 12 s/d 13 Masehi para SaiBatin di Sekala Brak berhasil merumuskan dan menggunakan aksara sendiri yang disebut “Had Lampung. Tulisan Bahasa dan Aksara Lampung Yang Ditulis William Marsden melalui sejarah Sumatra, terbit pertama kali pada tahun 1779 dengan judul The History Of Sumatra.

Warisan budaya kepaksian sekala brak

Upacara Penobatan, tolak bala, Lingkaran hidup, Keagamaan dan Upacara Lainnya[14]

  • Upacara dalam Kesatuan Proses Kehidupan

Upacara adat dalam masyarakat Sai Batin Kepaksian Pernong, tidak terpisahkan dengan proses kehidupan sehari-hari. Artinya, upacara selalu terkait dengan tahapan-tahapan kehidupan. Tidak dijumpai upacara yang berkait dengan hari-hari peringatan tertentu, hari-hari besar tertentu. Upacara adat terkait kehamilan, kelahiran, khitan, pernikahan, dan kematian. Upacara pemberian gelar pun kebanyakan dikaitkan dengan perhelatan suatu keluarga dalam koordinasi para Kepala Jukkuan. Apabila Sultan dan Ratu datang langsung atau mengirim utusan, maka akan ada upacara penyambutan melalui tradisi penghormatan tertentu. Semua upacara itu telah memiliki baku tatacara yang lengkap.

  • Penattahan Adok dan Nayuh

Salah satu upacara yang cukup penting dalam masyarakat adat Kepaksian Pernong adalah Upacara Pemberian Gelar atau Penattahan Adok. Proses Penattahan Adok dilaksanakan bersamaan dengan berlangsungnya sebuah pesta perkawinan (nayuh) yang diselenggarakan oleh salah satu Jukkuan dalam Sekala Brak. Prosesi puncak berada di tengah acara resmi nayuh dan disaksikan oleh para Raja Kepala Jukku dari Jukkuan Kappung Batin maupun Jukkuan lain dalam Sekala Brak. Kehadiran Sai Batin dalam Penattahan Adok ini sangat diharapkan, baik oleh yang sedang punya hajat nayuh maupun masyarakat adat Sekala Brak. Kehadiran Sai Batin di tengah mereka dianggap sebagai anugerah.

Urutan acara pada Upacara Penattahan Adok, Paduka YM SPDB Drs. H. Pangeran Edward Syahpernong,S.H.. menyebut secara garis besar:

  1. Pembacaan Surat Keputusan Sai Batin yang berisi ketetapan gelar dibacakan oleh Pemapah Dalom atau salah seorang Raja Jukkuan Kappung Batin yang ditunjuk. Dilanjutkan pembacaan nama dan gelar yang akan dianugerahkan
  2. Petugas Penattah membaca nama dan gelar yang diberikan disertai Penabuh Canang, yang bertugas memukul canang pada saat-saat tertentu dalam rangkaian pengumuman nama dan gelar.

Mereka ini terus didampingi Pembaca SK Sai Batin dan seorang Raja Jukkuan dari dusun yang sedang menyelenggarakan Tayuhan sebagai saksi. Petugas Penattahan Adok ini berpakaian adat lengkap: tukkus, jas tutup, serong gantung kanan, kain buppak, dan keris serta seperangkat canang. Tata urutan Penattahan Adok secara garis besar adalah sebagai berikut: Petugas Penattahan Adok menghadap Sai Batin atau yang mewakili untuk minta izin dan perkenan guna mulai menjalankan tugasnya. Petugas duduk dengan posisi Hejong Sumbah, duduk di atas dua kaki yang dilipat di belakang sedangkan badan berada di atas kaki kiri, bukan di atas lantai. Setelah duduk, petugas terlebih dahulu meletakkan keris pusaka yang dibawanya, letak pangkal (tangkai) keris ke arah Sai Batin. Setelah meletakkan keris, petugas baru melakukan penghormatan kepada SaiBatin dengan mengangkat ke atas kepala kedua belah telapak tangan dirapatkan/ditangkupkan. Selesai menghaturkan sembah. petugas penattah menyampaikan maksudnya dan melaporkan tugasnya. Setelah mendapat jawaban dan perintah Sai Batin, petugas kembali memberi sembah. Petugas penattah adok segera menuju tempat upacara. Canang dipukul. Petugas penattah mulai berbicara di depan hadirin. Ia menyampaikan salam kepada Sai Batin dan hadirin dengan bahasa yang khusus. (Butattah). Materi yang harus disampaikan dalam butattah :

  • salam dan tangguhan atau alasan keberadaannya selaku petugas petattah;
  • kilas balik sejarah kebesaran Sekala Brak Paksi Pak Sekala Brak dalam memimpin warga dan kabuayannya;
  • memperkenalkan Jukkuan yang mengadakan hajatan dan figur para calon penerima gelar;
  • pelaksanaan pemberian gelar disertai harapan agar adok yang diberikan selalu dipakai dalam penyebutan hari-hari berikutnya;
  • salam dan pamit kepada Sai Batin dan hadirin. Selesai langsung kembali menghadap Sai Batin, menghatur sembah, melapor bahwa telah selesai menjalankan tugas, dan setelah mendapat perkenan Sai Batin petugas kembali ke tempat semula. Proses Pentattahan Adok berakhir. Dilanjutkan acara lain- lain.

Urutan Prosesi

Adat tradisi proses penyambutan Sai Batin dalam Tayuhan Jukkuan telah turun temurun dilakukan. Telah pula terjadi perubahan dari waktu ke waktu. Terakhir, Sai Batin telah menetapkan urutan prosesi secara lengkap sebagai berikut : Seperti halnya Penyambutan Sai Batin pada Tayuhan Jukkuan Gemutukh Agung Kageringan, pada tanggal 7 Oktober 2003. Sultan Sekala Brak Yang Dipertuan Ke -23 memerintahkan pada Jumat, 3 Oktober 2003 bahwa urutan upacara tersebut ditentukan urutan-urutannya. Raja Sempurna dan Raja Mega menerima perintah dimaksud. Dalam catatan Raja Sempurna, prosesi arak- arakan meliputi :

  • Sai Batin menunjuk Raja Alamsyah II Suka Rajin Kageringan sebagai Pepatih Arak-arakan.
  • Urutan Arak-arakan :

Sebelum Sai Batin tiba di lokasi, seluruh yang terlibat harus sudah siap di lokasi. Saat Sai Batin tiba di lokasi disambut oleh :

  1. Pepatih Arak-arakan
  2. Payung Songsong Kuning dipegang oleh Jukkuan Kekhatun
  3. membawa Pedang, 4 bilah.
  4. Pembawa Tombak, 8 bilah
  5. Kebayan
  6. Payung Songsong Kuning, Parajurit Pedang, Prajurit Tombak, Pepatih Arak-arakan dan Kabayan mengiring Sai Batin dari sejak turun dari mobil hingga masuk ke Awan Geminsir.
  7. Di kiri kanan Awan Geminsir telah berbaris Mulli Meranai Margaan mendampingi Mulli Batin seluruh Jukkuan Marga.
  8. Sai Batin memasuki Awan Geminsir Alat kebesaran Sai Batin semua berada di posisi masing-masing. Kabayan, Mulli Batin Jukkuan berikut Mulli Meranai lainnya serta Babbay berjalan mengikuti Awan Geminsir.
  9. Setelah dilaksanakan Tari Pedang Samang Begayut. Arak-arakan bergerak berjalan. Sai Batin berjalan dalam Awan Gemisir tanpa Lalamak Sambil terus berjalan, prosesi menyajikan gerak tarian, bunyi-bunyian yang meliputi :
  • Terakot – Kekakti;
  • Pencak Silat;
  • Gamelan ditabuh;
  • Hadrah (rebana) dimainkan;
  • Muli Meranai dan Babbay Pantun.

Di titik tempat yang ditetapkan, arak-arakan berhenti. Disajikan Tarian Pedang Semang Begayut, para pemikul mengangkat tinggi-tinggi Awan Gemisir dan Sai Batin keluar dari dalamnya. Langsung Sai Batin berjalan di atas Lalamak yang disediakan khusus baginya. Sai Batin berjalan di atas Lalamak sampai dengan Kelasa. Pada saat itu, Sai Batin diiring oleh :

  • 4 prajurit berpedang;
  • 8 prajurit bertombak;
  • payung songsong kuning;
  • Kebayan.

Perangkat Arak-arakan dikumpulkan di satu tempat. Bujang Gadis dan Babbai Buar menuju tempat yang disediakan. Pada saat Sai Batin keluar dari Awan Geminsir, melewati Lalamak, menuju Kalasa disambut oleh barisan Raja-raja Jukkuan Marga berpakaian adat kebesaran dan memberi salam adat. Salam adat, kedua telapak tangan diangkat bersama di atas kening. Sai Batin membalas dengan meletakkan telapak tangan kanan di dadanya. Jadi, tidak bersalaman. Di ujung barisan Raja-raja Jukkuan berdiri para Haji dari seluruh Marga berpakaian gamis. Sai Batin memasuki Kelasa. Tetap diiring Payung Songsong Kuning dan pengawalnya sampai di tempat duduk. Payung dan Pengawal berposisi di belakang Sai Batin duduk Setelah Sai Batin duduk di Kelasa, seluruh hadirin duduk. Acara siap dimulai. Diawali Tangguhan kepada Sai Batin oleh yang mewakili Jukkuan Gemuttukh Agung. Setelah selesai Tangguhan, acara resmi dimulai dipandu oleh Pembawa Acara.

Seterusnya, acara penattahan berlangsung. Biasanya juga dapat ditambah dengan barisan kehormatan berjumlah 48 orang(24 laki-laki dan 24 perempuan) memakai pakaian teluk belanga, sarung gantung ala Melayu dilengkapi dengan selempang khusus, ikat kepala merah, ikat pinggang warna merah. Pria mengenakan topi model Topi Belulang dilengkapi perisai dari rotan.

Pusaka-pusaka Istana dan Pusaka Pribadi Suatu ketika, Paduka YM SPDB Drs. H. Pangeran Edward Syahpernong,S.H. memperlihatkan sebuah tongkat komando yang cukup panjang.

Sekitar 60 cm. Terbuat dari kayu dan terlihat coklat tua mengkilap. Sebagaimana layaknya tongkat komando, memanjang lebih besar sedikit dari ibu jari tangan orang dewasa. Tampak seperti tongkat komando biasa. Tetapi ketika diperhatikan dengan seksama, di sepanjang permukaan tongkat komando terdapat goresan-goresan lembut yang berupa tulisan dalam huruf dan bahasa Lampung.

Untuk membacanya, perlu dibersihkan dengan cara dilap menggunakan kain halus secara perlahan dan terus menerus. Setelah itu, ke atas permukaannya diusap-usapkan tepung beras putih. Setelah merata pada bagian yang terdapat lekukan garis huruf akan terisi tepung halus dan permukaan tanpa lekukan akan tetap coklat. Karenanya guratan dan goresan huruf itu bisa terbaca. Konon, berisi pesan-pesan penting dalam menjalankan amanah sebagai pemimpin. Tongkat ini peninggalan para Sai Batin terdahulu dan tersimpan dengan baik sampai saat ini.

Disamping keris Istinjak Darah, seperti telah diceritakan pada bagian terdahulu, Kerajaan Kepaksian Pernong Sekala Brak juga memiliki begitu banyak keris, tombak, dan pedang. Dalam ingatan Paduka YM SPDB Drs. H. Pangeran Edward Syahpernong,S.H. disamping sejumlah keris pusaka yang tersimpan rapih, kakeknya pernah memperlihatkan begitu banyak keris tanpa penutup, tanpa tangkai pegangan. Besi-besi keris itu teronggok begitu saja di kotak-kotak kayu. Paduka YM SPDB Drs. H. Pangeran Edward Syahpernong,S.H. kemudian membersihkan dan memperbaiki, melengkapi keris-keris itu. Kini, sebagian dari keris itu sudah diberi sarung dan tangkai yang bagus. Beberapa di antaranya telah dianugerahkan kepada sejumlah Raja Jukkuan, para Penggawa dan orang- orang yang dipandang pantas.

Sistem Pemerintahan Adat Di Kepaksian Pernong Sekala Brak

Inilah warna kekayaan budaya di Tanah Lampung, jadi bicara tentang Lampung maka bicara tentang SaiBatin dan Pepadun, 2 komunitas yang saat ini tersublimasi menjadi satu peradaban baru yang menata kehidupan bermasyarakat, menjaga ketertiban dan menciptakan pranata pranata sosial dari zaman ke zaman yang dianut oleh masyarakat Lampung hingga saat ini. Eksistensi Kerajaan Kepaksian Pernong Sekala Brak sampai saat ini masih terjaga secara utuh. Sultan merupakan pucuk pimpinan tertinggi didalam adat istiadat sekala brak dengan sebutan Dudungan Mulia atau Puniakan Dalom Beliau dari masyarakat kepada sang pimpinan adat. Segala titah Sai Batin atau Sultan adalah amanat yang musti dijalankan oleh siapapun yang menerima titahnya, seperti termaktub dalam pantun azimat yang berbunyi “ Khiah Khiah Kik Dawah, Kekunang Kak Debingi, Kak Saibatin Mekhittah, Tisansat Kipak Mati “ , maknanya adalah sifat kesetiaan masyarakat adat terhadap amanah yang dititahkan oleh sultannya, sekalipun untuk menunaikannya harus mempertaruhkan nyawa.

Dalam menjalankan pemerintahan adat, sai batin memiliki struktur adat yang tersusun rapi sebagaimana pranata adat yang diteruskan dari para sultan sebelumnya, Struktur pemerintahan adat di Kerajaan Adat Paksi Pak Sekala Brak sifatnya bertingkat dari atas hingga bawah, seluruh jabatan memiliki tanggun jawab dan pranata adat tersendiri. Terdapat 7 hierarki gelar dalam Kerajaan Paksi Pak Sekala Brak yang dapat menentukan kedudukan atau jabatan seseorang didalam adat, dimulai dari yang tertinggi yaitu Sultan, Raja Suku/ Jungku/ Jukku, Batin, Radin, Minak, Kimas dan Mas/ Inton.

Di dalam Kerajaan Kepaksian Pernong Sekala Brak, seorang Sultan yang berkedudukan selaku Sultan/RaiBatin Raja Adat Dikepaksian memiliki Pemapah Dalom yang mengurusi bagian internal kerajaan, sedangkan tugas eksternal dipegang oleh Perdana Menteri. Kedudukan Pemapah Dalom biasanya dipercayakan kepada paman atau adik Sultan. Para Pemapah Dalom atau Pemapah Paksi bergelar Raja/Jukuan.

Adapun Masyarakat adat di dalam pemerintahan Kepaksian Pernong terkelompok dalam tingkatan wilayah pehimpunan adat, sebagai berikut :

  1. Wilayah Adat Jukku dipimpin Kepala Jukku bergelar Raja, seorang raja jukuan memimpin sejumlah orang yang bergelar Batin.
  2. Wilayah Adat Sumbai dipimpin Kepala Sumbai bergelar Batin, seorang batin memimpin sejumlah orang yang bergelar Radin.
  3. Wilayah Adat Kebu dipimpin Kepala Kebu bergelar Radin. seorang radin memimpin sejumlah Ragah ( kepala keluarga ).
  4. Lamban (Rumah/ Keluarga) dipimpin Kepala Keluarga atau Ragah.

Dalam menyelesaikan masalah ditengah masyarakat, berlaku Permufakatan Sidang Adat atau yang disebut “HIMPUN”, diantaranya ada Himpun Keluarga, Himpun Bahmekonan ( dalam satu kampung ), Himpun Kampung Batin ( Tingkat Petinggi Lingkungan Istana ), Himpun Paksi / Marga ( Tingkat Tertinggi yang dihadiri oleh Sultan ). Tata petiti didalam melaksakan himpun sangat diatur, mulai dari busana yang biasanya menggunakan kopiah dikepala serta kain sarung belipat, sikap dan sopan santun, serta tutur kata tersusun. Kedua belah pihak yang sedang melakukan percakapan didalam sebuah himpun menggunakan kata-kata yang penuh penghormatan serta alur pembicaraan yang teratur, percakapan itu biasa disebut "betetangguh ". Hasil dari sebuah musyawarah adat nantinya menjadi aturan yang musti dijalankan setelah diputuskan dan ditetapkan oleh Saibatin.

Tata Petiti Adok ( Gelar)

Adok yang menjadi bagian dari tradisi asli masyarakat Lampung adalah merupakan warisan yang terus disimbangkan ( disandangkan) kepada seorang dari generasi ke generasi. Gelar yang dimiliki seseorang menunjukkan peran dan tanggung jawabnya ditengah –tengah masyarakat, karena dengan menyandang suatu gelar maka sudah selayaknya seseorang membawa kehormatan dirinya, mewujudkan kebesaran gelarnya menjadi sebuah bentuk perilaku dan karya terbaik, serta menjaga nama baik keluarganya sebagaimana gelar yang diwariskan padanya itu telah memeberi kebesaran dimasa lalu. Terdapat tata aturan adok yang harus tetap dihormati dan dijalankan hingga kapanpun. Wujud tata petiti adok dipersonifikasikan menjadi “tungku” yaitu tiga buah batu perapian, dimana letak dan posisi ketiga batu itu harus saling berkesesuaian, tidak akan dapat digunakan jika salah satunya tiada. Kaidah adok itu berbunyi sebagai berikut, “Adok Nitutuk Tutokh, Tutokh Nutuk Di Jujjokh” artinya Gelar diikuti Panggilan, Panggilan ikut kepada Kedudukan/Nasab/Garis Keturunan. Ketiga hal tersebut saling terkait satu dengan yang lainnya.

Adok

Adok[15] diartikan dengan Gelar, dianugerahkan kepada seseorang setelah menginjak jenjang pernikahan dan dilekatkan kepada seseorang melalui prosesi adat butettah didalam rangkaian upacara adat atau Tayuhan. Diwilayah tanoh unggak sekala brak, adok memiliki hierarki atau tingkatan sebagai berikut :

  1. Sultan ( untuk Saibatin Paksi )
  2. Khaja dibaca (raja) / Dipati.
  3. Batin
  4. Radin
  5. Minak
  6. Kimas
  7. Mas/Inton

Setiap jenjang adok memiliki “ rukun pedandan” atau ketentuan adat tersendiri yang dilarang dipakai oleh adok lain, melekat bagi dirinya tatanan adat mengenai “alat di lamban, alat dibadan , dan alat dilapahan”. Oleh karena kekhususan tatanan tersebut, dengan melihat tatanan yang dikenakan seseorang, maka dengan mudah dapat diketahui kedudukan dan adoknya.

Tutokh / Tutukh / Panggilan

Masyarakat adat Lampung dalam berkomunikasi sangatlah mengedepankan etika sopan santun sesuai tata petiti adat yang ada, diantaranya dalam hal panggilan atau tutokh yang harus disesuaikan dengan adok seseorang.

  1. Tutokh “ Pun “ ( pria ) dan “ Kaka Ratu “ ( wanita ) adalah panggilan kepada kakak tertua bagi keluarga Sai Batin atau yang beradok Sultan / pangeran / Dalom. Dan untuk tutokh kepada orang tuanya adalah Pak Dalom dan Ina Dalom. Secara umum tutokh untuk seorang Sultan adalah Puniakan Dalom Beliau.
  2. Tutokh “ Atin” adalah untuk panggilan kepada kakak tertua bagi keluarga Dipati atau yang beradok Raja. Dan untuk tutokh kepada orang tua nya adalah Pak Batin dan Ina Batin.
  3. Tutokh “ Dang” ( pria ) dan “ Cik Wo “ ( wanita ) adalah panggilan untuk kakak tertua bagi keluarga Batin. Dan untuk tutokh kepada orang tua nya adalah Tuan Tengah dan Cik Tengah.
  4. Tutokh “ Udo Ngah “ ( pria ) dan “ Cik Ngah “ ( wanita ) adalah panggilan kakak tertua bagi keluarga dari seorang yang ber adok Radin. Dan untuk tutokh kepada orang tua nya adalah Pak Balak dan Ina Balak.
  5. Tutokh “Udo” dan “uwo” adalah panggilan kakak tertua bagi keluarga dari seorang yang beradok Minak . Dan untuk tutokh kepada orang tua nya adalah Pak Ngah dan Mak Ngah.

Tutokh “abang dan ngah” adalah panggilan untuk kakak bagi jenjang di bawah nya . Dan untuk tutokh kepada orang tua adalah Pak Lunik dan Ina Lunik, Pak Cik dan Mak Cik.

Jujjokh

Jujjokh dapat diartikan sebagai kedudukan. Ada beberapa macam ketentuan mengenai jujjokh yaitu Adok Sultan berkedudukan sebagai Saibatin Paksi, seorang beradok Raja memiliki kedudukan sebagai kepala jukkuan atau suku, seorang Batin memiliki kedudukan sebagai kepala sumbai, seorang Radin berkedudukan sebagai kepala kebu, adok Minak / Kimas / Mas berkedudukan sebagai Ragah atau kepala keluarga.

Dalam tata petiti adat, sejatinya seluruh adok adalah mutlak anugerah dari Pimpinan Adat Tertinggi yaitu Sultan atau Sai Batin, meski demikian adok juga dianugerahkan mempertimbangkan atas jasa seseorang kepada adat. Sai Batin mengambil keputusan bukan tanpa dasar dan menutup diri atas aspirasi dari bawah. Untuk seseorang yang akan diberi adok Para. Raja / Depati berkewajiban menyusun angkat tindih ( tingkatan ) status anak buah seoseorang tersebut, untuk kemudian dilaksanakan musyawarah atau disebut Himpun/Hippun. Para kepala Jukku berkewajiban menyusun akkat tindih (tingkatan) status anak buah yang akan diberi gelar. Akkat tindih itu kemudian dimusyawarahkan dengan raja-raja Kappung Batin. Pengusulan pakkal ni adok ini harus menimbang gelar dari ayahnya (lulus kawai); cakak adok (naik tingkatan gelar) dan adanya pemekaran Jukkuan. Hasil musyawarah diserahkan kepada Sai Batin melalui Pemapah Dalom/Pemapah Paksi untuk dimintakan persetujuan. Apa pun keputusan Sai Batin itulah yang harus diterima. Jika seorang menyandang adok yang tidak sesuai tata adatnya maka masyarakat mengistilahkan dengan “ Busuk Huwak ” atau memakai baju yang ukurannya kebesaran sehingga terlihat janggal dan tidak pantas maka menimbulkan “ Upok Bujuk “ atau cemo’ohan masyarakat atas perilaku tersebut. Masyarakat adat Lampung yang memegang teguh tata petiti adat saibatin “ Pandai Dihejonganni Dikhi” yang berarti faham letak dan peran dirinya dalam masyarakat adat untuk senantiasa berbuat yang terbaik sesuai kapasitas diri. Negeri baru bentukan dari Si Bulan (Buay Bulan) atau Putri Indarwati yang berasal dari Sekala Brak mendirikan negeri yang baru diluar Bumi Sekala Brak yaitu di daerah Tulang Bawang

Falsafah Hidup Masyarakat Lampung

Menurut kitab Kuntara Raja Niti, suku bangsa Lampung haruslah memiliki Lima Falsafah Hidup:

  1. Piil-Pusanggiri (malu melakukan pekerjaan hina menurut agama serta memiliki harga diri),
  2. Juluk-Adok (mempunyai kepribadian sesuai dengan gelar adat yang disandangnya),
  3. Nemui-Nyimah (saling mengunjungi untuk bersilaturahmi, selalu mempererat persaudaraan serta ramah menerima tamu),
  4. Nengah-Nyampur (aktif dalam pergaulan bermasyarakat dan tidak individualistis),
  5. Sakai-Sambayan (gotong-royong dan saling membantu dengan anggota masyarakat lainnya).

Tujuh Pedoman Hidup suku bangsa Lampung

  1. Berani menghadapi tantangan: mak nyerai ki mak karai, mak nyedor ki mak bador.
  2. Teguh pendirian: ratong banjir mak kisir, ratong barak mak kirak.
  3. Tekun dalam meraih cita-cita: asal mak lesa tilah ya pegai, asal mak jera tilah ya kelai.
  4. Memahami anggota masyarakat yang kehendaknya tidak sama: pak huma pak sapu, pak jelma pak semapu, sepuluh pandai sebelas ngulih-ulih, sepuluh tawai sebelas milih-pilih.
  5. Hasil yang kita peroleh tergantung usaha yang kita lakukan: wat andah wat padah, repa ulah riya ulih.
  6. Mengutamakan persatuan dan kekompakan: dang langkang dang nyapang, mari pekon mak ranggang, dang pungah dang lucah, mari pekon mak belah.
  7. Arif dan bijaksana dalam memecahkan masalah: wayni dang rubok, iwani dapok.

Sekilas Tentang Seni Dan Tradisi

Bangsa Lampung memiliki ragam kesenian yang kaya akan keragaman, keindahan dan keanggunan budaya. Tarian yang dibawakan oleh Muli Meghanai Lampung memiliki ciri khas gerak serta langgam tersendiri. Tarian klasik yang diselenggarakan pada saat upacara kerajaan adalah suatu bentuk tarian yang dikenal dengan nama Tarakot Kataki atau Lalayang Kasiwan yang masing masing diperagakan oleh dua belas Meghanai secara bersama sama sebagian memegang kipas dan sebagian lagi tidak memegang kipas.

Ragam tarian lain adalah Tari Tanggai yang ditampilkan oleh satu, dua, atau empat orang Muli yang masing masing memegang kipas. Di dalam membawakan Tari Tanggai para Muli ini menggunakan aksesoris berupa kuku kuku panjang yang terbuat dari perak yang dipasang diujung jari para penari. Tari tersebut diiringi oleh irama Gamulan/Kulintang dengan ditingkahi para Meghanai yang membawakan bait tertentu yang dinamakan Ngadidang. Dalam sepuluh hari di dalam bulan Syawal diadakan Sekuraan yaitu Festival Topeng yang diselenggarakan sebagai ungkapan suka cita setelah sebulan penuh berpuasa dan mendapatkan Hari Kemenangan. Sekuraan ini diadakan dibeberapa Pekon di Sekala Brak dengan berbagai suguhan Kesenian seperti Silek, Muwayak, Hadra, dan Nyambai oleh para Sekura. Ada dua tipe Sekura yaitu Sekura Helau yang melambangkan kebajikan dan kebijaksanaan dan Sekura Kamak yang melambangkan Ketamakan dan Keangkaramurkaan. Sekura Helau mengenakan kostum yang indah dan bagus seperti bawahan yang mengenakan kain yang bermotifkan Tapis dan atasan yang mengenakan Kain Panjang, sedangkan Sekura Kamak mengenakan Topeng yang menyeramkan dan kostum yang kebanyakan berwarna hitam hitam. Setiap sehari sebelum Idul Fitri dan Idul Adha ada tradisi Ngelemang pada Paksi Paksi di Sekala Brak terutama di Paksi Buay Bejalan Di Way, ada beberapa jenis Lemang seperti Lemang Siwok yang terbuat dari ketan, Lemang Bungking yang terbuat dari ketan–pisang, dan Lemang Ceghughut yang terbuat dari ketan–gula merah. Tradisi ini sebenarnya adalah tradisi lanjutan seperti yang berlaku di daerah Minangkabau.

Bangsa Lampung dikenal memiliki kain tenun yang indah dan anggun yang dikenal dengan Kain Tapis. Tapis adalah kain yang agung dan sakral yang pada mulanya hanya dikenakan oleh Para Saibatin dan keluarganya saja terutama dikenakan dalam Gawi dan Upacara adat. Namun dalam perkembangannya Kain Tapis telah diproduksi secara massal sehingga setiap khalayak dapat berkesempatan untuk memiliki dan mengenakannya. Saat ini Kain Tapis telah dikomersialkan dan memiliki nilai ekonomi yang tinggi dan telah melanglangbuana hingga ke mancanegara. Kini Kain Tapis telah mengalami perkembangannya hingga semakin variatif dengan berbagai macam bentuk dan telah merambah dunia fasion seperti pakaian dan aksesoris aksesoris yang bermotifkan Tapis.

Sultan Sekala Brak Yang Dipertuan Ke-23

 
Paduka Yang Mulya SPDB Drs. H. Pangeran Edward Syah pernong,S.H. Gelar Sultan Sekala Brak Yang Dipertuan Ke-23 di Nobatkan Pada Tanggal 20 Mei 1989 dalam suatu Prosesi Adat Tayuh Bimbang Paksi Yang Pertama di Istana Gedung Dalom Kerajaan Kepaksian Pernong Sekala Brak.
  • BIODATA

Nama : Paduka YM SPDB Brigjen. Pol. Drs. H. Pangeran Edward Syah pernong,S.H. gelar Sultan Sekala Brak Yang Dipertuan Ke – 23 Lahir: Jakarta, 27 Februari 1958 Istri: Puniakan Ratu Ir. Nurul Adiati Gelar Ratu Mas Itton Dalom Ratu Sekala Brak

  • Pendidikan:
  1. S-1 Fakultas Hukum UGM (1983)
  2. Sepamilsuk atau PPSS (penerimaan perwira sumber polisi) tahun 1983
  3. Dikjur Serse
  4. Selapa Dikreg XX tahun 1992
  5. Sespim tahun 2000
  • Riwayat Jabatan Paduka YM SPDB Brigjen. Pol. Drs. H. Pangeran Edward Syah pernong,S.H. Gelar Sultan Sekala Brak Yang Dipertuan Ke-23
  1. Penempatan Pertama di ilmu perguruan tinggi kepolisian (1986)
  2. Reserse Mabes Polri sebagai panit reserse umum mabes polri Setelah itu bergulir ke selapa lalu masuk reserse umum pertama di PTIK kedua panit dari ( 1986/1991) di reserse mabes polri.
  3. Kasubnit I Reserse Umum Polda Metro Jaya (1992)
  4. Kasat Serse Polres Metro Bekasi Polda Metro Jaya (1992)
  5. Kasat Serse Polres Metro Jakarta Pusat Polda Metro Jaya (1995
  6. Kabag Reserse Tipiter Polda Jabar (2000)
  7. Kabag Reserse Polwiltabes Bandung Polda Jabar (2000)
  8. Kapolres Bandung Tengah Polwiltabes Bandung Polda Jabar (2001)
  9. Kapolres Bandung Polda Jabar (2002)[16]
  10. Wakapoltabes Palembang Polda Sumsel
  11. Kapolres Metro Bekasi Polda Metro Jaya
  12. Kapolres Metro Jakarta Barat Polda Metro Jaya (2006)
  13. Penyidik Utama Dit. V/Tipiter Bareskrim Polri
  14. Kapolwiltabes Semarang Polda Jateng (2009)
  15. Kadepkum Dit Akademik Akpol Lemdikpol Polri (2010)
  16. Wakapolda Sulteng (2013)
  17. Wakapolda Malut (2013)
  18. Widyaiswara Madya Sespim Lemdikpol Polri (2013)
  19. Karorenmin Bareskrim Polri (2014)
  20. Kapolda Lampung (2015)[17]
  21. Analis Kebijakan Utama Sahli Kapolri (2016)
  22. Pati Sahli Kapolri (2016).

Para Pahlawan Perjuangan, Kemerdekaan Istana Gedung Dalom

  • Pangeran Alif Jaya Gelar Sultan Pangeran Alif Jaya tahun (1801 M-1844 M)

Catetan Tentang Pangeran Alif Jaya Gelar Sultan Pangeran Alif Jaya, Sekitar tahun (1801):

Terjadi suatu hubungan antara Sekala Brak dengan Inggeris, Portugis dan lain sebagainya dalam menjalin hubungan perdagangan pada beberapa tahun kemudian terjadi pertukaran inggeris dan belanda, Singapure dan Bengkulu Belanda mendapatkan Bengkulu dan Inggeris meninggalkan Bengkulu untuk mendapatkan Singapure suatu hal yang pasti bahwasanya Inggeris tidak pernah menjajah ada beberapa perjanjian baik di Paksi Nyerupa, Bejalan diway, Belunguh dan Kerajaan Kepaksian Pernong Sekala Brak perjanjian kompeni Inggeris untuk tidak saling menyerang. Kemudian apabila musuh menyerang dari laut kompeni Inggeris yang menghadapi apabila musuh menyerang dari darat Kepaksian Sekala Brak yang menghadapi, pada saat penyerahan pertukaran antara Brngkulu dan Singapure Belanda ini mengklem menyatakan kepada Kepaksian Sekala Brak bahwasanya kami dalam perjanjian ini mendapat mandat dari Inggeris bahwa wilayah Kode 12, Kalianda, Kota Agung, Teluk Betung, Soekadana, Goenoeng Soegih, Tarabangi, Menggala, Kotaboemi dan termasuk Wilayah Bengkulu adalah jajahan Inggeris yang sudah dikuasai Inggeris karena Paksi Pak tidak bisa menerima terjadilah peperangan yang cukup lama didalam sejarah sehingga Kepaksian Sekala Brak dapat dikalahkan.

  • Pangeran Batin Sekhandak Permaisuri Pinang Gelar Sultan Ratu Simbangan Dalom, Tahun (1844 M-1852 M) Sekala Brak Dibawah Kekuasaan Belanda, masa perang dengan Kolonial Belanda yang memeras rakyat serta menerapkan politik devide ed impera.
  • Yang Dipertuan Pangeran Ringgau Gelar Sultan Pangeran Batin Purbajaya Bindung Langit Alam Benggala Permaisuri Siti Habibah Gelar Ratu Pemuka Agung tahun (1852 M-1879 M)[18]

Catetan :

Pada masa kepemimpinan Sultan Pangeran Batin Purbajaya Bindung Langit Alam Benggala beliau dapat menyelesaikan Komflik yang tenjadi di rejang lebong dan pesemah lebar, atas kesuksesan tersebut pemerintah belanda menganugerahkan SANDANG MERDEKA Kepada Kepaksian Sekala Brak dimerdekakan selama 14 tahun, mengurus pemerintahan sendiri, di bebaskan dari pajak bumi dang awe raja, Pemberontakan dengan serangan-serangan ke loji-loji Belanda kerap terjadi pada zaman ini, terutama ketegangan pada tahun 1860 pada saat pangeran ringgau tidak mau turun dari kuda, Pada saat inilah rumpun bambu di “pekon/desa Kerang dipagar dan diberlakukan ordonasi yang disebut ordonasi van kerang, karena selalu diambil oleh masyarakat sebagai senjata perang dan dijadikan symbol gaib dalam keberanian menghadapi Belanda pada saat itu.

  • Yang Dipertuan Bali Pangeran Hajji Habbiburahman Gelar Sultan Pangeran Sampurna Jaya Dalom Permata Intan Permaisuri Siti Nurpipah Gelar Ratu Hj Siti Khodijah Tahun (1879 M-1904 M). (yang dipertuan ke-19). Akan/Ayah dari Pangeran Dalom Merah Dani Gelar Sultan Makmur Dalom Natadiraja tahun (1904) Selain Seorang Sultan Beliau, Seorang ulama besar penyebar Islam).
  • Pangeran Dalom Merah Dani Gelar Sultan Makmur Dalom Natadiraja Permaisuri Rikna Duaya Gelar Ratu Hajjah Siti Fatimah tahun (1904 M-1926 M), (yang dipertuan ke-20) Selain Seorang Sultan Beliau, Seorang ulama besar penyebar Islam, belanda tidak pernah berani menegur beliau menggunakan Gelar Sultan walaupun sejak zaman Pangeran batinsekhandak gelar sultan sudah dilarang oleh pemerintahan belanda. Catetan tentang Pangeran Dalom Merah Dani Gelar Sultan Makmur Dalom Natadiraja:

Sebab mendapat gelar Harmain untuk sultan memegang kekuasan dan kepemimpinan Saibatin Marga Liwa dan Saibatin Kepaksian Sekala Brak. Dia merupakan cucu kandung Pendiri Marga liwa Pangeran Indrapati Cakra Negara yang mendapat mandat hak kesaibatinan. Selanjutnya sultan Harmain melepas kesaibatinan marga dan kedudukan sebagai kesaibatinan diturunkan kepada Putrinya Tjik Mas yang menikah dengan putra Pasirah Liwa bernama Muhammad Athorid. Kemudian karena memiliki seorang putri Ratu Siti Maisuri, maka kemudia dia menikah dengan Putra kedua Pangeran Haji Suhaimi, Adik Kandung Sultan Maulana Balyan yang bernama H abdul muis, dan ditetapkan sebagai Saibatin marga liwa, merupakan Kebesaran Indra Pari Cakra Negara, Sulta haji Merah Dani saat mulai digunakannya kembali menggunakan Gelar Sultan dalam Kepaksian Sekala Brak setelah dia diberi gelar Sultan oleh Kkhalifahan Utsmani sekembalinya dari Istambul sekitar tahun 1899. Saat itu pemerintah colonial tidak berani menegur, karena mengetahui itu pemberian dari sultan turki Utsmani. Akan/Ayah dari Pangera H. Suhaimi Gelar Sultan Lelamuda Pangeran Raja Selalau Pemuka Agung Dengian Paksi).

  • Pangera H. Suhaimi Gelar Sultan Lelamuda Pangeran Raja Selalau Pemuka Agung Dengian Paksi[19] Permaisuri Hj. Ratu Lela Amrin Gelar Ratu Mas Ria Intan Minak Ghalangan Dalom Ratu Batu Brak Kepaksian Pernong Tahun (1926 M-1949 M), (yang dipertuan ke-21). Catetan Tentang Pangera H. Suhaimi Gelar Sultan Lelamuda Pangeran Raja Selalau Pemuka Agung Dengian Paksi :
  1. Pada masa ini pemerintah belanda sudah mulai melunak, salah satunya dengan mengijinkan putranya sekolah di Europa School (ALS) Kemudian jepang berkuasa Pangeran H Suhaimi bersama tiga putranya langsung masuk hutan ber geliria berjuang merebut dan mempertahankan kemerdekaan.
  2. Bupati Perang Lampung Tengah - Wedana Perang Pimpinan perlawanan Rakyat Bukit Kemuning, Front Utara , Wedana Krui.
  3. Pada masa revolusi membentuk API ( Angkatan Pemuda Indonesia ) dan masuk TNI sebagai wedana perang di Lampung Utara, dan sebagai Bupati Perang di daerah Lampung Tengah juga bergerilya di Lampung Selatan. (Pangera H. Suhaimi Gelar Sultan Lelamuda Pangeran Raja Selalau Pemuka Agung Dengian Paksi Akan/Ayah dari Pangeran Maulana Balyan Gelar Sultan Sempurna Jaya Tahun (1949)).
  • Pangeran Maulana Balyan Gelar Sultan Sempurna Jaya[20] Permaisuri Puniakan Ratu Hj. . Rochma Syuri Maulana Gelar Ratu Mas Ria Intan Ratu Batu Brak Kepaksian Pernong. Tahun (1949 M-1989 M), (yang dipertuan ke-22). Catetan Tentang Pangeran Maulana Balyan Gelar Sultan Sempurna Jaya :
  1. Beliau seorang pejuang kemerdekaan di daerah Palembang dan Lampung, Ikut serta dalam Operasi Andi Selle dan Penumpasan RSM di Maluku Selatan.
  2. Perjuangan Kemerdekaan Masa Revolusi umur 16 tahun dengan pangkat VAANDRIG, sebagai komandan front KEMELAK dalam perebutan kota Batu Raja.
  3. DANTON MOBILE TROOPS, bersama yon 2001 Garuda Hitam, pendaratan di pantai ambon perebutan benteng Victoria. dan pendaratan di Pulau saparua tahun 1950 terakhir di Pemda Provinsi Lampung sebagai Kepala Staf Polisi pamong Praja. - dimakamkan di Taman Makam Pahlawan Kedaton Bandar lampung.
  4. Pahlawan Akmal[21]

Tentang Umpu Raja Dunia Muda Gelar Sultan Maha Raja Muda

Umpu Raja Dunia Muda Gelar Sultan Maha Raja Muda, Pada masa itu sekitar tahun (1571 M-1645 M). Catetan Tentang Umpu Raja Dunia Gelar Umpu Raja, Pada masa itu sekitar: Ada serangan dari kejauhan dari kerajaan Palembang tampa pemberitahuan tampa ada suatu layaknya pertikaian tiba-tiba menyerang sekala brak, dalam rentang waktu perlawanan ahirnya pasukan Palembang itu bisa di pukul mundur dan kembali.

Permaisuri

Putra dan Putri Sultan Sekala Brak Yang Dipertuan Ke 23 serta Permaisuri Puniakan Ratu Ir. Nurul Adiati Gelar Ratu Mas Itton Dalom Ratu Kepaksian Pernong Sekala Brak :

  • Putra Mahkota Sekala Brak Pangeran Alprinse Syah Pernong
  •  
    Putra Mahkota Pangeran Alprinse Syah Pernong. Keturunan lurus tak terputus tertua dari garis Ratu.
  • Dalom Putri Aregina Nareswari Firuzzaurahma Pernong,S.H.,M.H. Suami Gusti Dalom Sesuhunan AKBP. Doffie Fahlevi Sanjaya,SI.K,M.S.I
  •  
    Permaisuri Sultan Sekala Brak Yang Dipertuan Ke-23. Puniakan Ratu Ir. Nurul Adiati Gelar Ratu Mas Itton Dalom Ratu Kepaksian Pernong Sekala Brak.
    Puniakan Ratu Ir. Nurul Adiati Gelar Ratu Mas Itton Dalom Ratu Kepaksian Pernong Sekala Brak

Pepatih – pepatih istana gedung dalom sekala brak

  • Putra dan Putri dari Pangeran Maulana Balyan Gelar Sultan Sempurna Jaya Permaisuri Puniakan Ratu Hj. Rochma Syuri Maulana Gelar Ratu Mas Ria Intan Ratu Batu Brak Kepaksian Pernong. Putra Pertama dari Pangera H. Suhaimi Gelar Sultan Lelamuda Pangeran Raja Selalau Pemuka Agung Dengian Paksi.
  1. Dalom Putri Hj. Gurti Komarawati Suami H. Madhasnurin,S.E.
  2. Gusti Batin DR. Erlina Rufaidah,S.E., Ms.i. Suami Pur. Kol.Kav Drs. Gustam effendi
  3. Gusti Batin Evi Emiria Suzanna,BSc, SKM.
  4. Gusti Batin Dra. Dian Christini Suami Ir. Erlan
  5. Gusti Batin Ir. Linda Kencana
  6. Gusti Batin Yanny Munawarty,S.T.,MM Suami Dr. Widyatmoko Kurniawan
  • Putra Putri dari H. AMOEIS Istri Hj. SITI MAISURI Putra Kedua dari Pangera H. Suhaimi Gelar Sultan Lelamuda Pangeran Raja Selalau Pemuka Agung Dengian Paksi.
  1. H. dr. Chairul Muluk Muis Istri Hj. dr Endang Susanti, M.Kes
  2. AKBP.H.Drs. Syahrial Utama Muis M.si Istri Dra. Hj. Farida
  3. Hj. Irma.S.E.,M.M Suami Ir. H. Putut
  4. Kol CHK Zulkipli Muis,S.H.,M.H. Istri Letkol CHK Eka Novianti S.H.,M.H.
  5. Hj Indah Permata BA Suami H.Ir. Fahruddin
  6. AKBP Pol. Huari Muis,S.E. Istri Irna Nuriwati,S.E.,M.M.
  7. Cahyadi,S.H. Istri Siti Chamroh,S.H.
  8. Letkol CHK Hendra Gunawan Muis,S.H.,Msi. Istri AKBP. Pol Henny Wuryandari,S.H.
  • Putra Putri dari H Kapten AU. Moh. Bunyamin Istri Maslena Dewi Putra ketiga dari Pangera H. Suhaimi Gelar Sultan Lelamuda Pangeran Raja Selalau Pemuka Agung Dengian Paksi.
  1. H. Drs. Beny Anas Bunyamin Istri Iryanti Husen BA (Pemapah Dalom)
  2. H. Beny Anis Bunyamin, SE.SH Istri Lilik Pristijowati,SE
  3. Letjend Pol. Drs. Ike Edwin.SH.MH Istri Hj dr. Aida Sofina
  4. Hendrik Bunyamin,SH Istri Hj Ida Kencana Wati,SE
  5. Hj Dra. Ummi Lela Yunita Suami M. Ukon Prawirakusumah.Spd
  6. Hj. Dra. Widya Suami Drs. Nero Kunang
  7. Hj Dra. Rachmi Fitria Sari Suami H. Drs. Sunandar Mursid Dani.
  • Putra Putri dari Hj. Putri Komala Sari Suami Ling Tajuddin,SH Putri pertama dari Pangera H. Suhaimi Gelar Sultan Lelamuda Pangeran Raja Selalau Pemuka Agung Dengian Paksi.
  1. Ir Marga Jaya Diningrat Istri Yuniati (Perdana Utama)
  2. Drs Adi Surya Istri Neni Martini. BA
  3. Serikit Sekar Sari, SE Suami Catur Setia Nanto
  4. Lela Tresna SE Suami Johan Iskandar. Msi
  5. Agung Purnama. SE Istri Yeniza. SE
  6. AKBP Ulung Sempurna Jaya.Sik Istri Nurul Sita Laksmi.SE
  7. Tata Suharta Istri Diana Mustika
  • Putra Putri dari Ibrohim Istri Hj Paulina Putra keempat dari Pangera H. Suhaimi Gelar Sultan Lelamuda Pangeran Raja Selalau Pemuka Agung Dengian Paksi.
  1. Joni Kardono Istri Hj Yuni
  2. Leni Juwita Suami H. Letkol. CZI Syarif Hidayat
  3. Edi Irianto Istri Rini
  4. Rudi Pernong S.H. –
  5. Eva Maya Sari Suami Aris Yanto
  6. Unggul Jaya Purnama –
  7. Yulius Sanjaya –
  8. Nuraini,S.pd –
  • Putra Putri dari Hj. Mariyam Junariah.SM. Perawat Suami H. Kol CKU Tohir Ismail Balaw Putri kedua dari Pangera H. Suhaimi Gelar Sultan Lelamuda Pangeran Raja Selalau Pemuka Agung Dengian Paksi.
  1. H. Irjen. Pol. Drs Tomsi Tohir Balaw, M.Si Istri H. Niken M.Knot
  2. H. Andi Wawan. S.E.,Msi Istri Emma Saturday,S.E.
  3. Hj. Dr.Emilia Tohir Balaw, SPPk,Mkes Suami dr. Yusuf Ahmad Spd, Mkes.
  4. Kol. AD Kaveleri Topri Daeng Balaw,S.E.,S.Sos, Istri ViedaAmilia h,S.H.
  • Putra Putri dari Syamsiar Sifarolla,BA Suami H. Drs Moh Naguib Putri ketiga dari Pangera H. Suhaimi Gelar Sultan Lelamuda Pangeran Raja Selalau Pemuka Agung Dengian Paksi.
  1. H.Moh. Boy. Hasmi,S.E. -
  2. Marina Ariesti,S.Sos Suami Anggie Pratama,S.E.
  • Cucu dari Pangeran Maulana Balyan Gelar Sultan Sempurna Jaya Permaisuri Puniakan Ratu Hj. Rochma Syuri Maulana Gelar Ratu Mas Ria Intan Ratu Batu Brak Kepaksian Pernong.
  1. Putra Mahkota Pangeran Alprinse Syah Pernong
  2. Aregina Nareswari Fruzzaurahma Pernong,S.H.,M.H.
  3. Ferdiyanti
  4. Reizky Yuslana
  5. Andriansyah
  6. Brillyant Asnursyah Ningrat Putra
  7. Erlita Ledyana
  8. Chantika Maharani Marla Putri
  9. Widyan Putra Anantawikrama

Perangkat Adat[22] (Pemangku Adat Kepaksian/Kerajaan)

Kabupaten Lampung Barat Provinsi Lampung

  • Pengapungan Batin (Kampung Batin)
  1. Khaja Paksi
  2. Khaja Akkat Zaman
  3. Khaja Pendaksa
  4. Khaja Itton
  5. Khaja Batin
  6. Khaja Juhan
  7. Khaja Diawan
  8. Khaja Sampurna

Para bangsawan pembesar adat, saudara angkat sultan/saibatin raja adat dikepaksian yang telah diangkat menjadi pembesar bangsawan tinggi kerajaan adat kepaksian pernong sekala brak

Untuk Pemapah Dalom, Mengkoordinasikan kepada Khaja-Khaja Pengapungan Batin, Khaja-Khaja Suku Wilayah yang ada di Kerajaan Kepaksian Pernong Sekala Brak dan di luar Kerajaan Kepaksian Pernong Sekala Brak di Provinsi Lampung, Saibatin Marga Kerabat yang telah mendirikan negeri-negeri baru di wilayah pesisir yang mempunyai hubungan kekerabatan dan kebesaran dengan Kerajaan Kepaksian Pernong Sekala Brak dan kebesaran-kebesaran Kerajaan Sultan Pendahulu.

Kepala suku khaja jukuan paksi Kabupaten Lampung Barat Provinsi Lampung

  • Pekon pekon balak
  1. Khaja Pendaksa lamban pekuon
  2. Khaja singgalang lamban lamban lunik
  3. Khaja wirokusuma Lamban banjakh
  4. Kaja perdana 2 Lamban bandakh
  5. Khaja iton 2 lamban lamban balak
  6. Kaja juhan 2 lamban kagungan
  7. Khaja sampuna 2 lamban sukamarga
  8. Khaja bati 2 Lamban bandung
  9. Kaja diawan 2 lamban gajah minga
  10. Khaja akat jaman Lamban akkat zaman
  11. khaja paksi 2 lamban keratun
  • Pekon gekhingan
  1. Khaja muka 2 lamban suka khajin
  2. Khaja purba 2 lamban gemuttukh agung
  3. Khaja nusirwan lamban suka jaya
  4. Khaja teguh lamban kejayaan
  5. Khaja alam lamban banjakh masin
  6. Khaja sukma jaya lamban undokh
  7. Khaja turja 2 lamban suka jaman
  8. Khaja utama lamban suka maju
  9. Khaja simbangan lamban suka mulya
  10. Khaja alam lamban banjakh masin
  11. Khaja utakha lamban kedamaian
  • Pekon awi
  1. Depati khaja wira negata lamaban kagungan batin
  2. Khaja kuta negara lamaban sukamarga
  3. Khaja mulya 2 lamban lamban lunik
  4. Khaja penata negeri lamban sukakhaja
  5. Khaja susunan 2 lamban bandakh
  6. Khaja makmur lamban suka makmur bdg
  7. Khaja permata putra lamban bandakh agung
  • Pekon kutabesi
  1. Khaja simbangan dalom lamban gemuttukh agung
  2. Khaja siakh bittang lamban kagungan
  3. Khaja penimbang lamban sukamaju
  4. Khaja mashur lamban lamban margasuka
  5. Khaja semuka dalom II banjakh agung
  6. Khaja diwa lamban pekuon
  7. Khaja tana jaya lamban marga jaya
  8. Khaja timbangan paksi lamban pardasuka
  9. Khaja imbangan lamban sukabanjakh
  10. Khaja rangkaian paksi lamban lamban balak
  11. Khaja simbangan agung lamban sukamaju
  12. Batin singatti lamban tanjakh agung pekon kekhang
  • Pekon kekhang
  1. Khaja kekhusun lamban kejayaan
  2. Khaja sejammbak lamban Sukaj
  3. Khaja tuanbatin lamban kakhang takhuna agung
  4. Khaja pemutokh alam lamban gemuttukh agung
  5. Khaja sindikhan lamban suka khajin
  6. Khaja pengumbang lamban tanjakh agung
  • Belappau
  1. Khaja petukhuh lamban banjakh agung
  • Way tenong
  1. Batin putro lamban kejadian
  2. Batin maninjau lamban pekuon kejadian
  • Way suluh
  1. Khaja pemuka lamban semula jadi
  2. Batin setia lamban kekhatuan
  • Pekon sukabumi
  1. Khaja gala putra lamban kejayaan
  2. Khaja pendawa lamban banjakh masin
  3. Khaja mangku lamban parda suka
  4. Khaja utusan lamban lamban balak
  5. Khaja sudirman lamban sukamejadi
  6. Khaja salinggang lamban sukakhajin
  7. Khaja aspagani lamban kagungan
  8. Khaja penggawa lamban bandung
  • Pekon Canggu
  1. Khaja bintang lamban margasana
  2. Khaja nitialam lamban kedamaian
  3. Khaja similau dalom lamaban banjakh agung
  4. Khaja semula jaya lamban sukajadi
  5. Khaja puting marga lamban suka banjakh
  6. Khaja tunggal lamban sukarame
  7. Khaja wijaya
  8. Khaja kusuma
  9. Khaja duta perbangsa lamban unggokhan batin (juru bicara kerajaan)
  10. Khaja simbangan lamban Unggokhan dalom
  11. Khaja umpuan lamban parda suka
  • Pekon gunungsugih
  1. Khaja indra bangsawan lamban banjakhmasin
  2. Khaja ngagittokh lamban banjakh agung
  3. Khaja kemala lamban sukaraja
  4. Khaja cakranringrat 2 lamban suka khajin

Dewan Adat

  • Dewan adat adalah Struktur organisasi para khaja-khaja jukuan paksi 30 personil kepengurusan serta keanggotaan nya adalah seluruh para khaja-khaja jukuan paksi yang ada di lampung barat dan sepanjang pesisir tanah lampung yang telah dinobatkan oleh para saibati dahulu dan sekarang

Pembesar adat jamma balak saibatin suku marga Kabupaten Pesisir Barat Provinsi Lampung

  1. Saibatin marga ulu krui
  2. Saibatin marga way sindi
  3. Marga tenumbang
  4. Marga pugung tampak
  5. Marga pugung penengahan
  6. Marga pugung malaya
  7. Magra pidada
  8. Marga pasakh krui
  9. Marga ngakhas
  10. Marga ngambukh
  11. Marga la'ai
  12. Marga bengkunat
  13. Marga belimbing
  14. Marga bandakh
  15. Marga pulau pisang

Pembesar adat jamma balak saibatin suku marga Kabupaten Tanggamus Provinsi Lampung

  1. Kepala suku laila muda jukuan Kagungan pekon balak
  2. Kepala suku tanjung sari jukuan suka khajin kenyangan
  3. Kepala suku bittang jukuan margasana canggu
  4. Kepala suku penggalang jukuan gumitar agung kegeringan
  5. Kepala suku indra pura jukuan sukajadi kerang
  6. Kepala suku perbangsa jukuan suka merindu kegeringan
  7. Kepala suku tutukan jukuan suka maju kegeringan
  8. Kepala suku dudungan jukuan sukamulya kegeringan
  9. Kepala suku pilihan jukuan sukasari kegeringan
  10. Kepala suku kalipah jukuan kagungan II sukabumi
  11. Kepala suku parsi II jukuan lamban lunik pekon balak
  12. Kepala suku mulyawan jukuan suka mandi pekonbalak
  13. Kepala suku unggulan jukuan kejayaan kegeringan
  14. Kepala suku simbangan jukuan undokh kegeringan
  15. Kepala suku tamunggung jukuan kagungan kutabesi
  16. Kepala suku Pasai jukuan kagungan kutabesi
  17. Kepala suku penyangga jukuan kagungan kutabesi
  18. Kepala suku muria II jukuan Kagungan kutabesi
  19. Kepala suku mutar alam jukuan banjar agung kerang
  20. Kepala suku diawan jukuan kagungan kutabesi
  21. Kepala suku gunung jukuan gunung sugih
  22. Kepala suku muda suka jukuan gunung sugih
  23. Kepala suku mulya suka jukuan banjakh agung gunung sugih
  24. Kepala suku jaya jukuan suka banjakh kutabesi
  25. Kepala suku muka jukuan banjakh agung canggu
  26. Kepala suku pengatur jukuan gemuttukh agung kutabesi
  27. Kepala suku mulia jukuan gemuttukh agung kutabesi
  28. Kepala suku penyimbang jukuan gemuttukh agung kutabesi
  29. Kepala suku indra bangsawan jukuan gemuttukh agung kutabesi
  30. Kepala suku Negeri agung
  31. Kepala suku Kedaloman
  32. Kepala suku talang padang
  33. Kepala suku banding agung
  34. Kepala suku Sukaraja
  35. Kepala suku sukaraja II

Pembesar adat jamma balak saibatin suku marga daerah Kabupaten Pringsewu Provinsi Lampung

  1. Khaja kumala dewa lamban padasuka
  2. Khaja utakha lamban kedamaian gemuttukh agung kegeringan
  3. batin mulya lamban lamban lunik pekon awi
  4. Batin penyaccang lamban bandakh
  5. batin pemuka lamban lamban balak keagungan
  6. batin sepupu lamban lamban lunik sukaraja
  7. batin saksi lamban lamban lunik sukakhaja
  8. Dalom pelita marga lamban lamban balak mandawasa
  9. dalom surya darma lamban jatiagung suka ratu
  10. dalom pengikhan lamban kademangan sukawangi
  11. khadin saksi lamban kademangan sukawangi
  12. batin sampukna jaya lamban lamban balak pekon suka wangi
  13. Khaja muda sembilan lamban lamban lunik tuala liwa
  14. batin junjungan lamban lamban balak negeri agung liwa
  15. pengikhan ogokhan jaman lamban lamban balak mutokh agung
  16. Dalom akbar sampurna jaya lamban balak sukau

Pesumbaian 17 daerah Kabupaten Pesawaran Provinsi Lampung

  • Kerukunan pembesar Adat way lima pesumbaian 17 kedondong marga way lima suku-suku sumbai-sumbai yang turun dari sekala brak yang dulu berasal dari sekala brak beberapa kebandakhan di kabupaten pesawaran.

Saibatin marga way handak daerah Kabupaten Lampung Selatan Provinsi Lampung

  1. Saibatin marga ratu
  2. Saibatin marga dantaran
  3. Saibatin marga raja basa
  4. Saibatin marga legun
  5. Saibatin marga ketibung

Pembesar adat jamma balak saibatin suku marga kota bandar lampung yang berasal dari sekala brak

  1. Marga balak
  2. Marga lunik
  3. Marga bumi waras

Pengawal Khusus Putra Mahkota daerah Kabupaten Lampung Selatan Provinsi Lampung

  • Marga legun Obie Muzaffar

Pangglima Kerajaan Adat daerah Kabupaten Lampung selatan

  1. Panglima Tapak Belang
  2. Panglima Alif Jaya
  3. Panglima Elang Berantai
  4. Panglima Sindang Kunyaian

Struktur Hanggum Jejama di Kepaksian

  1. Hanggum Jejama komunitas pelestarian adat dan budaya Istana Gedung Dalom Sekala Brak.
  2. Hanggum Jejama Sekretariat Istana Gedung Dalom Kepaksian di Sekala Brak.
  3. Hanggum Jejama Mully Mekhanai Paksi di Istana Gedung Dalom Kota Bandar Lampung.

Pendekar Puting Beliung

  • Pendekar puting beliung daerah Kabupaten Lampung Barat dan Kabupaten Tanggamus 41 personil pasukan ring 1 Sultan/Saibatin Raja Adat Dikepaksian.

Profil puting beliung

Muasal Pendekar Puting Beliung Paduka Yang Mulia SPDB Drs. H. Pangeran Edward Syah Pernong, S.H., M.H. Sultan/SaiBatin Raja Adat di Kepaksian, Sultan Sekala Bkhak Yang Dipertuan Ke-23, berkisah menjelaskan asal usul Pendekar Puting Beliung kepada Fenomena Budaya Nusantara com. di Bandar Lampung. Dipaparkannya, bahwa Pendekar Puting Beliung ini ada 41 orang, karena para hulubalang kerajaan selain di pusat kerajaan sekala brak di lampung barat, hulubalang dan pendekar kepaksian pernong banyak tersebar di tujuh kabupaten di propinsi menjaga masyarakat adat dan bersinergi dengan pemerintah daerah setempat termasuk dengan kepolisian resort setempat. terutama di wilayah Lampung selatan, banyak para pendekarnya, kalau dulu di wilayah pusat kerajaan di Sekala brak Lampung barat para hulu balang banyak yang dididik oleh puting beliung, yaitu yang dinamakan Labung Angin, selain itu ada hulubalang Tikam Seribu pemeganng pusaka tumbak khusus.

Pada saat ini para Hulubalang-hulubalang kepaksian pernong di tiap wilayah itu dididik di daerah masing masing untuk mengasah ketrampilan beladirinya yang kemudian setelah diadakan suatu ritual tertentu yang disebut ritual Paccukh pittu, bagi mereka yang sudah lolos pendidikan silat dan menjalani ritual Paccoh Pitu. mereka ini lah yang kemudian namanya Pendekar Puting Beliung. “Jadi para Pendekar Puting Beliung. mesti berasal dari om bahatur, artinya. dia harus berasal dari bahatur. Karena Bahatur itu masuk kategori para pemberani karena itu lah para Bahatturlah yang kemudian dipilih untuk menjadi Pendekar Puting Beliung,” Jadi pendekar Puting beliung itu harus berasal dari bahatur. Bahatur itulah pemberani sedangkan bahatur itu adalah merupakan nama dari para pemberani-pemberani yang awal mula nya berangkat dari sebutan untuk para jelma bani dari Way Handak. Kalianda Lampung Selatan yang melalui proses pacukh pitu para pendekar-pendekar para hulu-hulubalang yang telah naik ke Sekala Brak menjalankan ritual tertentu terutama paling banyak adalah dari Way Handak Lampung Selatan inilah yang paling banyak menjadi bahatur.

Untuk dapat menjadi bahatur menjadi sosok pemberani yang siap untuk berkelahi, oleh Masyarakat adat Sekala Brak yang merupakan suatu kesatuan utuh supaya seragam, maka ritual dan istilah kebahaaturan dari Way Handak ini diadop oleh pasukan-pasukan pendekar dari Tanggamus dari pesisir barat dan Sekala Brak.” “memang kendala. Ya adalah, menjadi bahatur itu gampang-susah, karena bahatur itu harus pendekar dulu, dan memang pemberani, jadi para hulubalang banyak, para pendekar banyak, tapi para bahatur itu tidak banyak berasal dari pendekar bahatur Sekala Brak, yang kemudian dia dilatih lagi menjadi Puting beliung untuk mengawal Raja/Sultan. Bahatur banyak di daerah selatan dan Tanggamus dipimpin oleh panglima, Panglima di daerah selatan Itu, ada empat panglima, sedangkan Tanggamus satu.

Panglima inilah apabila para laskar adat seluruh Kerajaan Sekala Brak Kepaksian Pernong mulai turun semua, baik yang di Lampung barat, Pesisir barat, Tanggamus, Pesawaran itu, maka yang memimpin nanti adalah Panglima dari selatan, sudah saya kondisikan, karena yang saya posisikan komando dari seluruhnya panglima dari selatan, Panglima Alif Jaya, Panglima Elang Berantai, Panglima Tapak Belang dan Panglima Sindang Kunyaian. Tetapi khusus untuk Tanggamus, Pesawaran dan Pringsewu dipegang oleh satu orang Panglima, yaitu Panglima Pengittokh Alam, dan para bahatur-bahaturnya. Bahatur Tanggamus dan Bahatur Way Handak ini, inilah yang paling dekat karena mereka wilayahnya satu pesisir. Dan diantara Way Handak dan Tanggamus itu Bandar Lampung, karena kalau saya ke Bandar Lampung maka, bergantianlah para bahatur hulubalang dari Tanggamus dan dari Way Handak Kalianda yang turun untuk menjaga mengawal, tetapi kalau saya dari Jakarta, kalau sudah lewat Kalianda, biasanya para bahatur Lampung Selatan biasanya sudah turun itu untuk mengawal”. Lebih lanjut, dijelaskan, kalau pada saat ini ada 21orang, karena disesuaikan. Setiap akan masuk menjadi Pendekar Puting Beliung ini melalui pengkaderan, biasanya orang tuanya datang menyerahkan anak laki-lakinya pada Saibatin sambil menyerahkan kain putih, yang artinya suatu saat, bila dalam pengabdiannya dia harus berkorban nyawa, tidak usah dibawa pulang lagi, tanamkam di mana dia gugur. Di mana dia tewas diserahkan kain putih ini untuk dia, dan dia sudah diserahkan menjadi milik Saibatin sebagai pengawalnya Sai Batin.

Setelah itu, lanjut, SaiBatin, calon Pendekar Puting Beliung ini dikirim ke Tanah Datar. “Jadi kalau di tanah datar itu sudah banyak tahu mereka, bahwa Pendekar Skala Brak itu di sana. “Seperti pendekar sekarang ini dua tahun lebih mereka digembleng di sana. Disitu setiap hari selama dua tahun lebih, kerjanya pagi, siang, malam, terus menerus, latihan bela diri saja, latihan bagaimana cara berkelahi, cara membunuh, cara membela diri segala macam, disertai ritual. Mereka puasa kalau bermalam mereka selesai disurau, sampai subuh mereka di surau, pagi mereka mulai latihan, spesial olah jalan-jalan kemudian persiapan, hingga maghrib, setelah selesai turun mereka berlatih sampai tengah malam mereka latihan,” Tahapan pertama, lanjut Paduka, mereka berguru Silat Kumango namanya. Pada saat menyelami silat Kumango di Tanah Datar itu, mereka juga berziarah ke makam Syekh Abdurrahman al-Khalidi. “Syekh Kumango adalah seorang ulama tarekat dan pendekar silat ternama asal Kumango, pencipta Silat Kumango.

Silat Kumango adalah salah satu aliran silat utama khas Minangkabau. Silat ini berasal dari Nagari Kumango, yang termasuk Kecamatan Sungai Tarab, Kabupaten Tanah Datar, Sumatera Barat. Aliran ini diciptakan oleh Syekh Abdurrahman al-Khalidi, seorang ulama tarekat dan pendekar silat ternama asal Kumango. “Saat ini Silat Kumango telah tersebar ke berbagai kawasan di Indonesia hingga ke mancanegara,” Setelah selesai tahapan pertama berlatih silat Kumango, kemudian mereka ketahapan berikutnya mereka berlatih silat Lintau.Silat Lintau ini secara umum juga dikenal sebagai silat tua, sebuah varian silat Minangkabau yang terkenal. Dan kemudian ada lagi Silat Sitaralak. Silat Sitaralak ini juga disebut juga Siterlak, Terlak, Sterlak, Starlak) yang merupakan silat yang beraliran keras dan kuat.

“Jadi selama dua tahun setengah ini diisi, silat Kumango, Lintau dan Sitaralak. Mereka bukan dua kali seminggu atau tiga kali seminggu berlatihnya, Tetapi sehari dua kali, pagi, malam, terus menerus, tidak berhenti, tidak ada hari tanpa latihan. Mereka tak mengenal hari minggu atau hari libur, pokoknya tak ada hari tanpa latihan,” Hanya sesekali terkadang ada kebijakan dari sang Guru , setelah beberapa minggu latihan keras, mereka diberi waktu istirahat. Biasanya setelah sholat Isa diberi waktu untuk bisa jalan-jalan ke kota. Tetapi besok paginya sudah mulai latihan lagi. Setelah menghabiskan penggemblengan latihan keras dan ritual di Tanah Datar, kembalilah mereka. Para pendekar ini kemudian menghadap Sultan, kemudian dijadikan pengawal.

“Mereka mengawal saya ketika saya berada di Jakarta atau ketika saya ke Tanggamus, karena saya banyak melakukan kunjungan ke sana atau juga di Sekala Brak,” Adat Harus Menghadirkan Keamanan dan Kesejukan Berkaca dari peristiwa di Kalianda, Lampung Selatan, beberapa waktu lalu, tandas Paduka maka perlu Laskar Panglima ini dibentuk. Maksudnya untuk menjaga dan mengantisipasi kalau terjadi hal yang tak diinginkan seperti bentrokan, supaya cepat diantisipasi. “Tak terjadi dari mana-mana turun langsung menyerang dan tak terkendali. Belajar dari kejadian ini semua harus ditata. Supaya adat tidak menjadi anarkis. Tidak terjadi tindakan pengrusakan yang menyebabkan permusuhan. Tetapi adat harus menghadirkan kesejukan, keamanan, kebahagiaan, rasa nyaman, terjamin, rasa solidaritas, persaudaraan brotherhood,” Untuk itu, imbuhnya, mulailah lebih ditata, panglimanya mulai dibentuk dari Kalianda. Dulu wilayah-wilayah di Penggung dikuasai oleh Tumenggung, setiap wilayah mesti ada Tumenggungnya yang pegang satu Tumenggung, ada di Sekala Brak. Melihat setuasi sekarang ini yang paling banyak kegiatan ada di wilayah kota dan di selatan, maka sekarang ini Panglimanya justru saya angkat dari luar Sekala Brak. Yaitu dari wilayah selatan, dari Kalianda dan Tanggamus. Itulah daerah-daerah yang rawan, karena Sekala Brak, Pesisir Barat, Ranau situasinya kondusif. Wilayah yang dekat dengan kerajaan cenderung lebih terjaga, tambah jauh dari kerajaan biasanya mereka tambah kencang dan tambah temperamen.

Disitu maka ditempat kan para Panglima-panglimanya ada pun keberadaan puting beliung saat ini, Puting Beliung ada yang di daerah Tanggamus, tetapi mereka juga ada di Sekala Brak. Kalau saya pulang dan di Jakarta, kalau saya masuk wilayah selatan juga ada panglimanya. “Nah di Selatan ini walaupun dia Panglima Selatan, tapi dia mengcover seluruh wilayah pesisir, masyarakat sepanjang pesisir kita cover. Begitulah peranan Puting Beliung ini,” “Mereka inilah kerabat-kerabat kami, saudara-saudara dekat kami, dan dalam satu payung kekerabatan Kerajaan Sekala Brak, mereka ada lima Sai Batin Marga di Way Handak yang memegang keadatan disana. Para Bahatur ini saya ambil dari kerabat-kerabat saya dan para marga-marga di Way Handak dan ada di Tanggamus”. terang Paduka dalam memimpin Kepaksiannya dengan rasa kekerabatan, kearifan dan penuh kebijakan terhadap Masyarakat Adat Kepaksian Pernong Sekala Brak Lampung.

Menurut Paduka, nama Puting Beliung ini berasal dari seorang pendekar besar pada jaman Belanda kira-kira Tahun 1926 -1927 yang pernah diadu dengan seorang mantan bajak laut dari Pulau Berhala yang memang jagoan silat bermata satu yang mengajar silat sepanjang kota di Sumatera. Pada waktu itu, lanjut, Paduka, dia datang mau mengajar silat di Sekala Brak, oleh Kakek saya waktu dia menghadap Sultan disampaikan bahwa disini sudah banyak yang berguru. ”Saya ke sini bukan untuk mengajar orang yang belum bisa berkelahi, tetapi saya ini mengajar para pendekar supaya belajar lebih handal. Dan saya sanggup untuk diuji coba, ” ujar Paduka mengutip ucapan jagoan silat si mata satu, kepada kakeknya.

Kemudian pada waktu itu, lanjut Paduka, diturunkanlah Budin dari daerah Sukabumi, Pendekar Kepaksian Pernong mereka diadu. Dalam satu gebrak langsung diputar langsung dikepit, selesai, yang namanya mantan Pendeka, Pendeka namanya yang dari bajak laut dari Pulau Berhala itu, ndak bisa bergerak lagi. Akhirnya dia pulang malu, sejak saat itu, Budin diberi gelar oleh Saibatin kakek , karena peraganya waktu main itu betul-betul berputar mereka bermain itu seperti tidak kelihatan, hampir tidak bisa dilihat berputar langsung bergulung-gulung bergumul sekali proses, selesai, langsung mengunci, berdebu sampai membubung ke atas, bak puting beliung. “Maka kakek saya menyebutnya pendekar Puting Beliung. Yang dulu juga biasanya disebut hulu balang Saibatin, hulu balang raja. Karena hanya raja saja yang memerintah dan juga mengawal raja,” kisah Paduka.

Kemudian di jaman saya, lanjut Paduka, sebutan itu saya tambahkan si Puting Beliung, ternyata lebih dikenal orang. “Puting Beliung inilah yang melahirkan banyak pendekar sampai ratusan. Yang ada disini Pendekar Puting Beliung, hulu balang Labung Angin namanya. Hujan angin itu juga sebutan puting beliung yang tersebar sekarang ini. Demikianlah kisahnya, Mas Bambang,” Sabda Baginda mengunci perbincangan di Bandar Lampung, belum lama ini. (Dedy Tisna Amijaya Komunitas Pelestari Adat dan Budaya Hanggum Jejama Kepaksian di Sekala Brak).[30][31][32][33]https://www.youtube.com/watch?v=95JQ79buDkY[34]

Pendekar labung angin daerah Kabupaten Lampung Barat

  • Berkedudukan dalam adat sebagai Pendekar labung angin 115 (seratus limabelas) personil

Panglima, wakil panglima, bahatur, punggawa, daerah Kabupaten Tanggamus Provinsi Lampung

  1. Palima Pengittokh Alam 1 (satu) Personil
  2. Wakil Panglima Pengittokh Alam 1 (satu) Personil
  3. Bahatur 110 (seratus sepuluh) Personil

Wakil panglima bahatur, punggawa daerah Kabupaten Pringsewu Provinsi Lampung

  1. Wakil panglima 2 (dua) Personil
  2. Bahatur 14 (empat belas) Personil
  3. Punggawa 8 (delapan) Personil

Bahatur, punggawa kecamatan pagelaran pengittokh alam daerah Kabupaten Pringsewu Provinsi Lampung

  1. Punggawa 1 (satu) Personil
  2. Bahatur 14 (empat belas) Personil

Profil Penyusun

 
Profil Penyusun Dedy Tisna Amijaya,S.T. Kelik Istana Gedung Dalom

Lihat Pula

Pranala Luar

Referensi

[35] [36] [37]

Didahului oleh:
Kemaharajaan Majapahit
Kerajaan Hindu-Budha
1289–1824
Diteruskan oleh:
Belanda
  1. ^ zahara sulaiman, Puan (2020). "Asal usul melayu induknya di benua sunda". https://www.youtube.com/watch?v=KeMkHdkFjoc. Diakses tanggal 2021.  Hapus pranala luar di parameter |website= (bantuan)
  2. ^ "Sumatra sahaja ada 42 negeri". https://www.youtube.com/watch?v=MGtdf3yTgTs.  Hapus pranala luar di parameter |website= (bantuan);
  3. ^ https://www.youtube.com/watch?v=Qe8OvLZ4_fg.  Tidak memiliki atau tanpa |title= (bantuan); Hapus pranala luar di parameter |website= (bantuan);
  4. ^ duniaindra. "BERKUNJUNGLAH KE LAMPUNG BARAT - THE ORIGIN OF LAMPUNG" (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2021-04-06. 
  5. ^ "4 Umpu Sekala Brak Lampung 'Anak Raja Pagaruyung Minangkabau'". Metropolis.co.id. 14 Agustus 2018. Diakses tanggal 2021-04-06. 
  6. ^ "4 Umpu Sekala Brak Lampung 'Anak Raja Pagaruyung Minangkabau'". Metropolis.co.id. 14 Agustus 2018. Diakses tanggal 2021-04-06. 
  7. ^ "Ditemukan Peninggalan Kerajaan Sriwijaya di Gunung Pesagi". radarcom.id. 2019-09-21. Diakses tanggal 2021-04-06. 
  8. ^ "Temukan Arca Ganesha, Budayawan Katakan Lampung Asal Mula Sriwijaya". radartvnews | Portal Berita Lampung (dalam bahasa Inggris). 2019-09-21. Diakses tanggal 2021-04-06. 
  9. ^ "Temukan Arca Ganesha, Budayawan Katakan Lampung Asal Mula Sriwijaya". radartvnews | Portal Berita Lampung (dalam bahasa Inggris). 2019-09-21. Diakses tanggal 2021-04-06. 
  10. ^ Afandi, Doni (2019). "Sejarah singkat Kerajaan Adat Sekala Brak". https://www.youtube.com/watch?v=AO9Ba2K0O3U.  Hapus pranala luar di parameter |website= (bantuan);
  11. ^ "Ditemukan Peninggalan Kerajaan Sriwijaya di Gunung Pesagi". radarcom.id. 2019-09-21. Diakses tanggal 2021-04-06. 
  12. ^ https://www.youtube.com/watch?v=AO9Ba2K0O3U.  Tidak memiliki atau tanpa |title= (bantuan); Hapus pranala luar di parameter |website= (bantuan);
  13. ^ Pernong, Sai Batin Paksi Buay (2009-01-20). "Sultan Skala Brak: Tulang Bawang, Rangkaian Sejarah Yang Hilang". Sultan Skala Brak. Diakses tanggal 2021-04-06. 
  14. ^ Pernong, Sai Batin Paksi Buay (Kamis, 11 Desember 2008). "Paksi Buay Pernong Paksi Pak Skala Brak: Perlengkapan Adat". Paksi Buay Pernong Paksi Pak Skala Brak. Diakses tanggal 2021-04-06. 
  15. ^ Pernong, Sai Batin Paksi Buay (Kamis, 11 Desember 2008). "Paksi Buay Pernong Paksi Pak Skala Brak: Gelar Dalam Kepaksian Pernong". Paksi Buay Pernong Paksi Pak Skala Brak. Diakses tanggal 2021-04-06. 
  16. ^ Pernong, Sai Batin Paksi Buay (2009-02-19). "Sultan Skala Brak: Pangeran Dilantik Sebagai Kapolwiltabes Semarang". Sultan Skala Brak. Diakses tanggal 2021-04-06. 
  17. ^ "Posisi Kapolda Lampung Digantikan Sepupunya". Republika Online. 2016-01-02. Diakses tanggal 2021-04-06. 
  18. ^ Pernong, Sai Batin Paksi Buay (Rabu, 10 Desember 2008). "Paksi Buay Pernong Paksi Pak Skala Brak: Pangeran Ringgau". Paksi Buay Pernong Paksi Pak Skala Brak. Diakses tanggal 2021-04-06. 
  19. ^ Pernong, Sai Batin Paksi Buay (Rabu, 10 Desember 2008). "Paksi Buay Pernong Paksi Pak Skala Brak: Pangeran Suhaimi". Paksi Buay Pernong Paksi Pak Skala Brak. Diakses tanggal 2021-04-06. 
  20. ^ Pernong, Sai Batin Paksi Buay (Rabu, 10 Desember 2008). "Paksi Buay Pernong Paksi Pak Skala Brak: Pangeran Maulana Balyan". Paksi Buay Pernong Paksi Pak Skala Brak. Diakses tanggal 2021-04-06. 
  21. ^ Pernong, Sai Batin Paksi Buay (Rabu, 10 Desember 2008). "Paksi Buay Pernong Paksi Pak Skala Brak: Pahlawan Akmal". Paksi Buay Pernong Paksi Pak Skala Brak. Diakses tanggal 2021-04-06. 
  22. ^ Dedy Tisna Amijaya, S.T. (2018). Profil kerajaan adat kepaksian pernong sekala brak. Bandar Lampung: Comenditer FHESAGI JAYA (PT.Karya sipta Mandiri). hlm. Bab 12 s/d Bab 14. ISBN 9786021484173. 
  23. ^ Arifsyah, lampost (2018). "Prosesi penattahan adok". https://lampost.co/berita-pemred-lampung-post-dapat-adok-radin-kiemas-panji-utama-dari-kerajaan-sekal-bekhak.html.  Hapus pranala luar di parameter |website= (bantuan);
  24. ^ candra, dkk (2018). "Angkol muakhi kapolda sekala brak". https://karyanasional.com/2018/02/10/angkon-muakhi-kapolda-sekala-brak-78603/.  Hapus pranala luar di parameter |website= (bantuan);
  25. ^ warta9, dkk (2019). "angkon muakhi". https://warta9.com/kapolda-lampung-angkon-muakhi-kerajaan-adat-kepaksian-pernong/.  Hapus pranala luar di parameter |website= (bantuan);
  26. ^ maman, sudirman (2015). "angkon muakhi ketua mpr ri sekala brak". https://www.republika.co.id/berita/nw1vmd319/ketua-mpr-menerima-lencana-kerajaan.  Hapus pranala luar di parameter |website= (bantuan);
  27. ^ sugiono, giono (2015). "Puakhi pungsu". http://www.jejamo.com/kerajaan-skala-brak-angkat-warga-tionghoa-jadi-saudara.html.  Hapus pranala luar di parameter |website= (bantuan);
  28. ^ agus, dkk (2012). "angkon muakhi". https://www.pikiranlampung.com/2017/12/bupati-tanggamus-dan-raja-sekara-brak.html.  Hapus pranala luar di parameter |website= (bantuan);
  29. ^ candra, can (2018). "angkon muakhi". https://skalabraknews.com/2018/06/25/pangeran-edward-syah-pernong-bersama-7-penyimbang-adat-pepadun-berdoa-dalam-angkon-muakhi-10062/.  Hapus pranala luar di parameter |website= (bantuan);
  30. ^ ""Cicca Kesetiaan Pendekar Puting Beliung" Kepada Putra Mahkota Pangeran Alperinse Syah Pernong". fenomenabudayanusantara.com. 2020-12-28. Diakses tanggal 2021-04-06. 
  31. ^ Sekalabrak, Kerajaankepaksianpernong (2021-03-31). "Profil PUTING BELIUNG – SEKALA BRAK". Diakses tanggal 2021-04-06. 
  32. ^ skl4br4k. "Temenggung Hanuang Bani, Sosok Dengan Kesetiaan Yang Dipertahankan Hingga Sampai Saat Menghadap Tuhan". SKALABRAKNEWS. Diakses tanggal 2021-04-06. 
  33. ^ Cicca Puting Beliung Kepada SaiBatin Kerajaan Adat Kepaksian Pernong Sekala Brak, diakses tanggal 2021-04-06 
  34. ^ Cicca Pendekar Puting Beliung terhadap Sultan/Saibatin Raja Adat Dikepaksian., diakses tanggal 2021-04-06 
  35. ^ Kurniawan AB, Sultan (2020). Kerajaan Jambu Lipo. Depok Seleman Yogyakarta: Diandra Kreatif (Kelompok Penerbit Diandra) Anggota IKAPI (062/DIY/08). 
  36. ^ Dedy Tisna Amijaya, Dkk (2018). Profil Kerajaan Adat Paksi Pak Sekala Brak Kepaksian Pernong Lampung. Bandar Lampung: Comenditer FHESAGI JAYA (PT. Karya Cipta Mandiri). ISBN 9786021484173. 
  37. ^ Dr.H.A Fauzie Nurdin,M.S., Prof (2018). Friendrich w. Funke ORANG ABUNG. Bandar Lampung: Thafa Media. ISBN 9786021351673.