Dudung Abdurachman

Mantan Kepala Staf TNI Angkatan Darat
Revisi sejak 26 Mei 2021 08.30 oleh Jeromi Mikhael (bicara | kontrib) (Menolak perubahan teks terakhir (oleh 182.1.83.147) dan mengembalikan revisi 18425484 oleh Jeromi Mikhael: PANGKATNYA BELUM DINAIKKAN)

Mayor Jenderal TNI Dudung Abdurachman, S.E., M.M. (lahir 16 November 1965)[1] adalah seorang perwira tinggi TNI-AD yang sejak 25 Mei 2021 mengemban amanat sebagai Panglima Komando Strategis Angkatan Darat.[2]

Dudung Abdurachman
Panglima Komando Cadangan Strategis Angkatan Darat ke-42
Mulai menjabat
25 Mei 2021
Sebelum
Pendahulu
Eko Margiyono
Pengganti
Petahana
Sebelum
Panglima Kodam Jaya ke-34
Masa jabatan
27 Juli 2020 – 25 Mei 2021
Sebelum
Pendahulu
Eko Margiyono
Pengganti
Mulyo Aji
Sebelum
Gubernur Akmil
Masa jabatan
24 September 2018 – 27 Juli 2020
Wakil Asisten Teritorial Kasad
Masa jabatan
27 Oktober 2017 – 24 September 2018
Informasi pribadi
Lahir19 November 1965 (umur 59)
Indonesia Bandung, Jawa Barat
Orang tua
  • Nasuha (ayah)
  • Nasyati (ibu)
AlmamaterAkademi Militer (1988)
Karier militer
Pihak Indonesia
Dinas/cabang TNI Angkatan Darat
Masa dinas1988—sekarang
Pangkat Mayor Jenderal TNI
SatuanInfanteri
Sunting kotak info
Sunting kotak info • L • B
Bantuan penggunaan templat ini

Dudung, merupakan lulusan Akmil 1988 dari kecabangan Infanteri. Jabatan terakhir jenderal bintang tiga ini adalah Panglima Kodam Jaya.[3]

Kehidupan Awal

Silsilah Dudung Abdurachman adalah masih keturunan Sunan Gunung Jati dari P.Sumbu Mangkurat Sari memiliki putra (P.Syeikh Pasiraga) Depok,Cirebon dari jalur cicitnya yg bernama Muharom Wira Subrata(kepuh,palimanan) Dudung Abdurachman dilahirkan di Bandung, 19 November 1965 merupakan putra pasangan Bapak Nasuha dan Ibu Nasyati PNS di lingkungan Bekangdam III/Siliwangi. Mengawali dengan menceritakan pengalamannya dari SMP sampai dengan saat ini. Ia Menyelesaikan sekolah dari SD sampai SMA di Kota Bandung (1972-1985). Lulus SMA tahun 1985 kemudian mendaftar Akabri Darat.

Pangdam Jaya

Mulai 27 Juli 2020 ia menjabat sebagai Pangdam Jaya. Saat menjabat pangdam jaya banyak kontroversi yang terjadi. Ia dinilai beberapa kalangan terlalu memasuki ranah sipil seperti penurunan baleho ormas, statment pembubaran ormas dan yang terbaru datang pada konferensi pers tewasnya 6 anggota FPI. Dimana itu semua adalah ranah domain sipil. Bahkan Muhammadiyah sampai di Indonesia mengungkap kekecewaan.

Disisi lain banyak yang mengusulkan agar Mayjen Dudung dijadikan Mendagri mengingat hal yang dilakukan akan lebih cocok jika bukan sebagai TNI aktif. Hal ini didasarkan pada ketakutan masyarakat pada Dwifungsi ABRI dimasa Orba Presiden Soeharto.

Riwayat Pendidikan

  • Akmil (1988)
  • Sesarcabif (1988)
  • Diklapa-I
  • Dik PARA
  • Diklapa-II
  • Seskoad
  • Susdandim
  • Sesko TNI
  • Lemhannas

Riwayat Jabatan

  • Dandim 0406/Musi Rawas
  • Dandim 0418/Palembang
  • Aspers Kasdam VII/Wirabuana (2010—2011)
  • Danrindam II/Sriwijaya (2011)
  • Dandenma Mabes TNI (2015)
  • Wagub Akmil (2015—2016)
  • Staf Khusus Kasad (2016—2017)
  • Waaster Kasad (2017—2018)[4]
  • Gubernur Akmil (2018—2020)
  • Pangdam Jaya (2020—2021)
  • Pangkostrad (2021—Sekarang)

Referensi

  1. ^ Retaduari, Elza Astari (20 November 2020). "Profil Pangdam Jaya Mayjen Dudung yang Bicara 'Bubarkan Saja FPI'". detiknews. Diakses tanggal 19 Januari 2021. 
  2. ^ "Daftar Lengkap Rotasi dan Mutasi 80 Pati di Tiga Matra TNI"
  3. ^ "Mutasi Jabatan 181 Perwira Tinggi TNI Selasa, 28 Juli 2020"
  4. ^ Erdianto, Kristian (31 Oktober 2017). "91 Perwira Tinggi TNI Dimutasi, Wakil KSAD Diganti". KOMPAS.com. Diakses tanggal 19 Januari 2021. 
Jabatan militer
Didahului oleh:
Letjen TNI Eko Margiyono
Panglima Komando Cadangan Strategis Angkatan Darat
2021—Sekarang
Petahana
Didahului oleh:
Mayjen TNI Eko Margiyono
Panglima Kodam Jaya
2020—2021
Diteruskan oleh:
Mayjen TNI Mulyo Aji
Didahului oleh:
Mayjen TNI Eka Wiharsa
Gubernur Akmil
2018—2020
Diteruskan oleh:
Brigjen TNI Totok Imam Santoso
Didahului oleh:
Brigjen TNI Budi Sulistijono
Waaster Kasad
2017—2018
Diteruskan oleh:
Kolonel Kav Gathut Setyo Utomo