Joy Division
Joy Division adalah band rock asal Inggris yang terbentuk pada tahun 1976 di Salford, Manchester Raya. Band ini beranggotakan Ian Curtis sebagai vokalis, Bernard Sumner sebagai gitaris/kibordis, Peter Hook sebagai bassis dan Stephen Morris sebagai drumer.
Joy Division | |
---|---|
Informasi latar belakang | |
Nama lain | Warsaw (1977–1978) |
Asal | Salford, Manchester Raya, Inggris |
Genre | Post-punk |
Tahun aktif | 1976–1980 |
Label | |
Artis terkait | New Order |
Situs web | joydivisionofficial |
Mantan anggota |
Joy Division dibentuk oleh Sumner dan Hook setelah mereka menonton aksi panggung Sex Pistols. Mereka terpengaruh oleh musik punk, dan kemudian mengembangkan kesan serta gaya musik yang menjadikan mereka salah satu pelopor gerakan musik post-punk. Mereka merilis EP debutnya pada tahun 1978, An Ideal for Living, yang menarik perhatian presenter TV lokal Manchester, Tony Wilson. Wilson kemudian menandatangani mereka ke label rekaman independen miliknya, Factory Records. Album debut Joy Division, Unknown Pleasure, direkam bersama produser Martin Hannett, dirilis pada tahun 1979.
Sepanjang perkembangan popularitas band ini, Curtis harus menanggung masalah pribadi termasuk depresi, pernikahannya yang gagal, serta mengidap penyakit epilepsi. Ia merasa semakin sulit untuk tampil di konser, dimana ia terkadang mengalami pingsan dan kejang-kejang di atas panggung.
Pada Mei 1980, ketika band ini akan melakukan tur yang pertama kalinya di Amerika Serikat/Kanada, Curtis meninggal dunia dalam usia 23 tahun akibat bunuh diri. Album kedua dan terakhir mereka, Closer, dirilis dua bulan kemudian; album tersebut dan single berjudul "Love Will Tears Us Apart" menjadi rilisan mereka yang menempati posisi tangga lagu tertinggi.
Setelah Curtis meninggal, anggota-anggota band yang tersisa membentuk band baru yang bernama New Order, dan mendapatkan pujian serta kesuksesan secara komersial sepanjang dekade berikutnya. Meskipun karier mereka membentang kurang dari empat tahun, Joy Division terus memberikan pengaruh yang luas kepada berbagai artis kemudian.[2][3][4]
Sejarah
Formasi
Pada tanggal 20 Juli 1976, Sumner dan Hook yang bersahabat sejak kecil menghadiri pertunjukan Sex Pistols di Manchester Lesser Free Trade Hall. Keesokan harinya, Hook meminjam £35 dari ibunya untuk membeli gitar bass pertamanya.[5] Sumner kemudian mengatakan bahwa dia merasa bahwa Sex Pistols telah "menghancurkan mitos untuk menjadi bintang pop, untuk musisi menjadi semacam dewa yang harus disembah".[6] Sumner dan Hook membentuk band bersama temannya Terry Mason yang juga ikut nonton pertunjukan tersebut. Sumner membeli gitar, dan Mason membeli drumset. Mereka mengajak teman sekolahnya, Martin Grestly untuk bergabung sebagai vokalis, tapi dia menolaknya setelah mendapatkan pekerjaan di sebuah pabrik lokal.[7] Mereka kemudian memasang sebuah iklan untuk mencari vokalis yang dipasang di Toko Musik Virgin Records di Manchester. Ian Curtis, yang mengenal mereka dari pertunjukan sebelumnya, merespons dan dipekerjakan tanpa audisi.[6] Sumner mengatakan bahwa dia "tahu kalau dia oke-oke saja dalam bekerjasama dan itulah yang menjadi dasar dalam band ini. Jika kita menyukai seseorang, mereka boleh masuk."[8]
Manajer Richard Boon dan frontman Pete Shelley dari band Buzzcocks telah menyarankan mereka untuk menamakan band mereka "Stiff Kittens", tetapi mereka menetapkan nama "Warsaw" sesaat sebelum pertunjukan pertama mereka, merujuk pada lagu David Bowie, Warszawa.[9][10][11] Warsaw memulai debutnya pada tanggal 29 Mei 1977 di Electric Circus, bersama Buzzcocks, Penetration dan John Cooper Clarke.[11] Mereka dengan segera dikenal secara nasional melalui ulasan pertunjukan mereka di majalah NME oleh Paul Morley dan majalah Sounds oleh Ian Wood.[12][13] Tony Tabac memainkan drum pada malam itu setelah bergabung dengan band dua hari sebelumnya.[11][14] Mason kemudian menjadi manajer band dan Tabac digantikan posisinya pada bulan Juni 1977 oleh Steve Brotherdale, yang juga bermain di band punk The Panik.[15] Selama bergabung dengan Warsaw, Brotherdale mencoba untuk membujuk Curtis meninggalkan bandnya dan bergabung dengan The Panik dan bahkan membuat Curtis untuk mengikuti audisi band.[16][17] Pada Juli 1977, Warsaw merekam lima lagu demo di Pennine Sound Studio, Oldham.[18] Tidak suka dengan kepribadian agresif Brotherdale, mereka memecatnya segera setelah sesi demo. Di perjalanan pulang dari studio, mereka menepi dan meminta Brotherdale untuk memeriksa apakah ban mobilnya kempis; ketika ia keluar dari mobil, mereka berkendara dan meninggalkannya.[19]
Pada Agustus 1977, mereka memasang sebuah iklan di jendela toko musik untuk mencari drumer pengganti. Stephen Morris, yang satu sekolah dengan Ian Curtis, adalah satu-satunya yang merespon iklan tersebut. Deborah Curtis, istri dari Ian Curtis menyatakan bahwa Morris adalah "pelengkap yang sempurna" dengan anggota yang lain dan dengan bergabungnya dia di Warsaw maka "lengkaplah keluarga band itu."[20] Untuk menghindari kebingungan dengan band punk asal London, Warsaw Pakt, merekapun mengubah nama band menjadi Joy Division pada awal tahun 1978, merujuk ke sayap prostitusi dari kamp konsentrasi Nazi yang disebutkan pada novel rilisan tahun 1955, House Of Dolls.[17][21] Pada bulan Desember, band ini merekam EP debut mereka, An Ideal For Living di Pennine Sound Studio dan memainkan pertunjukan terakhir sebagai Warsaw pada perayaan tahun baru di The Swinging Apple, Liverpool.[22] Diumumkan sebagai Warsaw untuk memastikan penonton, band ini memainkan pertunjukan pertama mereka sebagai Joy Division pada 25 Januari 1978 di Pip Disco di Manchester.[23]
Rilisan Awal
Joy Division didekati oleh RCA Records untuk mendaur ulang lagu dari Nolan "N.F." Porter, "Keep on Keepin' On" dan diberikan waktu rekaman di sebuah studio profesional Manchester sebagai imbalannya. Joy Division pun menghabiskan waktunya pada bulan Maret dan April 1978 untuk menulis dan melakukan latihan pada material lagu.[24] Selama konser the Stiff/Chiswick Challenge di Rafters Club, Manchester pada tanggal 14 April, Grup ini mendapat perhatian dari Tony Wilson dan Rob Gretton. Curtis memarahi Wilson karena tidak menampilkan kelompoknya pada acara So It Goes di Granada Television; Wilson menanggapi bahwa Joy Division akan menjadi band berikutnya yang akan tampil pada acara TV tersebut.[25] Gretton, DJ residen dari acara tersebut, sangat terkesan dengan penampilan mereka, ia mencoba meyakinkan mereka untuk membawanya sebagai manajer band.[5] Gretton, dengan "tekad yang mantap" kemudian akan dikreditkan untuk memberikan kesuksesan pada band, berkontribusi dalam menambah kekurangan mereka pada keterampilan bisnis untuk fondasi kreativitas yang lebih baik.[26][27] Joy Division menghabiskan minggu pertamanya pada Mei 1978 untuk rekaman di Manchester Arrow Studios. Tetapi, mereka tidak senang dengan desakan kepala Grapevine Record, John Anderson, untuk menambahkan penyintesis dalam rekaman mereka yang melembutkan suara, dan meminta untuk membatalkan kontrak yang baru mereka tandatangani dengan RCA.[28][29]
Joy Division membuat debut mereka yang direkam pada bulan Juni 1978 ketika band ini merilis An Ideal For Living, dan dua minggu kemudian, trek lagu mereka "At a Later Date" ditampilkan pada album kompilasi Short Circuit: Live at the Electric Circus (yang telah direkam secara langsung pada bulan Oktober 1977).[30][31] Dalam ulasan majalah Melody Maker tentang EP tersebut, Chris Brazier mengatakan bahwa "mereka memiliki sifat kasar yang lazim dikenal untuk rekaman yang diproduksi di rumah, tetapi mereka tidak sekadar sebagai pemasok gemuruh saja, ada banyak ide-ide yang bagus di sini dan mereka bisa menjadi band yang sangat menarik dari sekarang, hingga tujuh bulan kedepan".[32] Pengemasan album An Ideal For Living yang menampilkan gambar dari anggota Pemuda Hitler pada sampul albumnya, ditambah dengan asal dari nama band mereka, memicu spekulasi tentang afiliasi politik mereka.[33] Ketika Hook dan Sumner kemudian mengaku sedang tertarik dengan fasisme pada saat itu, Morris bersikeras bahwa obsesi grup dengan citra Nazi berasal dari keinginan untuk menjaga kenangan pengorbanan orang tua dan kakek-nenek mereka semasa hidup di zaman Perang Dunia II. Dia berargumen bahwa tuduhan simpastisme neo-Nazi hanya memprovokasi band "untuk terus melakukan hal itu, karena itulah jenis orang kita".[21]
Pada bulan September 1978, Joy Division memulai debut penampilan mereka di TV dalam acara So It Goes dengan menyanyikan lagu "Shadowplay", dengan pengantar oleh Wilson di mana dia keliru mengidentifikasi Sumner, dan bukan Hook, sebagai dari Salford.[34] Pada bulan Oktober,[35] Joy Division menyumbangkan dua lagu yang direkam dengan produser Martin Harnett dalam kompilasi album EP Double-7" Vinyl A Factory Sample rilisan pertama dari Label rekaman Tony Wilson, Factory Records. Dalam ulasan NME tentang EP ini, Paul Morley menanggap band ini sebagai "penyambung garis yang hilang antara Elvis Presley dan Siouxsie and the Banshees".[36] Joy Division bergabung Factory, setelah mengundurkan diri dari kesepakatan dengan RCA.[37][38] Rob Gretton membuat mitra label sehingga untuk mewakili kepentingan band.[39] Pada tanggal 27 Desember, Ian Curtis mengalami Epilepsi pertamanya, ketika perjalanan pulang setelah pertunjukan di Hope and Anchor Pub, London, Curtis terkejang-kejang dan langsung dibawa ke rumah sakit.[40] Meskipun dia sakit, karier Joy Division terus berkembang. Dia tampil pada sampul majalah NME edisi 13 Januari 1979 berikut kegigihan wartawan musik Paul Morley. Pada bulan itu juga, band ini merekam sesi pertama mereka untuk DJ John Peel dari BBC Radio 1. Menurut Deborah Curtis, "Terselip di antara dua landmark penting ini telah menyadari bahwa penyakit seseorang adalah sesuatu yang kita harus belajar untuk mengakomodasi".[41]
Unknown Pleasure
Band ini merekam debut album pertama mereka, Unknown Pleasure pada bulan April 1979 di Strawberry Studios, Stockport. Produser Martin Harnett secara signifikan mengubah suara hidup mereka, sebuah fakta yang sangat jahat kepada band pada saat itu. Hook mengatakan pada tahun 2006 tentang album itu "pasti tidak akan terdengar seperti yang saya inginkan itu [...] Tetapi sekarang saya baru sadar bahwa Martin telah melakukan pekerjaannya dengan baik [...] Tidak ada dua cara tentang hal itu, Martin Hannett-lah yang menciptakan suara Joy Division".[42] Sampul album ini didesain oleh Peter Saville, yang juga akan memberikan artwork untuk Joy Division kedepannya. Unknown Pleasure dirilis pada bulan Juni, dan penjualannya tembus dengan tekanan awal 10,000 Kopi. Tony Wilson mengatakan bahwa keberhasilan relatif dari album yang beralih ke label indie menjadi bisnis sejati dan "kekuatan revolusioner" yang beroperasi di luar sistem label rekaman besar.[39] Ulasan album dari majalah Melody Maker, penulis Jon Savage menyebut Unknown Pleasure sebagai "manifesto yang buram" dan menyatakan "[meninggalkan] abad ke dua puluh sangatlah sulit; kebanyakan orang lebih memilih untuk kembali dan bernostalgia. Oh Boy. Joy Division setidaknya mengatur arah di masa sekarang dengan meninggalkan jejak untuk masa depan, mungkin Anda tidak bisa bertanya lebih banyak. Memang, Unknown Pleasure mungkin akan menjadi salah satu album yang terbaik, murni, inggris dalam debut LP mereka tahun ini."[43]
Joy Division tampil lagi di Granada TV pada bulan Juli 1979, dan mereka membuat penampilan pertama di TV Nasional BBC2 dalam program acara Something Else pada bulan September. Mereka mensupport Buzzcocks pada 24-Venue UK tour yang dimulai pada Oktober itu, yang memungkinkan para anggota band untuk berhenti dari pekerjaan rutin mereka.[6] Single Non-Album "Transmission" di rilis pada bulan November. Keberhasilan yang sedang berkembang membuat Joy Division menarik pengikut setia yang distereotipkan sebagai "pemuda intens yang mengenakan mantel abu-abu".[44]
Closer
Pada bulan Januari 1980, Joy Division melakukan tur keliling Eropa. Ketika jadwal tur sulit, Curtis hanya dua kali mengalami kejang-kejang terbesar pada final tur selama dua bulan.[45] Dengan Martin Harnett sebagai produser lagi, band ini merekam album kedua mereka, Closer, pada bulan Maret di Britannia Row Studios, London.[46] Pada bulan itu juga mereka merilis single Licht und Blindheit (termasuk lagu "Atmosphere" (Side A) dan "Dead Soul" (Side B)) pada label kecil Prancis, Sordide Sentimental.[47]
Kurangnya tidur dan lamanya stabil epilepsi Ian Curtis dari kejang-nya hampir tidak terkendali.[48] Curtis yang sering mengalami kejang-kejang dalam pertunjukan membuatnya merasa malu dan tertekan. Teman bandnya sangat khawatir dengan kondisi vokalisnya, beberapa penonton mengira perilakunya adalah bagian dari pertunjukan.[49] Pada tanggal 7 April 1980, Curtis mencoba bunuh diri dengan meminum obat anti kejangnya, Fenobarbital.[6] Malam berikutnya, Joy Division ditetapkan untuk bermain manggung di Derby Hall, Bury. Dengan pulihnya Curtis, band ini akan memutuskan untuk memaikan gabungan set antara Alan Hempstall dari Crispy Ambulans dan Simon Topping dari A Certain Ratio untuk mengisi Vokal pada beberapa lagu pertama. Curtis datang ke panggung untuk melakukan bagian dari set. Ketika Topping kembali untuk menyelesaikan set untuk Curtis, beberapa penonton mulai mengamuk dan melemparkan botol ke arah panggung. Gretton melompat ke kerumunan dan kerusuhan pun terjadi.[39] Beberapa pertunjukan pada bulan April terpaksa dibatalkan karena sakitnya sang vokalis. Band ini memainkan apa yang akan menjadi pertunjukan terakhir mereka di Aula Besar Universitas Birmingham pada tanggal 2 Mei 1980. Pertunjukan ini menyertakan Joy Division sebagai band pembuka dan hanya menyanyikan lagu "Ceremony", yang kemudian hari direkam untuk single pertama New Order.[50]
Kematian Ian Curtis dan Setelahnya
Joy Division akan memulai Tur Amerika pertama mereka pada bulan Mei 1980. Sementara Curtis telah menyatakan keinginan untuk mengambil cuti untuk mengunjungi beberapa kenalan, dia berlagak senang tentang tur keliling band karena dia tidak ingin mengecewakan teman band-nya atau Factory Records. [51] Di saat yang sama, hubungan Curtis dengan istrinya, Deborah Curtis (mereka menikah pada tahun 1975 pada saat masih belia) telah renggang. Faktor penyebabnya adalah kesehatannya, tidak termasuk dengan istrinya dari kegiatan band dan perselingkuhannya dengan seorang wanita muda asal Belgia bernama Annik Honoré yang dia temui saat Tur di Eropa. Malam sebelum Joy Division memulai Tur pertama Amerikannya, Curtis kembali ke rumahnya di Macclesfield untuk berbicara dengan istrinya yang kemudian terasing dari rumahnya; Dia meminta untuk membatalkan gugatan cerai yang sang istri ajukan; kemudian, dia mengatakan kepadanya untuk meninggalkan dia sendirian di rumah sampai dia menangkap kereta ke Manchester untuk keesokan harinya.[52] Pada pagi hari 18 Mei 1980, setelah menghabiskan waktunya untuk menonton film Stroszek karya Werner Herzog, Curtis menggantung dirinya di Dapur. Deborah menemukan jenasah suaminya pada hari itu ketika dia kembali ke rumah.[53] Dan membuat anggota band dan manajemen terkejut. Wilson berkata pada tahun 2005," Saya pikir kita semua membuat kesalahan dengan tidak berpikir bunuh diri yang akan terjadi [...] Kita semua benar-benar meremehkan bahaya. Kami tidak menganggapnya serius. Itulah betapa bodohnya kami".[46]
Kritikus musik Simon Reynolds mengatakan bahwa kasus bunuh diri Curtis sebagai "membuat untuk mitos yang instan".[54] Jon Savage dalam Obituari Ian Curtis mengatakan bahwa "sekarang tidak ada yang akan ingat apa pekerjaannya dengan Joy Division seperti saat dia masih hidup; itu akan dianggap sebagai tragis daripada berani".[55] Pada bulan Juni 1980, single terakhirnya "Love Will Tears Us Apart" dirilis yang hit diposisi ketiga belas dalam UK Singles Chart.[56] Pada bulan Juli 1980, Album Closer akhirnya keluar, memuncak di posisi keenam pada UK Album Chart.[6] NME Reviewer, Charles Shaar Murray menulis, "Closer adalah sebuah kenangan yang luar biasa (untuk Joy Division sebanyak untuk Ian Curtis) pasca meninggalnya Presley, musisi populer yang kita miliki."[57]
Stephen Morris telah mengatakan bahwa walaupun tanpa kejadian bunuh diri itu tidak mungkin bahwa, karena depresi dan penyakitnya, Curtis dan Joy Division akan bertahan karena mereka.[58] Para anggota Joy Division telah membuat perjanjian lama sebelum kematian Curtis itu, jika ada salah satu anggota yang meninggal maka anggota yang tersisa akan mengubah nama grup.[50] Akhirnya mereka mengubah nama band mereka menjadi New Order, band yang terlahir kembali dengan anggota yang tersisa dan Sumner bertugas sebagai Vokalis; kemudian mereka merekrut Gillian Gilbert, Pacar dari Stepehen Morris untuk mengisi posisi Keyboard dan Gitaris kedua. Dimulai dari sebagai anggota band Punk The Inadequates, Gilbert bersahabat dengan anggota band dan memainkan gitar pada pertunjukan Joy Division ketika Curtis tidak mampu untuk bermain.[59]
Single pertama New Order "Ceremony" yang dirilis pada tahun 1981, dibentuk dari dua lagu terakhir yang ditulis oleh Curtis.[60] Sementara grup ini telah berjuang untuk melarikan diri dari bayang-bayang Joy Division, New Order melanjutkan kesuksesan secara komersial jauh lebih besar dibanding band pendahulu mereka dengan suara yang sangat berbeda, lebih optimis dan berorientasi kepada musik Dance.[61]
Sejumlah outtakes dan live material telah dirilis sejak band ini bubar. Album Still, menampilkan rekaman live dan rekaman langka dikeluarkan pada tahun 1981. Factory mengeluarkan album kompilasi Substance pada tahun 1988, termasuk single yang belum pernah dirilis.[62] Album Permanent dirilis pada tahun 1995 oleh London Record, yang telah mengakuisisi katalog Joy Division setelah Factory Record mengalami kebangkrutan pada tahun 1992. Sebuah Box Set yang komprehensif, Heart and Soul dirilis pada tahun 1997.
Gaya Musik
Suara
Joy Division membutuhkan waktu dalam mengembangkan gaya musik mereka. Sebagai Warsaw, mereka digambarkan sebagai band yang generik dan hanya memainkan "musik punk dipadu-hard rock yang biasa saja". Kritikus Simon Reynolds menulis bahwa orisinalitas mereka "baru benar-benar muncul dengan lagu-lagu yang bertempo lambat", dan bahwa mereka mengambil pada kualitas yang "jarang ditemukan"; menurut Reynolds, "bass dari Peter Hook adalah pembawa melodi, gitar Sumner meninggalkan celah daripada mengisi permainan grup dengan riff yang padat, dan drum Morris seperti melingkari pinggiran kawah." [63] Menurut kritikus musik, Jon Savage, "Joy Division bukanlah band punk tetapi mereka terinspirasi langsung dari energinya".[64] Pada tahun 1994, Sumner mengatakan bahwa karakteristik suara bandnya "datang secara alami: Saya lebih mengarah ke irama dan akord, dan Hooky sebagai melodi. Dia biasanya bermain melodi bass yang tinggi karena saya menyukai gitarku yang terdengar terdistorsi, dan amplifier-ku hanya akan bekerja dalam volume maksimal. Jika Hooky bermain rendah, dia tidak akan mendengarkan bunyi bassnya. Steve memiliki gaya bermain sendiri yang berbeda dengan drumer lainnya. Untuk saya, drumer dalam band itu seperti penunjuk waktu, tetapi Steve tidak seperti itu, karena dia bermain secara pasif: dia akan mengikuti irama band, yang memberi kami keunggulan tersendiri."[6] Pada album Closer, Curtis mengadaptasi suara bariton rendah, seringkali dibanding-bandingkan dengan vokalis The Doors, Jim Morrison (salah satu band favorit Curtis).[65]
Sumner bertindak sebagian besar sebagai pemimpin band, peran yang ia lanjutkan juga di New Order.[66] Sementara Sumner adalah gitaris utama, Curtis bermain instrumen pada beberapa lagu rekaman dan selama beberapa pertunjukan. Curtis tidak suka bermain gitar, tetapi band bersikeras untuk dia melakukannya. Sumner mengatakan, "Ia bermain dengan cara yang sangat aneh dan yang membuat kita tertarik, karena tidak ada orang lain yang akan bermain seperti Ian".[67] Selama sesi rekaman untuk Closer, Sumner menggunakan penyintesis rakitannya dan Hook menggunakan bass dengan enam senar untuk melodi yang lebih banyak.[68]
Produser Martin Hannett "mendedikasikan dirinya untuk mengumpulkan dan meningkatkan ruang dari gaya musik kelam Joy Division". Hannett percaya bahwa musik punk rock memiliki sifat konservatif karena penolakannya untuk menggunakan teknologi studio dalam menciptakan ruang sonik.[65] Hannett malah bertujuan untuk menciptakan suara yang lebih luas pada rekaman grup. Harnett mengatakan, "[Joy Division] adalah berkah untuk seorang produser, karena mereka tidak memiliki banyak pengetahuan. Mereka tidak pernah membantah".[6] Hannett menuntut "pemisahan suara" yang bersih dan jelas, tidak hanya untuk masing-masing instrumen, tetapi bahkan untuk setiap bagian dari drumset Morris. Morris mengingat kembali, "Biasanya pada trek yang ia anggap sebagai singel potensial, dia akan menyuruh saya untuk bermain drum hanya pada satu bagian untuk menghindari kerusakan pada suara."[69] Jurnalis musik, Richard Cook mencatat bahwa peran Hannett sangatlah penting. Dia memiliki "muslihat antar jarak" pada teknik produksinya dan "suara yang terkesan seperti ilusi fisik".[35]
Lirik
Ian Curtis adalah satu-satunya penulis lirik dalam grup ini. Dia menulis dgn penuh ketakutan ketika mood yang membawanya, dan kemudian mendengarkan musik band (yang sering diatur oleh Sumner) dan memilih lirik yang paling tepat untuk suara.[70] Pencitraan dan kata-kata dalam liriknya bercerita tentang "kedinginan, tekanan, kegelapan, krisis, kegagalan, keruntuhan, dan kehilangan kontrol".[63] Pada tahun 1979, Jurnalis NME Paul Rambali menulis, "Tema musik Joy Division adalah duka-cita, menyakitkan dan kadang-kadang sangat menyedihkan."[71] Jurnalis musik Jon Savage menulis bahwa "prestasi besar lirik Curtis adalah untuk menangkap realitas yang mendasari masyarakat dalam kekacauan, dan untuk membuatnya baik secara universal maupun pribadi," sambil mengingatkan bahwa "lirik yang tercermin, dalam suasana hati dan pendekatan, minatnya kepada literatur Romantisisme dan Fiksi ilmiah."[72] Musikologis, Robert Palmer menulis bahwa William S. Burroughs dan J.G. Ballards memberikan pengaruh kepada Curtis, dan Morris juga ingat bahwa sang vokalis membaca puisi dari T.S. Eliot.[73] Deborah Curtis pun teringat Curtis membaca karya-karya penulis seperti Fyodor Dostoevsky, Friedrich Nietzsche, Jean-Paul Sartre, Franz Kafka, dan Herman Hesse.[72]
Band ini menolak menjelaskan lirik mereka kepada pers dan mereka tidak pernah mencetaknya ke lembaran lirik.[71] Curtis berkata kepada fansize Printed Noise, "Kami benar-benar tidak mempunyai pesan; lirik itu terbuka untuk ditafsirkan. Mereka multidimensi, Anda bisa membacanya sesuai dengan apa yang anda sukai."[67] Anggota band lainnya kemudian mengakui mereka tidak terlalu memperhatikan apa yang sedang ditulis Curtis.[66] Pada wawancara bersama majalah Option pada tahun 1987, Morris mengatakan bahwa "mereka hanya berpikir lagu-lagu yang semacam simpatik dan lebih semangat dari menyedihkan. Tetapi semua orang punya pendapat sendiri."[74] Deborah Curtis mengingat kembali bahwa hanya dengan dirilisnya album Closer itu tidak banyak orang yang dekat dengan menyadari niat dan perasaan sang penyanyi semuanya ada dalam lirik."[75] Anggota yang tersisa merenung dan menyesal karena tidak melihat tanda-tanda peringatan dalam lirik Curtis. Ini terdengar mengerikan tetapi itu hanya setelah Ian meninggal lalu kami cuma duduk dan mendengarkan liriknya." kata Morris pada tahun 2007. "Kau akan temukan dirimu berpikir, 'Ya Tuhan, Saya merindukannya'. Karena saya melihat lirik yang ditulis Ian dan berpikir seberapa pintarnya dia menempatkan dirinya ke dalam posisi orang lain. Saya tidak percaya kalau dia menulis tentang dirinya sendiri. Melihat ke belakang, bagaimana mungkin saya begitu bodohnya? Tentu saja dia menulis tentang dirinya. Tapi saya tidak pergi dan menepuk dia sambil bertanya, 'Ada Apa?' Saya harus hidup dengan itu."[66]
Pertunjukan Live
Berbeda dengan suara rekaman studio mereka, Joy Division biasanya memainkan musik keras dan agresif selama pertunjukan live. Band ini tidak senang dengan mixing Hannett untuk Unknown Pleasures, yang mengurangi abrasivitas suara mereka. Menurut Sumner, "Musik ini sangatlah keras dan berat, dan kami merasa bahwa Martin telah menurunkannya lebih rendah, terutama bagian gitar".[6] Dalam konser, grup ini sangat kecil untuk berinteraksi dengan penonton; Paul Morley menuliskan "Selama pertujukan Joy Division, diluar lagu, Anda akan beruntung untuk mendengar lebih dari dua atau tiga kata. Halo dan Sampai Jumpa, tanpa perkenalan dan promosi."[76] Sambil bernyanyi, Curtis sering melakukan apa yang disebut sebagai tariannya "dead fly' dance", di mana lengan sang penyanyi akan " mulai terbang di setengah lingkaran, dengan hipnosis yang kurva."[6] Simon Reynold mencatat bahwa gaya menari Curtis seperti orang terkena ayan dan bahwa dia menari dengan cara ini selama beberapa bulan sebelum dia didiagnosis penyakit epilepsi.[44] Pertunjukan live menjadi masalah bagi Joy Division, karena kondisi Curtis. Sumner kemudian berkata, "Kami tidak memiliki lampu flash, tapi kadang-kadang beat drum tertentu akan melakukan sesuatu kepadanya. Dia akan mengalami keadaan sedikit trance dan kemudian kehilangan kendali akibat epilepsi. Kami harus menghentikan acara tersebut dan membawa dia ke ruang ganti di mana dia akan menangis karena hal yang mengerikan ini baru saja terjadi padanya."[77]
Pengaruh
Meskipun karier mereka tidak berlangsung lama, Joy Division telah memberikan pengaruh yang jangkauannya luas. John Bush dari AllMusic berpendapat bahwa Joy Division "menjadi band pertama dalam gerakan post-punk yang ... tidak menekankan amarah dan energi tetapi ekspresi dan suasana hati, menunjuk ke depan dalam munculnya melankolisme musik rock alternatif di era 80-an."[78]
Joy Division telah mempengaruhi band-band mulai dari yang sezaman dengan mereka seperti U2 dan The Cure, hingga dengan artis-artis lain seperti Radiohead, Interpol, Bloc Party, Soundgarden dan Editors.[79] Pada 1980, vokalis U2, Bono, mengatakan bahwa Joy Division adalah "salah satu band terpenting dalam empat hingga lima tahun terakhir".[80] Pada tahun 2005, baik New Order serta Joy Division ditunjuk masuk ke dalam UK Music Hall of Fame.[81] Band progressive rock psikedelik asal Italia, Twenty Four Hours, membuat lagu terkenal mereka "Joy Division", yang terinspirasi dari band ini dan mendedikasikan lagu ini untuk sang vokalis, Ian Curtis.[82]
Joy Division memiliki kesan musik yang gelap dan kelam, sebagaimana yang Martin Hannett katakan pada tahun 1979 sebagai "musik dansa dengan nada Gotik", meramalkan genre gothic rock. Meskipun istilah "gothic" awalnya menggambarkan musik dengan "suasana malapetaka" pada akhir tahun 1970-an, istilah itu kemudian diterapkan untuk band-band tertentu seperti Bauhaus, diikuti dengan naiknya Joy Division dan Siouxsie and the Banshees.[83] Standar musik dari band-band awal gothic rock menyertakan "bassline pasca-Joy Division bernada tinggi yang merebut peran melodi" dan "vokal yang mendekati opera dan Teutonik atau vokal yang berat, perpaduan antara Jim Morrison dan Ian Curtis."[84]
Joy Division telah didramatisasi dalam dua film biopik. 24 Hour Party People (2002) menyajikan cerita tentang kebangkitan dan kejatuhan dari Factory Records, yang dimana anggota-anggota Joy Division muncul sebagai karakter pendukung. Tony Wilson mengatakan film itu, "Semuanya benar, semuanya tidak benar. Itu bukanlah film dokumenter", dan dia menyukai "mitos" diatas kebenaran.[85] Film Control (2007) yang disutradarai Anton Corbijn adalah biografi tentang Ian Curtis (yang diperankan oleh Sam Riley) yang berdasarkan dari novel yang ditulis oleh Deborah Curtis untuk suaminya, Touching from a Distance (1995).[86] Control dirilis secara internasional pada malam pembukaan Director's Fortnight di Festival Film Cannes 2007, yang dimana film ini banyak mendapatkan pujian.[87] Pada tahun yang sama, Grant Gee menyutradarai film dokumenter tentang band ini, berjudul Joy Division.[88]
Diskografi
- Studio albums
- Unknown Pleasures (1979)
- Closer (1980)
Referensi
- ^ The Music Lover's Guide to Record Collecting. hlm. 191. ISBN 978-1-617-74492-1.
- ^ PopMatters
- ^ Rolling Stone
- ^ Stereogum
- ^ a b Barrett, Christopher (25 August 2007). "Joy Division". Music Week.
- ^ a b c d e f g h i Savage, Jon (July 1994). "Joy Division: Someone Take These Dreams Away". Mojo.
- ^ Ogg 2006, hlm. 571.
- ^ Curtis 1995, hlm. 42.
- ^ West 1984, hlm. 9–10.
- ^ Curtis 1995, hlm. 43–44.
- ^ a b c Gimarc 2005, hlm. 68.
- ^ Johnson 1984, hlm. 13.
- ^ West 1984, hlm. 10.
- ^ Curtis 1995, hlm. 44.
- ^ Gimarc 2005, hlm. 73.
- ^ Curtis 1995, hlm. 48.
- ^ a b Ogg 2006, hlm. 572.
- ^ Ott 2004, hlm. 10.
- ^ Curtis 1995, hlm. 49.
- ^ Curtis 1995, hlm. 50.
- ^ a b Reynolds 2005, hlm. 111.
- ^ Johnson 1984, hlm. 17.
- ^ Johnson 1984, hlm. 19.
- ^ Ott 2004, hlm. 33.
- ^ Curtis 1995, hlm. 61.
- ^ Johnson 1984, hlm. 24.
- ^ West 1984, hlm. 14.
- ^ Ott 2004, hlm. 42.
- ^ Gimarc 2005, hlm. 135.
- ^ Gimarc 2005, hlm. 141, 143.
- ^ Curtis 1995, hlm. 51–52, 140.
- ^ Brazier, Chris (24 June 1978). "An Ideal for Living review". Melody Maker.
- ^ Curtis 1995, hlm. 54.
- ^ Curtis 1995, hlm. 202.
- ^ a b Cook, Richard (24 December 1983). "Cries & Whispers". NME.
- ^ Kent, Nick (31 March 1979). "Modern Life in the UK: Factory Gets it Right". NME.
- ^ Factory Records did not have record contracts, so Joy Division (and later New Order) were never actually signed to the label.
- ^ Gimarc 2005, hlm. 158.
- ^ a b c Shadowplayers (DVD). LTM. 2006.
- ^ Curtis 1995, hlm. 69.
- ^ Curtis 1995, hlm. 71.
- ^ Wilkinson, Roy (2006). "Ode to Joy". Mojo.
- ^ Savage, Jon (21 July 1979). "Unknown Pleasures review". Melody Maker.
- ^ a b Reynolds 2005, hlm. 115.
- ^ Curtis 1995, hlm. 107.
- ^ a b Raftery, Brian (May 2005). "He's Lost Control". Spin.
- ^ Gimarc 2005, hlm. 307.
- ^ Curtis 1995, hlm. 113.
- ^ Curtis 1995, hlm. 114.
- ^ a b Morley, Paul; Thrills, Adrian (14 June 1980). "Don't Walk Away in Silence". NME.
- ^ Reynolds 2005, hlm. 117.
- ^ Curtis 1995, hlm. 131–132.
- ^ Curtis 1995, hlm. 132.
- ^ Reynolds 2005, hlm. 118.
- ^ Savage, Jon (14 June 1980). "From Safety to Where?". Melody Maker.
- ^ Curtis 1995, hlm. 138.
- ^ Murrary, Charles Shaar (19 July 1980). "Closer to the Edge". NME.
- ^ GQ December 2010 interview
- ^ Rambali, Paul (July 1983). "A Rare Glimpse Into a Private World". The Face. hlm. 30.
- ^ Ott 2004, hlm. 112.
- ^ Ankeny, Jason. "New Order: Biography". AllMusic. Diakses tanggal 20 July 2013.
- ^ Raggett, Ned. "Substance review". AllMusic. Diakses tanggal 20 July 2013.
- ^ a b Reynolds 2005, hlm. 110.
- ^ Curtis 1995, "Foreword".
- ^ a b Reynolds 2005, hlm. 112.
- ^ a b c Lester, Paul (31 August 2007). "It Felt Like Someone Had Ripped Out My Heart". The Guardian.
- ^ a b Curtis 1995, hlm. 75.
- ^ Reynolds 2005, hlm. 116.
- ^ Reynolds 2005, hlm. 113.
- ^ Curtis 1995, hlm. 74.
- ^ a b Rambali, Paul (11 August 1979). "Take No Prisoners, Leave No Clues". NME.
- ^ a b Savage, Jon. "Controlled chaos". The Guardian. Diakses tanggal 21 March 2016.
- ^ Palmer, Robert (August 1988). "The Substance of Joy Division: A Talk with New Order". Musician.
- ^ Woodard, Josef (November 1987). "Out from the Shadows: New Order". Option.
- ^ Curtis 1995, hlm. 139.
- ^ Morley, Paul (16 February 1980). "Simply the First Division". NME.
- ^ Lester, Paul (November 2007). "Torn Apart: The Legend of Joy Division". Record Collector.
- ^ Bush, John. "Joy Division: Biography". AllMusic. Diakses tanggal 20 July 2013.
- ^ Reynolds, Simon (7 October 2007). "Music to Brood By, Desolate and Stark". The New York Times. Diakses tanggal 20 July 2013.
- ^ Stewart, Ken"Bono on Joy Division, 1980, Irish radio. U2 singer speaking about the band on RTE". Youtube. September 1980. Retrieved 19 December 2020
- ^ "More Names Join UK Music Hall of Fame". NME. 18 October 2005. Diakses tanggal 20 July 2013.
- ^ Free download legale "Dedicated To Ian"
- ^ Reynolds 2005, hlm. 352.
- ^ Reynolds 2005, hlm. 353.
- ^ O'Hagan, Sean (3 March 2002). "Tony Wilson: It Was the Best Party... Ever". The Guardian.
- ^ Corbijn, Anton; Wise, Damon (November 2007). "Joy Division". Mojo.
- ^ Robb, Stephen (17 May 2007). "Critics Applaud Joy Division Film". BBC News.
- ^ Murray, Noel (11 September 2007). "Toronto Film Festival '07: Day Five". The A.V. Club.
Bacaan Lanjutan
- Curtis, Deborah (1995). Touching from a Distance: Ian Curtis and Joy Division. London: Faber. ISBN 0-571-17445-0.
- Gimarc, George (2005). Punk Diary: The Ultimate Trainspotter's Guide to Underground Rock 1970–1982. Backbeat Books. ISBN 0-87930-848-6.
- Johnson, Mark (1984). An Ideal for Living: A History of Joy Division. London: Bobcat. ISBN 0-7119-1065-0.
- Ogg, Alex (2006). No More Heroes: A Complete History of UK Punk from 1976 to 1980. Cherry Red Books. ISBN 978-1-901447-65-1.
- Ott, Chris (2004). Unknown Pleasures. 33⅓. New York: Continuum. ISBN 0-8264-1549-0.
- Reynolds, Simon (2005). Rip It Up and Start Again: Postpunk 1978–1984. Penguin. ISBN 0-14-303672-6.
- West, Mike (1984). Joy Division. Todmorden: Babylon. ISBN 0-907188-21-4.