Putri Cempo (Campa)

Revisi sejak 3 September 2021 02.17 oleh Fatumm00 (bicara | kontrib) (←Membuat halaman berisi '{{kembangkan}} {{noref}}Putri Cempo merupakan putri yang berasal dari Negeri Campa (Vietnam) yang oleh sebagian orang dianggap sebagai istri dari Sunan Giri. Karena kagum serta terpesona akan watak dan keluhuran budi pekerti Sunan Giri, maka putri Cempo menikah dengan Sunan Giri. Akan tetapi bagi sebagian masyarakat memiliki cerita yang berbeda, yaitu putri Cempo hanya menaruh hati kepada Sunan Giri namun Sunan Giri sendiri tidak menanggapi Beliau. Pu...')
(beda) ← Revisi sebelumnya | Revisi terkini (beda) | Revisi selanjutnya → (beda)

Putri Cempo merupakan putri yang berasal dari Negeri Campa (Vietnam) yang oleh sebagian orang dianggap sebagai istri dari Sunan Giri. Karena kagum serta terpesona akan watak dan keluhuran budi pekerti Sunan Giri, maka putri Cempo menikah dengan Sunan Giri. Akan tetapi bagi sebagian masyarakat memiliki cerita yang berbeda, yaitu putri Cempo hanya menaruh hati kepada Sunan Giri namun Sunan Giri sendiri tidak menanggapi Beliau. Putri Cempo merupakan seorang saudagar yang berasal dari Campa atau Vietnam.[1] Putri Cempo mengikuti jejak perjuangan Sunan Giri dalam memperjuangkan Islam di pulau Jawa khususnya Gresik. Putri Campa yang disebut Putri Cempo oleh masyarakat Gresik.

Dalam sebuah jurnal disebutkan bahwa Putri Cempo memiliki nama lain yaitu Dewi retno Suwari[2]. Namun tidak dapat dipastikan secara pasti karena tidak terdapat catatan sejarah yang tertulis mengenai Putri Cempo secara rinci. Bahkan tidak ada jurnal maupun website yang menceritakan kisah Putri Cempo secara jelas dan lengkap, informasi yang disajikan hanya sebatas info umum saja. Dan terdapat dua tokoh atau lebih yang memiliki nama yang sama di dua tempat berbeda, dimana tidak diketahui apakah Putri Cempo yang sama dengan di Gresik ataukah berbeda.

Putri Cempo dimakamkan secara Islam di perbukitan yang ditumbuhi pohon-pohon rindang. Makam Puteri Cempo terletak di Gunungsari kelurahan Sidomoro, Kecamatan Kebomas-Gresik, sekitar kurang lebih 2 km ke arah timur dari kompleks makam Sunan Giri. Sampai saat ini makam Putri Cempo masih dirawat oleh Pemerintah Daerah karena termasuk dalam situs sejarah.

Mojokerto

Putri Cempo adalah istri dari Prabu Brawijaya V yang berasal dari Negeri Campa. Selain di Gresik situs Putri Cempo sendiri juga terdapat di Mojokerto tepatnya di Trowulan, dimana di sana terdapat banyak situ-situs Majapahit.[3] Putri berada di Dusun Unggah-unggahan, lokasinya sekitar 100 meter di utara timur kolam segaran. Makam Putri Cempo adalah nama yang diberikan pada cerita rakyat terhadap obyek yang bernilai kepurbakalaan pada nisan yang bertuliskan tahun 1730 saka (1440 M)[4]

Cempo merupakan bibi dari Sunan Ampel dan ibu dari Raden Fatah Sultan Demak pertama. Makamnya yang terdapat di Mojokerto terletak di Dusun Unggahan, Desa/Kecamatan Trowulan Mojokerto. Pada pelataran makam terdapat dua makam yang berada paling atas, yaitu makam Putri Cempo dan Prabu Brawijaya V alias Damar Wulan. Putri Cempo adalah pemeluk agama Islam yang diyakini mampu mengajak Prabu Brawijaya V untuk memeluk agama Islam setelah menikahinya.[5][6]

Demak

Masyarakat Demak mempercayai jika makam Putri Cempo terletak di Dukuh Cempan, Desa Bonangrejo, Kecamatan Bonang, Kabupaten Demak. Pantai Moro Demak diyakini merupakan tempat berlabuhnya kapal yang mengangkut romobongan Putri Cempo. Bukti empirik sendiri adalah soal nama Dukuh Cempan yang diyakini berasal dari kata ‘Campa’ atau ‘Cempo’. Hal tersebut berdasarkan kebiasaan penamaan sebuah tempat atau wilayah yang berdasarkan pada suatu kejadiaan atau peristiwa yang terkait dengan perjalanan atau akhir hayat seorang tokoh terkenal di masa itu. Raja Campa ketika itu berkeinginan untuk menjadi sahabat dari radeng Patah, sehingga mengirim putrinya yaitu Putri Campa yang oleh para sejarawan dikenal dengan nama Darawati atau Dwarawati.

Dikisahkan lamaran Putri Cempo ditolak oleh Raden Patah, karena merasa malu Putri Cempo mengurungkan niatnya untuk pulang ke Negeri Campa dan menetap di wilayah yang diberi nama Dukuh Cempan. Pendapat ini terpatahkan dengan terdapatnya beberapa literatur sejarah Bagngsa Indonesia. Di sebutkan bahwa keberadaan Putri Cempo di tanah Jawa adalah sebagai hadiah untuk Raja Majapahit oleh bangsa Tionghoa yang bertujuan agar masyarakat Tionghoa di Jawa dapat perlindungan dari Kerajaan Majapahit. Menurut ahli sejarah lain terdapat adanya campur tangan ulama Islam dalam pernikahan Raja Brawijaya V dan Putri Cempo, dimana Raja Brawijaya V sudah memeluk agama Islam.

Pada Babad Dipanegara, Putri Cempo merupakan permaisuri cantik kesayangan Raja Brawijaya V yang membuat cemburu permaisuri lain. Putri Cempo dititpkan oleh Raja Brawijaya V ke Aryo Damar seorang Bupati Palembang pada saat mengandung usia 7 bulan. Di Palembang itulah Raden Patah dilahirkan.[7]

Rembang

Terdapat makam Putri Cempo yang berada di lokasi persujudan Sunan Bonang di Lasem, Rembang yang posisinya berada di sebelah selatan batu keramat. Seorang yang dipandang istimewa oleh para peziarah. Putri Cempo yang diyakini memiliki nama Putri Indrawati yang juga seorang perempuan yang berasal dari Negeri Campa {Kamboja) yang menjadi murid Sunan Ampel di Surabaya. Oleh Sunan Ampel diperintahkan untuk berguru kepada Sunan Bonang, karena menginggat usia Sunan Ampel semakin bertambah tua.

Putri Cempo suatu hari mengungkapkan perasaannya pada Sunan Bonang, tetapi tidak ditolak maupun tidak pula diterima akan tetapi diperintahkan untuk menunggu sampai batas waktu yang tidak ditentukan. Putri Cempo menunggu Sunan Bonang di sebuah bangunan kecil yang berada di kompleks tersebut. Saat menunggu jawaban itulah Putri Cempo mengalami sakit dan meninggal maka Beliau dimakamkan di tempat Beliau menunggu Sunan Bonang[8]






Referensi

  1. ^ kompasiana (27 April 2013). "Kisah Putri Campa Dan Giri Ketadon". 
  2. ^ Amalena, Syfana. "Marginalisai Ulama Perempuan: (Perlakuan Masyarakat Terhadap Makam Ulama Perempuan Di Kabupaten Gresik: Studi Kasus Makam Fatimah Binti Maimun dan Nyai Jika)" (PDF). 
  3. ^ Baharuddin, Ahmad (28 Oktober 2020). "Putri Cempo Jangan Sampai Hanya Meninggalkan Nama". 
  4. ^ disparpora (3 Januari). "Makam Putri Cempo". 
  5. ^ detik news (27 Juli 2012). "Mengunjungi Makam Putri Cempo Istri Prabu Brawijaya V". 
  6. ^ Putri, Risa Herdahita (19 Agustus 2020). "Hikayat Putri Cempa dan Islam DI Majapahit". 
  7. ^ Anton, Ahmad (5 Oktober 2020). "Menelusuri Jejak Misteri Makam Putri Cempo". 
  8. ^ Suprapto, Hadi (9 April 2020). "Putri Cempo Dan Sunan Bonang".