Hieroglif Anatolia

Revisi sejak 23 September 2021 02.02 oleh HsfBot (bicara | kontrib) (Bot: perubahan kosmetika)
(beda) ← Revisi sebelumnya | Revisi terkini (beda) | Revisi selanjutnya → (beda)

Hieroglif Anatolia adalah aksara logogram yang berasal dari Anatolia, terdiri dari sekitar lima ratusan karakter. Aksara ini dulunya sempat disebut sebagai Hieroglif Het, tetapi sebenarnya bahasa yang digunakan adalah Luwia, bukan Het, dan istilah Hieroglif Luwia digunakan untuk hieroglif yang ditulis dalam bahasa tersebut. Secara bentuk dan tipologis mirip dengan Hieroglif Mesir, tetapi tidak diturunkan dari aksara itu, dan juga tidak digunakan untuk ritual keagamaan. Hieroglif Anatolia juga tidak berhubungan dengan aksara paku Het.[2][3][4]

Hieroglif Anatolia
Hieroglif Luwia
Hieroglif Het
Sebuah prasasti dari Hama, ditulis dalam Hieroglif Anatolia
Jenis aksara
BahasaLuwia (dan bahasa Anatolia lainnya)
Arah penulisanKiri ke kanan
ISO 15924
ISO 15924Hluw, 080 Sunting ini di Wikidata, ​Anatolian Hieroglyphs (Hiroglif Luwi, Hiroglif Hittite)
Pengkodean Unicode
U+14400–U+1467F
[1]
 Artikel ini mengandung transkripsi fonetik dalam Alfabet Fonetik Internasional (IPA). Untuk bantuan dalam membaca simbol IPA, lihat Bantuan:IPA. Untuk penjelasan perbedaan [ ], / / dan  , Lihat IPA § Tanda kurung dan delimitasi transkripsi.
Lempengan prasasti hieroglif Luwia yang menyebutkan kegiatan raja Urhilina dan putranya. Dibuat pada abad ke-9 SM, ditemukan di Hama. Sekarang disimpan di Museum Timur Kuno, Istanbul, Turki.

Sejarah

sunting
 
Penyebaran hieroglif Anatolia. Garis tebal mewakili temuan terbanyak.

Hieroglif Anatolia diketahui pertama kali tertulis pada akhir milenium kedua SM di Anatolia dan Syam. Bukti paling awal berupa cap pribadi, tetapi hanya terdiri dari nama, gelar, dan tanda keberuntungan, dan tidak pasti logo itu mewakili bahasa. Sebagian besar naskah-naskah ditemukan sebagai prasasti berupa batu, meskipun beberapa naskah bertahan di strip timah.

Prasasti pertama dikonfirmasi digunakan sebagai penanggalan Luwia yang dibuat pada Zaman Perunggu Akhir, sekitar abad ke-14 hingga abad ke-13 SM. Setelah sekitar dua abad terjeda karena kemungkinan bahan pembuatan sedang langka, penulisan hieroglif dilanjutkan pada Zaman Besi Awal, sekitar abad ke-10 sampai ke-8 SM. Pada awal abad ke-7 SM, penggunaan aksara hieroglif Luwia, yang saat itu berusia sekitar 700 tahun, mulai terlupakan dan digantikan oleh alfabet-alfabet Anatolia.

Bahasa

sunting

Hampir semua prasasti yang menggunakan hieroglif Anatolia ditulis dalam bahasa Luwia,[5][6] beberapa bentuk karakter menunjukkan perkembangan paling awal dalam lingkungan dwibahasa Het-Luwia. Misalnya, tanda yang berbentuk tangan "mengambil" atau "menggenggam" berbunyi /ta/, tepatnya imbuhan awal ta-/da-, berarti "mengambil" dalam bahasa Het, berbeda dengan imbuhan la- dalam bahasa serumpunnya, Luwia.[7] Terkadang ada beberapa penggunaan hieroglif Anatolia untuk menulis beberapa bahasa asing seperti nama-nama dewa-dewi dalam bahasa Hurri, atau nama-nama tempat dalam bahasa Urartu (seperti   á - ḫá+ra - ku untuk   aqarqi atau   tu - ru - za untuk   ṭerusi, dua satuan pengukuran).

Tipologi

sunting

Seperti Hieroglif Mesir, karakter dapat berupa logografis atau fonografis, yaitu karakter tersebut dapat digunakan untuk mewakili kata atau bunyi. Jumlah tanda fonografi terbatas. Sebagian besar mewakili suku kata konsonan-vokal (KV), meskipun ada beberapa tanda bersuku kata. Sebagian besar dari karakter-karakter itu tidak jelas apakah vokalnya adalah a atau i. Beberapa tanda mewakili untuk satu penggunaan atau yang lain, tetapi banyak yang fleksibel.

Kata-kata dapat ditulis secara logografis, fonetis, campuran (yaitu, logogram dengan pelengkap fonetik), dan dapat didahului oleh determinativus. Selain fakta bahwa karakter fonetik membentuk suku kata daripada hanya menunjukkan konsonan, sistem Hieroglif Anatolia mirip dengan sistem Hieroglif Mesir.

Gaya penulisan hieroglif yang lebih rumit dibedakan dari bentuk aksara biasa atau kursif yang lebih abstrak. Pada umumnya, prasasti relief lebih menyukai bentuk-bentuk yang rumit, dan prasasti berukir lebih menyukai bentuk biasa, tetapi gaya penulisan yang ditemukan juga tercampur. Prasasti beberapa baris biasanya ditulis dengan gaya tulisan terbalik. Karakter-karakter ditulis dalam kolom vertikal, tetapi seperti dalam hieroglif Mesir, pertimbangan keindahan lebih diutamakan daripada urutan bacaan yang benar.

Penguraian

sunting
 
Hieroglif Het ditulis mengelilingi pakaian kerajaan. Prasasti itu, yang diulang dalam huruf paku di sekeliling tepinya, menyebutkan nama pemilik segel: penguasa Het bernama Tarkummuwa. Prasasti dwibahasa yang terkenal ini memberikan petunjuk pertama untuk menguraikan hieroglif Het.

Hieroglif Anatolia pertama kali menjadi perhatian Dunia Barat pada abad kesembilan belas, ketika penjelajah Eropa seperti Johann Ludwig Burckhardt dan Richard Francis Burton menggambarkan prasasti piktogram di dinding di kota Hama, Suriah. Karakter yang sama dicatat di Boğazköy, dan A. H. Sayce menganggap prasasti itu ditulis dalam bahasa Het.[8]

Pada tahun 1915, bahasa Luwian mulai dikenal dari penguraian aksara paku Het, dan sejumlah besar hieroglif Anatolia ditranskripsi dan diterbitkan, ahli bahasa mulai membuat kemajuan nyata dalam menguraikan aksara-aksara itu.[8] Pada 1930-an, sebagian diuraikan oleh Ignace Gelb, Piero Meriggi, Emil Forrer, dan Bedřich Hrozný. Bahasanya dikonfirmasi sebagai Luwia pada tahun 1973 oleh J.D. Hawkins, Anna Morpurgo Davies, dan Günther Neumann, yang mengoreksi beberapa kesalahan sebelumnya tentang karakter, khususnya memperbaiki cara pembacaan simbol *376 dan *377, yaitu bunyi i, ī dikoreksi menjadi bunyi zi, za.

Karakter

sunting

Hieroglif tersebut terdiri lebih dari 500 karakter,[9] dengan beberapa dua atau lebih arti, tanda tertentu dapat berfungsi sebagai logogram, determinativus, silabogram, atau kombinasinya. Tanda-tanda diberi nomor menurut daftar tanda Laroche, dengan imbuhan awal 'L.' atau '*'. Logogram ditranskripsikan dalam alfabet Latin dengan huruf besar.

Sebagai contoh, karakter *90, yang bergambar kaki, ditranskripsikan sebagai "PES" saat digunakan secara logogram, dan secara fonem, berbunyi ti ketika berfungsi secara silabogram. Dalam kasus yang jarang terjadi, ketika logogram tidak dapat ditransliterasikan ke dalam alfabet Latin, logogram tersebut diterjemahkan melalui perkiraan padanan dalam bahasa Het, ditranskripsikan dalam huruf besar, seperti karakter *216 yaitu ARHA. Daftar tanda yang paling mutakhir adalah Marazzi (1998).

Hawkins, Morpurgo-Davies, dan Neumann mengoreksi beberapa kesalahan sebelumnya tentang nilai tanda, khususnya memperbaiki pembacaan karakter *376 dan *377, yang berbunyi i, ī, dikoreksi menjadi zi, za.

Silabogram konsonan-vokal (KV) Roster:

-a -i -u
- *450, *19 *209 *105
h- *215, *196 *413 *307
k- *434 *446 *423
l- *176 *278 *445
m- *110 *391 *107
n- *35 *411, *214 *153, *395
p- *334 *66 *328
r- *383 *412
s- *415 *433, *104, *402, *327 - -
t- *100, *29, *41, *319, *172 *90 *89, *325
w- *439 -
y- *210 - -
z- *377 *376 *432(?)

Transliterasi logogram secara konvensional merupakan istilah yang diwakili dalam bahasa Latin, dalam huruf besar (seperti "PES" merupakan bunyi untuk karakter bergambar kaki). Silabogram ditranskripsikan, mengaburkan tanda-tanda homofonik secara analog dengan transkripsi aksara paku, seperti ta=ta1, tá=ta2, dan ta6 ditranskripsikan tiga cara berbeda untuk mewakili fonem /ta/.[10] Beberapa tanda homofon telah mendapat perhatian lebih lanjut dan interpretasi fonem baru dalam beberapa tahun terakhir, seperti tà dianggap mewakili bunyi /da/,[11] dan á mewakili bunyi /ʔa/ (berbeda dari bunyi /a/), mewakili fitur-fitur bunyi terkenal dari bahasa Proto-Indo-Eropa yaitu */h₁/.[12] Salah satu penemuan terbaru yang dikonfirmasi berkaitan dengan penguraian Hieroglif Anatolia adalah interpretasi ulang tanda ta4 dan ta5, masing-masing sebagai <la/i> and <lá/í>.[13]

Unicode

sunting

Hieroglif Anatolia ditambahkan ke Unicode Standard pada bulan Juni 2015, dengan rilis versi 8.0.

Blok Unicode untuk Hieroglif Anatolia adalah U+14400–U+1467F:

Anatolian Hieroglyphs[1][2]
Official Unicode Consortium code chart (PDF)
  0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 A B C D E F
U+1440x 𔐀 𔐁 𔐂 𔐃 𔐄 𔐅 𔐆 𔐇 𔐈 𔐉 𔐊 𔐋 𔐌 𔐍 𔐎 𔐏
U+1441x 𔐐 𔐑 𔐒 𔐓 𔐔 𔐕 𔐖 𔐗 𔐘 𔐙 𔐚 𔐛 𔐜 𔐝 𔐞 𔐟
U+1442x 𔐠 𔐡 𔐢 𔐣 𔐤 𔐥 𔐦 𔐧 𔐨 𔐩 𔐪 𔐫 𔐬 𔐭 𔐮 𔐯
U+1443x 𔐰 𔐱 𔐲 𔐳 𔐴 𔐵 𔐶 𔐷 𔐸 𔐹 𔐺 𔐻 𔐼 𔐽 𔐾 𔐿
U+1444x 𔑀 𔑁 𔑂 𔑃 𔑄 𔑅 𔑆 𔑇 𔑈 𔑉 𔑊 𔑋 𔑌 𔑍 𔑎 𔑏
U+1445x 𔑐 𔑑 𔑒 𔑓 𔑔 𔑕 𔑖 𔑗 𔑘 𔑙 𔑚 𔑛 𔑜 𔑝 𔑞 𔑟
U+1446x 𔑠 𔑡 𔑢 𔑣 𔑤 𔑥 𔑦 𔑧 𔑨 𔑩 𔑪 𔑫 𔑬 𔑭 𔑮 𔑯
U+1447x 𔑰 𔑱 𔑲 𔑳 𔑴 𔑵 𔑶 𔑷 𔑸 𔑹 𔑺 𔑻 𔑼 𔑽 𔑾 𔑿
U+1448x 𔒀 𔒁 𔒂 𔒃 𔒄 𔒅 𔒆 𔒇 𔒈 𔒉 𔒊 𔒋 𔒌 𔒍 𔒎 𔒏
U+1449x 𔒐 𔒑 𔒒 𔒓 𔒔 𔒕 𔒖 𔒗 𔒘 𔒙 𔒚 𔒛 𔒜 𔒝 𔒞 𔒟
U+144Ax 𔒠 𔒡 𔒢 𔒣 𔒤 𔒥 𔒦 𔒧 𔒨 𔒩 𔒪 𔒫 𔒬 𔒭 𔒮 𔒯
U+144Bx 𔒰 𔒱 𔒲 𔒳 𔒴 𔒵 𔒶 𔒷 𔒸 𔒹 𔒺 𔒻 𔒼 𔒽 𔒾 𔒿
U+144Cx 𔓀 𔓁 𔓂 𔓃 𔓄 𔓅 𔓆 𔓇 𔓈 𔓉 𔓊 𔓋 𔓌 𔓍 𔓎 𔓏
U+144Dx 𔓐 𔓑 𔓒 𔓓 𔓔 𔓕 𔓖 𔓗 𔓘 𔓙 𔓚 𔓛 𔓜 𔓝 𔓞 𔓟
U+144Ex 𔓠 𔓡 𔓢 𔓣 𔓤 𔓥 𔓦 𔓧 𔓨 𔓩 𔓪 𔓫 𔓬 𔓭 𔓮 𔓯
U+144Fx 𔓰 𔓱 𔓲 𔓳 𔓴 𔓵 𔓶 𔓷 𔓸 𔓹 𔓺 𔓻 𔓼 𔓽 𔓾 𔓿
U+1450x 𔔀 𔔁 𔔂 𔔃 𔔄 𔔅 𔔆 𔔇 𔔈 𔔉 𔔊 𔔋 𔔌 𔔍 𔔎 𔔏
U+1451x 𔔐 𔔑 𔔒 𔔓 𔔔 𔔕 𔔖 𔔗 𔔘 𔔙 𔔚 𔔛 𔔜 𔔝 𔔞 𔔟
U+1452x 𔔠 𔔡 𔔢 𔔣 𔔤 𔔥 𔔦 𔔧 𔔨 𔔩 𔔪 𔔫 𔔬 𔔭 𔔮 𔔯
U+1453x 𔔰 𔔱 𔔲 𔔳 𔔴 𔔵 𔔶 𔔷 𔔸 𔔹 𔔺 𔔻 𔔼 𔔽 𔔾 𔔿
U+1454x 𔕀 𔕁 𔕂 𔕃 𔕄 𔕅 𔕆 𔕇 𔕈 𔕉 𔕊 𔕋 𔕌 𔕍 𔕎 𔕏
U+1455x 𔕐 𔕑 𔕒 𔕓 𔕔 𔕕 𔕖 𔕗 𔕘 𔕙 𔕚 𔕛 𔕜 𔕝 𔕞 𔕟
U+1456x 𔕠 𔕡 𔕢 𔕣 𔕤 𔕥 𔕦 𔕧 𔕨 𔕩 𔕪 𔕫 𔕬 𔕭 𔕮 𔕯
U+1457x 𔕰 𔕱 𔕲 𔕳 𔕴 𔕵 𔕶 𔕷 𔕸 𔕹 𔕺 𔕻 𔕼 𔕽 𔕾 𔕿
U+1458x 𔖀 𔖁 𔖂 𔖃 𔖄 𔖅 𔖆 𔖇 𔖈 𔖉 𔖊 𔖋 𔖌 𔖍 𔖎 𔖏
U+1459x 𔖐 𔖑 𔖒 𔖓 𔖔 𔖕 𔖖 𔖗 𔖘 𔖙 𔖚 𔖛 𔖜 𔖝 𔖞 𔖟
U+145Ax 𔖠 𔖡 𔖢 𔖣 𔖤 𔖥 𔖦 𔖧 𔖨 𔖩 𔖪 𔖫 𔖬 𔖭 𔖮 𔖯
U+145Bx 𔖰 𔖱 𔖲 𔖳 𔖴 𔖵 𔖶 𔖷 𔖸 𔖹 𔖺 𔖻 𔖼 𔖽 𔖾 𔖿
U+145Cx 𔗀 𔗁 𔗂 𔗃 𔗄 𔗅 𔗆 𔗇 𔗈 𔗉 𔗊 𔗋 𔗌 𔗍 𔗎 𔗏
U+145Dx 𔗐 𔗑 𔗒 𔗓 𔗔 𔗕 𔗖 𔗗 𔗘 𔗙 𔗚 𔗛 𔗜 𔗝 𔗞 𔗟
U+145Ex 𔗠 𔗡 𔗢 𔗣 𔗤 𔗥 𔗦 𔗧 𔗨 𔗩 𔗪 𔗫 𔗬 𔗭 𔗮 𔗯
U+145Fx 𔗰 𔗱 𔗲 𔗳 𔗴 𔗵 𔗶 𔗷 𔗸 𔗹 𔗺 𔗻 𔗼 𔗽 𔗾 𔗿
U+1460x 𔘀 𔘁 𔘂 𔘃 𔘄 𔘅 𔘆 𔘇 𔘈 𔘉 𔘊 𔘋 𔘌 𔘍 𔘎 𔘏
U+1461x 𔘐 𔘑 𔘒 𔘓 𔘔 𔘕 𔘖 𔘗 𔘘 𔘙 𔘚 𔘛 𔘜 𔘝 𔘞 𔘟
U+1462x 𔘠 𔘡 𔘢 𔘣 𔘤 𔘥 𔘦 𔘧 𔘨 𔘩 𔘪 𔘫 𔘬 𔘭 𔘮 𔘯
U+1463x 𔘰 𔘱 𔘲 𔘳 𔘴 𔘵 𔘶 𔘷 𔘸 𔘹 𔘺 𔘻 𔘼 𔘽 𔘾 𔘿
U+1464x 𔙀 𔙁 𔙂 𔙃 𔙄 𔙅 𔙆
U+1465x
U+1466x
U+1467x
Catatan
1.^Per Unicode versi 8.0
2.^Abu-abu berarti titik kode kosong

Lihat pula

sunting

Referensi

sunting

Catatan kaki

sunting
  1. ^ Final Accepted Script Proposal
  2. ^ Payne, A. (2004). Hieroglyphic Luwian. Wiesbaden: Harrassowitz. hlm. 1. ISBN 3-447-05026-8. 
  3. ^ Melchert, H. Craig (2004). "Luvian". Dalam Woodard, Roger D. The Cambridge Encyclopedia of the World's Ancient Languages. Cambridge: Cambridge University Press. ISBN 0-521-56256-2. 
  4. ^ Melchert, H. Craig (1996). "Anatolian Hieroglyphs". Dalam Daniels, Peter T.; Bright, William. The World's Writing Systems . New York and Oxford: Oxford University Press. ISBN 0-19-507993-0. 
  5. ^ For a Hurrian text written with Anatolian Hieroglyphs, see Hawkins, J.D. (2003). Scripts and Texts, in Melchert, H.C. (ed.), The Luwians, Brill, p. 141. On loanwords from different languages in the hieroglyphic texts of the Iron age see Giusfredi, F. (2012). Note sui prestiti accadici e urartei in luvio-geroglifico di età del Ferro, in P. Cotticelli Kurras et al. (eds.), Interferenze linguistiche e contatti culturali in Anatolia tra II e I millennio a.C. Studi in onore di Onofrio Carruba in occasione del suo 80° compleanno, pp. 153-171.
  6. ^ Plöchl, R. (2003). Einführung ins Hieroglyphen-Luwische (dalam bahasa Jerman). Dresden: Verlag der TU Dresden. hlm. 12. ISBN 3-86005-351-5. 
  7. ^ Yakubovich, I. (2008). "Hittite-Luvian Bilingualism and the Origin of Anatolian Hieroglyphs". Acta Linguistica Petropolitana. 4 (1): 9–36. 
  8. ^ a b Pope, Maurice (1999). The Story of Decipherment: From Egyptian Hieroglyphs to Mayan Script  (edisi ke-rev.). New York: Thames & Hudson. ISBN 0-500-28105-X. 
  9. ^ Laroche (1960) lists 524, but several signs separated by Laroche are now considered identical (e.g. *63 and *64 with *69, itself possibly a variant of *59 MANUS; *94 with *91 PES.SCALA.ROTAE (the "rollerskate" glyph); *136 with *43 CAPERE, etc.)
  10. ^ see also the article at the Indo-European Database Diarsipkan July 12, 2006, di Wayback Machine.
  11. ^ Rieken, E. (2008): "Die Zeichen <ta>, <tá> und <tà> in den hieroglyphen-luwischen Inschriften der Nachgroßreichszeit." In: Archi, A.; Francia, R. (eds.): VI Congresso Internazionale die Ittitilogia, Roma, 5.-9. Settembre 2005. Roma: CNR, 637-647.
  12. ^ Simon, Zsolt (2013). "Once again on the Hieroglyphic Luwian sign *19 〈á〉". Indogermanische Forschungen. 118 (2013): 1–22. doi:10.1515/indo.2013.118.2013.1. 
  13. ^ Rieken, E. and Yakubovich I (2010): "The New Values of Luwian Signs L 319 and L 172." In: Singer, I.(ed.): Ipamati kistamati pari tumatimis: Luwian and Hittite studies presented to J. D. Hawkins on the occasion of his 70th birthday. Tel Aviv: Tel Aviv University, Institute of Archaeology, 199-219.

Pranala luar

sunting