El Manik
Emmanuel Ginting Manik, (setelah memeluk Islam mengubah namanya menjadi Iman Emmanuel Ginting Manik, lahir 17 November 1949) lebih dikenal sebagai El Manik adalah aktor Indonesia keturunan Batak, Sumatera Utara. Seorang bintang panggung, film, dan televisi, ia dikenal selama 50 tahun karirnya sebagai profesional yang sempurna dan serba bisa karena kehadirannya yang kuat dan realistis di layar. Penampilannya yang mengesankan termasuk di antara yang paling dipuji di era itu, dalam drama romantis seperti Gara-Gara Istri Muda (1977), Kabut Sutra Ungu (1979) dan drama religi Titian Serambut Dibelah Tujuh (1982).
El Manik | |
---|---|
Lahir | Emmanuel Ginting Manik 17 November 1949 Bahorok, Langkat, Sumatera Utara, Indonesia |
Kebangsaan | Indonesia |
Nama lain | El Manik |
Pekerjaan | Aktor |
Tahun aktif | 1973–sekarang |
Sepanjang karirnya, ia telah menerima berbagai penghargaan, dinominasikan sebelas kali untuk Piala Citra Festival Film Indonesia, menjadi salah satu aktor dengan perolehan nominasi terbanyak sepanjang sejarah ajang tersebut. Ia berhasil memenangkan empat diantaranya, untuk perannya dalam drama berlatar belakang sejarah Budak Nafsu (1983) sebagai Aktor Terbaik serta November 1828 (1978), Carok (1985) dan Berbagi Suami (2006) sebagai Aktor Pendukung Terbaik, menjadi aktor dengan kemenangan terbanyak dari aktor lain dalam kategori tersebut.
Karier
Setelah menyelesaikan SPG (Sekolah Pendidikan Guru) di Binjai, Sumatra Utara, pada tahun 1969, ia merantau ke Surabaya. Di Kota Pahlawan itu, ia membuka studio foto. Studio fotonya menjadi sukses. Ia menginginkan lebih, sehingga ia mengikuti tes di Lembaga Pendidikan Musik & Film di Jakarta dan berhasil menjadi lulusan terbaik di lembaga tersebut. Ia dijanjikan akan bermain di film layar lebar. Namun, lembaga pendidikan tersebut telah menipu dirinya, hingga membuat dirinya menggelandang, karena sudah terlanjur menjual semua aset di studio fotonya.
Kesempatan datang padanya saat menjadi figuran dalam film arahan Nawi Ismail, berjudul "Mereka Kembali" (1973). Pada tahun 1979, Teguh Karya menawarkan peran sebagai opsir Belanda dalam film "November 1828", yang menghantarkan dirinya meraih Piala Citra dalam FFI 1979 sebagai pemeran pembantu pria terbaik. Pria yang berasal dari Batak Karo ini juga berhasil memerankan ustad dalam film "Titian Serambut Dibelah Tujuh". Ia masuk dalam nominasi peran utama FFI 1983 untuk film tersebut. Beberapa kali masuk sebagai nominasi, akhirnya pada tahun 1984, dalam FFI di Yogyakarta, ia meraih Piala Citra untuk pemeran utama pria terbaik lewat film "Budak Nafsu" arahan Sjumandjaja. Gelar Best Supporting Actor dalam Festival Film Asia Pasifik 1985 di Tokyo juga digondolnya melalui film "Jejak Pengantin".
Ia juga sempat menjadi wartawan di sejumlah media, seperti Aktuil (1978-1982), Variasi (1982-1984), harian Pelita (1985-1986), dan Vista (1988). Meski begitu, dunianya adalah seni peran.
Ia terpilih sebagai pemeran pendukung pria terbaik pada Festival Film Indonesia 2006 dalam film "Berbagai Suami", arahan sutradara Nia Dinata.
Kehidupan pribadi
Ia mengaku mendapat hidayah untuk memeluk Islam karena bermain dalam film karya Asrul Sani, “Titian Serambut Dibelah Tujuh” yang beredar di bioskop sekitar tahun 1982.
Filmografi
Televisi
Sinetron
Tahun | Judul | Peran | Produksi |
---|---|---|---|
1995 | Pakaian dan Kepalsuan | MultiVision Plus | |
1996-1997 | Abad 21 | Prabowo | |
2004-2005 | Titipan Ilahi | Darmanto | |
2005-2006 | Pinokio dan Peri Biru | Pak Siran | |
2010 | Cinta Fitri (musim 5) | Handoko | MD Entertainment |
Cinta Fitri (musim 6) | |||
2011-2012 | Anugerah | Arif Darmawan | SinemArt |
2012-2017 | Tukang Bubur Naik Haji the Series | Ustadz Zakaria | |
2013 | Cinta Illahi | Kiai Agil Mashaban | |
2017 | Putri Titipan Tuhan | Ustadz Ibrahim | SinemArt |
2018 | Tiada Hari yang Tak Indah | Abah Zainal | |
2019 | Merindu Baginda Nabi | Nur | |
2020 | Dia Bukan Manusia | Haris |
Nominasi dan penghargaan
Penghargaan | Tahun | Kategori | Karya yang dinominasikan | Hasil |
---|---|---|---|---|
Festival Film Indonesia | 1979 | Pemeran Utama Pria Terbaik | Nominasi | |
Pemeran Pendukung Pria Terbaik | Menang | |||
1980 | Nominasi | |||
1981 | Nominasi | |||
1983 | Pemeran Utama Pria Terbaik | Nominasi | ||
1984 | Menang | |||
Pemeran Pendukung Pria Terbaik | Nominasi | |||
1985 | Menang | |||
1987 | Pemeran Utama Pria Terbaik | Nominasi | ||
Pemeran Pendukung Pria Terbaik | Nominasi | |||
2006 | Menang | |||
MTV Indonesia Movie Awards | 2004 | Most Favourite Supporting Actor | Nominasi |
Pranala luar
- (Indonesia) Profil di KapanLagi.com
- Filmografi di imdb.com
Penghargaan dan prestasi | ||
---|---|---|
Didahului oleh: Slamet Rahardjo Film : Di Balik Kelambu (1983) |
Pemeran Utama Pria Terbaik (Festival Film Indonesia) Film : Budak Nafsu (1984) |
Diteruskan oleh: Alex Komang Film : Doea Tanda Mata (1985) |
Didahului oleh: Masito Sitorus 1978 |
Aktor Pendukung Terbaik FFI Pemenang 1979 |
Diteruskan oleh: Hassan Sanusi 1980 |
Didahului oleh: Bambang Hermanto 1984 |
Aktor Pendukung Terbaik FFI Pemenang 1985 |
Diteruskan oleh: Deddy Mizwar 1986 |
Didahului oleh: Gito Rollies 2005 |
Aktor Pendukung Terbaik FFI Pemenang 2006 |
Diteruskan oleh: Lukman Sardi 2007 |