Koes Plus
Artikel atau bagian artikel ini kemungkinan telah disalin dan disisipkan bulat-bulat dari joetelarain.wordpress.com/category/uncategorized, dan mungkin melanggar kebijakan hak cipta Wikipedia. Silakan perbaiki artikel ini dengan menghapus konten berhak cipta tidak bebas dan menggantinya dengan konten bebas dengan benar, atau tandai konten untuk dihapus. (periksa) (Oktober 2020) |
Koes Plus adalah grup musik Indonesia yang dibentuk sebagai kelanjutan dari grup Koes Bersaudara pada 1968 namun secara resmi di hitung dari dirilisnya Album Perdana Dheg Dheg Plas pada 1 November 1969. Kelompok musik ini memainkan lagu-lagu populer barat yang saat itu didominasi Led Zeppelin. Grup musik yang puncak popularitasnya terjadi pada dasawarsa 1970-an ini dianggap sebagai salah pelopor musik pop & rock & roll di Indonesia. Meski pun dalam perjalanan sejarahnya terjadi pergantian personal anggota, formasi yang paling awet & paling dikenal adalah Tonny Koeswoyo (kibor, gitar melodi), Yon K. (gitar pengiring), Yok K. (gitar bas), & Murry (drum & perkusi lain). Semua anggota mengisi vokal & mencipta lagu.
Koes Plus | |
---|---|
Asal | Tuban, Jawa Timur, Indonesia |
Genre |
|
Tahun aktif | 1969 - 2018 |
Label | |
Situs web | koes-plus |
Mantan anggota |
Pendirian Koes Plus merupakan konsekuensi dari keluarnya Nomo Koeswoyo dari Koes Bersaudara karena memilih untuk berkarier di luar musik. Tonny Koeswoyo, sebagai anggota paling senior lalu merekrut Murry dan Totok A.R., yang bukan anggota keluarga Koeswoyo, sebagai pengganti Nomo K. & Yok K. untuk memainkan, berturut-turut, drum dan gitar bas. Karena kemudian Yok bergabung, Totok A.R. memutuskan untuk keluar. Setelah meninggalnya Tonny pada tahun 1987, formasi pada tiap album atau show berubah-ubah, tetapi dengan Yon Koeswoyo tetap bertahan di dalamnya. Grup ini tidak aktif sejak meninggalnya Yon pada tahun 2018.
Warna musik Koes Plus terpengaruh kelompok-kelompok musik barat yang populer pada tahun 1960- & 1970-an, tetapi originalitas karyanya tetap terlihat. Koes Plus berani bereksperimen dengan genre musik yang luas, yang tampak pada berbagai album yang dirilisnya. Ini merefleksikan persaingan berbagai aliran musik Indonesia di masa 1970-an. Selain bermain pada aliran pop (dengan sentuhan rock & roll) sebagai ekspresi utama, mereka juga mengeluarkan album bergenre dangdut/melayu, pop keroncong, pop berbahasa Jawa (dengan sentuhan lelagon & langgam Jawa maupun musik melayu) mau pun asing (bahasa Inggris & Prancis), pop anak-anak, & juga pop folk.
Lagu-lagu karya mereka juga dibawakan oleh pemusik lain, baik dalam kolaborasi maupun mandiri dengan garapan aransemen baru. Untuk memberikan beberapa contoh: Ernie Djohan & Arie Koesmiran pernah mengeluarkan album berkolaborasi dengan Koes Plus; kelompok vokal Lex's Trio & komposer Erwin Gutawa membuat album yang khusus menyanyikan ulang lagu-lagu Koes Plus. Lagu Cintamu T'lah Berlalu dinyanyikan ulang oleh Chrisye, serta Manis & Sayang yang dibawakan oleh Katara Singers & Kahitna. Selain pemusik tingkat nasional, berbagai grup band juga banyak yang mengkhususkan diri memainkan lagu-lagu karya Koes Plus pada berbagai pertunjukan panggung; mereka menyebut dirinya "pelestari" (tribute band). Selain itu, sejumlah stasiun radio juga memiliki slot acara yang khusus memainkan lagu-lagu karya Koes Plus maupun grup yang terkait (spin off). seperti Koes Bersaudara & Murry's Group. Selain itu, Wawan Bakwan (mantan vokalis Teamlo) juga mendirikan grup musik yang memparodikan Koes Plus & Koes Bersaudara dengan nama Plus Plus & sering aktif di berbagai event on-air maupun off-air.
Sejarah
Bab atau bagian ini tidak memiliki referensi atau sumber tepercaya sehingga isinya tidak bisa dipastikan. |
Kelompok ini secara resmi memakai nama koes plus pada 1 November 1969 dengan di rilisnya album pertama dheg dheg plus, kelompok musik ini merupakan kelanjutan dari kelompok “Koes Bersaudara”. Grup yang berasal dari Kelurahan Sendangharjo, Tuban, Jawa Timur ini merupakan alumnus SMK Negeri 1 Tuban dan pada akhirnya menjadi pelopor musik pop dan rock 'n roll, bahkan pernah dipenjara karena musiknya yang dianggap mewakili aliran politik kapitalis. Di saat itu sedang garang-garangnya gerakan anti kapitalis di Indonesia.
Dari Koes Bersaudara menjadi Koes Plus
Berawal dari Koes Bersaudara yang harus merelakan keluarnya Koesnomo (Nomo) dan Koesroyo (Yok), Tonny sebagai anggota paling senior harus mengambil personel dari luar keluarga Koeswoyo untuk mengisi posisi penabuh drum dan gitar bas. Tonny mengajak dua musisi yang sudah dikenalnya, Kasmuri (Murry) dan Totok A.R., pemain bass group Philon. Band ini lalu memakai nama Koes Plus, artinya keluarga Koes plus dua orang "dari luar".
Begitu dibentuk, nama Koes Plus di perkenalkan dengan rilisnya album pertama, Dheg Dheg Plas 1 November (1969) di bawah label Melody. Album ini tidak langsung mendapat simpati dari pecinta musik Indonesia. Piringan hitam album pertamanya sempat ditolak beberapa toko kaset. Lagu “Kelelawar” dicemooh oleh banyak khalayak. Konon, Murry sempat ngambek dan pergi ke Jember sambil membagi-bagikan piringan hitam albumnya secara gratis pada teman-temannya. Dia lalu bekerja di pabrik gula sekaligus membantu grup musiknya Gombloh, Lemon Tree's Anno '69. Tonny yang kemudian menyusul Murry untuk diajak kembali ke Jakarta. Baru setelah lagu “Kelelawar” diputar di RRI orang lalu mencari-cari album pertama Koes Plus. Beberapa waktu kemudian lewat lagu-lagunya “Derita”, “Kembali ke Jakarta”, “Malam Ini”, “Bunga di Tepi Jalan” hingga lagu “Cinta Buta”, Koes Plus mendominasi musik Indonesia waktu itu.
Kiblat Musik Pop Indonesia
Dengan adanya tuntutan dari produser perusahaan rekaman, maka group-group lain yang “seangkatan” seperti Favourite's, Panbers, Mercy's, D'Lloyd menjadikan Koes Plus sebagai “kiblat”, sehingga group-group ini selalu meniru apa yang dilakukan Koes Plus, pembuatan album di luar pop Indonesia, seperti pop melayu dan pop jawa menjadi trend group-group lain setelah Koes Plus mengawalinya.
“Lagu Nusantara I” (Volume 5), “Oh Kasihku” (Volume 6), “Mari-Mari” (Volume 7), “Diana” dan “Kolam Susu” ( Volume 8) merajai musik pop waktu itu. Puncak kejayaan Koes Plus terjadi ketika mereka mengeluarkan album Volume 9 dengan lagu yang sangat terkenal “Muda-Mudi” (yang diciptakan Koeswoyo, bapak dari Tonny, Yon dan Yok). Disusul lagu “Bujangan” dan “Kapan-Kapan” dari volume 10. Masih berlanjut dengan lagu “Nusantara V” dari album Volume 11 dan “Cinta Buta” dari album Volume 12.
Bersamaan dengan itu Koes Plus juga mengeluarkan album pop Jawa dengan lagu yang dikenal dari tukang becak, ibu-ibu rumah tangga, hinga anak-anak muda, yaitu “Tul Jaenak” dan “Ojo Nelongso”. Belum lagi lagu mereka yang berirama melayu seperti “Mengapa”, “Cinta Mulia” dan lagu keroncongnya yang berjudul “Penyanyi Tua”. Sayang sekali di setiap album yang mereka keluarkan tidak ada dokumentasi bulan dan tahun, sehingga susah melacak album tertentu dikeluarkan tahun berapa. Bahkan tidak ada juga kata-kata pengantar lainnya. Album mereka baru direkam secara teratur mulai volume VIII setelah ditandatangani kontrak dengan Remaco. Sebelumnya perusahaan yang merekam album-album mereka adalah “Dimita”.
Pada tahun 1972-1976 udara Indonesia benar-benar dipenuhi oleh lagu-lagu Koes Plus. Baik radio atau orang pesta selalu mengumandangkan lagu Koes Plus. Barangkali tidak ada orang-orang Indonesia yang waktu itu masih berusia remaja yang tidak mengenal Koes Plus. Kapan Koes Plus mengeluarkan album baru selalu ditunggu-tunggu pecinta Koes Plus dan masyarakat umum.
Tahun 1972 Koes Plus sempat menjadi band terbaik dalam Jambore Band di Senayan. Semua peserta menyanyikan lagu Barat berbahasa Inggris. Hanya Koes Plus yang berani tampil beda dengan menyanyikan lagu “Derita” dan “Manis dan Sayang”.
Rekor Album
Dari informasi yang dikirim seorang penggemar Koes Plus, ternyata prestasi Koes Plus memang luar biasa. Pada tahun 1974 Koes Plus mengeluarkan 22 album, yaitu terdiri dari album lagu-lagu baru dan album-album "the best" termasuk album-album instrumentalia, yang dibuat dari instrument asli Koes Plus atau rekaman "master" yang kemudian diisi oleh permainan saxophone Albert Sumlang, seorang pemain dari group the Mercy's. Jadi rata-rata mereka mengeluarkan 2 album dalam satu bulan. Tahun 1975 ada 6 album. Kemudian tahun 1976 mereka mengeluarkan 10 album. Mungkin rekor ini pantas dicatat di dalam Guinness Book of Record. Dan hebatnya, lagu-lagu mereka bukan lagu ‘asal jadi’, tetapi memang hampir semua enak didengar. Bukti ini merupakan jawaban yang mujarab karena banyak yang mengkritik lagu-lagu Koes Plus cuma mengandalkan “tiga jurus”: kunci C-F-G.
Karena banyak jasanya dalam pengembangan musik, masyarakat memberikan tanda penghargaan terhadap prestasinya menjadi kelompok legendaris dengan diberikannya tanda penghargaan melalui "Legend Basf Award, tahun 1992.Prestasi yang dimiliki disamping masa pengabdiannya dibidang seni cukup lama, produk hasil ciptaan lagunya pun juga memadai karena sejak tahun 1960 sampai sekarang berhasil menciptakan 953 lagu yang terhimpun dalam 89 album. Prestasi hasil ciptaan lagu untuk periode kelompok Koes Bersaudara sebanyak 203 lagu (dalam 17 album),sedang untuk periode kelompok Koes Plus sebanyak 750 lagu dalam 72 album (Kompas,13 September 2001).
Salah satu anggota Koes Plus mengatakan bahwa mereka dibayar sangat mahal pada masa jayanya. Yon mengungkapkan bahwa pada tahun 1975 mereka manggung di Semarang. "Waktu itu pada tahun 1975, kami telah dibayar Rp 3 juta saat pentas di Semarang," kenang dia. Padahal, saat itu harga sebuah mobil Corona tahun 1975 kira-kira Rp 3,750 juta. Bila dikurs saat ini bayaran tersebut kurang lebih sama dengan Rp 150 juta.(Suara Merdeka, 4 Mei 2001)
Waktu itu, Rp 3,5 juta sangat tinggi, mengingat mobil sedan baru Rp 3 juta. Jika dikurskan dengan nilai uang sekarang, jumlah itu sama dengan Rp 200 juta sampai Rp 300 juta. Jumlah penonton melimpah ruah tidak seperti sekarang, kenang Yon. (Suara Merdeka, 23 Oktober 2001).
Setelah itu popularitas Koes Plus mulai redup. Mungkin karena generasi sudah berganti dan selera musiknya berubah. Koes Plus vakum sementara dan Nomo masuk lagi menggantikan Murry, sekitar akhir 1976-an. Koes Bersaudara terbentuk lagi dan langsung ngetop dengan lagunya “Kembali” yang keluar tahun 1977. Murry bersama groupnya Murry's Group juga cukup menggebrak dengan lagunya “Mamiku-papiku”. Tidak bertahan lama tahun 1978 kembali terbentuk Koes Plus. Lagu barunya, “Pilih Satu” juga langsung populer. Setelah itu keluar lagu “Cinta”, dengan aransemen orchestra, yang benar-benar berbeda dengan lagu Koes Plus yang lain. Kemudian populer juga album melayu mereka yang memuat lagu “Cubit-Cubitan” dan “Panah Asmara”. Tetapi Koes Plus generasi ini tidak lagi sepopuler sebelumnya. Walaupun, kalau disimak lagu-lagu yang lahir setelah 1978, masih banyak lagu mereka yang bagus.
Nasib Koes Plus kini sangat tragis. Seperti kata Yon suatu ketika bahwa Koes Plus hanya besar namanya tetapi tidak punya apa-apa. Ucapan ini memang pas untuk mewakili keadaan personel Koes Plus. Mereka tidak mendapatkan uang dari hasil penjualan kaset yang berisi lagu-lagu lama mereka. Tidak seperti para penyanyi/pemusik masa kini yang gaya hidupnya “wah” karena dari segi finansial pendapatannya sebagai penyanyi/pemusik cukup terjamin. Begitu juga bekas group-group tersohor seperti Beatles, atau Led Zeppelin, mereka hidup dengan enak hanya dari royalti kaset/VCD/CD/DVD yang mereka hasilkan. Sampai anak-anak dan istri mereka pun menikmati kelimpahan finansial ini.
Koes Plus hanya dibayar sekali untuk setiap album yang dihasilkan. Tidak ada royalti, tidak ada tambahan fee untuk setiap CD/kaset yang terjual. Maka tidak heran ketika tahun 1992 Yon harus jualan batu akik untuk menghidupi rumah tangganya. Sementara kaset dan CD lagunya masih laris terjual di Indonesia. Sekarang pun di usianya yang ke-63 Yon dan kawan-kawan (Murry beberapa kali tidak tampil karena sakit) membawa nama Koes Plus harus manggung untuk mendapatkan uang. Dengan sisa-sisa suara dan kekuatannya mereka harus menjual suara dan tenaganya. Yon memang tidak merasakan ini sebagai beban. Dia bersyukur lagunya masih dicintai orang. Tetapi kita prihatin mendengar kabar seperti ini.
Diskografi
- Dheg Dheg Plas (Melody. LP-23)
- Natal bersama Koes Plus (EP) (Mesra. EP-97)
- Koes Plus Volume 2 (Mesra. LP-44)
- Koes Plus Volume 3 (Mesra. LP-48)
- Koes Plus Volume 4 Bunga Di Tepi Jalan (Mesra. LP-50)
- Koes Plus Volume 5 (Mesra. LP-51)
- Koes Plus Volume 6 (Mesra. LP-60)
- Koes Plus Volume 7 (Mesra. LP-65)
- Koes Plus Volume 8 (Remaco. RLL-187)
- Koes Plus Volume 9 (Remaco. RLL-208)
- Christmas Songs (Remaco. RLL-210)
- Koes Plus Volume 10 (Remaco. RLL-209)
- Koes Plus Volume 11 (Remaco. RLL-301)
- Koes Plus Volume 12 (Remaco. RLL-302)
- Koes Plus Qasidah Volume 1 (Remaco. RLL-341)
- Natal bersama Koes Plus (LP) (Remaco. RLL-342)
- Koes Plus The Best Of Koes
- Koes Plus Pop Anak-Anak Volume 1 (Remaco. RLL-306)
- Koes Plus Another Song For You (Remaco. RLL-348)
- Koes Plus Pop Melayu Volume 1 (Remaco. RLL-314)
- Koes Plus Pop Melayu Volume 2 (Remaco. RLL-347)
- Koes Plus Pop Jawa Volume 1 (Remaco. RLL-248)
- Koes Plus Pop Jawa Volume 2 (Remaco. RLL-311)
- Koes Plus Pop Keroncong Volume 1 (Remaco. RLL-299)
- Koes Plus Pop Keroncong Volume 2 (Remaco. RLL-300)
- Koes Plus Volume 8 (Instrumental)
- Koes Plus Volume 9 (Instrumental)
- Koes Plus Volume 10 (Instrumental)
- Koes Plus Volume 11 (Instrumental)
- Koes Plus The Best Of Koes (Instrumental)
- Koes Plus Pop Jawa Vol 1 (Instrumental)
- Koes Plus Pop Jawa Vol 2 (Instrumental)
- Koes Plus Pop Melayu Volume 1 (Instrumental)
- Koes Plus Pop Keroncong Volume 1 (Intrumental)
- Koes Plus Volume 13 (Remaco. RLL-303)
- Koes Plus Volume 14 (Remaco. RLL-631)
- Koes Plus Selalu Dihatiku (Remaco. RLL-468)
- Koes Plus Pop Anak-Anak Volume 2 (Remaco. RLL-448)
- Koes Plus Pop Melayu Volume 3 (Remaco. RLL-390)
- Koes Plus Pop Jawa Volume 3
- Koes Plus Pop Melayu Volume 2 (Instrumental)
- Koes Plus In Concert (Remaco. RLL-635)
- Koes Plus History Of Koes Brothers (Remaco. RLL-715)
- Koes Plus In Hard Beat Volume 1 (Remaco. RLL-717)
- Koes Plus In Hard Beat Volume 2 (Remaco. RLL-768)
- Koes Plus In Folk Song Volume 1 (Remaco. RLL-)
- Koes Plus Pop Melayu Volume 4 (Remaco. RLL-730)
- Koes Plus Pop Keroncong Volume 3 (Remaco. RLL-388)
- Koes Plus Pop Jawa Irama Melayu (Remaco. RLL-633)
- Koes Plus Volume 12 (Instrumental)
- Koes Plus Pop Jawa Volume 4
- Koes Plus 78 Bersama Lagi (Purnama. PLL-2061)
- Koes Plus 78 Melati Biru (Purnama. PLL-2077)
- Koes Plus 78 Pop Melayu Cubit-Cubitan (Purnama. PLL-3055)
- Koes Plus 79 Melepas Kerinduan (Purnama. PLL-323)
- Koes Plus 79 Berjumpa Lagi (Purnama. PLL-3040)
- Koes Plus 79 Aku Dan Kekasihku (Purnama. PLL-4022)
- Koes Plus 79 Pop Melayu Angin Bertiup (Purnama. PLL-4009)
- Koes Plus 80 Jeritan Hati (Remaco. PLL-4044)
- Koes Plus 81 Sederhana Bersamamu (Purnama. PLL-5091)
- Koes Plus 81 Asmara
- Koes Plus Medley 13 Th Karya Koes Plus
- Koes Plus 81 Pop Melayu Oke Boss
- Koes Plus Medley Dangdut 13 Th Karya Koes Plus
- Koes Plus 82 Koperasi Nusantara
- Koes Plus 81 Pop Keroncong
- Koes Plus 83 Da da da
- Koes Plus Re-Arrange I & II
- Koes Bersaudara Plus Garuda Pancasila
- Koes Plus 84 Angin Senja & Geladak Hitam
- Koes Plus 84 Palapa
- Koes Plus Pop Memble 84 (Puspita Record)
- Koes Plus Album Nostalgia Platinum 1
- Koes Plus Album Nostalgia Platinum 2
- Koes Plus Album Nostalgia Platinum (Intrumental)
- Koes Plus 85 Ganja Kelabu
- Koes Plus 87 Cinta Di Balik Kota
- Koes Plus 87 Lembah Derita
- Milik Illahi
- Koes Plus "Aids"
- Koes Plus 88 Jumpa Pertama
- Koes Plus 88 Sakit
- Koes Plus "Reuni"
- Koes Plus 89 Nasib
- Koes Plus Kidung Jawa "Pit Kopat Kapit"
- Koes Plus 91 Asam Di Gunung Garam Di Laut
- Koes Plus Dangdut 91 Amelinda
- Koes Plus Reggae
- Koes Plus 93 Mata Bertemu Mata
- Koes Plus 93 Sedih
- Koes Plus "Tak Usah Kau Sesali"
- Koes Plus 95 Pantun Berkait
- Koes Plus Pop Melayu Putus Cinta
- Koes Plus Kasih 96
- Koes Plus Dores Rindu Kamu
- Koes Plus & Koes Bersaudara Disco House Music
- Koes Plus 98 Nusantara 2000
- Koes Plus Akustik
- Koes Plus 98 Takdir Kehidupanku
- Koes Plus Pop Keroncong Abadi
- Koes Plus Burung Dara
- Koes Plus Back To Basic
- Koes Plus Love Song Koes Plus (Billy J Budihardjo)
- Melaut Bersama Koes Plus
- Koes Plus Pembaharuan Song Of Porong
- Koes Plus Pembaharuan "Curiga"
Iklan
- Toyota Kijang (1980-an)
- F&N Strawberry Soda Pop (1973)
- Bentoel Merah (1990-an) tidak sebagai bintang iklan
- Wismilak Special (Yon Koeswoyo) (2007)
Film
Pada tahun 2018, muncul rencana untuk membuat film mengenai Koes Plus. Film tersebut diangkat oleh Falcon Pictures.[1] Namun demikian, hingga 2 tahun berselang, belum ada rilis resmi mengenai film ini.
Referensi
Pranala luar
- (Indonesia) [1]
- (Indonesia) [2] Diarsipkan 2005-03-05 di Wayback Machine.
- (Indonesia) [3] Diarsipkan 2008-04-11 di Wayback Machine.
- (Indonesia) [4]
- (Indonesia) Kumpulan lirik dan kord gitar Koes Plus
- (Indonesia) Kumpulan album Koes Plus dan Koes Bersaudara Diarsipkan 2012-11-28 di Wayback Machine.
- (Indonesia) Buku tentang Koes Plus Diarsipkan 2009-07-29 di Wayback Machine.
- (Indonesia) Chord Gitar Koes Plus