Gunawan Maryanto

aktor, penulis dan sutradara teater Indonesia

Gunawan Maryanto (10 April 1976 – 6 Oktober 2021) adalah aktor, penulis dan sutradara teater berkebangsaan Indonesia. Selain mengelola Teater Garasi, ia juga menyelenggarakan Indonesia Dramatic Reading Festival (IDRF) bersama Joned Suryatmoko setiap tahun di berbagai kota. Karya-karyanya berupa puisi, prosa dan kritik sastra dimuat di berbagai media massa Indonesia. Gunawan Maryanto telah mementaskan karya-karyanya di berbagai negara, pernah menerima hibah seni dari Yayasan Kelola, dan memenangi sejumlah kompetisi. Tahun 2017, Gunawan Maryanto memenangi penghargaan sebagai Pemeran Utama Pria Terbaik dalam Usmar Ismail Award melalui film berjudul Istirahatlah Kata-kata dengan memerankan sebagai Widji Thukul.[1][2][3][4][5] Tahun 2020, Gunawan Maryanto memenangkan Piala Citra untuk Pemeran Utama Pria Terbaik berkat perannya sebagai Siman di film Hiruk-Pikuk si Al-Kisah.[6]

Gunawan Maryanto
Lahir(1976-04-10)10 April 1976
Indonesia Yogyakarta, Indonesia
Meninggal6 Oktober 2021(2021-10-06) (umur 45)
Indonesia Yogyakarta, Indonesia
Sebab meninggalSerangan jantung
Pekerjaan
Tahun aktif1990 - 2021
PenghargaanPiala Citra untuk Pemeran Utama Pria
2019 Hiruk-Pikuk si Al-Kisah
Instagram: gunawanmaryanto Modifica els identificadors a Wikidata

Kiprah kesenian

Ia pernah bersekolah di SMA Negeri 6 Yogyakarta dan mengambil jurusan Sastra Jawa di Fakultas Ilmu Budaya Universitas Gadjah Mada.

Gunawan Maryanto adalah seniman serbabisa. Selain menjadi penulis skenario drama, menjadi sutradara, dia juga menulis karya-karya sastra antara lain puisi, cerpen, dan kritik sastra yang dimuat di berbagai media di Indonesia, antara lain Koran Tempo, Media Indonesia, Kompas, Jawa Pos, Suara Merdeka, Kedaulatan Rakyat, Bernas, BlockNotProse, BlockNotPoetry, On/Off, Jurnal Kolong Budaya, Jurnal Puisi, Jurnal Prosa, Jurnal Cerpen, Jurnal Kalam dan LeBur Theater Quarterly. Bersama kelompoknya, Teater Garasi, Gunawan Maryanto mendapatkan hibah seni dari Yayasan Kelola untuk beberapa projek kesenian yang dilakoninya. Ketokohannya di bidang sastra dan teater menjadikan dirinya sering diundang untuk menjadi pembicara di berbagai seminar, diskusi, pelatihan, workshop, dan juri festival.

Kehidupan pribadi

Gunawan Maryanto pernah menikah dengan penyair asal Lampung, Dina Oktaviani, dan dikaruniai seorang putra.

Kematian

Gunawan Maryanto meninggal dunia pada 6 Oktober 2021 karena serangan jantung.[7][8][9]

Filmografi

Film

Tahun Judul Peran Produksi Keterangan
2014 Kau dan Aku Cinta Indonesia Qasthalani Citra Film Sebagai pelatih akting
2015 Guru Bangsa: Tjokroaminoto Pic(k)lock Production
Yayasan Keluarga Besar HOS Tjokroaminoto
MSH Films
Sebagai aktor
Mencari Hilal Majid MVP Pictures
Studio Denny JA
Dapur Film
Argi Film
Mizan Productions
Sebagai pelatih akting dan aktor
Gangster Tohari Starvision Plus Sebagai aktor
2016 Nyai Garin Nugroho Workshop
Treewater Productions
Super 8mm Studio
Sebagai ko-sutradara
2017 Istirahatlah Kata-kata Wiji Thukul Yayasan Muara
Partisipasi Indonesia
Limaenam Films
KawanKawan Film
Sebagai aktor
2020 Hiruk-Pikuk si Al-Kisah Siman Miles Films
Kawankawan Media
Angka Fortuna Sinema
Limaenam Films
Andolfi
Astro Shaw
Go Studio
Focused Equipment
Rediance

Bibliografi

Karya sastra dan buku yang diterbitkannya diurutkan berdasarkan tahun terbit:

  • Waktu Batu (sastra lakon, ditulis bersama Andri Nur Latif dan Ugoran Prasad, IndonesiaTera - 2004)
  • Bon Suwung (kumpulan cerpen, InsistPress - 2005, Longlist Khatulitiwa Award - 2005)
  • Galigi (kumpulan cerpen, Penerbit Koekoesan - 2007, LongList Khatulistiwa Award - 2007)
  • Perasaan-perasaan yang Menyusun Sendiri Petualangannya (kumpulan puisi, Omahsore Publisher - 2008)
  • Usaha Menjadi Sakti (kumpulan cerpen, Omahsore Publisher - 2009, Longlist Khatulistiwa Award - 2009)
  • Sejumlah Perkutut buat Bapak (kumpulan puisi, Omahsore Publisher, Peraih Khatulistiwa Award - 2010)
  • Perbuatan Serong (Kumpulan Lakon, Forum Penulis Lakon Indonesia, Omahsore - 2011)
  • The Queen of Pantura (kumpulan puisi, Omah Sore Publisher - 2013)
  • Pergi ke Toko Wayang (kumpulan cerita, Tan Kinira - 2015)
  • Monolog Sungai (naskah monolog, bersama Erythrina Baskoro - 2006)
  • Bunga Lantana (naskah monolog, dari Simfoni Pastoral Andre Gide - 2006)
  • Menak Jingga Lena (naskah monolog - 2006)
  • Erendira dan Angin Petakanya (dari Erendira karya Gabriel Garcia Marquez - 2007)
  • Ronggeng#1 (naskah monolog, dari Ronggeng Dukuh Paruk karya Ahmad Tohari - 2009)
  • Bocah Bajang (naskah lakon - 2009)
  • Tobong Kosong (naskah lakon - 2010)
  • Ronggeng#2 (naskah monolog, dari Ronggeng Dukuh Paruk karya Ahmad Tohari - 2014)

Sutradara

Karyanya sebagai sutradara teater, diurutkan berdasarkan tahun karya dipentaskan:

  • "Tanda Silang" (karya Eugene O'Neill, 1995) bersama Teater EMWE SMAN 6 Yogyakarta.
  • "Lawan Catur" (karya Sir Kenneth William Goodman, 1996)[10]
  • "Kisah Cinta Dll" (karya Arifin C. Noer, 1997)
  • "Penagih Hutang" (karya Anton Chekhov, 1999)
  • "Sri" (adaptasi dari Yerma karya F Garcia Lorca, dipentaskan di Jogjakarta dan Surakarta, 1999)
  • "Repertoar Hujan" (karya Gunawan Maryanto, dipentaskan di Yogyakarta, Surakarta, Jakarta, Bandung, Surabaya dan Tokyo, 2001—2005)
  • "Reh" (karya Bambang Widoyo Sp, dipentaskan di Yogyakarta, 2002)
  • "Dicong Bak" (karya kolaborasi dengan Tikar Pandan Aceh dan Teater Embassy Belanda, dipentaskan di Banda Aceh dan Yogyakarta, 2006)
  • "Domba-domba Revolusi" (karya B. Sularto, dipentaskan di Yogyakarta, 2007)
  • "The Zoo Story" (karya Edward Albee, dipentaskan di Yogyakarta, 2007)
  • "Tuk" (karya Bambang Widoyo Sp, dipentaskan di Jakarta dan Yogyakarta, 2007-2008)
  • "Oidipus di Kolonus" (karya Shopocles, dipentaskan di Yogyakarta, 2008)
  • "Bocah Bajang" (dipentaskan di Yogyakarta, 2009)
  • "Wayang Air Suluk Air" (Banyu, Isun Takon: Apa Sira Punya Ibu?) di Jakarta bersama Ki Slamet Gundono, 2003 dan Suluk Air II; Mbok, Sira Lihat Keong Kumambang (Jakarta International Puppetry Festival 2006)
  • Perseteruan Getah Bening (Wayang Bocor Project, 2010) berkolaborasi bersama Eko Nugroho, Catur Kuncoro and Yennu Ariendra.
  • This Republic Need More Semeleh (Wayang Bocor Project, 2011)

Prestasi

  • Pada 2004, puisinya yang berjudul "Kupanggil Kau Batu" mendapat Anugerah Sih Award dari Jurnal Puisi
  • Pada 2007, puisi "Jineman Uler Kambang" mendapat Anugerah Budaya dari Departemen Kebudayaan dan Pariwisata untuk Media Cetak dan Elektronik kategori puisi
  • Cerpen dan puisi-puisinya juga masuk ke dalam Cerpen Indonesia Terbaik dan Puisi Indonesia Terbaik Anugerah Sastra Pena Kencana 2008 dan 2009
  • Pada 2010, mendapatkan Khatulistiwa Literary Award untuk buku puisi "Sejumlah Perkutut buat Bapak"
  • Hibah seni dari Yayasan Kelola
  • Pemeran Utama Pria Terbaik Usmar Ismail Award 2017

Nominasi dan penghargaan

Penghargaan Tahun Kategori Karya yang dinominasikan Hasil
Piala Maya 2017 Aktor Utama Terpilih
Istirahatlah Kata-Kata
Nominasi
Festival Film Indonesia 2020 Pemeran Utama Pria Terbaik
Hiruk-Pikuk si Al-Kisah
Menang

Referensi

  1. ^ Kuala Sastra Khatulistiwa: Para Pemenang Diarsipkan 2015-07-07 di Wayback Machine., diakses 9 Mei 2017
  2. ^ Yayasan Kelola: Situs resmi Gunawan Maryanto, diakses 9 Mei 2017
  3. ^ Tempo: Gunawan Maryanto Raih Penghargaan Pemeran Utama Pria UIA 2017, diakses 9 Mei 2017
  4. ^ Beritagar: Wawancara Gunawan Maryanto; Menyelami Thukul lewat karya, diakses 9 Mei 2017
  5. ^ Jawa Pos: Usai jadi Wiji Tukul, Gunawan Maryanto banjir tawaran main film Diarsipkan 2017-02-17 di Wayback Machine., diakses 9 Mei 2017
  6. ^ Antara: Gunawan Maryanto tak membayangkan meraih Piala Citra, diakses 2 April 2021
  7. ^ Suara: Gunawan Maryanto Pemeran Wiji Thukul Meninggal Dunia Kena Serangan Jantung, diakses 6 Oktober 2021
  8. ^ Antara: Aktor dan Seniman Teater Gunawan Maryanto Meninggal Dunia, diakses 6 Oktober 2021
  9. ^ Kompas: Aktor Gunawan Maryanto Mendadak Pergi, diakses 6 Oktober 2021
  10. ^ Tengah, Taman Budaya Jawa. "Lawan Catur - Sir Kenneth William Goodman". Taman Budaya Jawa Tengah. Diakses tanggal 2021-10-07. 

Lihat pula