Yenny Wahid
Zannuba Ariffah Chafsoh (lahir 29 Oktober 1974) atau Yenny Wahid adalah seorang politikus Indonesia dan aktivis Nahdlatul Ulama. Ia merupakan pendiri Partai Kedaulatan Bangsa, yang kemudian melebur dengan Partai Indonesia Baru (PIB) menjadi Partai Kedaulatan Bangsa Indonesia Baru (PKBIB).[1]
Yenny Wahid | |
---|---|
Lahir | Zannuba Ariffah Chafsoh 29 Oktober 1974 Jombang, Jawa Timur, Indonesia |
Kebangsaan | Indonesia |
Dikenal atas | Putri Presiden Abdurrahman Wahid |
Suami/istri | Dhorir Farisi |
Anak | 3 |
Ia menjabat sebagai Komisaris Garuda Indonesia sejakJanuari 2020 hingga mengundurkan diri pada Agustus 2021.
Kehidupan pribadi
Yenny Wahid adalah anak kedua dari pasangan Abdurrahman Wahid dan Sinta Nuriyah.[2] Ia mempunyai seorang kakak, Alisa Wahid dan dua orang adik, Anita Wahid dan Inayah Wahid.[3]
Pada 15 Oktober 2009 Yenny menikah dengan Dhorir Farisi.[4] Pada 13 Agustus 2010, Yenny melahirkan putrinya, Malica Aurora Madhura.[5] Yenny kemudian melahirkan anak keduanya, Amira, pada 14 Agustus 2012.[6] Ia melahirkan putri ketiganya, Raisa Isabella Hasna, pada 3 Maret 2014.[7][8]
Pendidikan
Seperti ayahnya, ia terlahir dalam lingkungan keluarga Nahdlatul Ulama. Pola pikirnya pun tidak jauh dengan ayahnya yang lebih mengedepankan Islam yang moderat, menghargai pluralisme dan pembawa damai.
Setamat dari SMA Negeri 28 Jakarta pada 1992, Yenny menempuh studi Psikologi di Universitas Indonesia. Kemudian atas saran ayahnya, Yenny memutuskan keluar dari Universitas Indonesia dan melanjurkan pendidikannya dalam Jurusan Visual di Universitas Trisakti. Ia kemudian melanjutkan studi administrasi publik di Universitas Harvard, Boston.[9]
Karier
Selepas mendapat gelar sarjana desain dan komunikasi visual dari Universitas Trisakti, Yenny memutuskan untuk menjadi wartawan. Sebelum terjun secara khusus mendampingi ayahnya, Yenny bertugas sebagai reporter di Timor-Timur dan Aceh. Ia menjadi koresponden koran terbitan Australia, The Sydney Morning Herald dan The Age (Melbourne) antara tahun 1997 dan 1999.[10] Saat itu, meski banyak reporter keluar dari Timor Timur,[11] Yenny tetap bertahan dan melakukan tugasnya. Ia sempat kembali ke Jakarta setelah mendapat perlakuan kasar dari milisi, namun seminggu kemudian ia kembali ke sana. Liputannya mengenai Timor Timur pasca referendum mendapatkan anugrah Walkley Award.[12]
Yenny juga terlibat dalam peliputan atmosfer Jakarta yang mencekam menjelang Reformasi 1998. Pada saat itu, Ia juga pernah ditodong senjata oleh oknum anggota ABRI yang sedang berusaha mensterilkan jalan lingkar Trisakti.[13] Belum terlalu lama menekuni pekerjaannya, ia berhenti bekerja karena ayahnya, Gus Dur, terpilih menjadi presiden RI ke-4. Sejak itu, kemanapun Gus Dur pergi, Yenny selalu berusaha mendampingi ayahnya, dengan posisi Staf Khusus Presiden Bidang Komunikasi Politik.[14]
Setelah Gus Dur tidak lagi menjabat sebagai presiden, Yenny melanjutkan pendidikanya dan memperoleh gelar Magister Administrasi Publik dari Universitas Harvard di bawah beasiswa Mason.[15] Sekembalinya dari Amerika Serikat pada 2004, Yenny kemudian menjabat sebagai direktur Wahid Institute yang saat itu baru berdiri. Hingga kini ia menduduki jabatan tersebut.[16]
Semasa pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono, Yenny sempat mengabdi sebagai staf khusus bidang Komunikasi Politik selama satu setahun sebelum ia akhirnya menggundukan diri. Ia mengundurkan diri dengan alasan tidak ingin adanya perbedaan kepentingan dengan jabatannya pada Partai Kebangkitan Bangsa.[17][18][19][20] Yenny menjabat sebagai Sekjen Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) periode 2005-2010. Namun kemudian ia diberhentikan dari posisi tersebut pada 2008.[21]
Yenny kemudian mendirikan partai politik sendiri dengan nama Partai Kedaulatan Bangsa. Kemudian pada 2012, Partai Kedaulatan Bangsa dan Partai Indonesia Baru (PIB), yang dipimpin oleh Kartini Sjahrir, melebur menjadi satu dengan nama Partai Kedaulatan Bangsa Indonesia Baru (PKBIB). Yenny ditunjuk sebagai ketua umum partai tersebut.[22]
Pada 2009, dia dinobatkan sebagai salah satu penerima penghargaan Young Global Leader oleh World Economic Forum. Yenny juga merupakan anggota dari Global Council on Faith.[23]
Pada 2018, Ia telah menyatakan dukungannya secara publik untuk pasangan Jokowi - Ma'ruf .[24]
Pada Januari 2020, ia ditunjuk menjadi Komisaris Independen Garuda Indonesia dimana ia menjadi perwakilan publik.[25][26][27]
Referensi
- ^ "Yenny Wahid akan Deklarasikan Partai". investor.id. Diakses tanggal 2021-10-28.
- ^ "Istri Gus Dur Dapat Gelar Doktor Honoris Causa, Yenny Wahid: Kami Bangga Jadi Putri Beliau". Tribunnews.com. Diakses tanggal 2020-04-26.
- ^ Setiawan, Kodrat (2020-01-22). "Profil Yenny Wahid yang Didapuk Jadi Komisaris Independen Garuda". Tempo (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2020-04-26.
- ^ Media, Kompas Cyber. "Yenny Wahid Menikah, Maskawin 40 Sapi". KOMPAS.com. Diakses tanggal 2020-04-26.
- ^ Liputan6.com (2010-08-15). "Yenny Wahid Melahirkan Putri Pertama". liputan6.com. Diakses tanggal 2020-04-26.
- ^ Yenny melahirkan anak keduanya pada pukul 06.00 WIB, Selasa (14\/8\/2012). Istri Dhohir Al Farisi, anggota DPR dari Partai Gerindra, itu melahirkan bayinya melalui operasi caesar. Bayi kedua Yenny ini berjenis kelamin perempuan dan berbobot 4 Kg. Informasi yang didapatkan detikcom, Dhohir dan Yenny sudah sepakat memberi nama anak keduanya: Amira.
- ^ "Yenny Wahid Lahirkan Putri Ketiga". detiknews. Diakses tanggal 2020-04-26.
- ^ "Psst..Yenny Wahid Ternyata Punya 3 Putri yang Imut Abis! Intip Gayanya - Semua Halaman - Nova". nova.grid.id. Diakses tanggal 2020-04-26.
- ^ "Biodata Yenny Wahid Komisaris Baru Garuda Indonesia, Punya Kisah Menegangkan Jelang Soeharto Lengser". Surya. Diakses tanggal 2020-04-26.
- ^ "Yenny Wahid". tirto.id. Diakses tanggal 2020-04-26.
- ^ Barton, Greg (2003). Biografi Gus Dur The Authorized Biography of Abdurrahman Wahid. Yogyakarta: LKiS. hlm. 347. ISBN 979-3381-25-6.
- ^ Yenny Wahid's Biography
- ^ Media, Kompas Cyber (2018-05-22). "Cerita Anak Gus Dur Ditodong Senjata Laras Panjang Jelang Reformasi - Kompas.com". KOMPAS.com (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2018-05-22.
- ^ "Profil - Zannuba Ariffah Chafsoh Rahman Wahid". merdeka.com (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2020-04-26.
- ^ "Harvard Kennedy School". www.hks.harvard.edu (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2020-04-26.
- ^ "Tentang The WAHID Institute". www.wahidinstitute.org. Diakses tanggal 2020-04-26.
- ^ "Kisah Yenny Wahid Pilih Mundur dari Jabatan Staf Khusus Presiden SBY, Hindari Konflik Kepentingan". Tribun Jateng. Diakses tanggal 2020-04-26.
- ^ "Hanya Setahun Menjabat, Ternyata Ini Alasan Yenny Wahid Mundur dari Jabatan Stafsus SBY". Tribun Ternate. Diakses tanggal 2020-04-26.
- ^ Media, Kompas Cyber. "Cerita Yenny Wahid, Mundur dari Jabatan Stafsus SBY karena Hindari Konflik Kepentingan". KOMPAS.com. Diakses tanggal 2020-04-26.
- ^ "Temui SBY, Yenny Resmi Mundur dari Staf Khusus Presiden". detiknews. Diakses tanggal 2020-04-26.
- ^ "Yenny Resmi Dicopot Cak Imin dari Kursi Sekjen PKB". detiknews. Diakses tanggal 2020-04-26.
- ^ VIVA, PT VIVA MEDIA BARU- (2016-10-20). "Profil Zannuba Ariffah Chafsoh Rahman Wahid - VIVA". www.viva.co.id. Diakses tanggal 2020-04-26.
- ^ Media, Kompas Cyber. "Sosok Yenny Wahid, Putri Gus Dur Ditunjuk Jadi Komisaris Garuda Indonesia Halaman all". KOMPAS.com. Diakses tanggal 2020-04-26.
- ^ Chairunnisa, Ninis (2018-09-27). "Sekjen PKB Sebut Yenny Wahid Beri Kekuatan Baru bagi Tim Jokowi". Tempo (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2020-04-26.
- ^ "Memoar Lengkap Hidup Yenny Wahid, Putri Gus Dur yang Kini Jadi Komisaris Garuda Indonesia". Tribun Batam. Diakses tanggal 2020-04-26.
- ^ Wareza, Monica. "Sempat Mundur dari Perusahaan Sandiaga, Yenny Wahid ke Garuda". market. Diakses tanggal 2020-04-26.
- ^ "Profil Yenny Wahid, Putri Gus Dur yang Jabat Komisaris Garuda". iNews.ID. 2020-01-22. Diakses tanggal 2020-04-26.