Stasiun Tangerang

stasiun kereta api di Indonesia

Stasiun Tangerang (TNG) merupakan stasiun kereta api kelas besar tipe C yang terletak di Sukarasa, Tangerang, Tangerang. Stasiun yang terletak pada ketinggian +18 meter ini hanya melayani KRL Commuter Line. Stasiun ini merupakan stasiun kereta api yang letaknya paling barat di jalur kereta api Tangerang-Duri.

Stasiun andhika
T11

Pintu masuk Stasiun Tangerang, 2015
Lokasi
Koordinat6°10′49″S 106°37′45″E / 6.18028°S 106.62917°E / -6.18028; 106.62917
Ketinggian+18 m
Operator
Letak
km 19+297 lintas Duri-Tangerang[1]
Jumlah peronDua peron sisi dan satu peron pulau yang sama-sama tinggi
Jumlah jalur4 (jalur 1 dan 2: sepur lurus)
LayananKRL Commuter Line
Konstruksi
Jenis strukturAtas tanah
Informasi lain
Kode stasiun
KlasifikasiBesar tipe C[2]
Sejarah
Dibuka1899
Elektrifikasi1997
Operasi layanan
Stasiun sebelumnya Stasiun berikutnya
Tanah Tinggi
menuju Duri
Commuter Line Tangerang
Tangerang–Duri
Terminus
Fasilitas dan teknis
FasilitasParkir Toilet Galeri ATM 
Tipe persinyalanElektrik
Lokasi pada peta
Peta
Sunting kotak info
Sunting kotak info • L • B
Info templat
Bantuan penggunaan templat ini

Hanya ada satu layanan kereta api yang mengawali dan mengakhiri perjalanan di stasiun ini, yaitu KA Commuter Line Duri-Tangerang.

Sejarah

Staatsspoorwegen membangun jalur percabangan dari Stasiun Duri ke Stasiun Tangerang melalui Staatblad No. 180 tanggal 5 Juli 1896 untuk mengangkut hasil pertanian, kebutuhan militer, dan penumpang. Stasiun beserta jalur sepanjang 19 km ini diresmikan pada tanggal 2 Januari 1899.[3]

Di tahun 1935, tercatat setiap hari ada 12 kali operasional kereta api di Stasiun ini, begitu pula sebaliknya dengan jumlah perjalanan yang sama. Kerata api Duri-Tangerang tersedia dengan dua rangkaian, yakni rangkaian khusus kelas 3 dan rangkaian campuran antara kelas 2 dan 3. Kelas 2 diperuntukan bagi orang asing, orang Tionghoa, dan pengusaha pribumi sedangkan kelas 3 untuk orang-orang pribumi.

Barang yang diangkut sebagian besar berupa hasil-hasil pertanian. Tanah-tanah partikelir yang dahulu dikelola oleh pengusaha Tionghoa banyak ditanami padi, kacang tanah, ketela, nila, kelapa, dan berbagai jenis sayuran. Selain hasil pertanian, barang yang diangkut menggunakan kereta api adalah hasil kerajinan rumah tangga. Kerajinan yang paling banyak dikerjakan adalah penganyaman topi dari bambu. Hasil-hasil topi dibeli oleh orang Tionghoa dan Eropa. Sebagian besar orang Tionghoa menjual kembali topi bambu yang ia beli sedangkan orang Eropa mengirimnya ke luar negeri melalui Pelabuhan Tanjung Priok.[3]

Bangunan dan tata letak

Stasiun ini mempunyai 4 jalur kereta api, dengan jalur 1 dan 2 merupakan sepur lurus arah Tanah Tinggi. Tepat di sebelah jalur 4 terdapat subdepo KRL untuk menyimpan sarana.

Pada masa lampau, Stasiun Tangerang memiliki percabangan ke arah Sungai Cisadane, wesel percabangannya diyakini berada sebelum perlintasan sebidang Pasar Anyar tetapi kini tak bersisa. Percabangan ini digunakan untuk angkutan material dari Sungai Cisadane untuk pembangunan Gelora Bung Karno tahun 1960–1962.[4] Konon kabarnya, lokomotif C300 turut andil dalam proses pengiriman material untuk pembangunan GBK.[3] Rel ini berdekatan dengan GOR Kota Tangerang, menyusuri Jl. Kampung Sukamulya, Babakan Ujung.

 

   

G Bangunan utama stasiun
PLantai peron Peron sisi
Jalur 1      Commuter Line Tangerang dari dan menuju Duri (Tanah Tinggi)→
Jalur 2      Commuter Line Tangerang dari dan menuju Duri (Tanah Tinggi)→
Peron pulau
Jalur 3      Commuter Line Tangerang dari dan menuju Duri (Tanah Tinggi)→
Jalur 4      Commuter Line Tangerang dari dan menuju Duri (Tanah Tinggi)→
Peron pulau
Jalur 5 Area parkir kereta
Jalur 6 Area parkir kereta

Layanan kereta api

KRL Commuter Line

  Lin Tangerang

  • (Tangerang branch), dari dan tujuan Duri
  • (Manggarai branch), dari dan tujuan Duri bersambung Manggarai

Insiden

Pada tanggal 19 Juli 2016, terjadi penutupan akses masuk Stasiun Tangerang oleh Pemerintah Kota Tangerang. Penumpang kemudian dialihkan melalui pintu masuk stasiun sebelah timur (Pasar Anyar). Akibatnya, warga komuter Tangerang kesulitan akses karena harus berjalan kaki jauh dari pintu masuk stasiun arah Jalan Kisamaun. Pasalnya, pintu masuk stasiun ditutup lantaran mengurai kesemrawutan angkot yang sedang menanti penumpang di Stasiun Tangerang.[5]

Antarmoda pendukung

Jenis angkutan umum Trayek Tujuan
Angkot Kota Tangerang [6] R01 Terminal Poris Plawad-Jatake
R02 Terminal Poris Plawad-Cibodasari
R03 Terminal Poris Plawad-Plaza Kotabumi
R03A Terminal Poris Plawad-Stasiun Serpong
R04 Terminal Poris Plawad-Selapajang Jaya
R05 Terminal Poris Plawad-Kebon Besar
T08 Terminal Poris Plawad-Sangiang Jaya
R10 Terminal Poris Plawad-Danau Cipondoh
T07 (Jalur lingkar) Terminal Poris Plawad-Stasiun Tangerang
R11 Terminal Poris Plawad-Bencongan (via Jl. Beringin Raya - Jl. Cemara Raya)
R14 Terminal Poris Plawad-Bencongan (via Jl. Teuku Umar - Jl. Gatot Subroto)
Angkutan Kabupaten Tangerang R06A Bojong Nangka-Terminal Poris Plawad
B09 Dadap-Terminal Poris Plawad
K17 Kampung Melayu Timur-Terminal Poris Plawad

Galeri

Referensi

  1. ^ Subdit Jalan Rel dan Jembatan (2004). Buku Jarak Antarstasiun dan Perhentian. Bandung: PT Kereta Api (Persero). 
  2. ^ a b Buku Informasi Direktorat Jenderal Perkeretaapian 2014 (PDF). Jakarta: Direktorat Jenderal Perkeretaapian, Kementerian Perhubungan Indonesia. Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 1 Januari 2020. 
  3. ^ a b c "Heritage - Kereta Api Indonesia". heritage.kai.id. Diakses tanggal 2020-05-30. 
  4. ^ "Di Balik Pembangunan Stadion GBK". Historia - Majalah Sejarah Populer Pertama di Indonesia. Diakses tanggal 2020-05-30. 
  5. ^ "Jalan Masuk Stasiun Ditutup, Warga Kesulitan Akses Stasiun Tangerang". Wartakota Tribun. 20 Juli 2017. Diakses tanggal 27 Desember 2017. 
  6. ^ "Rute Angkot di Tangerang". e-transportasi. Diakses tanggal 2018-01-31. 
Stasiun sebelumnya   Lintas Kereta Api Indonesia Stasiun berikutnya
Terminus Tangerang–Duri Tanah Tinggi
menuju Duri