Alkitab Terjemahan Baru
Alkitab Terjemahan Baru (TB) adalah sebuah versi terjemahan Alkitab dalam bahasa Indonesia oleh Lembaga Alkitab Indonesia (LAI) yang diselesaikan pada tahun 1974. Alkitab ini masih digunakan secara luas hingga saat ini.
Terjemahan Baru | |
---|---|
Nama lengkap | Alkitab Terjemahan Baru |
Singkatan | TB |
Bahasa | Indonesia |
Terbitan PL | 1971 |
Terbitan PB | 1974 |
Terbitan lengkap | 1974 |
Penerjemah | Tim LAI (termasuk Dr. Swellengrebel, Dr. J.L. Abineno) |
Diturunkan dari | Terjemahan Lama |
Jenis penerjemahan | Harfiah/formal |
Tingkat keterbacaan | Pendidikan tinggi |
Perevisian versi | 1997 |
Penerbit | Lembaga Alkitab Indonesia |
Hak cipta | Berhak cipta |
Situs URL | Alkitab Terjemahan Baru |
Pada mulanya Allah menciptakan langit dan bumi. Bumi belum berbentuk dan kosong; gelap gulita menutupi samudera raya, dan Roh Allah melayang-layang di atas permukaan air. Berfirmanlah Allah: "Jadilah terang." Lalu terang itu jadi.
Pada mulanya Allah menciptakan langit dan bumi. Bumi belum berbentuk dan kosong; gelap gulita menutupi samudera raya, dan Roh Allah melayang-layang di atas permukaan air. Berfirmanlah Allah: "Jadilah terang." Lalu terang itu jadi. |
Sejarah
Proyek penerjemahan Terjemahan Baru bahasa Indonesia ini dimulai oleh Lembaga Alkitab Belanda (NBG) pada tahun 1952, karena sebelum proklamasi kemerdekaan Indonesia kegiatan-kegiatan penerjemahan dan penyebaran Alkitab di Indonesia ditangani oleh Lembaga Alkitab Belanda dan Inggris (British and Foreign Bible Society). Dengan berdirinya Lembaga Alkitab Indonesia yang mandiri pada tanggal 9 Februari 1954, maka tanggung jawab proyek ini diserahkan kepada LAI pada tahun 1959.
Panitia penerjemahannya terdiri dari tenaga-tenaga ahli berasal dari Belanda, Swiss, dan Indonesia (dari suku Tapanuli, Jawa, Minahasa, dan Timor). Turut membantu dalam proyek penerjemahan ini antara lain adalah J.W. Saragih dan P.S. Naipospos. Penerjemahan TB dilakukan langsung dari bahasa aslinya, yaitu bahasa Ibrani versi Biblia Hebraica Kittel (Perjanjian Lama) dan bahasa Yunani versi Nestle Aland (Perjanjian Baru).[1]
Edisi percobaan karya panitia ini diterbitkan secara bertahan mulai tahun 1959, berbentuk beberapa kitab dalam ukuran saku. Akhirnya setelah dua kali tertunda, proyek penerjemahan ini diselesaikan pada tahun 1970 dan Perjanjian Barunya diterbitkan pada tahun 1971, Perjanjian Lamanya pada tahun 1974.
Karena memang baru, maka terbitan itu dinamakan TERJEMAHAN BARU, singkatnya TB, sedangkan terjemahan Alkitab versi Bode-Klinkert yang lebih lama tadi dengan sendirinya disebut sebagai Terjemahan Lama. Jadi, singkatan TB mengacu kepada terjemahan Alkitab yang dibuat oleh Lembaga Alkitab Indonesia dan yang beredar sejak tahun 1975 sampai sekarang. Terjemahan bernama TB itu "formal", bahkan boleh disebut "harfiah", sebab bertujuan mempertahankan sejauh mungkin bentuk asli teks Kitab Suci. Akibatnya, terjemahan itu agak kaku dan tidak selalu mudah dipahami, walaupun cukup sesuai buat studi.
Selama rentang waktu ketika Kitab Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru diterbitkan, terdapat sebuah terjemahan Perjanjian Baru lain yang diterbitkan di Indonesia, bukan oleh LAI, yaitu Perjanjian Baru Bouma, sedangkan proyek penerjemahan Perjanjian Lama Groenen tidak berhasil diselesaikan.
Kritik Penerjemahan
Mengingat LAI adalah lembaga penerjemah dokumen ke dalam bahasa Indonesia, maka hasil terjemahannya tidak luput dari ktitikan. Kritikan mengalir baik dari pihak internal Kristen, maupun dari luar Kristen atau dari pihak Muslim dengan tujuan perbaikan.
Belakangan muncul juga dari pihak akademisi atau pemerhati pengunaan bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan. Semua masukkan ini bertujuan untuk perbaikan sehingga bisa mendapatkan hasil terjemahan yang lebih baik, yang mengikuti tata bahasa dan definisi kata yang lebih tepat. Di dalam webinar yang dibuat oleh LAI, 28 April 2021, dengan judul "Seberapa Akuratkah Terjemahan Teks Alkitab kita?", seorang rohaniawan dan akademisi, Romo Aldo Tulung Allo memberikan masukkannya terkait kesalahan terjemahan pada TB (Terjemahan Baru) LAI yang belum memenuhi kaidah tata bahasa seperti yang tertuang di dalam PUEBI (Peraturan Umum Ejaan Bahasa Indonesia). Selain itu pemilihan diksi atau kata di dalam terjemahan tersebut juga harus dikoreksi karena tidak memakai definisi yang tepat sesuai KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia).
Disesuaikan menurut PUEBI
Ada beragam kesalahan terjemahan ini saat dilihat dari sudut pandang tata bahasa Indonesia. Misalnya pemakaian huruf kapital dan tanda baca yang keliru.
TB mencatat adanya perbedaan makna saat suatu kata dituliskan ke dalam huruf kapital, ini tidak pernah ada di dalam aturan PUEBI. Misalnya kata Tuhan menjadi TUHAN. Kemudian kata Allah menjadi ALLAH dan allah. Suatu kata ditulis baik dalam huruf kecil maupun kapital memiliki makna yang sama[2].
TB juga salah dalam menuliskan kalimat dalam bahasa lain yang seharusnya disalin dengan huruf miring. Seperti tercatat dalam ayat Mar 15:34 ini:
Dan pada jam tiga berserulah Yesus dengan suara nyaring: "Eloi, Eloi, lama sabakhtani?", yang berarti: Allahku, Allahku, mengapa Engkau meninggalkan Aku?
Seharusnya penggalan kalimat Eloi, Eloi, lama sabakhtani disalin dengan huruf miring sesuai ketetapan di PUEBI[2].
TB banyak sekali salah pada pemilihan tanda baca sebelum tanda kutip. Seharusnya sebelum tanda kutip didahului oleh tanda koma (,), bukan tanda titik dua (:)[2]. Ini terdapat pada ayat Mat 10:42, 11:7,9, dll. Selain tanda koma, ada juga kesalahan pemakain tanda baca lain.
Disesuaikan menurut KBBI
Kritikan masuk juga karena TB membuat definisi yang berbeda sehingga kata-kata terjemahannya tidak tepat seperti yang tertuang di dalam KBBI. Misalnya kata Tuhan, Tuan, dan Allah yang dibuat memiliki definisi beragam. Perhatikan definisi kata-kata ini di dalam KBBI dan kata salinannya dalam bahasa Ibrani dan Yunani seharusnya.
No | Kata | Defisi dalam KBBI | Padanan dalam Ibrani | Padanan dalam Yunani | Ayat pada Naskah Ibrani & Yunani | Catatan |
---|---|---|---|---|---|---|
1 | Tuhan |
|
El dan Elohim (mengacu kepada bangsa Israel). | Theos | El ada pada ayat Kej 35:7, 11, Yos 19:38, dst.
. |
TB menyalin dengan nama Allah. Ini adalah salinan salah seharusnya memakai Tuhan. |
2 | Tuan |
|
Adon | Kyrios/Kurios | Adon ada pada ayat Kej24:10,12, 14, dst.
|
TB sudah benar dengan menyalin dengan kata Tuan karena merujuk pada manusia bukan Tuhan. |
3 | Pemilik | n yang memiliki; yang empunya: dialah yang menjadi ~ kebun itu | Adonai yang merujuk kepada Tuhan YHWH. | Kurios | Adonai ada pada ayat Kej 15:2,8, 18:27, dst.
|
TB mencatat kata Adonai diganti dengan Tuhan, ini kurang tepat namun bisa diterima.
|
3 | Allah | n nama Tuhan dalam bahasa Arab; pencipta alam semesta Yang Mahasempurna; Tuhan Yang Maha Esa yang disembah oleh orang yang beriman: demi --; hamba --; insya --; karena -- | Allah | Allah | Tidak ada ayat memuat kata ini | TB mencatat ribuan nama ALLAH, Allah, dan allah yang seharusnya tidak muncul. |
4 | Ilah | n Ar sembahan; yang disembah[3] | El, Eloah, Elohim (mengacu kepada bangsa Israel). | Theos | El ada pada ayat Kej 35:7, 11, Yos 19:38, dst.
|
TB menyalin dengan nama Allah. Ini adalah salinan salah seharusnya memakai Tuhan. |
5 | YHWH | Belum ada definisinya, ini adalah salah satu nama Tuhan bangsa Israel dalam Kitab Perjanjian Lama[4]. | YHWH | Nama ini tidak dicatat, sering diganti dengan Kurios | Ada ribuan di dalam Kitab PL, namun tidak ada 1 pun di dalam Kitab PB Yunani. | TB menyalin dengan kata TUHAN dalam Kitab PL, seharusnya tetap disalin menjadi nama apa adanya sesuai pada naskah, misalnya Yehowa atau Yehwah. |
Kata Allah adalah suatu nama, sehingga seharusnya tidak berubah. Jadi karena nama ini tidak ada di dalam naskah referensi terjemahan, maka di dalam terjemahan bahasa Indonesia yang baik, seharusnya nama ini tidak muncul. Ada banyak kata Allah yang seharusnya diganti dengan kata Tuhan dalam TB ini.
Nama YHWH dalam budaya Yahudi sering diucapkan menjadi Adonai atau Hashem[4], namun budaya ini tidak ada di dalam PUEBI, sehingga nama ini seharusnya disalin sama dengan apa yang tercatat di dalam referensi naskanya. Nama YHWH tidak tercantum di dalam naskah PB Yunani, diganti dengan kata Kyrios, ini bukanlah nama namun bermakna Pemilik/Tuan. Karena kata Tuan dalam KBBI mengacu hanya kepada manusia, maka seharusnya bisa disalin dengan kata Pemilik.
Kata ilah dan Tuhan sebenarnya bermakna sama.
Frasa YHWH (Yehowa) Elohim seharusnya diganti menjadi YHWH (Yehowa) Tuhan,
TB juga memilih kata-kata tidak baku seperti kata isteri seharusnya istri (Kej2:24, 2:25, 3:8, 3,17, dst), mezbah seharusnya mazbah (Kej8:20, 12:7, 12:8, 13:4, dst), sorga seharusnya surga (Kej 28:17, Ul26:15, 1 Raja8:30, 8:32, 34, 36, dst), dll.
Galeri
-
Yohanes 3-4
Pranala luar
Referensi
- ^ Is Our Translation of 'Allah' Inconsistent, Insensitive and Inaccurate?
- ^ a b c Kementrian Pendidikan dan Budaya, Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa (2016). PUEBI (PDF). Jakarta: Kementrian Pendidikan dan Budaya. hlm. 39.
- ^ Jones, Russell (2008). Loan-words in Indonesian and Malay. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia.
- ^ a b McLaughlin, J. F. "NAMES OF GOD". Jewish Encyclopedia. Diakses tanggal 11/24/2021.