Kejadian 1:1, "Pada mulanya Allah menciptakan langit dan bumi", adalah ayat pertama dari pasal pertama Kitab Kejadian sekaligus menjadi ayat pembukaan Alkitab Ibrani maupun Alkitab Kristen. Menyatakan penciptaan alam semesta dan waktu oleh Allah. Ayat ini menjadi bahan perdebatan sengit antara kelompok yang mempercayai adalah Pencipta dan yang tidak mengakui adanya Pencipta, serta juga terlibat dalam diskusi mengenai teori Evolusi.

Kejadian 1:1
Pasal pertama kitab B'reshit, atau Kitab Kejadian, ditulis pada sebutir telur, koleksi Museum Israel.
KitabKitab Kejadian
KategoriTaurat
Bagian Alkitab KristenPerjanjian Lama
Urutan dalam
Kitab Kristen
1
ayat 2

Dalam terjemahan Inggris, muncul dua pandangan utama:

  1. Sebagai pernyataan bahwa alam semeta atau kosmos ini mempunyai permulaan mutlak (In the beginning God created the heavens and the earth; "Pada mulanya Allah menciptakan langit dan bumi").
  2. Sebagai pernyataan menggambarkan kondisi dunia ketika Allah mulai mencipta (When in the beginning God created the heavens and the earth...; Ketika pada mulanya Allah menciptakan langit dan bumi ...).

Pernyataan pertama sudah menjadi yang dominan sejak dahulu, dan berperan penting dalam pengembangan konsep bahwa Allah menciptakan alam semesta dari ketidakadaan (nothing), yaitu "creatio ex nihilo". Pada tahun-tahun terakhir ini muncul sejumlah pakar modern yang berpendapat bahwa pernyataan kedua ini mungkin lebih mendekati makna aslinya, meskipun pandangan ini tidak diterima luas.[1]

Bahasa Ibrani sunting

Ayat ini dalam teks Masoret adalah sebagai berikut:

Bahasa Ibrani: בראשית ברא אלהים את השמים ואת הארץ׃
Bahasa Ibrani yang diberi vokalisasi dan tanda baca (niqqud): בְּרֵאשִׁית, בָּרָא אֱלֹהִים, אֵת הַשָּׁמַיִם, וְאֵת הָאָרֶץ
Transliterasi Ibrani: beresyit bara elohim et ha·shamayim we·'et ha·'aretz.
Terjemahan Baru: Pada mulanya Allah menciptakan langit dan bumi.[2]

Statistik sunting

Sarjana Rusia, Ivan Panin (1855-1942), melakukan studi statistik pada ayat ini berdasarkan tulisan Ibrani dari Teks Masoret. Ia menemukan bahwa dalam ayat ini:

  • Terdapat 7 kata
  • Ketujuh kata ini terdiri dari 28 (4 x 7) huruf.
  • Ada 3 kata benda (Allah, langit dan bumi).
  • Jika huruf-huruf yang membentuk kata-kata benda ini digantikan dengan nilai angka dan dijumlahkan, maka hasilnya adalah 777 (111 x 7)!
  • Ada satu kata kerja: bara. Nilai huruf dari kata ini adalah 14 (2 x 7).
  • Kata Ibrani untuk 2 objek ("langit"; "dan bumi") masing-masing memiliki 7 huruf.
  • Nilai dari huruf paling depan, tengah dan paling belakang dari seluruh kalimat ini jumlahnya 133 (19 x 7).
  • Nilai dari huruf paling depan dan belakang dari kata pertama dan terakhir ayat ini jumlahnya 497 (71 x 7).
  • Nilai dari huruf paling depan dan belakang dari tiap kata di antaranya jumlahnya 896 (128 x 7)

Dicatat ada 30 variasi dari angka 7 dalam ayat ini.[3]

Pembacaan sunting

Pembacaan dari kanan ke kiri
B'RESHIT (Kejadian) 1:1[4]

בְּרֵאשִׁית, בָּרָא אֱלֹהִים, אֵת הַשָּׁמַיִם, וְאֵת הָאָרֶץ

1. Kata pertama: בְּרֵאשִׁית

בְּ = huruf bet (ב) ada tanda sheva (ְ) yaitu e dan tanda dagesh (ּ) yaitu penekanan ('), maka dibacanya be' (e yang ditekan menjadi è atau seperti beruk).

רֵ = huruf resh (ר) ada tanda tsere (ֵ) yaitu e, maka dibacanya "re".

א = huruf alef tanpa tanda, mati.

שִׁ = huruf shin (ש) ada tanda titik khusus shin (ׁ) dan tanda hiriq (ִ) yaitu i, maka dibacanya sy'i.

י = huruf yod, maka dibaca y -disambung sy'i, maka menjadi syi'y).

ת = huruf tav, maka dibaca t -disambung sy'iy, maka menjadi sy'iyt-.

jadi: בְּרֵאשִׁית dibaca "be'resy'iyt"

2. Kata kedua: בָּרָא

בָּ = huruf bet (ב) ada tanda dagesh yaitu penekanan (') dan tanda qamats (ָ) yaitu a, maka dibaca "b'a".

רָ = huruf resh (ר) ada tanda qamats (ָ) yaitu a, maka dibaca "ra".

א = huruf alef tanpa tanda, mati (dulunya dipakai untuk menandai suara "a").

jadi: בָּרָא dibaca "b'ara"..

3. Kata ketiga: אֱלֹהִים

אֱ = huruf alef (א) ada tanda hataf segol (ֱ) yaitu e, maka dibaca "e".

לֹ = huruf lamed (ל) ada tanda holam (ֹ) yaitu o, maka dibaca "lo".

הִ = huruf he (ה) ada tanda hiriq (ִ) yaitu i, maka dibaca "hi".

י = huruf yod, maka dibaca y -disambung hi, maka dibaca "hiy-".

ם = huruf akhiran mem dibaca m -disambung hiy, maka dibaca "hiym".

jadi: אֱלֹהִים dibaca "elohiym"..

4. Kata keempat: אֵת

אֵ = huruf alef (א) ada tanda tsere (ֵ) yaitu e, maka dibaca "e".

ת = huruf tav dibaca t -disambung e, maka dibaca "et".

jadi: אֵת dibaca "et"..

5. Kata kelima: הַשָּׁמַיִם

הַ = huruf he (ה) ada tanda patah (ַ) yaitu a, maka dibaca ha..

שָּׁ = huruf shin (ש) ada 3 tanda, tanda titik khusus shin (ׁ), tanda dagesh (ּ) yaitu penekanan (') dan tanda qamats (ָ) yaitu a, maka dibaca "sy'-a" (bacanya "double koma atas" - yaitu "benar-benar ditekan").

מַ = huruf mem (מ) ada tanda patah (ַ) yaitu a, maka dibaca "ma".

יִ = huruf yod (י) ada tanda hiriq (ִ) yaitu i, maka dibaca "yi".

ם = huruf akhiran mem, maka dibaca m -disambung yi, maka menjadi "yim".

jadi: הַשָּׁמַיִם dibaca "ha sy'a-mayim"..

6. Kata keenam: וְאֵת

וְ = huruf vav (ו) ada tanda sheva (ְ) yaitu e, maka dibaca "be" (ditulis Latinnya ve).

אֵ = huruf alef (א) ada tanda tsere (ֵ) yaitu e, maka dibaca "e".

ת = huruf tav dibaca t -disambung e, maka dibaca "et".

jadi: וְאֵת dibaca "b'et" (ditulis v'et).

7. Kata ketujuh: הָאָרֶץ

הָ = huruf he (ה) ada tanda qamats (ָ) yaitu a, maka dibaca "ha".

אָ = huruf alef (א) ada tanda qamats (ָ) yaitu a, maka dibaca a (dalam penulisan Ibrani ke Latin, tidak ada dobel huruf vokal, maka harus dipisah dengan tanda strip (-), jadi "ha'a".

רֶ = huruf resh (ר) ada tanda segol (ֶ) yaitu e, maka dibaca "re".

ץ = huruf akhiran tsadi, maka dibaca ts -disambung re, maka dibaca "rets".

jadi: הָאָרֶץ dibaca "ha'arets"

MAKA:

בְּרֵאשִׁית, בָּרָא אֱלֹהִים, אֵת הַשָּׁמַיִם, וְאֵת הָאָרֶץ

DIBACA:

"be'resy'iyt b'ara elohiym et ha sy'a-mayim b'et ha'arets"
(pada mulanya - mencipta - Allah - langit - dan - bumi)
"(Pada mulanya, Allah menciptakan langit dan bumi"

Analisis sunting

Bereishit sunting

Pada mulanya [dari]...

Kata pertama b'reishit, atau Bereishit ( בְּרֵאשִׁית ) mengandung elemen-elemen:

  • be- ("pada / di dalam")
  • -reish / rosh- (ראש, "kepala", "ujung")
  • -it ית, tanda gramar yang bermakna "dari" atau "daripada".

Kata sandang definitif (yaitu yang sepadan dengan kata bahasa Inggris "the") tidak tertera meskipun maknanya sudah terkandung di sini. Arti harafiah kata yang lengkap adalah "pada ujung [dari]", atau diterjemahkan lebih baik sebagai, "pada permulaan [dari]". Bentuk yang sama ditemukan di sejumlah bagian Alkitab Ibrani, biasanya menunjukkan permulaan pemerintahan. Dengan demikian kata pertama ini menyiratkan "awal mula munculnya waktu" atau "permulaan masa".[5]

"Pada mulanya" di sini adalah tegas dan mengarahkan perhatian kepada suatu permulaan yang nyata. Agama-agama kuno lainnya ketika membicarakannya menunjukkan bahwa penciptaan itu dilaksanakan dengan sesuatu yang sudah ada. Mereka melihat sejarah sebagai siklus kejadian yang berulang-ulang terus. Alkitab memahami sejarah sebagai satu garis lurus dengan arah yang ditetapkan oleh Allah dalam peranan-Nya selaku Pencipta. Allah mempunyai rencana dalam penciptaan, dan itu akan diwujudkan-Nya. Berbagai implikasi muncul dari kebenaran yang dinyatakan oleh ayat Alkitab yang pertama.

  1. Karena Allah adalah sumber dari segala sesuatu yang ada, manusia dan alam tidak berdiri sendiri, tetapi menerima keberadaan dan kelangsungannya dari Dia.
  2. Seluruh keberadaan dan hidup adalah baik jikalau terkait secara benar dengan-Nya dan bergantung pada-Nya.
  3. Seluruh hidup dan ciptaan dapat penuh makna dan arti selalu.
  4. Allah memiliki hak berdaulat atas seluruh ciptaan karena Dia Penciptanya. Di dalam dunia yang telah jatuh, Allah menuntut hak-hak-Nya melalui penebusan (Keluaran 6:6; 15:13; Ulangan 21:8; Lukas 1:68; Roma 3:24; Galatia 3:13; 1 Petrus 1:18).[6]

bara sunting

[ia] mencipta/menciptakan ...

Kata kedua adalah kata kerja Ibrani bara (ברא). Merupakan bentuk maskulin, sehingga menyiratkan pelaku adalah seorang laki-laki. Keunikan kata kerja ini adalah hampir selalu digunakan dengan "Allah" sebagai subjek, artinya hanya Allah yang dapat melakukan "bara" ("mencipta"). Merupakan keunikan kata kerja bagi karya penciptaan Allah pada Kejadian 1, berbeda dengan Kejadian 2 di mana kata "bara" tidak pernah dipakai. Dalam masa modern, artinya bukan hanya "menciptakan" melainkan juga, "memisahkan" atau "mengkhususkan (peran)" - misalnya, dalam penciptaan Adam dan Hawa, Allah mengkhususkan peran jenis kelamin menjadi "laki-laki dan perempuan".[7].

Elohim sunting

Allah...

Elohim ( אלהים) adalah kata generik untuk "Allah", baik Allah Israel maupun dewa-dewa atau ilah-ilah bangsa-bangsa lain. Digunakan dalam seluruh Kejadian 1, dan berbeda dengan istilah Elohim YHWH, "TUHAN Allah", yang dipakai dalam Kejadian 2.

et hashamayim ve'et ha'aretz sunting

...[dari] langit dan bumi...

Et ( אֵת ) adalah kata sandang yang digunakan di depan objek (pelengkap penderita) suatu kata kerja; dalam hal ini, menunjukkan bahwa "langit dan bumi" (secara kiasan bermakna "segala sesuatu") adalah yang "diciptakan". Kata ha mendahului shamayim (langit, bentuk jamak) dan aretz (bumi) adalah kata sandang definitif, sama dengan kata Inggris "the". Shamayim mengandung akhiran -im, menunjukkan bentuk jamak. Jadi "langit" di sini dapat merujuk kepada "cakrawala" maupun "ruang" alam semesta yang memiliki lebih dari satu tatanan. Aretz selain dipakai untuk "bumi", juga berarti "tanah" atau "negeri", ataupun juga "gumpalan tanah", sehingga di sini dapat merujuk kepada "zat" atau "materi" yang ada pada mulanya. Sejumlah pakar berpendapat bahwa aretz ini dapat merujuk kepada "zat mula-mula" yang mengalami pengembangan "ruang-waktu" dalam "Teori Ledakan Dahsyat" (Big Bang Theory).[8]

Bahasa Yunani sunting

Bahasa Indonesia sunting

 
Kejadian 1 yang pertama kali diterjemahkan ke dalam bahasa Melayu oleh Pdt. Daniel Brouwerius (1662)
Versi Kejadian 1:1
Terjemahan Baru (1974) Pada mulanya Allah menciptakan langit dan bumi.
Terjemahan Baru Edisi Kedua (2023) Pada mulanya Allah menciptakan langit dan bumi.
BIS/BIMK (1985) Pada mulanya, waktu Allah mulai menciptakan alam semesta,
Terjemahan Lama (1958) Bahwa pada mula pertama dijadikan Allah akan langit dan bumi.
AYT Draft Pada mulanya, Allah menciptakan langit dan bumi.
MILT (2008) Pada awalnya Allah menciptakan langit dan bumi.
FAYH (1989) PADA mulanya Allah menciptakan langit dan bumi.
Brouwerius (1662) Pada Moulanja Deos souda miara[9] Sourga,[10] dengan Boumi.[11]

Tradisi Kristen sunting

Menurut Injil Yohanes, Yesus Kristus yang disebut sang Firman itu hadir dalam penciptaan, karena Ia adalah Allah Pencipta itu sendiri, dan hal ini ditulis dalam permulaan Injil tersebut:

Pada mulanya adalah Firman; Firman itu bersama-sama dengan Allah dan Firman itu adalah Allah.[12]
Ia pada mulanya bersama-sama dengan Allah.[13]
Segala sesuatu dijadikan oleh Dia
dan tanpa Dia tidak ada suatupun yang telah jadi dari segala yang telah dijadikan.[14]

Lihat pula sunting

Referensi sunting

  1. ^ Bandstra 1999, hlm. 38-39.
  2. ^ Kejadian 1:1
  3. ^ Komentari Kejadian Diarsipkan 2016-03-04 di Wayback Machine.: Angka tujuh dalam Kejadian 1:1
  4. ^ Kejadian 1:1 dalam bahasa Ibrani
  5. ^ Blenkinsopp 2011, hlm. 3-31.
  6. ^ The Full Life Study Bible. Life Publishers International. 1992. Teks Penuntun edisi Bahasa Indonesia. Penerbit Gandum Mas. 1993, 1994.
  7. ^ Walton 2006, hlm. 183.
  8. ^ Big Bang Theory
  9. ^ (Attau jadiacan)
  10. ^ (Attau langit)
  11. ^ http://tuhan.ch/index.php/en/?option=com_content&view=article&layout=edit&id=12
  12. ^ Yohanes 1:1
  13. ^ Yohanes 1:2
  14. ^ Yohanes 1:3

Pustaka utama sunting

Pustaka tambahan sunting

  • Curzon, David. Modern poems on the Bible: an anthology. Phila: Jewish Publication Society, 1994.
  • Full translation of Rashi on Genesis 1:1
  • "Genesis 1:1." Online Parallel Bible. [1]
  • Jewish Publication Society. The Torah: The Five Books of Moses (3rd ed). Philadelphia: 1999.
  • Kselman, John S. “Genesis” in Harper’s Bible Dictionary.
  • Rosenbaum and Silberman. Pentateuch with Rashi’s Commentary.
  • The Oxford Annotated Bible with the Apocrypha
  • Torat Chaim Chumash. Mossad HaRav Kook. 1986
  • Urbach, Ephraim E. The Sages: the world and wisdom of the rabbis of the Talmud.
  • Von Rad, Gerhard. Genesis: A commentary. Phila: The Westminster Press, 1972
Didahului oleh:
Kejadian 1
Kitab Kejadian Diteruskan oleh:
Kejadian 2