Tetragrammaton

Tuhan Agama Yahudi

Tetragrammaton (Bahasa Yunani: τετραγράμματον kata dengan empat huruf) nama dalam bahasa Ibrani untuk Nama Tuhan, yang dieja (dalam huruf Ibrani); י (yod) ה (heh) ו (vav) ה (heh) atau יהוה (YHWH), tetragramaton adalah nama pribadi dari Tuhan orang Israel.

Huruf YHWH didalam sebuah lukisan Yunani tahun 1750.

Dari semua nama Tuhan di Perjanjian Lama, Tetragrammaton muncul paling sering, sebanyak 6.500 kali menurut Jewish Encyclopedia, namun menurut Biblica Hebraica dan Biblica Hebraica Stuttgartensia, teks asli dari Tulisan Ibrani yang ditulis dalam bahasa Ibrani dan bahasa Aram, berisi tulisan Tetragrammaton sebanyak 6.828 kali. Banyaknya penulisan Tetragramaton di dalam tulisan-tulisan tersebut mengindikasikan rujukan yang lebih pribadi terhadap jati diri Sang Penguasa. (Berlawanan dengan gelar yang tidak pribadi seperti "Tuhan" saja atau "Bapa"). Banyak pengkaji Alkitab melihat ini sebagai bukti bahwa penulis Alkitab (dan orang-orang Ibrani dan Israel kuno) melihat nama yang direpresentasikan dengan Tetragrammaton sangat penting dan sering digunakan dalam perkataan dan doa-doa sehari-hari. Dan untuk yang percaya bahwa Alkitab diinspirasikan oleh Tuhan, hal ini menunjukkan bagaimana perasaan-Nya terhadap nama pribadi-Nya.


Dalam Targum yang ditulis oleh Rabbi Saadia Gaon, beliau menuliskan Tetragrammaton sebagai אללה (Allah) yang secara kedua nama tersebut adalah sepadan. Salah satu contoh penerapannya adalah pada Kitab Keluaran tepatnya pada pasal 20 dan ayat 2, tertuliskan berikut: أنا الله ربك الذي أخرجك من أرض مصر من بيت العبودية "Ana Allah Rabbuka al-ladhi akhrajaka min ardi Misra min bayti al-'ubudiyyah". Memiliki arti, yaitu: "Aku adalah Allah, Tuhanmu yang telah mengeluarkanmu dari negeri Mesir, dari rumah perbudakan." [1]

Pengucapan YHWH

sunting

Dalam agama Yahudi, Tetragrammaton tidak diucapkan pada pembacaan tulisan suci dan doa, dan diganti dengan Adonai (Tuanku). Bentuk tertulis lain seperti ד׳ atau ה׳ dibaca Hashem (Sang Nama).

Tetragrammaton atau YHWH juga sering kali diucapkan oleh orang-orang Kristen sebagai Yahweh, Yehovah, Yehuwa, Yihweh, Jehoba dll. tergantung lidah si pembaca, dan ketersediaan huruf dalam aksara si penulis.

Dari Kitab Suci Peshitta yang dipelihara oleh Gereja Assyria kita bisa mengetahui bahwa Yesus dan para murid-Nya yang berbahasa Aramaik memiliki tradisi yang terus dilestarikan sampai sekarang dengan menyebut YHWH dengan istilah Marya. Nama Marya ini sebenarnya adalah gabungan dari 2 kata yaitu Mar (Tuan/Penguasa) dan Ya (Nama-Nya seperti dalam kata Haleluya. Contoh ayat dalam Peshitta:

  • Mat 4:7 ܐܡܪ ܠܗ ܝܫܘܥ ܬܘܒ ܟܬܝܒ ܕܠܐ ܬܢܣܐ ܠܡܪܝܐ ܐܠܗܟ (Yeshua berkata kepadanya, "Lagi ini tertulis, 'Janganlah Engkau menguji Marya Tuhanmu!'").
  • Mar 12:29 ܐܡܪ ܠܗ ܝܫܘܥ ܩܕܡܝ ܡܢ ܟܠܗܘܢ ܦܘܩܕܢܐ ܫܡܥ ܝܣܪܝܠ ܡܪܝܐ ܐܠܗܢ ܡܪܝܐ ܚܕ ܗܘ (Dan Yeshua berkata kepadanya, "Yang pertama dari semua perintah adalah, 'Dengarlah Israel, Marya Tuhan kita, Marya itu satu'").

Penulisan YHWH

sunting

Alkitab Ibrani

sunting
 
Tetragrammaton dalam aksara Paleo-Hebrew/bahasa Fenisia (abad ke-10 SM sampai 300 M), bahasa Aram kuno (abad ke-10 SM sampai abad ke-4 M) dan aksara kotak Ibrani (abad ke-3 SM sampai sekarang). Ditulis dari kanan ke kiri.

Tulisan Tetragrammaton muncul 6,828 kali dalam teks bahasa Ibrani dalam Biblia Hebraica maupun Biblia Hebraica Stuttgartensia, yaitu dua naskah Alkitab Ibrani lengkap tertua yang ada sekarang.[2] Di dalam Alkitab tersebut, kata ini tidak muncul hanya di Kitab Kidung Agung, Kitab Pengkhotbah dan Kitab Ester. Kata ini muncul pertama kalinya di Alkitab Ibrani di Kitab Kejadian pasal 2 ayat 4.[2][3][4] Huruf-huruf tersebut biasanya dibaca dari kanan ke kiri dalam Alkitab Ibrani, sehingga:

Ibrani Nama huruf Ejaan
י Yodh "Y"
ה He "H"
ו Waw "W" atau tempat huruf hidup "O"/"U"
ה He "H" (atau tidak dilafalkan bila di akhir kata)

Menurut kamus Brown-Driver-Briggs Lexicon, ada dua versi penulisan YHWH; yang pertama: יְהֹוָה (Qr אֲדֹנָי) muncul 6,518 kali, dan kedua: יֱהֹוִה (Qr אֱלֹהִים) muncul 305 kali dalam Teks Masoret.

Di Alkitab Ibrani muncul 6,823 kali menurut Jewish Encyclopedia, dan 6,828 kali masing-masing di dalam Biblia Hebraica maupun Biblia Hebraica Stuttgartensia, yaitu teks kuno Alkitab Ibrani. Jumlah ini cukup menakjubkan jika dibandingkan dengan gelar Tuhan yang lain: Tuhan (2,605), Mahakuasa (48), Tuan/Penguasa (40), Pencipta (25), Khalik (7), Bapa (7), Tuhan yang dari dulu kala (3) and Pembina Agung (2). Diarsipkan 2012-03-15 di Wayback Machine.

Alkitab Aramaik (Peshitta)

sunting

Baik dalam Peshitta Tanakh[5] maupun PB, Tetragrammaton selalu disalin dengan huruf Mem, Resh, Yud, dan Alip (ܡܪܝܐ) dibaca menjadi Marya atau Maryah.

Gulungan Laut Mati dan Teks Aramaik

sunting
 
Prasasti Mesha Stele dari Moab (840 SM) mengandung Nama Tuhan Ibrani – YHWH. Dianggap kutipan tertua di luar naskah Ibrani

Penemuan gulungan laut mati dalam gua-gua di Qumran, menambah pengertian penggunaan kata ini.[6] Tulisan dalam gulungan ini tidak diberi tanda baca untuk huruf hidup. Dalam banyak gulungan, kata tetragrammaton selalu ditulis dalam huruf Ibrani kuno (Paleo-Hebrew alphabet), menunjukkan bahwa Nama ini diperlakukan khusus.[7]

Hilangnya Tetragrammaton dalam Septuaginta

sunting

Studi Septuaginta menunjukkan bahwa Nama Kudus ini ada dalam teks Ibrani yang mereka pakai sebagai dasar penerjemahan. Dr. Sidney Jellicoe menyimpulkan bahwa "Paul E. Kahle dengan tepat berpendapat bahwa teks LXX [= Septuaginta] ditulis oleh orang Yahudi untuk orang Yahudi, mempertahankan Nama Kudus dari abjad Ibrani Kuno (Palaeo-Hebrew atau Aramaik) atau dalam salinan langsung huruf Yunani ΠΙΠΙ. Penggantian dengan Κύριος (Kyrios atau "Tuan/Penguasa") merupakan inovasi orang Kristen."[8] Jellicoe menyusun bukti dari sejumlah pakar lain (B. J. Roberts, Baudissin, Kahle and C.H. Roberts) dan berbagai bagian Septuaginta untuk menarik kesimpulan bahwa: a) tidak adanya pemakaian "Adonai" dalam teks menunjukkan istilah "Kyrios" baru dipakai kemudian, b) dalam Septuaginta "Kyrios", atau bahasa Inggris "Lord" (sama-sama berarti "Tuan" atau "Penguasa"), digunakan untuk mengganti Nama YHWH, dan c) Tulisan Tetragrammaton muncul dalam naskah asli, tetapi penyalin Kristen tidak menyalinnya. Hal ini menyebabkan Tetragrammaton lambat laun hilang dari terjemahan-terjemahan Alkitab berbahasa Yunani, kemudian tidak dikenal pada terjemahan ke bahasa-bahasa lainnya.

Pakar dan penerjemah Alkitab pada abad-abad permulaan seperti Eusebius dan Hieronimus (=Jerome; penerjemah Alkitab Latin Vulgata) menggunakan Hexapla. Keduanya menyatakan pentingnya Nama Kudus dan bahwa naskah-naskah yang paling tepercaya mengandung Tetragrammaton dalam huruf-huruf Ibrani.

Terjemahan ke dalam berbagai bahasa di Eropa dari Septuaginta cenderung mengikuti kebiasaan Yunani dan menggunakan terjemahan kata "Tuan", misalnya: Latin "Dominus", Jerman "Der Herr", Polandia "Pan", Inggris "The Lord", Prancis "le Seigneur", dan seterusnya. Terjemahan Inggris yang memilih menyalin YHWH antara lain: Legacy Standard Bible (Yahweh), Holman Christian Standard Bible (Yahweh), American Standard Version (Jehovah), Literal Standard Version (YHWH), World English Bible (Yahweh), dan Young's Literal Translation (Jehovah).

Empat huruf ini biasanya ditransliterasi dari bahasa Ibrani sebagai IHVH dalam bahasa Latin, JHWH in bahasa Jerman, bahasa Prancis dan bahasa Belanda, serta JHVH/YHWH dalam bahasa Inggris. Sering juga ditulis sebagai "Yahweh" atau "Jehovah", berdasarkan bentuk Latin,[9] meksipun teks Ibrani tidak mencantumkan huruf-huruf hidup.

Dalam terjemahan Inggris, kata "LORD", untuk YHWH, ditulis dengan small cap yaitu huruf kecilnya dicetak sebagai huruf besar dengan ukuran lebih kecil, mengikuti tradisi Yahudi yang mengucapkan pembacaan tulisan YHWH dengan kata "Adonai" ("Tuan") yang tidak berani menyebut langsung tulisan YHWH dan sebagai pelaksanaan Sepuluh Perintah Tuhan untuk tidak menyebut nama "Tuhan" dengan sia-sia. Kata "haŠem", (atau Ha-Shem, artinya "Nama itu") juga sering dipakai dalam tradisi Yahudi. Di tradisi Samaria diganti dengan istilah "Šemå" (atau "Shema").

Papirus Magis

sunting

Dalam Naskah Papirus Magis Yahudi yang ditemukan di Mesir, tulisa Iave dan Iαβα (Yaba) sering dijumpai sebagai nama YHWH.[10] Salah satunya dalam bentuk heptagram ιαωουηε.[11][12]

Orang Kristen di Ethiopia memiliki daftar nama ajaib Yesus, antara lain memuat Yawe, yang ceritanya diajarkan oleh Yesus kepada murid-murid-Nya.[13]

Penggunaan dalam tradisi keagamaan

sunting

Gereja Assyria

sunting
 
Tetragrammaton karya Francisco Goya: "Nama Tuhan", YHWH di tengah-tengah segitiga; fresko Adoration of the Name of God, 1772.

Selain di Yerusalem, jemaat Yahudi Kristen di abad-abad awal bermukim di daerah Edessa dan Kerala India. Di Edessa dan Kerala India inilah kemudian berkembang menjadi Gereja Assyria yang memelihara Kitab Suci Aramaik Peshitta dan Liturgi dalam bahasa Aramaik juga. Jemaat ini tidak memakai naskah Septuaginta sebab mereka keturunan Yahudi yang sehari-hari berbahasa Aramaik. Mereka menerjemahkan Kitab Ibrani di abad 1 ke dalam Aramaik disebut Peshitta Tanakh[14] dan terus memelihara naskah-naskah kitab PB dalam Aramaik (disebut Peshitta PB) yang mereka yakini mereka terima dari tangan para rasul.[15]

Di dalam Kitab Peshitta dan liturgi mereka ini nama YHWH disalin menjadi MRYA, Mem, Resh, Yud, dan Alip dibaca turun-temurun menjadi Marya atau Maryah.

Ortodoksi Timur

sunting

Gereja Ortodoks Timur menganggap bahwa teks Septuaginta, yang menggunakan Κύριος (Lord, Tuan/Penguasa), merupakan teks otoritatif dari Perjanjian Lama,[16] dan dalam buku-buku liturgi serta doa mereka menggunakan Κύριος sebagai pengganti tetragrammaton dalam naskah yang berasal dari Kitab Suci.[17][18]:247–248

Katolisisme

sunting
 
Tetragrammaton pada timpanum Basilika St. Louis, Raja Prancis Katolik Roma di St. Louis, Missouri.

Dalam Gereja Katolik, edisi resmi pertama dari Nova Vulgata Bibliorum Sacrorum Editio, editio typica, yang diterbitkan oleh Vatikan pada tahun 1979, menggunakan nama tradisional Dominus pada sebagian besar tetragrammaton yang ada; namun digunakan juga nama Iahveh pada Tetragrammaton di 3 bagian:

Dalam Nova Vulgata Bibliorum Sacrorum Editio, editio typica altera edisi kedua, yang diterbitkan tahun 1986, nama Iahveh tersebut telah digantikan dengan Dominus,[22][23][24] sejalan dengan tradisi Katolik sejak dahulu yang menghindari penggunaan langsung dari Nama Yang Tak Terucapkan.

Pada 29 Juni 2008, Takhta Suci bereaksi terhadap masih adanya praktik pelafalan nama Tuhan, dalam liturgi Katolik, yang direpresentasikan dengan tetragrammaton tersebut. Sebagai contoh dari vokalisasi tersebut adalah "Yahweh" dan "Yehovah". Umat Kristiani awal dikatakannya mengikuti contoh dari Septuaginta yakni menggantikan nama Tuhan tersebut dengan "Tuan/Penguasa" (Lord), suatu praktik dengan implikasi teologis yang penting bagi mereka atas penggunaan nama "Tuhan" untuk merujuk pada Yesus, sebagaimana tertulis dalam Filipi 2:9-11 dan naskah Perjanjian Baru lainnya. Oleh karena itu diarahkan bahwa "dalam perayaan liturgi, dalam nyanyian dan doa, nama Tuhan dalam bentuk tetragrammaton YHWH tidaklah untuk digunakan atau dilafalkan"; dan terjemahan teks Kitab Suci untuk penggunaan liturgis harus mengikuti praktik Septuaginta Yunani dan Vulgata Latin, mengganti nama Tuhan tersebut dengan "Sang Tuan/Penguasa" (the Lord), atau "Tuhan" (God) dalam beberapa konteks tertentu.[25] Konferensi Uskup Katolik Amerika Serikat (USCCB) menyambut baik instruksi ini, dan menambahkan bahwa hal tersebut "memberikan juga suatu kesempatan untuk menjadi katekese bagi umat beriman sebagai suatu dorongan untuk menunjukkan penghormatan pada nama Tuhan dalam kehidupan sehari-hari, dengan menekankan kekuatan bahasa sebagai suatu tindakan devosi dan penyembahan".[26]

Referensi

sunting
  1. ^ Gaon, Saadia. "Sefaria". Sefaria. Diakses tanggal 2024-05-28. 
  2. ^ a b "Importance of the Name". Insight on the Scriptures. vol. 2. Watchtower Bible and Tract Society of Pennsylvania. 1988. hlm. 8. 
  3. ^ Kejadian 2:4
  4. ^ The Bible translator. vol. 56. United Bible Societies. 2005. hlm. 71. ; Nelson's expository dictionary of the Old Testament. Merrill Frederick Unger, William White. 1980. hlm. 229. 
  5. ^ "Aramaic Pshitta Tanakh in English פשיטתא | B'nai Mikra". pshitta.com. Diakses tanggal 2023-07-18. 
  6. ^ "Jehovah","Insight from scriptures", The Watch Tower bible and tract society of Pennsylvania
  7. ^ Nama Tuhan Allah
  8. ^ Sidney Jellicoe, Septuagint and Modern Study (Eisenbrauns, 1989, ISBN 0-931464-00-5) pp. 271, 272.
  9. ^ Dalam bahasa Latin, tidak dibedakan antara huruf 'Y' ('I') dan 'J', maupun 'W' dan 'V'.
  10. ^ B. Alfrink, La prononciation 'Jehova' du tétragramme, O.T.S. V (1948) 43-62.
  11. ^ K. Preisendanz, Papyri Graecae Magicae, Leipzig-Berlin, I, 1928 and II, 1931.
  12. ^ Footnote #9 from page 312 of the 1911 E.B. reads: "See Deissmann, Bibelstudien, 13 sqq."
  13. ^ Footnote #10 from Page 312 of the 1911 E.B. reads: "See Driver, Studia Biblica, I. 20." Encyclopædia Britannica, 11th edition (New York: Encyclopædia Britannica, Inc., 1910–11), vol. 15, pp. 312, in the article "JEHOVAH".
  14. ^ "Introduction to the Aramaic Jewish Bible - Pshitta Tanakh". pshitta.com. Diakses tanggal 2023-07-18. 
  15. ^ "Mengacu pada .... orisinalitas teks Peshitta, sebagai Patriark dan Kepala Gereja Kerasulan dan Katolik Kudus di Timur, kami ingin menyatakan, bahwa Gereja Timur menerima kitab suci dari tangan para Rasul yang terberkati sendiri dalam bahasa Aram asli, bahasa yang diucapkan oleh Tuhan kita Yesus Kristus sendiri, dan bahwa Peshitta adalah teks Gereja Timur yang diturunkan dari zaman Alkitab tanpa ada perubahan atau revisi." Yang Mulia, Mar Eshai Shimun, Catholicos Patriarch of the Church of the East, 5 April, 1957
  16. ^ (Inggris) The Septuagint
  17. ^ (Inggris) Eugen J. Pentiuc. The Old Testament in Eastern Orthodox Tradition, p. 77. Oxford University Press (February 6, 2014) ISBN 978-0-19-533123-3
  18. ^ (Inggris) "Fatherhood of God" in The Encyclopedia of Eastern Orthodox Christianity, 2 Volume Set, Editor John Anthony McGuckin. Wiley 2010 ISBN 978-1-4443-9254-8
  19. ^ (Latin) "Dixítque íterum Deus ad Móysen: «Hæc dices fíliis Israel: Iahveh (Qui est), Deus patrum vestrórum, Deus Abraham, Deus Isaac et Deus Iacob misit me ad vos; hoc nomen mihi est in ætérnum, et hoc memoriále meum in generatiónem et generatiónem." (Exodus 3:15).
  20. ^ (Latin) "Dominus quasi vir pugnator; Iahveh nomen eius!" (Exodus 15:3).
  21. ^ (Latin) "Aedificavitque Moyses altare et vocavit nomen eius Iahveh Nissi (Dominus vexillum meum)" (Exodus 17:15).
  22. ^ (Latin) "Exodus 3:15: Dixítque íterum Deus ad Móysen: «Hæc dices fíliis Israel: Dominus, Deus patrum vestrórum, Deus Abraham, Deus Isaac et Deus Iacob misit me ad vos; hoc nomen mihi est in ætérnum, et hoc memoriále meum in generatiónem et generatiónem."
  23. ^ (Latin) "Exodus 15:3: Dominus quasi vir pugnator; Dominus nomen eius!"
  24. ^ (Latin) "Exodus 17:15: Aedificavitque Moyses altare et vocavit nomen eius Dominus Nissi (Dominus vexillum meum)"
  25. ^ (Inggris) "Letter of the Congregation for Divine Worship and the Discipline of the Sacraments (PDF)" (PDF). Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 2011-01-12. Diakses tanggal 2014-05-15. 
  26. ^ (Inggris) "United States Conference of Catholic Bishops Committee on Divine Worship (PDF)" (PDF). Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 2014-11-25. Diakses tanggal 2014-05-15. 

Pranala luar

sunting