Lewis Hamilton
Sir Lewis Carl Davidson Hamilton (lahir 7 Januari 1985) adalah seorang pembalap profesional berkebangsaan Britania Raya. Saat ini ia membalap untuk Mercedes di Formula Satu, setelah sebelumnya membalap untuk McLaren dari 2007 sampai 2012. Sekarang, ia memiliki gelar dunia terbanyak, yakni 7 (rekor dipegang bersama dengan Michael Schumacher), dan juga kemenangan (100), pole position (101), dan finis podium terbanyak (176).
Sir Lewis Carl Davidson Hamilton | |
---|---|
Lahir | 7 Januari 1985 Bekasi Indonesia |
Kebangsaan | Inggris |
Juara Dunia | 7 (2008), (2014), (2015), (2017), (2018) , (2019) , (2020) |
Menang | 105 |
Podium | 202 |
Total poin | 4862.5 |
Posisi pole | 104 |
Lap tercepat | 67 |
Lomba pertama | Grand Prix Australia 2007 |
Menang pertama | Grand Prix Kanada 2007 |
Menang terakhir | Grand Prix Rusia 2021 |
Lomba terakhir | Grand Prix Meksiko 2021 |
Klasemen 2020 | 1 |
Hamilton sempat menjadi juara dunia termuda sepanjang sejarah F1, pada saat ia berhasil merebut gelar juara dunia pada tahun 2008 dalam usia 23 tahun, 9 bulan, dan 26 hari, sehingga memecahkan rekor Fernando Alonso yang berusia 24 tahun dan 59 hari ketika meraih gelar juara dunia pada musim 2005.
Kariernya di dalam Kejuaraan Dunia F1 dimulai pada tahun 2007, ketika ia ditunjuk sebagai rekan setim Fernando Alonso di dalam tim McLaren. Debut F1 pertamanya adalah pada Grand Prix Australia 2007 yang digelar pada tanggal 18 Maret 2007, dan ia finis di ututan ketiga.
Lewis Hamilton adalah pembalap pertama Formula 1 yang berkulit gelap. Ibu Hamilton, yaitu Carmen Brenda Larbalestier, menikah dengan seorang pria berkulit gelap asal Inggris yang bernama Anthony Hamilton, yang membuat Hamilton mewarisi kulit gelap dari sang ayah. Orang tua Hamilton berpisah ketika ia masih berusia 2 tahun, sehingga membuat Hamilton harus tinggal bersama dengan ibu dan kedua saudara tirinya. Namun, ia kemudian pindah bersama dengan ayahnya ketika berusia 12 tahun.
Ketika ia masih berusia 9 tahun, Hamilton terhenyak mendengar kematian idolanya (sekaligus inspirator-nya), yaitu Ayrton Senna, yang tewas akibat kecelakaan fatal di tikungan Tamburello pada lomba Grand Prix San Marino 1994 di Autodromo Enzo e Dino Ferrari (Sirkuit Imola), Imola, Italia, yang terjadi pada tanggal 1 Mei 1994, yang disampaikan oleh ayahnya pada saat ia lomba selesai di Sirkuit Rye House pada saat membalap di go-kart.
Hammy, demikian ia biasa dipanggil, memulai karting ketika usianya masih 8 tahun. Setelah memenangkan beberapa kejuaraan karting, ia dikontrak sebagai pembalap oleh tim McLaren, sehingga membuat kariernya terus berkembang.
Perjalanan karier Hamilton memang sempat diwarnai beberapa kontroversi. Mulai dari terlibat perseteruan dengan mantan rekan setimnya di dalam tim McLaren, yaitu Fernando Alonso, hingga menjadi korban aksi rasis di Spanyol pada awal tahun 2008.
Pada Grand Prix Brasil 2008, Lewis Hamilton berhasil menjadi juara dunia F1 yang pertama dari ras kulit hitam, setelah mampu finis di P5, dan di dalam klasemen akhir Kejuaraan Dunia Pembalap, ia unggul hanya satu angka saja atas Felipe Massa.
Terhitung mulai dari musim 2013, Lewis Hamilton akan memperkuat tim Mercedes GP, dengan menggantikan posisi Michael Schumacher. Hamilton berujar bahwa ia sudah cukup puas dengan pencapaiannya selama di tim McLaren, dan ingin mencari tantangan baru di tim lainnya.
Pada saat era turbo-hybrid, ia berhasil meraih gelar juara dunia untuk yang kedua kalinya pada musim 2014. Pada musim 2015, ia berhasil meraih gelar juara dunia untuk yang ketiga kalinya, dan menyamai idolanya, yaitu Ayrton Senna, dengan gelar juara dunia ketiga kalinya. Setelah Nico Rosberg pensiun secara permanen sebagai seorang pembalap mobil profesional, pembalap Ferrari, yaitu Sebastian Vettel, menjadi saingan terdekat Hamilton dalam dua pertarungan kejuaraan dunia yang intens, dan Hamilton dua kali membalikkan defisit poin pada pertengahan musim untuk mengklaim gelar juara dunia secara berturut-turut untuk yang keempat dan kelima kalinya dalam kariernya pada 2017 dan 2018. Pada musim 2019, untuk menyelesaikan hat-trick gelar juara dunia secara berturut-turut, menambah jumlah keseluruhannya menjadi enam gelar juara dunia, terbanyak kedua setelah Michael Schumacher. Pada musim 2020, Hamilton mencapai prestasi podium yang ke-156 di Grand Prix Spanyol 2020, dan sekaligus juga memecahkan rekor podium Schumi dengan perolehan sebanyak 155 podium, dan mencapai rekor kemenangan-nya yang ke-91, menyamai rekor kemenangan Schumi di Grand Prix Eifel 2020, lalu Hamilton memecahkan rekor sepanjang masa Schumi dengan rekor kemenangan-nya yang ke-92 di Grand Prix Portugal 2020, dan kemudian meraih gelar juara dunia untuk yang ketujuh kalinya di Grand Prix Turki 2020, dengan menyamai rekor sepanjang masa Schumi.
Kehidupan pribadi dan edukasi
Hamilton lahir di 7 Januari 1985 di Stevenage, Hertfordshire, Inggris.[2] Ayahnya, Anthony Hamilton, berkulit hitam dan berasal dari Grenada, dan ibunya, Carmen Larbalestier, berkulit putih, membuat Hamilton memiliki ras campuran;[3] Hamilton sendiri mengaku sebagai kulit hitam.[4] Orangtua Hamilton berpisah ketika ia berumur dua tahun, setelah ia hidup bersama dengan ibunya dan kakak tirinya, Samantha and Nicola, sampai umurnya 12 tahun.[5] Hamilton kemudian tinggal bersama ayahnya, ibu angkatnya, Linda, dan kakak tirinya Nicolas, yang juga seorang pembalap profesional. Hamilton dibesarkan sebagai orang Katolik.[6]
Ayah Hamilton membelikannya mobil remote control ketika dia berusia lima tahun.[7] Pada tahun berikutnya, Hamilton finis kedua di kejuaraan BRCA nasional melawan lawan dewasa. Menjadi satu-satunya balap anak kulit hitam di klubnya, Hamilton menjadi sasaran pelecehan rasis.[7] Ayah Hamilton membelikannya go-kart untuk Natal ketika dia berusia enam tahun dan berjanji untuk mendukung karir balapnya selama dia bekerja keras di sekolah. Untuk mendukung putranya, ayah Hamilton mengambil alih posisinya sebagai manajer TI dan menjadi kontraktor, terkadang mengerjakan hingga empat pekerjaan sekaligus termasuk pekerjaan sebagai penjual kaca ganda, pencuci piring, dan memasang tanda untuk agen-agen real estate.[8] Ayah Hamilton kemudian mendirikan perusahaan IT sendiri.[9] Dia terus menjadi manajer Hamilton hingga awal 2010.[10]
Hamilton dididik di The John Henry Newman School, sebuah sekolah menengah Katolik dengan bantuan sukarela di Stevenage.[11] Pada usia lima tahun, Hamilton belajar karate untuk membela diri sebagai akibat dari intimidasi di sekolah.[12] Dia juga pernah dikeluarkan dari sekolah ketika dia secara keliru dituduh telah menyerang sesama siswa yang dirawat di rumah sakit karena luka-luka mereka.[13] Selain balap, ia bermain sepak bola asosiasi untuk tim sekolahnya dengan pemain internasional Inggris, Ashley Young.[9] Hamilton, seorang penggemar Arsenal, mengatakan bahwa jika Formula Satu tidak berhasil untuknya, dia akan menjadi pemain sepak bola atau pemain kriket, setelah memainkan keduanya untuk tim sekolahnya.[14] Pada Februari 2001, ia mulai belajar di Cambridge Arts and Sciences (CATS), sebuah perguruan tinggi swasta kelas enam di Cambridge.[15]
Kematian sang idola
Grand Prix San Marino 1994, seri ketiga Formula Satu musim 1994 di Autodromo Enzo e Dino Ferrari, Imola, Emilia-Romagna, Italia. Sang idolanya, Ayrton Senna sang juara dunia tiga kali yang saat itu membela tim Williams setelah Alain Prost pensiun di akhir musim 1993. Namun, saat musim terburuk bagi Senna, ia nilai mobil Benetton B194 dikendarai Schumi menggunakan sistem kontrol traksi ilegal memenangkan Grand Prix Brasil 1994 dan Grand Prix Pasifik 1994.
Pada Jumat 29 April 1994 pada sesi latihan bebas, Rubens Barrichello mengalami kecelakaan serius di Variante Bassa chicane ketika mobilnya terbang keluar lintasan sebelum kemudian menabrak dinding dan pagar ban. Rubinho menderita patah hidung dan lengan dan kemudian menarik diri dari sisa sesi di lomba tersebut. Rubinho melaporkan bahwa Senna adalah orang pertama yang ia lihat setelah sadar.
Keesokan harinya pada Sabtu 30 April 1994 pada sesi kualifikasi, Senna menempati pole position untuk lomba besok. Namun, Senna cukup gusar melihat kecelakaan fatal yang menewaskan pembalap rookie asal Austria, Roland Ratzenberger (Simtek-Ford) di tikungan Villeneuve dan penyebab kematian Ratzenberger adalah patah tulang tengkorak basilar. Kepala medis FIA, Profesor Sid Watkins yang menyarankan kepada Senna yang menangis bahwa ia harus berhenti dari kegiatan balap dan lebih baik memancing saja (hobi yang sama-sama mereka lakukan bersama). Namun Senna menjawab bahwa terus membalap adalah tugasnya dan tidak bisa dihentikan.
Pada Minggu 1 Mei 1994 yang bertepatan dengan peringatan Hari Buruh Sedunia, Senna berhasil mempertahankan pimpinan lomba dari Schumi, tetapi prosesnya segera terganggu oleh kecelakaan selepas start. Pembalap JJ Lehto dari Benetton-Ford mengalami gangguan teknis dan ditabrak oleh Pedro Lamy dari Lotus-Mugen-Honda. Sebuah roda dan puing terbang dan mendarat di tribun utama, melukai delapan penonton dan seorang polisi. Safety car yang merupakan versi sports dari sedan keluarga menengah Opel Vectra, dikerahkan selama beberapa putaran.
Ketika Senna mengitari area tikungan Tamburello yang berkecepatan tinggi pada lap 7, mobilnya tiba-tiba keluar lintasan dalam kecepatan sekitar 307 km/j (191 mil/j) dan terus melaju dalam keadaan lurus dan kemudian menabrak dinding beton penahan dalam kecepatan sekitar 233 km/j (145 mil/j), setelah apa yang ditunjukkan telemetri sebagai aplikasi rem selama sekitar dua detik. Bendera merah ditunjukkan sebagai konsekuensi dari kecelakaan itu.
"Dia tampak tenang. Saya mengangkat kelopak matanya dan jelas dari pupilnya bahwa ia mengalami cedera otak yang parah. Kami mengangkatnya dari kokpit dan membaringkannya di tanah. Ketika kami melakukannya, dia menghela nafas dan, meskipun saya tidak religius, saya merasakan jiwanya pergi pada saat itu."
—Sid Watkins merasakan jiwa Senna telah pergi.[16]
Dalam dua menit setelah tabrakan, Senna diekstraksi dari mobil balapnya oleh Watkins dan tim medisnya termasuk ahli anestesi perawatan intensif Giovanni Gordini. Perawatan awal dilakukan di samping mobil dengan Senna memiliki detak jantung yang lemah dan kehilangan darah yang signifikan (sekitar 4,5 liter). Karena kondisi neurologis Senna yang buruk Watkins melakukan trakeotomi di tempat dan meminta pengangkutan langsung Senna ke Rumah Sakit Maggiore di Bologna di bawah pengawasan Gordini.
Pada pukul 18:40 petang kepala departemen darurat rumah sakit, dokter Maria Teresa Fiandri membuat pengumuman bahwa Senna telah meninggal dunia, tetapi mengatakan waktu kematian resmi di bawah hukum Italia adalah pada pukul 14:17, yaitu ketika Senna menabrak dinding dan otaknya berhenti berfungsi. Watkins kemudian mengatakan bahwa begitu ia melihat mata Senna yang sepenuhnya membesar, ia tahu bahwa batang otaknya sudah tidak aktif dan ia tidak akan selamat.
Roda depan kanan dan suspensi diyakini terpental ke arah atas kokpit dan kemudian memukul Senna di sisi kanan helmnya dan memaksa kepalanya kembali ke sandaran kepala. Sepotong besi tegak yang melekat pada roda diyakini telah menembus helmnya sebagian dan membuat lekukan besar di dahinya. Selain itu, tampak bahwa potongan bergerigi dari unit tegak telah menembus pelindung helm tepat di atas mata kanannya. Senna mengalami patah tulang tengkorak yang fatal serta cedera otak dan arteri temporal yang pecah, pembuluh darah utama yang mensuplai wajah dan kulit kepala. Menurut Fiandri, salah satu dari tiga cedera ini kemungkinan akan menewaskannya.
Lebih dari sejuta rakyat Brasil menghadiri pemakaman Senna di Pemakaman Morumbi, São Paulo, Brasil. Pemerintah Brasil menyatakan hari berkabung selama tiga hari. Penggemar Brasil menganggap kematian Senna sebagai tragedi nasional dan jutaan orang menangisi kematiannya. Prost menjadi pengusung jenazah Senna dan Senna dimakamkan pada 5 Mei 1994. Max Mosley memilih pemakaman Ratzenberger di Maxglaner Friedhof, Salzburg, Austria pada 7 Mei 1994 bersama David Brabham, Johnny Herbert, Heinz-Harald Frentzen, Karl Wendlinger dan Gerhard Berger. Dalam konferensi pers sepuluh tahun kemudian Mosley berkata, "Roland telah dilupakan. Jadi saya pergi ke pemakamannya karena semua orang pergi ke Senna. Saya pikir penting bagi seseorang untuk pergi ke rumahnya."
"Aku sedang bersama ayahku saat mendengar kabar kematian Ayrton Senna. Aku sangat sedih tapi ayah tidak membiarkan aku menangis di depannya, jadi aku harus mencari tempat lain."
—Hamilton terhenyak mendengar kematian idolanya, Ayrton Senna yang saat itu ia berusia sembilan tahun yang telah disampaikan dari ayahnya saat lomba selesai di Sirkuit Rye House.[17][18][19]
Berita kematian Ayrton Senna itu disampaikan oleh ayahnya, Anthony kepadanya yang baru saja selesai balap Go-kart di Sirkuit Rye House. Seketika itu juga, Hamilton terhenyak mendengar kematian idolanya.
"Aku tidak bisa berhenti membayangkan apa yang telah terjadi. Inspirator saya (Ayrton Senna) telah mati. Dia seorang pahlawan super. Peristiwa itu menjadi titik balik dalam hidup saya dan membuat saya paham harus memaksimalkan bakat saya."
—Hamilton masih belum mempercayai kematian idolanya.
"Saya tahu sejak awal bahwa saking besar hasratnya sampai-sampai tidak satu pun yang dapat menghentikannya."
—Carmen Larbalestier mengatakan tentang kematian Ayrton Senna.
Pada sisa hari itu, Hamilton tetap belum percaya Ayrton Senna telah meninggal dunia. Ibunda-nya, Carmen, mengatakan peristiwa kematian Senna tidak mempengaruhi Hamilton. Bahkan, justru semakin mengobarkan semangat baginya untuk mengikuti jejak idolanya itu ke F1.
Gaya membalap
Ayrton Senna (sang idola, pahlawan dan inspirator-nya) adalah pengaruh besar pada gaya mengemudi Hamilton. "Saya pikir itu sebagian karena saya menonton [dia] ketika saya masih muda dan saya pikir ini adalah bagaimana saya ingin mengemudi ketika saya mendapatkan kesempatan' dan saya pergi ke sana dan mencobanya di trek kart. Seluruh pendekatan saya untuk balap telah berkembang dari sana". Dia telah dibandingkan dengan Senna dalam kecepatan tinggi. Pada tahun 2010, Hamilton mengendarai McLaren MP4/4 yang Senna meraih Juara dunia Formula Satu pertama kalinya sebagai bagian dari film dokumenter penghargaan oleh acara motoring BBC, Top Gear. Dalam film dokumenter itu, Hamilton, bersama dengan sesama pembalap, menyebut Ayrton Senna sebagai pembalap nomor satu.
Hamilton dianggap sebagai salah satu pembalap cuaca basah terbaik dalam olahraga, dengan beberapa penampilan terbaiknya terjadi dalam kondisi tersebut. Pada Grand Prix Inggris 2008, Hamilton mengalahkan Nick Heidfeld di tempat kedua dengan selisih satu menit, margin kemenangan terbesar yang dicatat sejak Grand Prix Australia 1995. Selama era turbo-hybrid, Hamilton tetap tak terkalahkan dalam setiap perlombaan yang dipengaruhi oleh cuaca basah dari Grand Prix Jepang 2014 hingga Grand Prix Jerman 2019, di mana rekor hampir lima tahunnya dipecahkan oleh Max Verstappen.
Keberagaman dan anti-rasisme
Hamilton adalah pendukung terkemuka melawan rasisme dan untuk meningkatkan keragaman dalam olahraga motor. Dia telah mempertanyakan politik rasial di Formula Satu pada beberapa kesempatan. Pada tahun 2011, setelah dipanggil ke steward dalam lima dari enam balapan pertama musim ini, Hamilton menyindir, "Mungkin karena saya berkulit hitam, itulah yang dikatakan Ali G." Pada tahun 2018, Hamilton mengkritik kurangnya keragaman di Formula Satu, menggambarkan bagaimana tidak ada yang berubah dalam sebelas tahun dalam olahraga sebelum mengatakan: "Anak-anak, orang-orang, ada begitu banyak pekerjaan dalam olahraga ini yang siapa pun, tidak peduli etnis atau latar belakang, bisa membuatnya dan cocok."
Hamilton berlutut sebelum setiap balapan yang ia ikuti di Formula Satu musim 2020 untuk mendukung gerakan Black Lives Matter dan mengenakan kaus bertuliskan slogan Black Lives Matter. Menyusul pembunuhan George Floyd saat ditangkap oleh Departemen Kepolisian Minneapolis yang supremasi kulit putih Derek Chauvin pada Mei 2020, yang memicu unjuk rasa nasional dan global, Hamilton mengkritik tokoh-tokoh terkemuka di Formula Satu karena diam tentang masalah ini, menulis di Instagram:
Saya melihat Anda yang diam, beberapa dari Anda adalah bintang terbesar namun Anda tetap diam di tengah ketidakadilan. Tidak ada tanda-tanda dari siapa pun di industri saya yang tentu saja merupakan olahraga yang didominasi kulit putih. Saya satu-satunya orang kulit berwarna di sana namun saya berdiri sendiri. [...] Saya akan berpikir sekarang Anda akan melihat mengapa ini terjadi dan mengatakan sesuatu tentang hal itu tetapi Anda tidak dapat berdiri di samping kami. Ketahuilah bahwa saya tahu siapa Anda dan saya melihat Anda. [...] Saya tidak berdiri dengan mereka yang menjarah dan membakar bangunan tetapi mereka yang memprotes secara damai. Tidak akan ada perdamaian sampai apa yang disebut pemimpin kita membuat perubahan. Ini bukan hanya Amerika, ini Inggris, ini Spanyol, ini Italia dan di mana-mana. [...] Cara minoritas diperlakukan harus berubah, bagaimana Anda mendidik orang-orang di negara Anda tentang kesetaraan, rasisme, klasisme dan bahwa kita semua sama. Kami tidak dilahirkan dengan rasisme dan kebencian di hati kami, itu diajarkan oleh orang-orang yang kami hormati.[7][20][21][22]
Menyusul komentar Hamilton, beberapa pembalap merilis pernyataan tentang pembunuhan George Floyd oleh Derek Chauvin dan menyuarakan dukungan mereka untuk gerakan Black Lives Matter, dan dukungan diungkapkan dari tokoh-tokoh lain dalam olahraga seperti Toto Wolff, kepala tim Mercedes. Ross Brawn, direktur pelaksana Formula Satu, mengatakan bahwa organisasi itu "mendukung [Hamilton] sepenuhnya", menggambarkan Hamilton sebagai "duta besar untuk olahraga". Dia mengakui bahwa komentar Hamilton "sangat sah" dan bahwa olahraga "dapat memberikan kesempatan lebih besar bagi kelompok minoritas dan etnis untuk terlibat dalam olahraga motor". Brawn menyatakan bahwa Formula Satu bekerja untuk meningkatkan keragaman dalam olahraga, dengan upaya yang ditargetkan untuk meningkatkan peluang mengemudi di tingkat akar rumput serta di semua peran di Formula Satu.
Selama akhir pekan Grand Prix Toskana 2020, termasuk di podium, Hamilton mengenakan T-shirt bertuliskan "Tangkap polisi yang membunuh Breonna Taylor" (bahasa Inggris: Arrest the cops that killed Breonna Taylor) di bagian depan dan "Sebutkan namanya" (bahasa Inggris: Say Her Name) dengan foto Taylor di bagian belakang, mengacu pada pembunuhan Breonna Taylor oleh Brett Hankison. Setelah penyelidikan, FIA mengumumkan bahwa hanya pakaian balap sampai ke leher yang dapat dikenakan di podium dan hanya pakaian tim resmi yang dapat dikenakan di media pen. Untuk mengantisipasi keputusan FIA, Hamilton mengatakan bahwa dia mengakui bahwa mereka memiliki "batas tertentu yang mereka rasa harus mereka kerjakan", tetapi dia "[tidak] menyesali satu momen pun" dan mengutip "sangat positif ... dukungan ... dari para penggemar".
Pada Juni 2020, diumumkan bahwa Hamilton telah membentuk Komisi Hamilton dengan Royal Academy of Engineering. Komisi tersebut telah dikembangkan sejak Desember 2019 tetapi diluncurkan secara publik bertepatan dengan meningkatnya minat media dan publik terhadap gerakan Black Lives Matter, dan pengawasan yang lebih besar terhadap ketidaksetaraan ras di masyarakat. Kemitraan dengan Royal Academy of Engineering didirikan untuk menemukan cara di mana motorsport dapat melibatkan lebih banyak orang muda dari latar belakang kulit hitam dengan mata pelajaran sains, teknologi, teknik dan matematika dan, pada akhirnya, mempekerjakan mereka di motorsport atau di sektor teknik lainnya.
Pada Mei 2021, Hamilton menjadi penerima pertama Laureus Athlete Advocate of the Year Award atas keterlibatannya dalam perang melawan rasisme. Berdasarkan rekomendasi dari Komisi Hamilton, pada Juli 2021, Hamilton meluncurkan Mission 44, sebuah yayasan amal yang dibuat untuk membantu kaum muda dari latar belakang yang kurang terwakili mencapai ambisi mereka di masyarakat yang lebih luas. Hamilton menjanjikan £20 juta dari kekayaan pribadinya untuk mendukung pekerjaan amal, termasuk mendukung organisasi dan program yang mempersempit kesenjangan dalam pekerjaan dan pendidikan. Mission 44 akan bekerja sama dengan yayasan amal bersama antara Hamilton dan tim Formula Satu Mercedes, yang disebut Ignite, yang juga diluncurkan pada Juli 2021. Ignite berfokus pada peningkatan keragaman dalam olahraga motor, dengan meningkatkan peluang pendidikan dan menawarkan dukungan keuangan.
Anti-rasisme Hamilton diikuti dengan pembalap NASCAR, Bubba Wallace sebagai pembalap kulit hitam dengan gerakan Black Lives Matter setelah tanggapan dari pembunuhan George Floyd oleh Derek Chauvin membuat NASCAR melarang bendera Konfederasi pada semua perlombaan mereka. Hamilton dan Wallace mendukung secara penuh melawan rasisme, supremasi kulit putih dan retorika dari Donald Trump.
Catatan karier
Musim | Seri | Tim | Lomba | Menang | Pole | F/Lap | Podium | Poin | Klasemen |
---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|
2000 | World Formula A Championship | TeamMBM.com (CRG/Parilla) | 1 | 0 | 0 | 0 | 0 | N/A | NC |
European Formula A Championship | 9 | 5 | ? | ? | ? | 75 | 1st | ||
Formula A World Cup | 1 | 1 | ? | ? | 1 | N/A | 1st | ||
2001 | Formula Super A World Championship | TeamMBM.com (Parolin/Parilla) | 10 | 0 | 0 | 0 | 0 | 28 | 15th |
Formula Renault 2000 UK Winter Series | Manor Motorsport | 4 | 0 | 0 | 0 | 0 | ? | 5th | |
2002 | Formula Renault 2000 UK | Manor Motorsport | 13 | 3 | 3 | 5 | 7 | 274 | 3rd |
Formula Renault 2000 Eurocup | 4 | 1 | 1 | 2 | 3 | 92 | 5th | ||
2003 | Formula Renault 2.0 UK | Manor Motorsport | 15 | 10 | 11 | 9 | 13 | 419 | 1st |
British Formula Three | 2 | 0 | 0 | 0 | 0 | 0 | NC | ||
Formula Renault 2000 Masters | 2 | 0 | 0 | 0 | 1 | 24 | 12th | ||
Formula Renault 2000 Germany | 2 | 0 | 0 | 0 | 0 | 25 | 27th | ||
Korea Super Prix | 1 | 0 | 1 | 0 | 0 | N/A | NC | ||
Macau Grand Prix | 1 | 0 | 0 | 0 | 0 | N/A | NC | ||
2004 | Formula 3 Euro Series | Manor Motorsport | 20 | 1 | 1 | 2 | 5 | 69 | 5th |
Bahrain Superprix | 1 | 1 | 0 | 0 | 1 | N/A | 1st | ||
Macau Grand Prix | 1 | 0 | 0 | 0 | 0 | N/A | 14th | ||
Masters of Formula 3 | 1 | 0 | 0 | 0 | 0 | N/A | 14th | ||
2005 | Formula 3 Euro Series | ASM Formule 3 | 20 | 15 | 13 | 10 | 17 | 172 | 1st |
Masters of Formula 3 | 1 | 1 | 1 | 1 | 1 | N/A | 1st | ||
2006 | GP2 Series | ART Grand Prix | 21 | 5 | 1 | 7 | 14 | 114 | 1st |
2007 | Formula Satu | Vodafone McLaren Mercedes | 17 | 4 | 6 | 2 | 12 | 109 | 2nd |
2008 | Formula Satu | Vodafone McLaren Mercedes | 18 | 5 | 7 | 1 | 10 | 98 | 1st |
2009 | Formula Satu | Vodafone McLaren Mercedes | 17 | 2 | 4 | 0 | 5 | 49 | 5th |
2010 | Formula Satu | Vodafone McLaren Mercedes | 19 | 3 | 1 | 5 | 9 | 240 | 4th |
2011 | Formula Satu | Vodafone McLaren Mercedes | 19 | 3 | 1 | 3 | 6 | 227 | 5th |
2012 | Formula Satu | Vodafone McLaren Mercedes | 20 | 4 | 7 | 1 | 7 | 190 | 4th |
2013 | Formula Satu | Mercedes | 19 | 1 | 5 | 1 | 5 | 189 | 4th |
2014 | Formula Satu | Mercedes | 19 | 11 | 7 | 7 | 16 | 384 | 1st |
2015 | Formula Satu | Mercedes | 19 | 10 | 11 | 8 | 17 | 381 | 1st |
2016 | Formula Satu | Mercedes | 21 | 10 | 12 | 3 | 17 | 380 | 2nd |
2017 | Formula Satu | Mercedes | 20 | 9 | 11 | 7 | 13 | 363 | 1st |
2018 | Formula Satu | Mercedes | 21 | 11 | 11 | 3 | 17 | 408 | 1st |
2019 | Formula Satu | Mercedes | 21 | 11 | 5 | 6 | 17 | 413 | 1st |
2020 | Formula Satu | Mercedes | 21 | 11 | 10 | 6 | 14 | 347 | 1st |
2021 | Formula Satu | Mercedes | 15* | 5* | 3* | 4* | 11* | 293.5* | 2nd* |
*Musim sedang berlangsung
Referensi
- ^ Cary, Tom (3 Maret 2010). "Anthony Hamilton's massive support makes parting with Lewis easier to understand". www.telegraph.co.uk (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 13 November 2021.
- ^ Kelso, Paul (20 April 2007). "Profile: Formula 1 driver Lewis Hamilton". the Guardian (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 12 November 2021.
- ^ Wolff, Alexander (12 Juni 2007). "'Better Than Sex' That's how Formula One phenom Lewis Hamilton described winning his first pole. Imagine how F/1's first black driver felt about his historic win in Montreal last weekend". sportsillustrated.com. Associated Press. Diarsipkan dari versi asli tanggal 21 Januari 2008. Diakses tanggal 12 November 2021.
- ^ "Being F1's first black driver is important". lewishamilton.com (dalam bahasa Inggris). 2014. Diarsipkan dari versi asli tanggal 8 Maret 2018. Diakses tanggal 12 November 2021.
- ^ Mathé, Charlotte (12 Juli 2014). "10 Things About... Lewis Hamilton". Digital Spy (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 12 November 2021.
- ^ "Lewis Hamilton Biography". thebiographychannel.co.uk (dalam bahasa Inggris). Diarsipkan dari versi asli tanggal 25 Mei 2014. Diakses tanggal 12 November 2021.
- ^ a b c "BBC Radio 4 - Radio 4 in Four - Race to the top: Lewis Hamilton". BBC (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 12 November 2021. Kesalahan pengutipan: Tanda
<ref>
tidak sah; nama ":0" didefinisikan berulang dengan isi berbeda - ^ Benson, Andrew. "Challenger, champion, change-maker". BBC Sport (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 13 November 2021.
- ^ a b Owen, Oliver (2 Juni 2007). "The real deal". the Guardian (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 12 November 2021.
- ^ "Words from Lewis Hamilton's father inspired Hungarian Grand Prix pace, says Wolff | Formula 1®". www.formula1.com (dalam bahasa Inggris). 5 Agustus 2019. Diakses tanggal 12 November 2021.
- ^ "Lewis Hamilton fact file". www.bbc.co.uk (dalam bahasa Inggris). 19 Juni 2007. Diakses tanggal 13 November 2021.
- ^ Davies, Gareth A (5 Juli 2007). "A salute to the real Lewis Hamilton". www.telegraph.co.uk (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 13 November 2021.
- ^ Younge, Gary (10 Juli 2021). "Lewis Hamilton: 'Everything I'd suppressed came up – I had to speak out'". the Guardian (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 13 November 2021.
- ^ Nathanson, Patrick (29 Oktober 2007). "Lewis Hamilton: I could have been a footballer". www.telegraph.co.uk (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 13 November 2021.
- ^ Hamilton, Lewis (2007). Lewis Hamilton: My Story (dalam bahasa Inggris). HarperSport. ISBN 9780007270064.
- ^ Watkins, Sid (1996). Life at the Limit: Triumph and Tragedy in Formula One. Pan Books. hlm. 10. ISBN 0-330-35139-7.
- ^ "Kembali Balapan di Sirkuit Imola, Para Pembalap F1 Kenang Ayrton Senna". GridOto.com - Kompas Gramedia. 31 Oktober 2020. Diakses tanggal 31 Oktober 2020.
- ^ "Formula One's return to Imola conjures Ayrton Senna memories for Lewis Hamilton" (dalam bahasa Inggris). NBC Sports. 31 Oktober 2020. Diakses tanggal 31 Oktober 2020.
- ^ "Returning to Imola, Lewis Hamilton still has vivid memories of Ayrton Senna" (dalam bahasa Inggris). Deccan Herald. 31 Oktober 2020. Diakses tanggal 31 Oktober 2020.
- ^ "Hamilton 'overcome with rage' at US events". BBC Sport. Diakses tanggal 13 Juni 2020.
- ^ Ramsay, George. "Lewis Hamilton 'completely overcome with rage' following George Floyd's death". CNN. Diakses tanggal 13 Juni 2020.
- ^ "Lewis Hamilton hits out at F1 for 'silence' over George Floyd death". Sky Sports. Diakses tanggal 13 Juni 2020.
Pranala luar
- (Inggris) Situs resmi