Susi Pudjiastuti

Mantan Menteri Kelautan dan Perikanan RI

Dr. (H.C.) Susi Pudjiastuti (lahir 15 Januari 1965)[3] adalah seorang mantan Menteri Kelautan dan Perikanan dari Kabinet Kerja 2014-2019 yang juga pengusaha pemilik dan Presdir PT ASI Pudjiastuti Marine Product, eksportir hasil-hasil perikanan dan PT ASI Pudjiastuti Aviation atau penerbangan Susi Air dari Jawa Barat.[3] Hingga awal tahun 2012, Susi Air mengoperasikan 50 pesawat dengan berbagai tipe seperti 32 Cessna Grand Caravan, 9 Pilatus PC-6 Porter dan 3 Piaggio P180 Avanti. Susi Air mempekerjakan 136 pilot, dengan 90 di antaranya merupakan pilot asing. Tahun 2012 Susi Air menerima pendapatan Rp300 miliar dan melayani 200 penerbangan perintis.[4][3]

Susi Pudjiastuti
Menteri Kelautan dan Perikanan ke-7
Masa jabatan
27 Oktober 2014 – 20 Oktober 2019
PresidenJoko Widodo
Informasi pribadi
Lahir15 Januari 1965 (umur 59)
Indonesia Pangandaran, Jawa Barat, Indonesia
Kebangsaan Indonesia
Partai politikIndependen
Suami/istriYoyok Yudi Suharyo
(k. 1983; c.1986)
Daniel Kaiser
(k. 1992; c.1999)[1]
Christian von Strombeck[2]
AnakPanji Hilmansyah (l.1984)
Nadine Kaiser (l.1994)
Alvy Xavier (l.2001)
PekerjaanPengusaha
IMDB: nm6820034 Facebook: susipudjiastuti115 X: susipudjiastuti Modifica els identificadors a Wikidata
Sunting kotak info
Sunting kotak info • L • B
Bantuan penggunaan templat ini

Saat ia menjabat sebagai Menteri Kelautan dan Perikanan, ia dikenal akan kebijakannya yang tegas terhadap penangkapan ikan ilegal. Namanya bahkan dikaitkan dengan kata "tenggelamkan" yang mengacu kepada hukuman penenggelaman kapal-kapal asing ilegal di perairan Indonesia.[5] Upaya ini pada akhirnya membuahkan hasil; penelitian yang diterbitkan di jurnal Nature menunjukkan bahwa kebijakan agresif Susi terhadap penangkapan ikan ilegal telah mengurangi upaya tangkap sebesar 25% dan berpotensi menambah jumlah tangkapan sebesar 14% dan keuntungan sebesar 12%.[6]

Masa kecil dan pendidikan

Susi lahir pada 15 Januari 1965 di Pangandaran, Jawa Barat.[3] Ayahnya bernama Haji Ahmad Karlan dan ibunya bernama Hajjah Suwuh Lasminah, keduanya berasal dari Jawa Tengah, namun sudah lima generasi hidup di Pangandaran.[3] Keluarga Susi memiliki usaha ternak, memperjualbelikan ratusan ternak dari Jawa Tengah untuk diperdagangkan di Jawa Barat.[3] Kakek buyutnya adalah Haji Ireng, yang dikenal sebagai tuan tanah di daerahnya.[3] Setelah mengenyam pendidikan hingga tingkat SMP di SMP Negeri 1 Pangandaran, Susi melanjutkan pendidikannya ke SMA Negeri 1 Yogyakarta, namun berhenti di kelas 2 karena dikeluarkan dari sekolah akibat keaktifannya dalam gerakan Golput.[3] Selain itu, Susi juga mengaku tidak cocok dengan sistem sekolah.[7] Setelah menjadi menteri, Susi mendaftar untuk mengikuti Paket C di PKBM Bina Pandu Mandiri Kabupaten Ciamis pada 2015. Setelah melewatkan ujian pada tahun 2017, Susi lulus dari ujian susulan pada bulan Mei 2018.[8] Ia menerima gelar Doktor Honoris Causa dari Universitas Diponegoro pada 3 Desember 2016[9] dan Doktor Honoris Causa bidang keilmuan manajemen dan konservasi sumberdaya kelautan dari Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya pada November 2017.

Bisnis

Setelah putus sekolah, usi menjual perhiasannya dan mengumpulkan modal Rp.750.000 untuk menjadi pengepul ikan di Pangandaran pada tahun 1983.[3] Bisnisnya berkembang hingga pada tahun 1996 Susi mendirikan pabrik pengolahan ikan PT ASI Pudjiastuti Marine Product dengan produk unggulan berupa lobster yang diberi erek "Susi Brand."[3] Bisnis pengolahan ikan ini pun meluas dengan pasar hingga ke Asia dan Amerika.[3] Karena hal ini, susi memerlukan sarana transportasi udara yang dapat dengan cepat mengangkut produk hasil lautnya dalam keadaan masih segar.[3]

Pada 2004, Susi memutuskan membeli dua buah pesawat Cessna Caravan menggunakan pinjaman dari sebuah bank BUMN.[10] Hal itu didapatkannya setelah empat tahun berusaha menyakinkan beberapa bank.[11] Melalui PT ASI Pudjiastuti Aviation yang ia dirikan kemudian, pesawat yang ia miliki itu ia gunakan untuk mengangkut lobster dan ikan segar tangkapan nelayan di Pangandaran ke Jakarta.[12] Dengan menggunakan pesawat, lobster yang dikirim lebih segar dan tingkat kematiannya pun jadi lebih rendah.[10]

Keberhasilannya menyingkat waktu pengiriman produk perikanan hingga berkembang menjadi bisnis aviasi tak lepas dari peran sang suami Christian von Strombeck yang merupakan seorang pilot asal Jerman.[13]Pada saat itu, hanya berselang sebulan sejak Susi membeli pesawat untuk mengangkut ikan, tsunami menerjang Aceh. Ribuan orang meninggal dunia dan hampir semua akses transportasi yang masuk ke Aceh terputus. Atas inisiatifnya sendiri, Susi meminjamkan pesawatnya untuk mengangkut bantuan selama dua minggu. [10]Namun, ketika Susi akan menarik kembali pesawatnya banyak organisasi kemanusiaan yang ingin tetap memakai pesawatnya. Mereka bersedia menyewa pesawat Susi untuk mengirim bantuan ke Aceh. Dari sini, Susi kemudian terpikir untuk secara serius terjun ke bisnis penerbangan. Sampai tahun 2012,perusahaan penerbangan milik Susi telah mengoperasikan setidaknya 50 pesawat berbagai tipe.[14]

Sebagai Menteri Kelautan dan Perikanan di Kabinet Kerja (2014)

Penunjukan dan pelantikan

Susi Pudjiastuti ditunjuk sebagai menteri di Kementerian Kelautan dan Perikanan dalam Kabinet Kerja Joko Widodo dan Jusuf Kalla, yang ditetapkan secara resmi pada 26 Oktober 2014.[3] Sebelum dilantik, Susi melepas semua posisinya di perusahaan penerbangan Susi Air dan beberapa posisi lainnya, termasuk Presiden Direktur PT. ASI Pudjiastuti yang bergerak di bidang perikanan serta PT ASI Pudjiastuti Aviation yang bergerak di bidang penerbangan untuk menghindari konflik kepentingan antara dirinya sebagai menteri dan sebagai pemimpin bisnis.[15] Selain itu, alasan lain Susi melepas semua jabatannya adalah agar dapat bekerja maksimal menjalankan pemerintahan, khususnya di bidang kelautan dan perikanan.[15] Saat pelantikan, Susi menuai kontroversi karena kedapatan menghisap sebatang rokok dan memiliki tato, sesuatu yang tidak lazim dimiliki oleh menteri Indonesia.[16][17][18] Atas tindakannya ini, Susi mendapatkan kritik maupun pujian di media sosial[18]. Selama menjadi menteri hingga saat ini, Susi sangat aktif di media sosial dan merupakan menteri yang akrab dengan warganet. Bahkan banyak yang berharap Susi menjadi menteri lagi di Kabinet Indonesia Maju.

Kiprah

Penenggelaman Kapal Pencuri Ikan

Selama menjabat, Susi dikenal sangat giat dalam memberantas penangkapan ikan ilegal (illegal fishing) di laut Indonesia. Ia tak segan-segan memerintahkan penenggelaman kapal terutama milik asing yang terbukti mencuri ikan di perairan Indonesia. Dalam rentang waktu November 2014 hingga Agustus 2018, sebanyak 488 kapal pencuri ikan ditenggelamkan.[19] Kapal berbendera Vietnam paling banyak ditenggelemkan yaitu sebanyak 276 kapal, diikuti Filipina (90), Thailand (50), Malaysia (41), Indonesia (26), Papua Nugini (2), Tiongkok (1), Belize (1), dan tanpa negara (1).[20] Selama dua tahun kebijakan tersebut diterapkan, stok ikan Indonesia bertambah 5,4 juta ton atau sekitar 76%.[21] Pada tahun 2018, stok ikan mencapai 13,1 juta ton, lebih tinggi dari tahun 2015 yang hanya sebanyak 7,3 juta ton.[22] Kebijakan tegas dalam memerangi pencurian ikan oleh Susi Pudjiastuti juga berdampak pada meningkatnya ekspor ikan Indonesia.

Langkah Susi menenggelamkan kapal-kapal pencuri ikan mendapat respon positif dan negatif dari berbagai pihak. Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Panjaitan yang merupakan bagian dari kabinet Jokowi sendiri mengkritik kebijakan Susi soal penenggelaman kapal.[23] Luhut meminta Susi untuk fokus meningkatkan ekspor perikanan Indonesia. Pernyataan ini didukung pula oleh Wakil Presiden Jusuf Kalla yang meminta Susi melelang kapal pencuri ikan ketimbang menenggelamkannya.[24] Susi tetap bergeming dan mengatakan langkahnya sudah sesuai dengan undang-undang serta dampaknya terasa dengan meningkatnya produktivitas perikanan.[25] Susi enggan menggunakan metode lelang kapal karena berpotensi dibeli kembali oleh pencuri ikan dengan harga yang murah.[26]

Penenggelaman kapal juga dikritik menjadi penyebab kerusakan lingkungan. Susi menjelaskan bahwa kapal-kapal yang ditenggelemkan akan menjadi terumbu karang. Selain itu, lokasi penenggelaman juga dipilih di area yang tidak ada terumbu karangnya dan kapal-kapal tersebut sudah dibersihkan dari benda yang berpotensi merusak lingkungan.[27] Di luar negeri, kebijakan Susi mendapatkan apresiasi seperti dari WWF Internasional yang menganugerahinya 'Leaders for a Living Planet Awards' atas komitmennya untuk menjaga keberlanjutan sumber daya kelautan di Indonesia.[28] Hingga Oktober 2019, tercatat 556 kapal pencuri ikan ditenggelamkan.[29]

Melarang Alat Tangkap yang Merusak Lingkungan

Selain penenggelaman kapal, komitmen Susi pada perlindungan sumber daya kelautan juga ditunjukkan melalui penerbitan Peraturan Menteri Kelautan Nomor 2 Tahun 2015 tentang Larangan Penggunaan Alat Penangkapan Ikan Pukat Hela (Trawls) dan Pukat Tarik (Seine Nets).[30] Kedua alat tangkap tersebut dinilai dapat merusak lingkungan.[31] Setahun kemudian, Susi juga menerbitkan surat Edaran Nomor:72/MEN-KP/II/2016 mengenai Pembatasan Penggunaan Alat Penangkapan Ikan Cantrang di Wilayah Pengelolaan Perikanan Negara Indonesia (WPPNRI).[31] Cantrang merupakan alat tangkap yang bekerja dengan menebar jaring yang sudah diikat dengan tali selambar secara melingkar kemudian ditarik ke arah kapal sehingga kantong jaring yang berisi ikan-ikan bisa terangkat.[32] Penggunaan tali selambar yang panjang menyebabkan jaring cantrang menyapu dasar lautan sehingga merusak ekosistem dasar laut. Selain itu, cantrang juga menarik ikan-ikan kecil maupun biota laut yang bukan target penangkapan.[32]

Kebijakan Susi soal cantrang menjadi persoalan yang berlarut-larut lantaran mendapat banyak pertentangan. Nelayan dari sejumlah daerah melakukan demonstrasi meminta larangan penggunaan cantrang dicabut.[33] Larangan ini mengalami beberapa kali penundaan. Pada Januari 2018, Susi menegaskan larangan cantrang belum dicabut namun ditunda kembali sampai batas waktu yang ditentukan.[34] Penundaan terkait dengan masa pengalihan bagi nelayan untuk mengganti alat tangkap. Kesepakatan ini didapatkan dari hasil pertemuan tertutup antara Presiden Jokowi, Menteri Susi dan perwakilan nelayan di Istana Negara pada 17 Januari 2018.[34]

Larangan Ekspor Benih Lobster

Selama menjabat, Susi juga mengeluarkan larangan ekspor benih lobster melalui Permen KKP No. 56/2016 tentang Larangan Penangkapan dan/atau Pengeluaran Benih Lobster (Panulirus Spp.), Kepiting (Scylla Spp.), dan Rajungan (Portunus Spp.) dari Wilayah Republik Indonesia.[35]Susi beralasan ekspor benih lobster akan membuat kerusakan ekologi karena permintaan dari luar negeri yang sangat tinggi menyebabkan eksploitasi besar-besaran. Selain itu, ekspor benih lobster juga hanya akan menguntungkan petambak negara lain karena harganya sangat tinggi saat dewasa.[36]


Penghargaan

  • Purwa citra Priangan Award untuk Peningkatan Kehidupan Nelayan dari Pikiran Rakyat. Tahun 2004
  • Pelopor Wisata dari Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Jawa Barat tahun 2004
  • Pelopor Ekspor Ikan Laut dari Gubernur Jawa Barat 2005
  • Young Entrepreneur of the Year dari Ernst and Young Indonesia tahun 2005
  • Primaniyarta Award for Best Small & Medium Enterprise Exporter 2005 dari Presiden Republik Indonesia. Tahun 2006
  • Metro TV Award for Economics-2006,
  • Inspiring Woman 2005 dan Eagle Award 2006 dari Metro TV, Indonesia
  • Tokoh Wanita Inspiratif Penggerak Pembangunan, dari Gubernur Jawa Barat, 2008
  • Saudagar Tatar Sunda dari Kamar Dagang dan Industri Jawa Barat. Tahun 2008
  • Berprestasi Award dari PT Exelcomindo tahun 2009
  • Sofyan Ilyas Award dari Kementerian Kelautan dan Perikanan. Tahun 2009
  • Indonesian Small & Medium Business Entrepreneur Award dari Kementrian Koperasi dan UKM Republik Indonesia. Tahun 2010
  • Ganesha Widyajasa Aditama Award dari ITB. Tahun 2011
  • Award for Innovative Achievements, Extraordinary Leadership and Significant Contributions to the Economy, APEC. Tahun 2011
  • People of The Year 2013 dari Koran Sindo. Tahun 2014
  • Person of The Year 2014 dari Warga Kota Solo. Tahun 2015
  • Kanjeng Ratu Ayu (KRAY) Susi Pudjiastutiningrat, dari Keraton Surakarta Hadiningrat. Tahun 2015
  • Perempuan Pertama yang Menjabat Menteri Kelautan dan Perikanan, dari Museum Rekor Indonesia (MURI). Tahun 2015
  • Penghargaan Perempuan Jawa Barat, dari Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI Jawa Barat). Tahun 2015
  • Penghargaan 10 Nopember dari Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya (ITS Surabaya). Tahun 2015
  • Tokoh Publik Inspirasional Tahun Ini, Public Relation Award and Summit, dari Serikat Perusahaan Pers. tahun 2016
  • Leaders for a Living Planet Award dari WWF, 16 September 2016, sebagai penghargaan atas perannya dalam memajukan pembangunan sektor perikanan yang berkelanjutan, pelestarian alam laut, dan pemberantasan pencurian ikan.[37]
  • Doktor Honoris Causa oleh Universitas Diponegoro pada 3 Desember 2016.[9]
  • Peter Benchley Ocean Awards. Tahun 2017
  • Seafood Champion Award dalam acara Seaweb Seafood Summit yang diselenggarakan di Seattle, Washington, Amerika Serikat 5 Juni 2017.[38]
  • The BBC 100 Women. Tahun 2017
  • Doktor Honoris Causa bidang keilmuan management dan konservasi sumberdaya kelautan Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya (ITS Surabaya). November Tahun 2017
  • Penghargaan The Right Man on The Right Place mendapat gelar sebagai The Bravest Indonesia Female Leader dari LensaIndonesia.com. Tahun 2017
  • Srikandi Nekat Award dari Yayasan Retno Sekar Budoyo pada 25 Februari 2018
  • Creative & Innovative Person of the Year; Indonesian Choice Awards NET. 5.0. 29 April 2018
  • Penghargaan inovasi digital untuk kebijakan publik dari Katadata.co.id. Tahun 2018
  • Anugerah KASN 2018 untuk kategori kepatuhan dan kualitas tata kelola seleksi terbuka pengisian jabatan pimpinan tinggi. Tahun 2018
  • Herman Johannes Award dalam bidang kelautan. Tahun 2018
  • 100 tokoh pemikir terbaik dunia versi Majalah Foreign Policy. Tahun 2019
  • Most Admired Public Figure; Line Indonesia Awards 2019. 17 Desember 2019
  • The Most Phenomenal Minister; Anugerah Indonesia Maju 2018-2019. 8 April 2019
  • Outstanding Minister; Bisnis Indonesia Award 2019. 12 Juli 2019
  • Bintang Mahaputera Adipradana. 11 November 2020
  • Special Achievement Award 2019 dari Anugerah TIMES Indonesia 2019 (ATI 2019). Tahun 2019

Pada tahun 2008, ia mengembangkan bisnis aviasinya dengan membuka sekolah pilot Susi Flying School melalui PT ASI Pudjiastuti Flying School. Pada Minggu, 26 Oktober 2014, dalam pengumuman Kabinet Kerja Pemerintahan Jokowi-JK Ibu Susi Pudjiastuti ditetapkan oleh Presiden RI Joko Widodo menjadi Menteri Kelautan dan Perikanan.

Acara Televisi

Kehidupan pribadi

Ia sempat dua kali bercerai dan kemudian menikah dengan Christian von Strombeck.[39] Ia memiliki tiga orang anak, Panji Hilmansyah (dari pernikahannya dengan Yoyok Yudi Suharyo), Nadine Kaiser (dari pernikahannya dengan Daniel Kaiser),[40] dan Alvy Xavier.[41]

Referensi

  1. ^ Mantan Suami Menteri Susi: Saya Anggap Dia Putri Laut[pranala nonaktif permanen]
  2. ^ [1]
  3. ^ a b c d e f g h i j k l m Widianto 2014.
  4. ^ Wedo 2013.
  5. ^ "Kocak! Kumpulan Meme Susi Tenggelamkan Kapal". Detik (dalam bahasa Indonesia). 10 Januari 2018. 
  6. ^ Cabral, Reniel B.; et al. (April 2018). "Rapid and lasting gains from solving illegal fishing". Nature Ecology & Evolution. 2: 650–658. 
  7. ^ Okezone (2019-04-25). "Tak Lulus SMA, Menteri Susi: Saya Tidak Cocok dengan Sistem Sekolah : Okezone Economy". https://economy.okezone.com/. Diakses tanggal 2019-10-23.  Hapus pranala luar di parameter |website= (bantuan)
  8. ^ https://news.detik.com/berita/4113497/menteri-susi-lulus-ujian-paket-c-dan-dapat-ijazah-setara-sma
  9. ^ a b Purbaya, Angling Adhitya (3 Desember 2016). "Menteri Susi Dianugerahi Gelar Doktor Honoris Causa dari Undip Semarang". detiknews. Diakses tanggal 17 April 2017. 
  10. ^ a b c "Dirut Susi Air, Berawal dari Bakul Ikan Sampai Punya 50 Pesawat". detikfinance. Diakses tanggal 2019-10-23. 
  11. ^ "Dirut Susi Air, Berawal dari Bakul Ikan Sampai Punya 50 Pesawat". detikfinance. Diakses tanggal 2019-10-23. 
  12. ^ "Dirut Susi Air, Berawal dari Bakul Ikan Sampai Punya 50 Pesawat". detikfinance. Diakses tanggal 2019-10-23. 
  13. ^ "Sukses Bisnis Ikan dan Pesawat, Menteri Susi Pernah Hidup di Truk". Warta Ekonomi. 2019-07-10. Diakses tanggal 2019-10-23. 
  14. ^ "Mampu Tampung 400 Pegawai Susi Air, Ini Rumah Mewah Menteri Susi Pudjiastuti". Bangka Pos. Diakses tanggal 2019-10-23. 
  15. ^ a b Malau 2014.
  16. ^ Gunawan 2014.
  17. ^ Manafe 2014.
  18. ^ a b Gunadha 2014.
  19. ^ Pratama, Fajar. "Kiprahnya Diakui Dunia, Menteri Susi Dapat Penghargaan Lingkungan dari WWF". detiknews. Diakses tanggal 2019-10-22. 
  20. ^ "488 Kapal Ikan Ilegal Ditenggelamkan KKP di Bawah Kepemimpinan Susi Pujiastuti | Databoks". databoks.katadata.co.id. Diakses tanggal 2019-10-22. 
  21. ^ "Menteri Susi Klaim Stok Ikan Melimpah karena Penenggelaman Kapal Asing - Katadata News". katadata.co.id. 2019-02-12. Diakses tanggal 2019-10-22. 
  22. ^ antaranews.com (2019-08-21). "KKP pamerkan peningkatan stok ikan Indonesia pada panel internasional". Antara News. Diakses tanggal 2019-10-22. 
  23. ^ "Luhut Sebut Penenggelaman Kapal Tak Bikin Pencuri Ikan Jera". kumparan. Diakses tanggal 2019-10-22. 
  24. ^ Okezone (2018-01-11). "Kontroversi Penenggelaman Kapal, Menteri Susi: Sudah Cukup! : Okezone Economy". https://economy.okezone.com/. Diakses tanggal 2019-10-22.  Hapus pranala luar di parameter |website= (bantuan)
  25. ^ "Menteri Susi dan Kontroversi Penenggelaman Kapal". Republika Online. 2018-01-10. Diakses tanggal 2019-10-22. 
  26. ^ Tri, Rahma (2019-03-25). "Lelang Kapal Dipermainkan, Menteri Susi Geram". Tempo (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2019-10-23. 
  27. ^ Media, Kompas Cyber. "Penenggelaman Kapal Tak Rusak Lingkungan, Ini Penjelasan Susi Pudjiastuti". KOMPAS.com. Diakses tanggal 2019-10-23. 
  28. ^ Kertopati, Lesthia. "Susi Pudjiastuti Dapat Penghargaan dari WWF Internasional". nasional (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2019-10-22. 
  29. ^ Okezone (2019-10-07). "Selama Menjabat, Menteri Susi Tenggelamkan Berapa Kapal? : Okezone Economy". https://economy.okezone.com/. Diakses tanggal 2019-10-23.  Hapus pranala luar di parameter |website= (bantuan)
  30. ^ Suhendra. "Menteri Susi, Cantrang, dan Polemik Lama Soal Alat Tangkap". tirto.id. Diakses tanggal 2019-10-23. 
  31. ^ a b Pratama, Fajar. "Mengenal Cantrang, Penangkap Ikan yang Bikin Susi Dipanggil Jokowi". detiknews. Diakses tanggal 2019-10-23. 
  32. ^ a b KOMINFO, PDSI. "Kenali Cantrang, Alat Tangkap Ikan yang Dilarang". Website Resmi Kementerian Komunikasi dan Informatika RI (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2019-10-23. 
  33. ^ Andryanto, Dian (2017-07-11). "Demo Larangan Cantrang, Istana Temui Pewakilan Aliansi Nelayan". Tempo (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2019-10-23. 
  34. ^ a b Andreas, Damianus. "Menteri Susi Bantah Pemerintah Cabut Aturan Larangan Cantrang". tirto.id. Diakses tanggal 2019-10-23. 
  35. ^ Thomas, Vincent Fabian. "Edhy Prabowo Buka Izin Ekspor Benih Lobster: Bergembiralah Vietnam". tirto.id. Diakses tanggal 2019-12-16. 
  36. ^ Media, Kompas Cyber. "Menengok Kembali Perjalanan Susi Larang Ekspor Benih Lobster Halaman all". KOMPAS.com. Diakses tanggal 2019-12-16. 
  37. ^ "Susi Pudjiastuti Terima Penghargaan WWF Leaders for a Living Planet". WWF Indonesia (dalam bahasa Indonesian). 18 September 2016. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2019-05-08. Diakses tanggal 2021-03-09. 
  38. ^ Indonesia, PT Rilis Multimedia. "Tenggelamkan Kapal, Menteri Susi Diganjar Seafood Champion Award di Amerika". RILIS.ID. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2019-06-23. Diakses tanggal 2017-06-08. 
  39. ^ Artikel:"Kisah Susi Pudjiastuti Membesarkan Bisnisnya" di Kompas.com
  40. ^ Artikel:"Susi Pudjiastuti Jadi Menteri, Ini Kenangan Mantan Suami" di Kompas.com
  41. ^ Susi Pudjiastuti. Diakses dari situs Rustika Herlambang pada Oktober 🐂014

Daftar pustaka

Pranala luar

Jabatan politik
Didahului oleh:
Sharif Cicip Sutarjo
Menteri Kelautan dan Perikanan Indonesia
2014–2019
Diteruskan oleh:
Edhy Prabowo