LRT Jabodebek

sistem angkutan cepat di Indonesia
Revisi sejak 14 Desember 2021 16.06 oleh Rafli Fajar Ardiana (bicara | kontrib) (top: Perbaikan kesalahan ketik, Perbaikan tata bahasa)

Lintas Rel Terpadu Jabodebek atau yang disingkat LRT Jabodebek merupakan lintas rel terpadu yang berada di daerah Jabodebek. Sesuai namanya, lintas rel terpadu ini melayani daerah Jakarta, Bogor, Depok, dan Bekasi yang termasuk dalam DKI Jakarta dan Jawa Barat. Sistem LRT ini masih dalam proses konstruksi yang rencananya akan dioperasikan oleh PT Kereta Api Indonesia.[1] Pembangunan LRT Jabodebek melibatkan empat BUMN yakni PT Adhi Karya, PT Len Industri, PT INKA, dan PT Kereta Api Indonesia. Ditargetkan, LRT Jabodebek mulai beroperasi pada bulan Juni 2022 dan akan terkoneksi dengan LRT Depok City.[2]

LRT Jabodebek
Info
PemilikDirektorat Jenderal Perkeretaapian
WilayahJakarta, Bogor, Depok, Bekasi
JenisAngkutan cepat, Kereta Api Perkotaan, Transportasi umum
Jumlah jalur3 lintas pelayanan
Jumlah stasiun18 (Fase 1)
51 (rencana)
Kantor pusatCibubur
Situs webhttps://lrtjabodebek.adhi.co.id/
Operasi
Dimulai2022
OperatorPT Kereta Api Indonesia
Waktu antara5-10 menit
Teknis
Panjang sistem47.3 km (Fase 1)
130,4 km (rencana)
Lebar sepur1.435 mm (4 ft 8+12 in) sepur standar
Listrik750 V DC rel ketiga

Sejarah

Latar belakang

 
Sebagian pilar proyek monorel Jakarta yang terbengkalai akan dimanfaatkan untuk LRT Jabodebek

Usulan sistem LRT di Jakarta muncul ketika proyek pembangunan Monorel Jakarta mangkrak. Sama seperti tujuan utama monorel, LRT Jabodebek juga bertujuan untuk mengurangi kemacetan di Jakarta. Mangkraknya pembangunan monorel disebabkan oleh Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama tidak menyetujui pembangunan depo monorel di atas Waduk Setiabudi. Rencana depo ini ditolak agar kejadian Banjir Jakarta 2013 yang disebabkan oleh jebolnya Tanggul Latuharhari tidak terulang kembali. Pada akhirnya, proyek monorel benar-benar dihentikan karena investornya tidak memenuhi persyaratan lanjutan yang ditetapkan Pemprov DKI Jakarta.[3][4] Menindaklanjuti hal tersebut, pemerintah pusat mengubah sistem monorel dengan sistem LRT karena lebih mudah terintegrasi dengan moda lainnya. Selain itu, hanya ada sedikit monorel yang beroperasi di dunia karena teknologinya lebih tertutup.[5]

Tahap 1

Peletakan batu pertama (groundbreaking) LRT Jabodebek dilakukan pada tanggal 9 September 2015 oleh Presiden Joko Widodo. Groundbreaking ini dilaksanakan di wilayah dekat rencana Stasiun TMII.[6] Pembangunan fase I tersebut ditargetkan selesai pada tahun 2018, sebelum Asian Games 2018 diadakan.[7][8]

Target pembangunan LRT Jabodebek yang dapat selesai sebelum Asian Games tidak tercapai karena beberapa kendala, seperti masalah pembebasan lahan yang belum selesai. Pada saat Asian Games diadakan, konstruksi LRT Jabodebek baru mencapai 45%.[9] Sementara itu, pada akhir tahun 2018 konstruksi LRT Jabodebek telah mencapai 55,9%.[10] Pada Januari 2020, proses konstruksi tahap 1 LRT Jabodebek mencapai 67,3%, .[11] PPK LRT Kementerian Perhubungan Ferdian mengatakan, selanjutnya tahun depan (20211), fokus utamanya yaitu di sistem persinyalan, di mana PT Len Industri adalah salah satu subkon utamanya yang harus betul-betul mengejar progres agar LRT dapat mulai beroperasi tepat waktu.

Pada bulan Oktober 2020, armada kereta LRT Jabodebek mulai diuji coba. Uji coba tersebut juga untuk mengecek persinyalan dan kesiapan jalur yang akan dilalui.[12][13] Pada tanggal 15 November 2020, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi meninjau sekaligus mengikuti uji coba persinyalan LRT Jabodebek. Uji coba tersebut dilakukan pada rute Stasiun TMII–Stasiun Harjamukti.[14][15] Hingga saat ini, proses pembangunan masih berlangsung. Keseluruhan lintas pelayanan pada pembangunan Fase 1 rencananya akan dioperasikan bulan Juli 2022.[16]

Dasar hukum

Pembangunan LRT Jabodebek dilandasi oleh Perpres Nomor 98 Tahun 2015 tentang Percepatan Penyelenggaraan Kereta Api Ringan/Light Rail Transit Terintegrasi di Wilayah Jakarta, Bogor, Depok, dan Bekasi. Perpres ini mengatur bahwa pembangunan LRT Jabodebek akan dilakukan oleh PT Adhi Karya. Pembangunan tersebut termasuk lintasan konstruksi layang, stasiun, dan fasilitas operasi. Dengan ini, PT Adhi Karya menyusun dokumen teknis dan dokumen anggaran biaya rencana pembangunan yang selanjutnya akan diberikan persetujuan oleh Menteri Perhubungan.[17] Perpres ini juga mengatur adanya komite pengawas yang akan mengawasi proyek LRT yang dilakukan oleh PT Adhi Karya. Selain itu, perpres ini juga meminta kepala daerah terkait untuk menyesuaikan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) daerahnya masing-masing akan adanya proyek LRT.[18]

Pada tahun 2016, Perpres tersebut diubah melalui Perpres Nomor 65 Tahun 2016. Pada perubahan ini, PT Adhi Karya ditugaskan untuk membangun prasarana depo, dari yang sebelumnya hanya konstruksi jalur layang, stasiun, dan fasilitas operasi. Metode pembangunan menggunakan pola design and built serta menggunakan lebar sepur standar (1.435 mm). Pada perpres ini juga menunjuk PT Kereta Api Indonesia sebagai operator LRT Jabodebek. Pembangunan LRT Jabodebek juga melibatkan BUMN lain, PT Len Industri (Persero), yang menggarap sistem persinyalan dan PSD (Platform Screen Door) sebagai mekanisme pengamanan penumpang LRT Jabodebek. Len Industri secara keseluruhan berperan dalam manajemen proyek, instalasi, pengujian dan pengawasan, suport engineering, serta pengadaan material lokal.[19]


PT KAI ditugaskan sebagai penyelenggara sarana yang terdiri atas pengadaan sarana, pengoperasian sarana, perawatan sarana, dan pengusahaan sarana, penyelenggaraan sistem tiket otomatis dan menyelenggarakan pengoperasian dan perawatan prasarana. PT KAI juga diperbolehkan untuk bekerja sama dengan badan usaha lain untuk menyelenggarakan integrasi LRT Jabodebek dengan moda lainnya.[20]

Pada tahun 2017, Perpres tersebut diubah kembali dengan Perpres Nomor 49 Tahun 2017. Perubahan ini mendasarkan pada perubahan skema pendanaan LRT Jabodebek. Pendanaan proyek LRT tidak lagi menggunakan APBN. PT KAI selaku operator LRT menjadi investor utama dan mencari pendanaan untuk LRT Jabodebek. Meskipun begitu, negara memberikan Penyertaan Modal Negara (PMN) kepada PT KAI dan PT Adhi Karya sebagai bantuan pendanaan.[21][22]

Jaringan

Tahap 1

LRT Jabodebek terdiri atas tiga lintas pelayanan. Ketiganya terdiri atas lintas pelayanan Cawang–Cibubur, Cawang–Dukuh Atas, dan Cawang–Bekasi Timur.[23] Keseluruhan dari tahap satu memiliki panjang 42,1 kilometer.[7] Sebagian besar ruas dari ketiga lintas pelayanan dalam tahap satu memiliki rute yang berada di tepi jalan tol dengan konstruksi layang.[24]

Lintas pelayanan Cawang–Cibubur

Lintas pelayanan Cawang–Cibubur merupakan lintas pelayanan LRT Jabodebek yang menghubungkan Stasiun Harjamukti dengan Stasiun Cawang. Lintas pelayanan ini memiliki lima stasiun dengan jalur sepanjang 14,89 kilometer.[23] Keseluruhan jalur lintas pelayanan ini berada di sisi Jalan Tol Jagorawi.[25]

Lintas pelayanan Cawang–Dukuh Atas

Lintas pelayanan Cawang–Dukuh Atas merupakan lintas pelayanan LRT Jabodebek yang memiliki jalur sepanjang 11,05 kilometer.[23] Lintas pelayanan ini memiliki tujuh stasiun dan menghubungkan Stasiun Cawang dengan Stasiun Dukuh Atas. Sebagian dari jalur lintas pelayanan ini berada di sisi Jalan Tol Lingkar Dalam Jakarta.

Lintas pelayanan Cawang–Bekasi Timur

Lintas pelayanan Cawang–Bekasi Timur merupakan lintas pelayanan LRT Jabodebek yang memiliki tujuh stasiun. Lintas pelayanan ini memiliki panjang 18,49 kilometer yang menghubungkan Stasiun Jatimulya dengan Stasiun Cawang.[23] Keseluruhan jalur lintas pelayanan ini berada di sisi Jalan Tol Jakarta–Cikampek.

Operasi

Kementerian Perhubungan akan mengambil alih kepemilikan LRT Jabodebek setelah konstruksi oleh PT Adhi Karya selesai. Hal ini dilakukan agar harga tiket tetap terjangkau. Pengambilalihan ini dilakukan dengan cara skema beli dan akan selesai setelah pengauditan oleh Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) selesai.[26] Pada bulan Desember 2017, PT KAI resmi menandatangani perjanjian dengan Kementerian Perhubungan. Perjanjian tersebut menunjuk PT KAI sebagai penyelenggara sarana dan operator LRT Jabodebek. Perjanjian tersebut meliputi konsesi prasarana selama 50 tahun kepada PT KAI. Nilai investasi untuk penyelenggaraan prasarana dan sarana tersebut oleh PT KAI berjumlah Rp29,9 triliun. Skema pendanaan yang tadinya berasal dari APBN juga diubah menjadi sebagian Penyertaan Modal Negara (PNM) dan sebagian oleh pinjaman bank.[1]

Armada

LRT Jabodebek menggunakan rangkaian kereta yang diproduksi oleh PT INKA. Kontrak pembuatan rangkaian kereta ini ditandatangani tanggal 18 Januari 2018. LRT Jabodebek memesan sejumlah 31 rangkaian dengan 6 kereta di setiap rangkaiannya, sehingga total ada 186 unit kereta.[27] Kereta LRT menggunakan lebar gandar 1.435 mm dengan sumber listrik disalurkan melalui rel ketiga. Setiap rangkaian dapat mengangkut hingga 740 penumpang ketika normal dan hingga 1.300–1.500 penumpang dalam kondisi padat.[28][29] Seluruh rangkaian kereta memiliki warna paduan merah, hitam, dan putih.[30]

Rangkaian kereta pertama tiba dikirimkan dari Pabrik INKA Madiun pada tanggal 8 Oktober 2019 dan tiba di Jakarta tanggal 11 Oktober 2019. Pengiriman tersebut menggunakan jalur darat.[31][32] Pada 13 Oktober 2019, proses pengangkatan rangkaian tersebut ke jalur Stasiun Harjamukti dihadiri oleh Menteri Koordinator Kemaritiman Luhut Binsar Panjaitan dan Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi.[30]

Rencana pengembangan

 
Jalur LRT Jabodebek dalam Lampiran Perpres 98/2015

LRT Jabodebek direncanakan akan memiliki enam lintas pelayanan. Tiga dari lintas pelayanan tersebut sedang dalam proses konstruksi. Keseluruhan rute LRT Jabodebek telah tercantum dalam Peraturan Menteri Perhubungan Nomor 54 Tahun 2013 tentang Rencana Umum Jaringan Jalur Kereta Api Pada Kawasan Jabodetabek. Pada peraturan tersebut, nama sistem LRT masih menjadi sistem monorel.[24][33] Keenam lintas pelayanan tersebut memiliki rute sebagai berikut:

Pembangunan tahap satu dilaksanakan untuk lintas pelayanan Cawang–Cibubur, Cawang–Dukuh Atas, dan Cawang–Bekasi Timur. Pembangunan tahap dua untuk lintas pelayanan Dukuh Atas–Palmerah–Senayan dan Cibubur–Bogor. Lintas pelayanan Palmerah–Grogol akan dibangun dalam tahap tiga.[24][33]

Jalur lintas pelayanan Cibubur–Bogor direncanakan akan dibangun di atas tanah. Konsep pembangunan di atas tanah diyakini akan menghemat biaya pembangunan hingga 50%.[34] Hingga saat ini, lintas pelayanan Cibubur–Bogor masih dalam proses perencanaan desain.[35][36]

Penghargaan

Jembatan LRT yang terletak di persimpangan jalan HR Rasuna Said dan jalan Gatot Subroto, Jakarta Selatan, mencatat rekor dunia dan rekor MURI. Jembatan yang membentang sepanjang 148 meter dengan panjang lengkungan 115 meter ini menjadi struktur jembatan kereta api lengkung dengan struktur beton terpanjang di dunia.[37] Rekor MURI diberikan kepada jembatan ini sebagai jembatan kereta boks beton lengkung dengan bentang terpanjang dan radius terkecil di Indonesia serta rekor pengujian axial statistic loading test pada fondasi bored pile dengan beban terbesar di Tanah Air. Jembatan ini dibangun dengan metode balance cantilever yaitu metode pembangunan jembatan dengan memanfaatkan efek kantilever seimbangnya sehingga sruktur dapat berdiri sendiri, mendukung beratnya tanpa bantuan sokongan lain supaya tidak mengganggu aktivitas di bawahnya saat konstruksi. Jembatan ini dirancang oleh seorang insinyur indonesia, Arvila Delitriana.[38]

Referensi

  1. ^ a b Agustini Rahayu, Yayu (19 Desember 2017). "Pemerintah resmi tunjuk KAI jadi operator LRT Jabodebek, harga tiket Rp 12.000". merdeka.com. Diakses tanggal 2018-09-15. 
  2. ^ Times. "Cobain LRT Jabodebek, Jokowi: Halus & Nyaman Sekali". Times.id. Diakses tanggal 2021-06-09. 
  3. ^ Sari Aziza, Kurnia (29 Mei 2015). "Ahok: Kami Tidak Mau Lagi Kembangkan Monorel". Kompas.com. Diakses tanggal 2021-01-16. 
  4. ^ Sari Aziza, Kurnia (10 September 2015). "Ahok: "Bye-bye" Monorel..." KOMPAS.com. Diakses tanggal 2021-01-16. 
  5. ^ Karya pewarta (20 Maret 2015). "Sesuai Perintah Jokowi, Adhi Karya Ganti Monorel Jadi LRT Jabodetabek". Detikcom. Trans Media. Diakses tanggal 2017-07-28. 
  6. ^ "LRT JABODETABEK: Jokowi 'Groundbreaking' Hari Ini". Bisnis Indonesia. 9 September 2015. Diakses tanggal 2021-01-23. 
  7. ^ a b Dwi Sutianto, Feby (6 Januari 2016). "Setelah Groundbreaking, Apa kabar Proyek LRT Jabodetabek?". detikFinance. Diakses tanggal 2021-01-23. 
  8. ^ "KAI Siapkan LRT untuk Asian Games 2018". TEMPO.CO. 21 Mei 2018. Diakses tanggal 2021-01-23. 
  9. ^ Prabowo, Dani (21 Agustus 2018). "Konstruksi Sipil LRT Jabodebek Rampung Akhir 2018". KOMPAS.com. Diakses tanggal 2021-01-23. 
  10. ^ Krisantus de Rosari Binsari (9 Januari 2019). "Proyek LRT Jabodetabek tahap I mencapai 55,9% pada akhir 2018". Kontan.co.id. Diakses tanggal 2021-01-23. 
  11. ^ Giromico, Andrey (31 Januari 2020). "Progres Pembangunan LRT Jabodebek". Tirto. Diakses tanggal 2021-01-23. 
  12. ^ Choirul Anwar, Muhammad (22 Oktober 2020). "Uji Coba LRT Cibubur: Mulai Mondar-Mandir, Kapan Operasi?". CNBC Indonesia. NBCUniversal International Networks, Trans Media. Diakses tanggal 2021-01-23. 
  13. ^ Anggraeni, Rina (22 Oktober 2020). "Jam 2 Siang, Uji Coba LRT Jabodebek 4 kali Bolak-balik". okefinance. Diakses tanggal 2021-01-23. 
  14. ^ Novita Nababan, Christine (15 November 2020). "Menhub Uji Coba LRT Jabodebek, Progres 79 Persen". CNN Indonesia. WarnerMedia Asia Pacific, Trans Media. Cable News Network, Inc. Diakses tanggal 2021-01-23. 
  15. ^ "Menhub Uji Coba Sistem Persinyalan LRT Jabodebek". merdeka.com. 16 November 2020. Diakses tanggal 2021-01-23. 
  16. ^ Yanwardhana, Emir (10 Maret 2021). "Said Aqil: LRT Jabodebek Dioperasikan Juli 2022". CNBC Indonesia. Diakses tanggal 2021-04-11. 
  17. ^ Permana, Fidel Ali (8 September 2015). "Presiden Jokowi Terbitkan Perpres untuk Proyek LRT". Kompas.com. KG Media. Diakses tanggal 2021-01-23. 
  18. ^ Munazat Zatnika, Asep (8 September 2015). "Jokowi terbitkan Perpres proyek LRT". Kontan. KG Media. Diakses tanggal 2021-01-23. 
  19. ^ Ais, Lukmanudin (7 November 2020). "LRT Jabodebek Keluar Kandang Lagi, Kali Ini Ngapain". Detikcom. Diakses tanggal 2020-11-11. 
  20. ^ Jumadil Akhir, Dani (15 Agustus 2016). "Jokowi Revisi Aturan Percepatan Proyek LRT Jabodebek". Okezone.com. MNC Media. Diakses tanggal 2021-01-23. 
  21. ^ Daud Nasution, Ameidyo (19 Mei 2017). "Revisi Perpres LRT Terbit, KAI Ditargetkan Cari Dana Mulai Awal Juni". katadata.co.id. Diakses tanggal 2021-01-23. 
  22. ^ Lisa Listiani Putri, Elizabeth (10 Desember 2017). "Skema baru LRT berdampak baik bagi Adhi Karya". Kontan. KG Media. Diakses tanggal 2021-01-23. 
  23. ^ a b c d Aulia, Anastasia (27 Juli 2019). "Panduan Lengkap LRT Jabodebek, Rute dan Stasiun". Kompas.com. KG Media. Diakses tanggal 2021-01-22. 
  24. ^ a b c Aliya, Angga (10 Juni 2015). "Ini Dia Rute-rute LRT Jokowi yang akan Dibangun Adhi Karya". Detikcom. Trans Media. Diakses tanggal 2017-07-28. 
  25. ^ Aditiasari, Dana (17 Agustus 2016). "Cibubur-Cawang Terhubung LRT, Ini Jalurnya". detikFinance. Diakses tanggal 2021-02-20. 
  26. ^ Sukmana, Yoga (8 September 2015). "Harga Tiket LRT Dipatok di Kisaran Rp 10.000-Rp 15.000 per Orang". Kompas.com. KG Media. Diakses tanggal 2017-07-28. 
  27. ^ Supriyanti Rikin, Ari (15 Januari 2019). "Kereta LRT Jabodebek Produksi INKA Siap Dikirim Juni 2019". BeritaSatu. BeritaSatu Media Holdings. Diakses tanggal 2021-01-24. 
  28. ^ Diah, Femi (17 November 2020). "LRT Jabodebek Jalani Uji Sarana Menuju Beroperasi". Detikcom. Trans Media. Diakses tanggal 2021-01-24. 
  29. ^ "Product INKA - LRT Jabodebek". PT Industri Kereta Api. Diakses tanggal 2021-01-24. 
  30. ^ a b Adam Sidiq, Dicky (13 Oktober 2019). "Foto: Rangkaian LRT Jabodebek Diangkat ke Atas Stasiun Harjamukti". Kumparan. Diakses tanggal 2021-01-24. 
  31. ^ Lidyana, Vadhia (12 Oktober 2019). "Penampakan LRT Jabodebek yang Tiba di Jakarta". Detikcom. Trans Media. Diakses tanggal 2021-01-24. 
  32. ^ Bimo Pratomo, Harwanto (15 Oktober 2019). "Fakta-Fakta Terbaru LRT Jabodebek, Termasuk Tarif Rp 12.000". Merdeka.com. KapanLagi Youniverse. Diakses tanggal 2021-01-24. 
  33. ^ a b Ariefana, Pebriansyah (9 September 2015). "Ini Rute LRT dari Bekasi, Bogor, Depok dan Jakarta". Suara. PT. Arkadia Media Nusantara. Diakses tanggal 2021-01-23. 
  34. ^ Fabian Thomas, Vincent (14 Oktober 2019). "LRT Jabodebek Tahap 2 Arah Bogor Dibangun di Darat, Biaya Turun 50%". Tirto. Diakses tanggal 2021-01-24. 
  35. ^ Doni Tolok, Aprianus (11 November 2019). "Pembangunan Lintas Rel Terpadu Tahap II Rampung dalam 3 Tahun". Bisnis Indonesia. Diakses tanggal 2021-01-24. 
  36. ^ Siregar, Efrem (11 November 2019). "Kabar Gembira! LRT Cibubur-Sentul-Bogor Siap Dieksekusi". CNBC Indonesia. NBCUniversal International Networks, Trans Media. Diakses tanggal 2021-01-24. 
  37. ^ Simorangkir, Eduardo (1 November 2019). "Rekor Dunia di LRT Jabodebek". Detikcom. Trans Media. Diakses tanggal 2019-11-17. 
  38. ^ Choirul Anwar, Muhammad (15 November 2019). "Rekor-Rekor yang Pecah dari Bentang Panjang LRT". CNBC Indonesia. NBCUniversal International Networks, Trans Media. Diakses tanggal 2019-11-17. 

Pranala luar