Lokomotif BB201

salah satu lokomotif diesel-elektrik di Indonesia
Revisi sejak 28 Desember 2021 09.29 oleh 114.142.172.20 (bicara) (Beberapa penambahan)

Lokomotif BB 201 adalah lokomotif diesel elektrik milik PT Kereta Api Indonesia buatan pabrik General Motors Electro-Motive Division (GM-EMD), Amerika Serikat dengan transmisi daya DC-DC yang pernah dioperasikan sejak tahun 1964 hingga dekade 2010-an awal. Lokomotif ini merupakan lokomotif diesel elektrik model ketiga yang dioperasikan oleh PT KAI setelah CC 200 dan BB 200. Lokomotif ini merupakan adik dari lokomotif BB 200, yang juga diproduksi oleh pabrik yang sama.

Lokomotif BB201
BB 201 03 di Stasiun Kroya
Jenis dan asal
Sumber tenagaDiesel elektrik
ProdusenGeneral Motors
Electro-Motive Division, Amerika Serikat
ModelEMD G12U6[1]
Tanggal produksi1964
Data teknis
Konfigurasi:
 • AARA1A-A1A
 • UIC(A1A)(A1A)
Lebar sepur1.067 mm (3 ft 6 in)
Diameter rodapenggerak: 1.016 mm (1 ydft 4,0 in)
idle: 889 mm (2 ft 11,0 in)
Jari-jari lengkung terkecil586 m (640 ydftin)
Jarak gandar3.200 mm (3 ydftin)
Panjang13.106 mm (14 ydftin)
Lebar2.794 mm (3 ydft 2,0 in)
Tinggi3.759 mm (4 ydft 4,0 in)
Kapasitas bahan bakar2.840 l (620 imp gal; 750 US gal)
Kapasitas pelumas625 l (137 imp gal; 165 US gal)
Kapasitas pendingin810 l (180 imp gal; 210 US gal)
Kapasitas bak pasir300 l (66 imp gal; 79 US gal)
MesinEMD 12-567C
GeneratorGM D-29, DC-DC
Motor traksi4 unit
Tipe: D-29, DC-DC
Rem lokomotifRem udara tekan, Pengereman dinamis, Rem parkir
Performansi
Daya mesin10.626 kW (14.250 hp)
Gaya traksi107.100 N (24.100 lbf)
Karier
LokalPulau Jawa
Mulai dinas1964; 60 tahun lalu (1964)
Terakhir dinas2011; 13 tahun lalu (2011)

Lokomotif ini memiliki daya mesin sebesar 10.626 kW (14.250 hp) dengan susunan gandar (A1A)(A1A), yaitu dengan dua bogie dengan 3 gandar, tetapi masing-masing hanya 2 gandar yang digerakkan oleh motor traksi. Hal ini dibuat agar tekanan tiap-tiap gandarnya rendah, dan tidak melampaui daya dukung jaringan rel kereta ketika lokomotif melewati jaringan rel tersebut.[2]

Lokomotif ini sepanjang masa kedinasannya pernah berdinas di berbagai tempat di Pulau Jawa.

Sejarah

Awal kedinasan (1964-1984)

Perusahaan Negara Kereta Api (PNKA) membeli 11 unit lokomotif EMD G12 dari pabrik GM-EMD pada tahun 1964. Pada mulanya, lokomotif ini dialokasikan di depo lokomotif Bukit Duri (kini Depo KRL) untuk pelayanan kereta api penumpang dan barang. Kereta yang ditarik BB 201 melayani rute JakartaYogyakarta pp dan Jakarta–Sukabumi pp. Termasuk pula kereta api Bima yang notabene merupakan kereta termewah saat itu.

Meskipun bentuk lokomotif ini mirip dengan BB 200, tetapi ada sedikit perbedaan. Daya mesin dan kecepatan untuk lokomotif ini lebih besar daripada BB 200, yakni 10.626 kW (14.250 hp), dan mampu berlari hingga 120 km/h (33 m/s). Selain itu, BB201 sejak awal produksinya sudah dilengkapi multiple unit box port dan dynamic brake (rem dinamik), sedangkan BB200 belum ada fasilitas tersebut; meskipun beberapa waktu kemudian BB200 dilengkapi dengan dynamic brake. Posisi rem parkir BB 201 ada di dalam sisi kiri kabin masinis menghadap ke short hood, sedangkan BB200 di sisi kanan. Selain itu, tidak ada plat nomor di sisi kiri dan kanan lampu depan pada kedua ujungnya.

Selain itu, lokomotif BB 201 juga pernah melayani kereta api ketel dari Depo Pertamina Cilincing menuju Sukabumi atau Bandung. Jalur kereta api menuju ke depo Pertamina Cilincing yang melalui Stasiun Pasoso dan Sungailagoa untuk layanan kereta api ketel tersebut ditutup pada tahun 1980 karena telah selesainya jalur pipa Pertamina ke Sukabumi dan Bandung. Namun depo ini masih melayani pengisian BBM ke gerbong tangki high-speed diesel hingga dihentikan tahun 1989.

Hadirnya 38 unit lokomotif CC201 generasi I pada tahun 1976-1977 mengakibatkan lokomotif ini dimutasi ke depo lokomotif Yogyakarta. BB 201 kemudian digunakan untuk menarik kereta api pengangkut semen CilacapLempuyangan, serta kereta api ketel minyak rute Cilacap–Rewulu. Kemudian, 34 unit lokomotif CC201 generasi II yang diimpor tahun 1983-1984 mengakibatkan lokomotif ini dimutasi ke depo lokomotif Purwokerto, untuk menarik kereta api Purbaya (PurwokertoSurabaya Gubeng, pp) dan feeder Purbaya (Cilacap–Kroya, pp).

Akhir kedinasan (1985-2011)

Berbeda dengan saudaranya, BB 200, lokomotif ini tidak mengalami rehabilitasi untuk memperpanjang masa pakai pada tahun 1984. Ini menyebabkan sejak dekade 90-an, satu persatu lokomotif BB 201 mulai tumbang dan sejak memasuki dekade 2000-an, jumlahnya semakin sedikit. Saudaranya, BB 200 juga sebenarnya mengalami nasib yang sama namun karena sempat mengalami rehabilitasi (mid-life overhaul), maka memasuki dekade 2000-an BB 200 masih cukup sering berdinas pada banyak jenis kereta, termasuk kereta barang cepat sekalipun. Seiring dengan kebijakan PT Kereta Api Indonesia yang lebih memprioritaskan lokomotif diesel elektrik yang lebih baru seperti CC 201, CC 203, dan CC 204, baik BB 201 maupun saudaranya, BB 200 juga sama-sama tergeser posisinya, khususnya sejak tahun 2005 ke atas.

Menjelang akhir masa kedinasannya, tiga lokomotif yang tersisa milik Depo Induk Purwokerto, yaitu BB 201 02, 03, dan 10 dicat dengan livery hijau kuning khas PJKA. Dinasan terakhirnya adalah sebagai lokomotif langsir di Purwokerto, maupun penarik feeder Logawa (Cilacap–Kroya, pp). Unit terakhir yang beroperasi, BB 201 10, saat ini masih ada di depo lokomotif Semarang Poncol dan hanya digunakan sebagai pelangsir hingga masa akhir dinasnya, mengakhiri kedinasan BB 201 sekitar tahun 2011.

Saat ini, seluruh lokomotif BB 201 sudah punah, tidak ada yang beroperasi lagi. Kepunahan ini disebabkan langkanya suku cadang, mengingat BB 201 seperti halnya BB 200 masih menggunakan mesin EMD 567, tidak seperti lokomotif EMD seri berikutnya di Indonesia yang menggunakan mesin EMD 645 dan EMD 710, ditambah dengan kebijakan PT KAI yang melakukan standardisasi jenis lokomotif.[3] Saat ini beberapa BB 201 terletak di berbagai tempat seperti Balai Yasa Yogyakarta, Depo Semarang Poncol, atau sudah dirucat.

Preservasi

Lokomotif BB 201 yang pertama kali dipreservasi adalah BB 201 03, yang saat ini sudah dicat ulang dengan warna hijau-kuning khas PJKA. Sebelumnya, lokomotif ini terakhir berdinas di Depo Lokomotif Purwokerto, dan mangkrak di Balai Yasa Yogyakarta. Lokomotif ini rencananya akan dijadikan monumen di BPTT Darman Prasetyo, Yogyakarta.

Data teknis [4]

  • Dimensi Lokomotif
  1. Lebar sepur: 1.067 mm (3 ft 6 in)
  2. Panjang body: 13.106 mm (14 ydftin)
  3. Jarak antara alat perangkai: 14.006 mm (15 ydft 11,4 in)
  4. Lebar body: 2.819 mm (3 ydft 3,0 in)
  5. Tinggi maksimum: 3.759 mm (4 ydft 4,0 in)
  6. Jarak gandar: 3.200 mm (3 ydftin)
  7. Jarak antar pivot: 7.620 mm (8 ydftin)
  8. Diameter roda penggerak: 1.016 mm (1 ydft 4,0 in)
  9. Diameter roda idle: 889 mm (2 ft 11,0 in)
  10. Tinggi alat perangkai: 760 mm (2 ftin)
  • Berat
  1. Berat kosong: 74 ton (73 ton panjang; 82 ton pendek)
  2. Berat siap: 78 ton (77 ton panjang; 86 ton pendek)
  3. Berat adhesi: 52 ton (51 ton panjang; 57 ton pendek)
  • Motor Diesel
  1. Tipe: EMD 12-567C
  2. Jenis: 2 langkah, supercharger
  3. Daya Mesin: 10.626 kW (14.250 hp)
  4. Daya ke generator/converter: 977 kW (1.310 hp)
  • Motor Traksi/Converter
  1. Jumlah motor traksi: 4 unit
  2. Tipe motor: D-29, DC-DC
  3. Gear ratio: -
  4. Tipe generator: GM D-29, DC-DC
  • Performansi
  1. Kecepatan maksimum: 120 km/h (33 m/s)
  2. Gaya tarik maksimum (adhesi): 10.920 kgf (107.100 N; 24.100 lbf)
  3. Kecepatan minimum kontinu: 19 km/h (5,3 m/s)
  4. Jari-jari lengkung terkecil: 586 mm (1 ft 11,1 in)
  • Kapasitas
  1. Bahan bakar: 2.840 l (620 imp gal; 750 US gal)
  2. Minyak pelumas: 625 l (137 imp gal; 165 US gal)
  3. Air pendingin: 810 l (180 imp gal; 210 US gal)
  4. Pasir: 300 l (66 imp gal; 79 US gal)
  • Lain-lain
  1. Sistem rem: Rem udara tekan, Pengereman dinamis, Rem parkir
  2. Tipe kompresor: Gardner Denver WBO

Lihat pula

Referensi

  1. ^ Diesel Locomotive Roster
  2. ^ Majalah KA Edisi Khusus. (tanpa tahun). Album lokomotif dan KRL, II: 23
  3. ^ Unit Pusat Pelestarian dan Desain Arsitektur: Lokomotif BB201
  4. ^ Majalah KA Edisi Khusus. (tanpa tahun). Album lokomotif dan KRL, II: 25

Pranala luar