Persib Bandung

klub sepak bola di Indonesia
Revisi sejak 15 Januari 2022 18.47 oleh Aansaep1 (bicara | kontrib) (update musim 2020, 2021, informasi logo, seragam klub, dan hubungan persib dengan prawira bandung)

Persib (atau singkatan dari Persatuan Sepak Bola Indonesia Bandung; Aksara Sunda Baku: ᮕᮦᮁᮞᮤᮘ᮪ ᮘᮔ᮪ᮓᮥᮀ, Pérsib) adalah klub sepak bola Indonesia yang berdiri pada 14 Maret 1933, berbasis di Bandung, Jawa Barat. Persib saat ini bermain di Liga 1 Indonesia. Julukan mereka adalah Maung Bandung dan Pangeran Biru.

Persib Bandung
Logo Persib
Nama lengkapPersatuan Sepak Bola Indonesia Bandung
JulukanMaung Bandung
Pangeran Biru
Berdiri14 Maret 1933; 91 tahun lalu (1933-03-14)
StadionSi Jalak Harupat,
Kabupaten Bandung, Jawa Barat, Indonesia
(Kapasitas: 27.000)
Direktur UtamaIndonesia Glenn Sugita
ManajerIndonesia Umuh Muchtar
PelatihBelanda Robert Rene Alberts
Asisten PelatihIndonesia Budiman
LigaLiga 1
Liga 1 2021Peringkat 2 (sementara)
Situs webSitus web resmi klub
Kelompok suporterBobotoh, VPC, Bomber
Kostum kandang
Kostum tandang
Kostum ketiga
Musim ini

Sejak jaman Perserikatan permainan Persib Bandung mempunyai ciri khas tersendiri yaitu dalam bahasa Sunda; tikteuk yaitu permainan kaki ke kaki, mengandalkan kreativitas dan kecepatan penyerangan.

Sejarah

Masa-masa Awal

Sebelum lahirnya Persib Bandung, di Kota Bandung telah berdiri klub sepak bola Bandoeng Inlandsche Voetbal Bond (BIVB) pada sekitar tahun 1923. BIVB ini merupakan salah satu organisasi perjuangan kaum nasionalis pada masa itu. Tercatat sebagai Ketua Umum BIVB adalah Mr. Syamsudin yang kemudian diteruskan oleh R. Atot, putra dari pahlawan nasional Dewi Sartika. Atot juga tercatat sebagai Komisaris Daerah Jawa Barat yang pertama. BIVB memanfaatkan lapangan Tegallega di depan tribun pacuan kuda. Tim BIVB ini beberapa kali mengadakan pertandingan di luar kota seperti Yogyakarta dan Jatinegara, Jakarta.[1]

Pada tanggal 19 April 1930, BIVB bersama dengan VIJ Jakarta, SIVB (Persebaya), MIVB (PPSM Magelang), MVB (PSM Madiun), VVB (Persis Solo), dan PSM (PSIM Yogyakarta) turut membidani kelahiran PSSI dalam pertemuan yang diadakan di Societeit Hadiprojo Yogyakarta. BIVB dalam pertemuan tersebut diwakili oleh Mr. Syamsuddin. Setahun kemudian kompetisi tahunan antar kota/perserikatan diselenggarakan.

BIVB kemudian menghilang dan muncul dua perkumpulan lain yang juga diwarnai nasionalisme Indonesia yakni Persatuan Sepak bola Indonesia Bandung (PSIB) dan National Voetball Bond (NVB). Pada tanggal 14 Maret 1933, kedua perkumpulan itu sepakat melakukan fusi dan lahirlah perkumpulan yang bernama Persib yang kemudian memilih Anwar St. Pamoentjak sebagai Ketua Umum. Klub-klub yang bergabung ke dalam Persib adalah SIAP, Soenda, Singgalang, Diana, Matahari, OVU, RAN, HBOM, JOP, MALTA, dan Merapi.[1]

1930-1994 : Era Perserikatan

Diawal keikutsertaanya di kompetisi ini pada tahun 1933, Persib dikalahkan oleh VIJ Jakarta. kemudian baru pada tahun 1937 Persib berhasil meraih juara setelah mengalahkan Persis Solo di pertandingan final di Stadion Sriwedari dengan skor 2-1.[butuh rujukan] Kemudian di tahun-tahun berikutnya Persib gagal mempertahankan gelar dan hanya berhasil menjadi juara 3 pada kompetisi tahun 1939.[butuh rujukan]

Dekade 1940an

Memasuki awal dekade 40-an, situasi politik dalam negeri ketika itu mengganggu jalannya Kompetisi Perserikatan. Saat itu, kompetisi hanya bisa digelar pada tahun 1941, 1942, 1943. Pada tahun 1941 Bandung menjadi tuan rumah kompetisi perserikatan, tetapi Persib tidak mampu mencapai hasil yang maksimal.[butuh rujukan]

Di era pendudukan Jepang, pemerintahan kolonial membredel seluruh perkumpulan sepak bola yang ada di tanah air, termasuk PSSI. Pemerintah Kolonial Jepang pun mendirikan perkumpulan baru yang menaungi kegiatan olahraga ketika itu, yakni Rengo Tai Iku Kai.

Dekade 1950an

Pada dekade 50-an, prestasi Persib tidak begitu mencuat. Tahun 1950, Persib hanya menjadi runner-up dalam kejuaraan yang bersamaan dengan Kongres PSSI di Semarang. Persib gagal tampil sebagai juara setelah dikalahkan Persebaya di final, padahal skuat Persib saat itu diisi beberapa pemain timnas proyeksi Asian Games 1951 seperti Anas dan Aang Witarsa.[1]

Setelah hanya mampu menempati peringkat ketiga pada tahun 1952 di Surabaya, 1954 di Jakarta dan 1957 di Padang, Persib mulai menggeliat pada tahun 1959. Sayang, Persib gagal menjadi juara ketika pada pertandingan terakhir dikalahkan PSM Makassar 1-2 di Lapangan Ikada, Jakarta.[2]

Pada dekade ini, Persib mengalami periode-periode penting dimana walikota Bandung saat itu R. Enoch membangun kantor sekretariat untuk Persib di Cilentah. Sebelum akhirnya atas upaya R. Soendoro, Persib berhasil memiliki sekretariat Persib yang sampai sekarang berada di Jalan Gurame.[butuh rujukan]

Dekade 1960an

Pada musim kompetisi 1961, Persib berhasil menjuarai Kompetisi Perserikatan setelah memperoleh poin tertinggi di putaran final yang diikuti 7 kontestan.[3][1] Tetapi setelah itu di tahun-tahun berikutnya prestasi Persib kembali melorot dan gagal mempertahankan gelar pada Kompetisi Perserikatan 1964 dan 1965 di Jakarta.[1]

Dekade 1970an

Memasuki dekade 1970-an, tidak ada prestasi yang dicatatkan oleh Persib. Meskipun tidak meraih prestasi di kompetisi mayor, tetapi Persib masih berprestasi di kompetisi atau turnamen-turnamen seperti Surya Cup (Surabaya) 1978, Yusuf Cup (Makasar) dan Tugu Muda (Semarang), diketiga turnamen tersebut Persib mampu tampil sebagai juara.[butuh rujukan]

Dekade 1980an

Setelah berjuang dari tingkat zona, wilayah dan nasional, dengan materi pemain di antaranya Sobur, Adeng Hudaya, Suryamin, Encas Tonif, dan Iwan Sunarya, pada tahun 1980 Persib akhirnya kembali ke Divisi Utama bersama PSIS Semarang, Persema Malang dan PSP Padang untuk melengkapi 6 tim lain di Divisi Utama yaitu Persija Jakarta, PSMS Medan, Persipura Jayapura, PSM Makassar, Persebaya Surabaya dan Persiraja Banda Aceh.

Setelah kembali ke Divisi Utama pada Kompetisi Perserikatan 1983, Persib langsung unjuk gigi. Meski pada putaran pertama Wilayah Barat di Stadion Imam Bonjol, Padang, hanya mencatat sekali kemenangan atas PSP Padang 2-1 (sisanya kalah 1-2 dari PSMS serta bermain imbang 2-2 dengan PSMS dan 0-0 dengan Persija), Persib memastikan diri lolos ke babak “4 Besar”, setelah mencetak 3 kemenangan dan sekali imbang di putaran kedua di Stadion Siliwangi.

Pada pertandingan pertama, gol-gol yang disumbangkan Adeng Hudaya (30), Wolter Sulu (52), Encas Tonif (66) dan Bambang Sukowiyono (72) mengantarkan Persib meraih kemenangan 4-0 atas Persiraja. Selanjutnya, PSP dibabat 5-0 lewat hattrick Adjat Sudradjat pada menit 18, 38 dan 55, serta gol tambahan dari Bambang Sukowiyono (8) dan Robby Darwis (68). PSMS yang akhirnya tampil sebagai juara Wilayah Barat juga ditaklukan dengan skor 3-1 melalui gol Bambang Sukowiyono (12-pen.) dan dua gol Adjat Sudradjat pada menit 22 dan 66. Pada partai pamungkas Wilayah Barat, Persib bermain imbang tanpa gol dengan Persija.

Di babak “4 Besar” yang berlangsung di Stadion Utama Senayan, Persib dan PSMS bergabung dengan dua wakil Wilayah Timur, Persebaya Surabaya dan PSM Makassar. Persib akhirnya lolos ke grandfinal setelah mengalahkan Persebaya 2-1 lewat gol Wawan Karnawan (40) dan Wolter Sulu (60); kembali membekap PSMS 2-1 melalui dua gol yang diborong Adjat Sudradjat dan menghancurkan PSM Makassar 3-0 lewat gol Djafar Sidik (10), Yana Rodiana dan Bambang Sukowiyono (74).

Persib dikenal bersaing ketat dengan PSMS Medan dalam perebutan gelar juara Perserikatan. Pertemuan mereka yang pertama di laga pamungkas Perserikatan terjadi pada tahun 1983. Tiada gol tercipta pada 90 menit pertandingan dan tambahan waktu, namun PSMS mampu mengalahkan Persib dengan keunggulan 3-2. Final tahun 1985 yang dihelat di Stadion Utama Gelora Bung Karno, yang saat itu masih bernama Stadion Senayan pada 23 Februari 1985 dikenang sebagai partai yang ditonton 150.000 orang, catatan yang hingga kini belum dapat tersaingi.[4] Persib kembali ditekuk PSMS lewat adu penalti lagi-lagi yang berakhir 3-2 setelah skor 2-2 hingga akhir perpanjangan waktu laga itu.[5]

Dua kegagalan pada musim 1982/1983 dan 1983/1984, tidak membuat Persib patah arang. Pada tahun 1986, Adeng Hudaya dan kawan-kawan akhirnya bisa meraih Piala Presiden di Bandung setelah di final mengalahkan Perseman Manokwari 1-0 lewat gol tunggal Djadjang Nurdjaman.[6]

Para pemain yang sukses mengakhiri penantian panjang Persib selama seperempat abad itu sebagian besar merupakan hasil binaan Marek Janota. Ketika itu skuat Persib dihuni Sobur, Boyke Adam, Wawan Hermawan (penjaga gawang), Wawan Karnawan, Ade Mulyono, Suryamin, Ujang Mulyana, Sarjono, Adeng Hudaya, Robby Darwis, Yoce Roni, Kornelis, Ajid Hermawan, Ajat Sudradjat, Yana Rodiana, Sam Triawan, Iwan Sunarya, Dede Rosadi, Djadjang Nurdjaman, Bambang Sukowiyono, Suhendar, Kosasih dan Djafar Sidik. Pemain-pemain berbakat itu ditangani pelatih Nandar Iskandar.

Piala Presiden gagal dipertahankan Persib pada musim berikutnya, 1986/1987. Setelah lolos ke babak “6 Besar”, Persib tidak lolos ke grand final karena hanya berada di peringkat ketiga klasemen akhir. Nilai yang dikumpulkan Persib yaitu 6, hasil sekali menang dan 4 kali seri, sebenarnya sama dengan PSIS Semarang. Namun, karena buruknya produktivitas gol, Persib harus memberikan tempat di grandfinal kepada PSIS yang akhirnya tampil sebagai juara dengan mengalahkan Persebaya 1-0. Dari 5 pertandingan yang dimainkan, Persib hanya mencetak dua gol melalui Adjat Sudradjat ketika bermain imbang 1-1 dengan Persipura dan Adeng Hudaya saat mengalahkan PSIS 1-0.

Tahun 1986, usai Persib memuncaki kompetisi Perserikatan Divisi Utama, Piala Sultan Hassanal Bolkiah berhasil dibawa pulang ke Bumi Pajajaran. Di partai final, Persib yang mendapat tenaga tambahan dari libero terbaik Indonesia saat itu Herry Kiswanto, mengalahkan tim nasional Malaysia. Gol kemenangan jagoan Bandung dilesakan Yusuf Bachtiar, yang kemudian melegenda sebagai dirijen utama Persib di Liga Indonesia.

“Kita bisa menjadi juara di Piala Sultan Hassanal Bolkiah karena Persib memang sedang di puncak prestasi. Dan memenuhi pra syarat sebagai tim juara. Di semua lini permainan tidak ada sama sekali celah yang bisa mengandaskan impian kami dalam mengibarkan sepak bola prestasi. Teknis dan non teknis jempolan. Tidak ada sama sekali ganjalan untuk menjadi the champion. Juara memang tinggal menunggu waktu saja,”

Bambang Sukowiyono (1986)

Persib menerima kunjungan klub Belanda PSV Eindhoven pada 11 Juni 1987 di Stadion Siliwangi dalam sebuah laga persahabatan. Klub yang nantinya akan menjuarai Piala Champions 1987-88 itu memenangkan laga dengan skor 6-0 dengan gol dari Rene van der Gijp (menit 8), hattrick Eric Viscaal ('15, '40, '51) dan Jurrie Koolhof ('58, '63).[7][8][9]

Pada musim berikutnya, 1987/1988, Persib mencatat hasil serupa. Ketika itu, Persib kalah bersaing dengan Persebaya yang akhirnya tampil sebagai juara dan Persija. Namun, pada musim 1989/1990, Persib kembali unjuk gigi. Di bawah besutan pelatih Ade Dana dan dua asistennya Dede Rusli dan Indra M. Thohir, Persib tampil sebagai kampiun setelah pada babak grand final di Stadion Utama Senayan mengalahkan PSM Makassar 2-0 lewat gol bunuh diri Subangkit dan Dede Rosadi.[10]

Dekade 1990an

Mengawali dekade 90-an, Persib mengawali Kompetisi Perserikatan dengan kegagalan. Namun, setelah lolos dari babak reguler Wilayah Barat ke babak “6 Besar” bersama PSMS dan PSDS Deli Serdang, Persib masih sempat lolos ke semifinal berkat kemenangan 2-1 atas Persebaya lewat gol Kekey Zakaria menit ke-7 dan Robby Darwis menit 30 dan menjinakkan PSDS 1-0 melalui gol tunggal Dede Rosadi pada menit 62. Namun, di semifinal, Persib harus mengakui keunggulan PSM Makassar 1-2. Gol Robby Darwis melalui titik penalti pada menit 65 tidak mampu menyelamatkan Persib karena PSM mampu mencetak dua gol melalui Alimudin Usman pada menit 54 lewat titik penalti dan Kaharudin menit 79.

Kegagalan Persib makin lengkap ketika pada pertandingan perebutan tempat ketiga pun dikalahkan Persebaya 1-2. Bagi Persib, peringkat keempat ini menjadi prestasi terburuk sejak kebangkitan di awal dekade 80-an.

Persib kembali jadi kampiun disertai catatan sejarah, karena musim 1993/1994 merupakan Kompetisi Perserikatan terakhir, sebelum dilebur menjadi Liga Indonesia (LI) pada musim 1994/1995. Persib berhasil membumikan Piala Presiden di Bandung untuk selamanya, setelah di final menjungkalkan PSM Makassar 2-0 pada tanggal 17 April 1994.[10] Dua gol kemenangan Persib pada partai final yang disaksikan lebih dari 100.000 penonton itu dicetak Yudi Guntara menit ke-26 dan Sutiono Lamso menit 71. Pada partai final itu, pelatih Indra M. Thohir yang didampingi Asisten Pelatih Djadjang Nurdjaman dan Emen Suwarman menurunkan formasi terbaiknya yaitu Aris Rinaldi (kiper); Robby Darwis, Roy Darwis, Yadi Mulyadi (belakang); Dede Iskandar, Nandang Kurnaedi, Asep Kustiana, Yusuf Bachtiar, Yudi Guntara (gelandang), Kekey Zakaria, dan Sutiono Lamso (striker).[11]

1994-2007: Bergulirnya Liga Indonesia

Sebuah catatan sejarah dibuat PSSI pada pertengahan dekade 90-an. Setelah bertahun-tahun terjadi dualisme kompetisi yaitu Perserikatan (amatir) dan Galatama (semiprofesional), mulai musim 1994-1995, PSSI memutuskan menggabungkan kedua kompetisi sepak bola di tanah air tersebut dan membuka keran bagi pemain asing. Sebanyak 34 tim, terdiri dari 16 eks Galatama dan 18 eks Perserikatan, tampil dalam kompetisi Liga Indonesia (LI).

Ke-34 peserta dibagi ke dalam dua wilayah, Barat dan Timur. Di Wilayah Barat bercokol Arseto Solo, Bandung Raya, BPD Jateng, Mataram Putra, Medan Jaya, Pelita Jaya Jakarta, Persib Bandung, Persija Jakarta, Persijatim Jakarta Timur, Persiku Kudus, Persiraja Banda Aceh, Persita Tangerang, PS Bengkulu, PSDS Deli Serdang, PSMS Medan, Semen Padang, dan Warna Agung. Sedangkan di Wilayah Timur, ada Arema Malang, Assyabaab Salim Grup Surabaya (ASGS), Barito Putra, Gelora Dewata, Mitra Surabaya, Persebaya Surabaya, Persegres Gresik, Persema Malang, Persiba Balikpapan, Persipura Jayapura, Petrokimia Putra Gresik, PSIM Yogyakarta, PSIR Rembang, PSIS Semarang, PSM Makassar, Pupuk Kaltim Bontang, dan Putra Samarinda.

17 tim yang berada di masing-masing wilayah harus bertarung secara reguler dalam 32 pertandingan home and away. Empat tim teratas berhak lolos ke babak “8 Besar”, dan dua tim terbawah di masing-masing wilayah degradasi ke Divisi I.

Liga Indonesia/1994-95

Kendati keran pemain asing sudah dibuka lebar-lebar oleh PSSI, namun Persib tetap mengandalkan pemain lokal pada LI I/1994-95. Meskipun demikian, dominasi Persib yang sudah dipancangkan sejak pertengahan dekade 80-an, belum tergoyahkan.

Persib memulai kompetisi dengan hasil buruk. Pada partai pembuka, Persib dikalahkan Pelita Jaya 0-1 melalui gol tunggal pemain asing asal Yugoslavia (sekarang Serbia), Dejan Gluscevic.Di babak reguler, dengan mengalami tiga kekalahan, Persib pun hanya lolos ke babak “8 Besar” sebagai runner-up di bawah Pelita Jaya. Setelah lolos ke Senayan, Persib membuka pertandingan Grup B, 20 Juli 1995, dengan hasil imbang tanpa gol dengan Petrokimia Putra. Dalam pertandingan ini, Petrokimia Putra menurunkan dua pemain asing andalannya, Jacksen Tiago (Brasil) dan penjaga gawang asal Trinidad & Tobago, Darryl Sinerine. Sementara pada pertandingan lain, ASGS membekap Medan Jaya 2-1.

Persib baru membuka peluang lolos ke semifinal setelah pada partai kedua, 23 Juli 1995, menundukkan Medan Jaya 2-1 dan pada pertandingan lain, Petrokimia Putra kembali bermain imbang 2-2 dengan ASGS. Hasil ini membuat persaingan perebutan dua tiket dari Grup B semakin panas, terutama tiga tim yang masih punya peluang yaitu Persib, ASGS dan Petrokimia Putra.

Pada partai penentuan, 26 Juli 1995, Persib tampil luar biasa ketika membekap pimpinan klasemen sementara, ASGS dengan skor telak 3-0, sekaligus menempatkan diri di babak semifinal sebagai juara Grup B. Persib akhirnya didampingi Petrokimia Putra yang menang 3-0 atas Medan Jaya.

Di babak semifinal, 28 Juli 1995, Persib bertemu Barito Putra yang menjadi runner-up Grup A. Dalam pertandingan yang berlangsung sengit, Persib akhirnya berhasil mematahkan perlawanan keras Barito Putra lewat gol tunggal Kekey Zakaria. Dengan seabreg tudingan Persib diselamatkan wasit pada babak semifinal, Robby Darwis dan kawan-kawan melenggang ke partai puncak untuk kembali berhadapan dengan Petrokimia Putra yang menyingkirkan Pupuk Kaltim 1-0 berkat gol tunggal Widodo Cahyono Putro.

Pada partai puncak, 30 Juli 1995, Persib masuk ke lapangan di bawah sorak sorai puluhan ribu bobotoh yang memadati Stadion Utama Senayan Jakarta. Seperti partai-partai sebelumnya, pada pertandingan final, pelatih Indra M. Thohir menurunkan skuad terbaiknya; Anwar Sanusi (kiper), Mulyana, Robby Darwis, Yadi Mulyadi (belakang), Dede Iskandar, Nandang Kurnaedi, Yudi Guntara, Asep Kustiana, Yusuf Bachtiar (tengah), Kekey Zakaria, dan Sutiono Lamso (depan).

Persib akhirnya kembali menorehkan sejarah dengan menjuarai LI I, setelah Sutiono Lamso menjebol gawang Petrokimia Putra pada menit 76. Penyerang Petrokimia Jacksen F. Tiago sempat mencetak gol di menit 30, namun dianulir oleh wasit Zulkifli Chaniago.[12] Hingga pertandingan usai, Petrokimia Putra gagal membuat gol balasan, yang membuat ribuan bobotoh berpesta pora di Stadion Utama Senayan.[13] Pesta serupa juga terjadi di Bandung dan seantero Jawa Barat. Bagi Sutiono Lamso, golnya ke gawang Petrokimia Putra itu melengkapi koleksi golnya pada musim itu menjadi 21 gol. Sebuah rekor yang hingga saat ini belum terpecahkan oleh striker Persib lainnya.

Berkat keberhasilannya menjadi juara LI, Persib menjadi wakil Indonesia di kancah Piala Champions Asia (kini menjadi Liga Champions Asia). Pada gelaran musim 1995 aksi anak-anak Bandung pun gilang-gemilang. Tim besutan Indra M. Thohir membukakan mata sepak bola internasional. Bermodalkan dua kemenangan atas Bangkok Bank (Thailand) dan Pasay City (Filipina) pesaingnya di babak awal Persib yang datang dengan status tim amatir, di antara para raksasa Asia dengan sepak bola profesionalnya, mampu merangsek hingga babak perempatfinal wilayah Timur yang digelar di Stadion Siliwangi.[14]

Sayang, tim pujaan masyarakat Tatar Pasundan tidak mampu berbuat lebih banyak lagi. Langkah raksasa mereka pun terhenti sampai di situ, setelah Verdy Kawasaki (Jepang) memberi luka 1-3, ditundukan Thai Farmers Bank (Thailand) 2-3, dan dihempas Ilhwa Chunwa (Korea Selatan) 1-4.[14] Kendati begitu, Persib masih bisa tersenyum, karena Indra M Thohir terpilih sebagai pelatih terbaik Asia versi AFC (Asosiasi Sepak bola Asia).

“Kalah dan terhenti di babak perempatfinal Wilayah Timur memang sudah diprediksi. Lawan yang kita hadapi, kualitasnya jauh di atas lawan-lawan Persib di babak penyisihan sebelumnya. Tapi, apapun adanya, langkah Persib sudah terekam dalam sejarah perhelatan Piala Champion Asia. Tim amatir tetapi mentalnya sangat profesional, sulit dilahirkan lagi dalam waktu yang relatif pendek,”

— Asep Kustiana, pencetak gol Persib ke gawang Ilhwa Chunma (sekarang Seongnam FC)

Found Alignment, Found Width,

Persib tercatat pernah menghadapi AC Milan dalam laga persahabatan tanggal 4 Juni 1994 di Stadion Utama Senayan (kini SUGBK). Pasukan pimpinan pelatih legendaris Italia Fabio Capello menghajar Pangeran Biru 0-8 lewat gol Dejan Savićević ('17, '18), Gianlugi Lentini ('26), Paolo Baldieri ('27, '48, '58), Christian Antigori ('68), dan Stefano Desideri ('78).[15][16]

Liga Super Indonesia (2008-2015)

Liga Indonesia mengalami perubahan setelah dibentuknya Liga Super Indonesia (LSI) sebagai liga divisi teratas menggantikan Divisi Utama yang menjadi liga tingkat kedua. Musim 2008–2009 menjadi yang pertama dalam tajuk LSI. Klub tidak lagi diperbolehkan menerima bantuan dana dari pemerintah daerah, dan didirikanlah PT. Persib Bandung Bermartabat sebagai perusahaan yang menaungi Persib.[17] Jaya Hartono membawa dua anak asuhnya di Deltras FC, Hariono dan Waluyo ke dalam tim. Dua pemain muda, Irwan Wijasmara dan Wildansyah, bergabung dari tim Diklat Persib. Persib mampu berada di peringkat 3 klasemen akhir dengan raihan 66 poin, hasil dari 20 menang, 6 seri dan 8 kalah.

Musim selanjutnya, yaitu 2009-10 Persib ditinggal Eka Ramdani yang menerima tawaran Persisam. Kepindahannya ini sempat memicu kemarahan suporter. Lorenzo Cabanas, Rafael Alves Bastos, Nyeck Nyobe, Edi Kurnia, Zaenal Arief, Suwita Pata, Hari Salisburi dan Waluyo juga meninggalkan klub. Sebagai gantinya, Budi Sudarsono, Cucu Hidayat, Aji Nurpijal dan Christian Rene direkrut serta Dedi Haryanto dipromosikan dari tim Diklat. Dua pemain timnas Thailand Sinthaweechai Hathairattanakool dan Suchao Nuchnum direkrut Persib dengan status pinjaman. Meskipun tidak lama bermain untuk Persib, penampilan keduanya dipuji para suporter. Persib mengakhiri musim dengan duduk di peringkat 4.

Untuk musim Liga Super Indonesia 2014, legiun asing Persib diisi oleh Vladimir Vujović, Djibril Coulibaly, dan Makan Konaté. Dalam sebuah laga ujicoba tanggal 14 Mei 2014 di Stadion Si Jalak Harupat, Persib menahan imbang raksasa Belanda, Ajax Amsterdam dengan skor 1-1.[18]

Pada musim reguler, Persib berada dibawah juara grup A Arema dengan 41 poin, berbanding dengan 44 poin yang diraih Arema. Persib kemudian memasuki Babak 8 Besar, tergolong ke dalam grup B bersama PBR, Mitra Kukar dan Persebaya. Dengan raihan 4 kemenangan, dan masing masing 1 seri dan kekalahan, Persib melaju ke semi-final untuk menghadapi Arema. Laga yang berlangsung di Stadion Gelora Sriwijaya mampu dimenangkan Persib dengan skor 3-1 setelah perpanjangan waktu, lewat gol Vujovic di menit 84, Atep di menit 91, dan Konate di menit 114 yang hanya dibalas Alberto Gonçalves Da Costa di menit 46.[19]

Persipura adalah lawan Persib di laga final yang juga dilakoni di Gelora Sriwijaya pada 7 November 2014. Ian Kabes membuka skor dengan golnya di menit 5, namun Imanuel Wanggai menyarangkan gol ke gawangnya sendiri di menit 45+1. Persib berbalik unggul lewat M. Ridwan di menit 52, sebelum akhirnya kembali imbang oleh Boaz Solossa di menit 79. Adu penalti dimainkan setelah tiada gol tercipta di masa perpanjangan waktu. Boaz, Yohanes Pahabol, dan Robertino Pugliara dari Persipura serta Konate, Ferdinand Sinaga, Tony Sucipto dan Supardi Nasir berhasil melesakkan bola ke gawang. Penendang Persipura selanjutnya Nelson Alom tak berhasil, dan Ahmad Jufrianto mampu menaklukkan Yoo Jae-hoon, sehingga memastikan Persib merengkuh titel Juara LSI 2014 dengan skor 2-2 (3-5) di laga final.[20] Striker Persib Ferdinand Sinaga dinobatkan sebagai Pemain Terbaik LSI 2014.[21]

Keberhasilan Persib menjuarai LSI 2014 disambut sangat meriah oleh Bobotoh yang turun ke jalanan kota Bandung. Ribuan orang termasuk Bobotoh dan warga biasa mendatangi selebrasi kemenangan yang berlangsung di Lapangan Gasibu, dengan para pemain Persib, pelatih, dan staf menaiki bus Bandros yang dikawal ketat oleh polisi.[22]

Liga 1 (2017-sekarang)

Musim pertama Persib pada era Liga 1 dikejutkan dengan kedatangan mantan pemain timnas Ghana yang pernah menjadi bintang bersama Chelsea, Real Madrid dan AC Milan, Michael Essien yang didatangkan dari klub top Yunani Panathinaikos FC sebagai marquee player.[23][24] Carlton Cole yang pernah bermain untuk West Ham juga berseragam Persib, bersama Shohei Matsunaga yang kembali direkrut setelah bermain di Persib pada rentang tahun 2011-2012. Cole dilepas di pertengahan musim setelah gagal menyarangkan satupun gol ke gawang lawan,[25] dan pemain timnas Chad Ezechiel N'Douassel direkrut dari klub Israel Hapoel Tel Aviv pada 7 Agustus 2017.[26] Karena hasil yang tidak memuaskan, Djajang Nurjaman mengundurkan diri dari posisinya sebagai pelatih pada 16 Juli 2017 dan Herrie Setyawan menjadi pelatih sementara atau caretaker[27]. Persib terlempar dari papan atas klasemen ke papan tengah sejak pekan ke-11 dan tak beranjak hingga akhirnya harus puas menyudahi musim di peringkat 13, yang terburuk sejak musim 2006.

Pada musim 2018, terjadi perubahan skuad yang cukup signifikan. Essien dilepas, Vujovic pindah ke Bhayangkara FC, Matsunaga ke Persela, sementara itu Ardi Idrus, Ghozali Siregar, Jonathan Bauman, Bojan Mališić, dan Oh In-Kyun masuk menggantikan. Selain itu, Eka Ramdani dan Airlangga Sutjipto kembali didatangkan. Pelatih Mario Gomez asal Argentina ditunjuk untuk menangani tim di musim ini.[28] Laga Derbi Indonesia di paruh musim kedua ternodai dengan meninggalnya Haringga Sirla, seorang suporter yang dianiaya oknum suporter lain sebelum laga dimulai.[29] Akibat tragedi itu, Persib dihukum tak boleh bermarkas di wilayah Jawa Barat termasuk di Stadion GBLA maupun Jalak Harupat, sehingga harus memainkan laga kandang di Stadion Kapten I Wayan Dipta. Persib sempat menghuni posisi 2 klasemen menuju akhir kompetisi, namun kekalahan-kekalahan dialami dan penurunan performa ini membuat Persib hanya bisa berada di peringkat 4 klasemen akhir. Ardi Idrus terpilih masuk Tim Terbaik Liga 1 2018.[30] Eka Ramdani memutuskan pensiun di akhir musim.[31]

Untuk musim 2019, Mario Gomez yang dipecat digantikan Miljan Radović.[32][33] Akan tetapi, hasil turnamen pramusim Piala Presiden 2019 yang tak memuaskan membuatnya didepak, dan manajemen mendatangkan Robert Rene Alberts yang pernah mengantarkan Arema juara LSI 2009-10.[34] Striker Artur Geworkýan direkrut untuk menggantikan Bauman, dan Rene Mihelic asal Slovenia melengkapi jatah legiun asing.[35][36] Beckham Putra Nugraha pun dipromosikan dari Persib U19 setelah membawa tim tersebut juara Liga 1 U19 2018.[37] Di pertengahan musim, Mihelic bersama Geworkyan diputus kontrak dan Malisic dilepas ke Badak Lampung F.C.[38] Sebagai gantinya, Persib mendatangkan Kevin van Kippersluis dan Nick Kuipers dari Belanda serta Omid Nazari asal Filipina.[39] Karena kiper utama Deden Natshir mengalami cedera tulang kering di laga melawan Persija (10/7) dan absen hingga akhir musim, kiper PSS Sleman asal Kuningan Dhika Bayangkara ditransfer ke Persib.[40][41]

Pada musim 2020 Persib merekrut beberapa pemain, yaitu Geoffrey Castillion, Wander Luiz, dan Ezra Walian serta sempat memuncaki klasemen dengan tiga kemenangan beruntun, namun akhirnya kompetisi dihentikan setelah ditunda berkali-kali akibat terjadinya pandemi Covid-19. Kompetisi lalu dilanjutkan pada tahun 2021 dengan memulai musim baru pada bulan Agustus.[42] Persib berlaga di Piala Menpora 2021, dengan hasil akhir kalah 1-2 dari Persija pada babak final.[43] Beberapa pemain yang baru bergabung seperti Ferdinand Sinaga dan Farshad Noor dilepas sebelum liga benar-benar dimulai.[44] Castilion dan Luiz juga dirilis pada pertengahan musim. Mohammed Rashid, Bruno Cantanhade, Marc Klok, David da Silva dan beberapa pemain akademi klub masuk ke dalam skuat.[45][46]

Logo dan Seragam

Warna resmi seragam klub adalah biru dan putih yang merupakan warna digunakan oleh Kerajaan Siliwangi.

Logo klub tampak serupa dengan lambang kota Bandung. Logo tersebut dipakai dikarenakan pada masa-masa awal Perserikatan, Persib dinilai mewakili orang Sunda. Saat ini, dua bintang ditambahkan di atas logo klub sebagai tanda telah memenangkan dua kali liga pada tahun 1995 and 2014. Pada ubahan terakhir, logo kini memiliki bentuk perisai yang lebih membulat dan pergantian aksara (font) "PERSIB" di tengahnya.[47] Klub sempat mengubah warna seragam menjadi biru muda dan logo dengan gambar harimau serta tulisan "PERSIB" dan "MAUNG BANDUNG" di masing-masing atas dan bawah logo pada musim 2003, namun hanya bertahan semusim lewat instruksi pergantian kembali oleh walikota Bandung saat itu H. AA Tarmana.[48]

Menurut statuta PSSI, logo Persib sekarang dilindungi dan tidak dibenarkan untuk diganti dan diubah sebagai penghargaan akan andil klub dalam pendirian PSSI pada tahun 1930. Peraturan ini juga meliputi larangan pergantian nama, domisili, dan warisan sejarah klub.[49]

Stadion dan Mess

 
Stadion Gelora Bandung Lautan Api (GBLA)
 
Stadion Si Jalak Harupat

Persib sempat menggunakan lapangan-lapangan di kota Bandung seperti di Ciroyom dan Tegallega untuk bermain pada era awal berdirinya. Stadion Sidolig (yang kini bernama Stadion Persib) mulai digunakan setelah terjadi merger klub-klub lokal seperti UNI, SIDOLIG dan VBBO. Setelah itu, Persib bermarkas di Stadion Siliwangi hingga dekade 2000an.

Pada Liga Super Indonesia 2008, Persib terpaksa harus meninggalkan Stadion Siliwangi setelah terjadi kerusuhan ketika menjamu Persija Jakarta pada pekan kedua. Ditambah situasi politik yang sedang memanas akibat berlangsungnya Pemilu 2009, Kepolisian Kota Bandung tidak lagi mengeluarkan surat izin menyelenggarakan pertandingan di Stadion Siliwangi bagi Persib. Sebagai alternatif, dipilihlah Stadion Si Jalak Harupat, Soreang, Kabupaten Bandung, sebagai "home-base" hingga akhir musim kompetisi.

Untuk lapangan latihan, Persib menggunakan Stadion Persib di Jl. Ahmad Yani. Di stadion tersebut terdapat lapangan latihan dengan rumput baru dan trek berlari serta di sampingnya terdapat mess untuk tempat tinggal para pemain dan staff Persib serta untuk kantor. Letak Stadion Persib yang berada di Jl. Ahmad Yani yang merupakan pusat keramaian juga membuat istirahat para pemain terganggu dan mudahnya para bobotoh untuk masuk ke dalam stadion.

Selain Stadion Persib, Persib pun memakai Sport Jabar Arcamanik. Tim Persib sendiri mengaku cocok berlatih di stadion tersebut, karena selain memiliki lapangan yang cukup baik termasuk kondisi rumputnya. Selain itu tempat tersebut lokasinya dekat dengan mess Persib di Stadion Sidolig. Terkadang jika dibutuhkan, lapangan di jalan Lodaya pun jadi tempat berlatih.[50]

Pada Juni 2016 hingga September 2018 Persib menggunakan Stadion GBLA untuk memainkan laga kandangnya. Untuk Liga 1 2019 Stadion GBLA tak dapat digunakan akibat kondisinya yang memburuk,[51] sehingga Persib bermarkas kembali di Stadion Si Jalak Harupat.


Rekor musim ke musim

Musim Liga Piala Indonesia Liga Champions Piala AFC Top Skor Liga
Divisi Main M S K GM GK Poin Pos
1994-95 DU 36 23 10 3 60 17 79 1 Belum diselenggarakan Tidak Lolos Belum diselenggarakan n.a
1995-96 DU 31 14 11 6 34 18 53 3 Grp. C Perempat Final
1996-97 DU 23 9 12 2 23 14 39 2 Grp.B Tidak Lolos
1997-98 DU Dihentikan
1998-99 DU 8 3 1 4 9 10 10 3 Grp.2 Wil.Bar
1999-2000 DU 26 8 8 10 22 21 32 8 Wil.Barat
2001 DU 29 16 2 11 25 21 50 8 Besar
2002 DU 22 9 5 8 26 24 32 8 Wil.Barat
2003 DU 38 12 9 17 35 48 45 16
2004 DU 34 12 13 9 38 37 49 6 Tidak Lolos
2005 DU 26 10 8 8 32 36 38 6 Wil. Barat Babak kedua
2006 DU 26 7 8 11 23 30 29 12 Wil. Barat Babak pertama
2007 DU 34 15 9 10 45 29 54 5 Wil. Barat Babak kedua
2008-09 ISL 34 20 6 8 63 40 66 3 16 Besar   Christian Gonzales (28)
2009-10 ISL 34 16 5 13 50 36 53 4 Perempat Final   Christian Gonzales (19)
2010-11 ISL 28 11 6 11 44 43 39 7 Tidak diselenggarakan n.a
2011-12 ISL 34 14 7 13 49 49 49 8 Tidak Masuk   Miljan Radović (11)
2013 ISL 34 18 9 7 72 43 63 4 Tidak diselenggarakan   Sergio van Dijk (21)
2014 ISL 28 18 6 4 58 29 60 1   Makan Konaté (13)
2015 ISL Dihentikan Pendahuluan 2 16 Besar   Atep Rizal (3)
2016 ISC A 34 15 10 9 45 33 55 5 Tidak Lolos Tidak Lolos   Sergio van Dijk (10)
2017 Liga 1 34 9 14 11 39 36 41 13   Raphael Maitimo (9)
2018 Liga 1 34 14 10 10 49 41 52 4 Perempat Final   Ezechiel N'Douassel (17)
2019 Liga 1 34 13 12 9 49 39 10 6   Ezechiel N'Douassel (15)
2020 Liga 1
2021 Liga 1
Juara Peringkat kedua Promosi Degradasi

Prestasi

Domestik

Liga (kasta Tertinggi)

  • Perserikatan (1931-1994)
    • Juara : 1937, 1961, 1986, 1989-90, 1993-94
    • Runner-up : 1933, 1934, 1936, 1959, 1965-66, 1966-67, 1983, 1985

Kompetisi Piala/Turnamen

  • Turnamen Kongres PSSI
    • Juara (1): 1950
  • Piala Presiden
  • Lainnya
    • Siliwangi Cup (4): 1981, 1989, 1994, 2000
    • Jusuf Cup (1): 1957
    • Marah Halim Cup (1): 1988
    • Surya Cup (1): 1978
    • Soeratin Cup (2): 2003, 2006
    • Piala Pers (1): 1993
    • Piala Johnny Pardede International Hotel (1): 1992
    • Piala Persija Cup (1): 1991
    • Piala Jawa Pos (1): 1990
    • Piala Wali Kota Bogor (1): 1978
    • Piala General Rehearsal Asian Games (1): 1962
    • Kang Dada Cup (1): 2008
    • Celebes Cup (1):2012
    • Piala Wali Kota Padang (1): 2015

Kejuaran Asia

Internasional

  • Pesta Sukan (Sultan Brunei Cup)
  • Queen's Cup (Bangkok Thailand)
    • Babak Penyisihan (1): 1978
  • Aga Khan Gold Cup (Pakistan Timur)
    • Perempat Final (1): 1962
  • King's Cup (Bangkok Thailand)
    • Babak Penyisihan (1): 1978

Peringkat Klub

Per 02 Januari 2022.[52]
Rank Poin Perubahan
Indonesia AFC FIFA
3 80 853 1365 79  

1354

Skuat

Tim utama

Berikut daftar skuat yang dirilis untuk kompetisi Liga 1 2021-2022

Per 25 Februari 2020.[53]

Catatan: Bendera menunjukkan tim nasional sesuai dengan peraturan FIFA. Pemain dapat memiliki lebih dari satu kewarganegaraan non-FIFA.

No. Pos. Negara Pemain
2 DF   NED Nick Kuipers
3 DF   IDN Ardi Idrus
7 MF   IDN Beckham Putra
8 MF   IDN Abdul Aziz
9 FW   BRA Wander Luiz
10 FW   IDN Esteban Vizcarra
11 MF   IDN Dedi Kusnandar
12 DF   IDN Henhen Herdiana
13 MF   IDN Febri Hariyadi
14 GK   IDN Teja Paku Alam
15 DF   IDN Fabiano Beltrame
17 FW   IDN Zulham Zamrun
18 MF   IDN Gian Zola
No. Pos. Negara Pemain
20 FW   NED Geoffrey Castillion
21 MF   IDN Frets Butuan
22 DF   IDN Supardi Nasir
23 MF   IDN Kim Kurniawan
27 DF   IDN Zalnando
29 GK   IDN Dhika Bayangkara
32 DF   IDN Victor Igbonefo
66 DF   IDN Mario Jardel
77 MF   IDN Ghozali Siregar
78 GK   IDN I Made Wirawan
82 FW   IDN Beni Oktovianto
91 MF   PHI Omid Nazari
93 MF   IDN Erwin Ramdani


Pemain Naturalisasi

Negara Pemain
  Jerman Kim Kurniawan
  Argentina Esteban Vizcarra
  Brazil Fabiano Beltrame
  Belanda Marc Klok

Pemain cadangan dan akademi

Skuat U21

Untuk informasi lebih lanjut: Persib Bandung U-21 Untuk informasi lebih lanjut: Persib Bandung U-19

Berikut daftar pemain Persib U21.[54]

Catatan: Bendera menunjukkan tim nasional sesuai dengan peraturan FIFA. Pemain dapat memiliki lebih dari satu kewarganegaraan non-FIFA.

No. Pos. Negara Pemain
1 GK   IDN Mochamad Fauzan Zauhar Malik
2 DF   IDN Sugiarto
4 MF   IDN Muhammad Jeffri
6 MF   IDN Hanif Abdurrauf Sjahbandi
8 MF   IDN Abdul Aziz
7 FW   IDN Rizky Alam
9 FW   IDN Angga Febryanto Putra
12 DF   IDN Henhen Herdiana
14 DF   IDN Rifki Fauzi Adam
15 MF   IDN Untung Wibowo
16 MF   IDN Adilla Adnan Saputra
17 MF   IDN Heri Herawan
No. Pos. Negara Pemain
18 GK   IDN Dikri Yusron Afafa
19 MF   IDN Ahmad Subagja Basith
20 FW   IDN Gatot Wahyudi
21 FW   IDN Agung Mulyadi
22 MF   IDN Alfath Faathier
23 DF   IDN Ary Ahmad Syafari
24 MF   IDN Agil Munawar
28 MF   IDN I Gusti Rustiawan
30 DF   IDN Sahat Marojahan Siregar
74 GK   IDN Sidik Permana
FW   IDN Rendi Ridwan Januar

Transfer 2020

Masuk

No. Pos Pemain Transfer dari Fee Tanggal Source
Transfer Window awal
32 CB   Victor Iqbonefo   PTT Rayong Free 02020-01-011 Januari 2020 [10]
82 ST   Beni Oktovianto   Persiba Balikpapan Free 02020-01-1010 Januari 2020 [14]
34 GK   Teja Paku Alam   Semen Padang FC Free 02020-01-1616 Januari 2020 [1]
AML   Zulham Zamrun Free Agent Free 02020-02-044 Februari 2020 [55]
ST   Wander Luiz Free Agent Free 02020-02-1010 Februari 2020 [56]
ST   Geofferey Castillion Free Agent Free 02020-02-1010 Februari 2020 [57]
Total 6

Keluar

Pos Pemain Transfer ke Fee Tanggal Source
Transfer Window awal
ST   Muchlis Hadi Syaifulloh Free Transfer Released 02020-01-011 Januari 2020 [58]
MF   Hariono Free Transfer Released 02020-01-011 Januari 2020 [59]
ST   Kevin Van Kipersluis Free Transfer Released 02020-01-011 Januari 2020 [60]
ST   Ezechiel N'Douassel   Bhayangkara FC Undisclosed Fee 02020-01-2222 Januari 2020 [61]
MF   Billy Keraf   Semen Padang Free 02020-02-1212 Februari 2020 [62]
Total 5

Dipinjamkan

No. Pos Pemain Dipinjam ke Mulai Selesai Source
Transfer Window awal
1 GK   Muhammad Natshir   Bandung United FC 02020-01-1717 Januari 2020 Akhir Musim [63]
30 GK   Aqil Savik   Bandung United FC 02020-01-1717 Januari 2020 Akhir Musim [63]
16 DF   Achmad Jufriyanto   Bhayangkara FC 02020-02-044 Februari 2020 31 Desember 2020 [64]
MF   Agung Mulyadi   Bandung United FC 02020-02-1616 Februari 2020 Akhir Musim [65]
DF   Indra Mustafa   Bandung United FC 02020-02-1616 Februari 2020 Akhir Musim [65]
FW   Wildan Ramdhani   Bandung United FC 02020-02-1616 Februari 2020 Akhir Musim [65]
DF   Puja Abdillah   Bandung United FC 02020-02-1616 Februari 2020 Akhir Musim [65]
Total 7



Daftar pelatih dan pemain asing

Pelatih Liga Indonesia

Berikut daftar pelatih Persib sejak musim kompetisi 1994/1995:

Tahun Pelatih
1994/1995   Indra Thohir
1995/1996   Risnandar Soendoro
1996/1997   Nandar Iskandar
1997/1998   Nandar Iskandar
1998/1999   M. Suryamin
1999/2000   M. Suryamin
  Indra Thohir
2000/2001   Indra Thohir
2001/2002   Deny Syamsudin
2003/2004   Marek Andreiz Sledzianowski
  Bambang Sukowiyono & Iwan Sunarya (caretaker)
  Juan Antonio Paez
2004/2005   Juan Antonio Paez
2005/2006   Indra Thohir
2006/2007   Risnandar Soendoro
  Djajang Nurjaman & Dedi Sutendi (caretaker)
  Arcan Iurie Anatolievichi
2007/2008   Arcan Iurie Anatolievichi
  Djajang Nurjaman & Robby Darwis (caretaker)
2008/2009   Jaya Hartono
2009/2010   Jaya Hartono
  Robby Darwis (caretaker)
2010/2011   Daniel Darko Jankovic
  Jovo Cucković
  Daniel Roekito
2011/2012   Drago Mamić
  Robby Darwis (caretaker)
2012-2016   Djajang Nurjaman
2016   Dejan Antonić
  Herrie Setyawan (caretaker)
  Djajang Nurjaman
2017   Djajang Nurjaman
  Herrie Setyawan (caretaker)
  Emral Abus
2017-2018   Roberto Carlos Mario Gómez
2019-   Robert Rene Albert

Mantan Pemain

Daftar pemain asing

Berikut daftar pemain asing yang pernah bermain untuk Persib. Nama yang tercetak tebal masih memperkuat Persib.

CONMEBOL

Tata kelola

Staff kepelatihan

Posisi Nama
Manajer   Umuh Muchtar
Pelatih Kepala   Robert Rene Alberts[66]
Asisten Pelatih   Budiman
Pelatih Kiper   Luizinho Passos[67]
Pelatih Fisik   Yaya Sunarya
Tim Dokter   Mohammad Raffi Ghani
Fisioterapis   Benidektus Adi Prianto
Sekretaris Tim   Yudiana
Masseur 1   Sutisna
Masseur 2   Iyang Maulana
Kitman 1   Fikri Apriansyah
Kitman 2   Zulkarnaen

Sumber:Persib.co.id


Kepengurusan

Badan hukum

PT Persib Bandung Bermartabat[68]

Posisi Nama
Direktur Utama Glenn Sugita
Direktur Teddy Tjahjono
Komisaris Utama Zainuri Hasyim
Wakil Komisaris Utama Rudy S. Laksmana
Komisaris 1 H. Umuh Muchtar
Komisaris 2 Kuswara S. Taryono
Komisaris 3 Lawrence Barki

Sejarah Kepelatihan

Pelatih kepala per tahun (1982–sekarang)

Nama Dari Sampai
  Omo Suratmo 1982 1983
  Ade Dana 1984 1985
  Nandar Iskandar 1985 1986
  Ade Dana 1989 1990
  Indra Thohir 1993 1995
  Risnandar Soendoro 1995 1996
  M. Suryamin 1998 2000
  Indra Thohir 2000 2000
  Deny Syamsudin 2001 2002
  Marek Andrzej Sledzianowski 2003 2003
  Juan Antonio Paez 2003 2005
  Indra Thohir 2005 2006
  Risnandar Soendoro 2006 2006
  Arcan Iurie 2006 2007
  Jaya Hartono 2008 2010
  Darko Janacković 2010 2010
  Jovo Cuckovic 2010 2010
  Daniel Roekito 2010 2010
  Drago Mamić 2011 2012
  Djajang Nurdjaman 2012 2016
  Dejan Antonić 2016 2016
  Djajang Nurdjaman 2016 2017
  Roberto Carlos Mario Gómez[69] 2017 2018
  Miljan Radovic 2018 2018

Apparel

Suporter

 
Kelompok suporter Persib Bandung yang sedang menyaksikan pertandingan di Stadion Si Jalak Harupat

Persib Bandung memiliki penggemar fanatik yang menyebar di seantero provinsi Jawa Barat dan Banten, bahkan hampir di seluruh wilayah Indonesia, mengingat catatan historis sebagai tim kebanggaan dari ibu kota provinsi Jawa Barat. Fans Persib Bandung tersebar di berbagai wilayah khususnya Jawa Barat seperti Bandung, Bogor, Tasikmalaya, Cirebon, Karawang, Depok, Bekasi, Subang bahkan hingga di luar Jawa Barat seperti Surabaya, Mojokerto, Blitar, Jombang, Bojonegoro, Madura, Jember, dan wilayah lainnya di Nusantara dan sekaligus yang memiliki jumlah fans terbanyak di Indonesia mengalahkan Arema Cronus dan Persebaya Surabaya. Penggemar Persib menamakan diri sebagai Bobotoh. Pada era Liga Indonesia, Bobotoh kemudian mengorganisasikan diri dalam beberapa kelompok pecinta Persib seperti Viking Persib Club, Bomber (Bobotoh Maung Bersatu), Flowers City Casuals, Ultras Persib, dan lainnya.

Persib juga memiliki penggemar dari kalangan selebritis, contohnya Ronal Surapradja,[70] Cita Citata, Aura Kasih, Melody Nurramdhani Laksani,[71] Raffi Ahmad,[72] Farhan, Desy Ratnasari,[73] mantan VJ MTV Indonesia Edi Brokoli,[74] vokalis band Mocca Arina Ephipania, grup band Kuburan, Pemuda Harapan Bangsa (PHB), Jeruji, PAS Band, The Milo, Ariel Noah, Melly Goeslaw,[75] Chika Jessica, dan Omesh. Klub ini juga digemari mantan wakil gubernur Jawa Barat Dede Yusuf[76] dan gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil.[77]

Redouane Barkaoui, mantan striker Persib asal Maroko memuji dukungan yang diberikan dalam laga Persib “Atmosfer sepak bola di Bandung benar-benar jempolan. Saya begitu kagum melihat dukungan penonton yang hebat dan luar biasa. Tidak hanya di partai sesungguhnya di ajang kompetisi, di partai uji coba pun penonton melimpah dan membludak hingga pinggir lapangan. Hebat.”

Striker asal Kamerun yang pernah berseragam Persib pada tahun 2007 dan kemudian menembus Liga 1 Prancis Christian Bekamengapun ikut bersuara: “Atmosfer sepak bola di Bandung memang tiada duanya. Hasrat bobotoh mendukung timnya patut diapresiasi dengan prestasi membanggakan. Dukungan bobotoh yang tidak pernah surut adalah motivator utama saya dalam mengibarkan sepak bola prestasi bersama Persib.”

Suporter Persib memiliki hubungan yang sangat kelam dengan kelompok suporter Persija Jakarta, The Jakmania. Sudah banyak peristiwa maupun insiden-insiden yang terjadi akibat permusuhan abadi dua suporter garis keras ini. Bahkan pihak kepolisian maupun PSSI dan PT Liga Indonesia pun sudah berulangkali meminta Viking dan The Jak untuk berdamai. Setelah kematian suporter Rangga tanggal 29 Mei 2012[78] dalam laga El Clasico melawan Persija, perdamaian antar kedua kelompok suporter sempat dicanangkan. Akan tetapi permusuhan kembali terjadi hingga akhirnya seorang suporter tewas teraniaya kembali sebelum laga pada tahun 2018. Pada laga melawan Persija tanggal 10 Juli 2019, tidak ada kerusuhan yang terjadi dan kapten Supardi menilai situasinya aman.[79]

Rivalitas

Persib Bandung memiliki persaingan lama di era Perserikatan dengan Persebaya Surabaya, PSM Makassar, dan PSMS Medan yang sekarang disebut sebagai El Classico.[80] Rivalitas dengan PSMS mencapai puncaknya ketika era 1980an saat Persib dua kali dikalahkan pada final musim 1983 dan 1985. Kini, suporter Persib dan Persebaya sudah bersahabat.[81] Pertandingan dengan Persija Jakarta adalah Derbi Indonesia (juga disebut El Classico), persaingan ini memanas di tahun 2000an setelah Liga 1 (Indonesia) profesional dibentuk dan menjadi pertandingan terbesar di Indonesia.[82]

Klub afiliasi

Pada tahun 2019, Persib resmi mengakuisi Blitar United yang berada di Liga 2 dan menjadikannya sebagai klub satelit.[83] Manajemen mengubah nama klub menjadi Bandung United dan memindahkan markas klub dari Blitar ke Bandung. Bandung United memainkan laga kandangnya di stadion Arcamanik dan Stadion Siliwangi.[84]

Melalui PT. PBB, Persib berhubungan dengan Prawira Bandung setelah klub bola basket tersebut diambil alih pada tahun 2018.[85]

Lihat juga

Referensi

  1. ^ a b c d e f "Official Persib Web". persib.co.id. Diakses tanggal 2019-07-13. 
  2. ^ Pratama, T. Nugraha. "Cerita Panasnya Rivalitas Persib dan PSM di Era Perserikatan". Cerita Panasnya Rivalitas Persib dan PSM di Era Perserikatan. Diakses tanggal 2019-07-13. 
  3. ^ INDOSPORT.com (2017-11-16). "Persib Era 50an Yang Mengharumkan Nama Timnas". INDOSPORT.com (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2019-07-13. 
  4. ^ Bola.com (2017-03-25). "Duel Persib Vs PSMS 1985, Mencuri Perhatian Dunia". bola.com. Diakses tanggal 2019-11-30. 
  5. ^ https://bola.kompas.com/read/2017/03/25/11131398/jelang.psms.vs.persib.kenangan.rekor.150.000.penonton.di.senayan?page=all
  6. ^ digital, pikiran rakyat. "Sejarah Singkat Persib Bandung dari Masa ke Masa". Pikiran Rakyat. Diakses tanggal 2019-07-13. 
  7. ^ redaksi (2016-03-14). "Sejarah Persib Bandung dalam 5 Ribu Kata". Pandit Football Indonesia. Diakses tanggal 2019-07-13. 
  8. ^ Abidin, Ahmad Fadhil (2016-09-25). "Stadion Siliwangi, Tempat Berbagai Sejarah Persib Terukir". infobdg.com (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2019-07-13. 
  9. ^ "Post Match Persib VS PSV Eindhoven (1987): "Bintang Sepakbola Dunia Mencicipi Siliwangi"." | mengbal.com | Lalajo Maung" (dalam bahasa Inggris). Diarsipkan dari versi asli tanggal 2017-06-07. Diakses tanggal 2019-07-13. 
  10. ^ a b c Kesalahan pengutipan: Tag <ref> tidak sah; tidak ditemukan teks untuk ref bernama :1
  11. ^ "17 April, Mengenang Momen Jawara Perserikatan 1994 (Bag I)". Persib Bandung Berita Online | simamaung.com (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2019-07-13. 
  12. ^ Teguh, Irfan. "Kisah Petrokimia Putra Mewarnai Sepakbola Gresik". tirto.id. Diakses tanggal 2019-07-13. 
  13. ^ digital, pikiran rakyat. "#KlipingPR Persib Juara Liga Indonesia Pertama". Pikiran Rakyat. Diakses tanggal 2019-07-13. 
  14. ^ a b c VIVA, PT VIVA MEDIA BARU- (2014-12-12). "Kisah Manis Persib Bandung di Liga Champions Asia - VIVA". www.viva.co.id. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2019-07-13. Diakses tanggal 2019-07-13. 
  15. ^ digital, pikiran rakyat. "#KlipingPR Mengenang Lagi Pertandingan AC Milan vs Persib". Pikiran Rakyat. Diakses tanggal 2019-07-13. 
  16. ^ "Sejarah Hari Ini: Persib Bandung vs AC Milan, 1994 | Goal.com". www.goal.com. Diakses tanggal 2019-07-13. 
  17. ^ digital, pikiran rakyat. "Sejarah Singkat Persib Bandung dari Masa ke Masa". Pikiran Rakyat. Diakses tanggal 2019-07-13. 
  18. ^ "Hasil Laga Persahabatan Persib vs Ajax Skor 1-1: Konate Hujan Pujian | Bola". Bisnis.com. Diakses tanggal 2019-07-13. 
  19. ^ "Ulasan Pertandingan - Semifinal ISL 2014: Persib vs Arema Cronus, 4 November 2014". Labbola Sports Statistics & Data Management (dalam bahasa Inggris). 2014-11-05. Diakses tanggal 2019-07-13. 
  20. ^ https://bola.kompas.com/read/2014/11/07/21261838/Lewat.Drama.Adu.Penalti.Persib.Juara.ISL.2014
  21. ^ BeritaSatu.com. "Ferdinand Sinaga Pemain Terbaik ISL Musim Ini". beritasatu.com. Diakses tanggal 2019-07-13. 
  22. ^ "Persib Juara ISL, Bandung Gelar Pesta Rakyat". Republika Online. 2014-11-09. Diakses tanggal 2019-07-13. 
  23. ^ Okezone. "Didatangkan dengan Harga Mahal, Essien Takkan Buat Persib Rugi : Okezone Bola". https://bola.okezone.com/. Diakses tanggal 2019-07-13.  Hapus pranala luar di parameter |website= (bantuan)
  24. ^ setiawan, Kodrat (2017-03-14). "Ini Alasan Michael Essien Bergabung dengan Persib Bandung". Tempo (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2019-07-13. 
  25. ^ "Carlton Cole Resmi Dilepas Persib". kumparan. Diakses tanggal 2019-07-13. 
  26. ^ "Profil Striker Baru Persib, Ezechiel N'Douassel". Republika Online. 2017-08-08. Diakses tanggal 2019-07-13. 
  27. ^ Media, Kompas Cyber. "Alasan Djadjang Nurdjaman Mundur dari Kursi Pelatih Persib". KOMPAS.com. Diakses tanggal 2019-07-13. 
  28. ^ Media, Kompas Cyber. "Lebih Dekat dengan Pelatih Baru Persib, Roberto Carlos Mario Gomez". KOMPAS.com. Diakses tanggal 2019-07-13. 
  29. ^ https://bola.kompas.com/read/2018/09/24/05350098/persib-vs-persija-44-pelanggaran-10-kartu-kuning-dan-1-korban-jiwa
  30. ^ https://liga-indonesia.id/berita/tim-terbaik-go-jek-liga-1-2018[pranala nonaktif permanen]
  31. ^ https://bola.kompas.com/read/2018/12/30/21294638/eka-ramdani-mantap-gantung-sepatu-karena-panggilan-hati
  32. ^ Media, Kompas Cyber. "Resmi, Persib Bandung Tunjuk Miljan Radovic Jadi Pelatih". KOMPAS.com. Diakses tanggal 2019-07-13. 
  33. ^ Media, Kompas Cyber. "Mario Gomez Dipecat Persib, Johor Darul Takzim Beri Sindiran Halaman all". KOMPAS.com. Diakses tanggal 2019-07-13. 
  34. ^ Media, Kompas Cyber. "Robert Rene Alberts Ungkap Proses Gabung ke Persib". KOMPAS.com. Diakses tanggal 2019-07-13. 
  35. ^ Bolasport.com. "Profil Artur Gevorkyan, Rekrutan Anyar Persib dengan Segudang Prestasi - Bolasport.com". www.bolasport.com. Diakses tanggal 2019-07-13. 
  36. ^ Media, Kompas Cyber. "Profil Rene Mihelic, Gelandang Baru Persib". KOMPAS.com. Diakses tanggal 2019-07-13. 
  37. ^ INDOSPORT.com (2019-06-22). "Keren! Beckham Jadi Pemain Termuda Persib yang Jalani Debut di Liga 1". INDOSPORT.com (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2019-07-13. 
  38. ^ Media, Kompas Cyber. "Tinggalkan Persib, Bojan Malisic Gabung ke Perseru Badak Lampung FC". KOMPAS.com. Diakses tanggal 2019-11-30. 
  39. ^ "Tiga Pemain Baru PERSIB Tiba di Bandung | Official Persib Web". persib.co.id. Diakses tanggal 2019-11-30. 
  40. ^ "Alami Patah Tulang, Deden Natshir Cedera Panjang". olahraga (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2019-11-30. 
  41. ^ Rakyat, Pikiran. "Persib Bandung Rekrut Dhika Bayangkara, Kiper Asal Kuningan - Pikiran-Rakyat.com". www.Pikiran Rakyat. Diakses tanggal 2019-11-30. 
  42. ^ Indonesia, C. N. N. "PSSI: Liga 1 Mulai 20 Agustus". olahraga. Diakses tanggal 2022-01-15. 
  43. ^ Indonesia, C. N. N. "Hasil Final Piala Menpora: Persija Juara Usai Kalahkan Persib". olahraga. Diakses tanggal 2022-01-15. 
  44. ^ Indonesia, C. N. N. "Persib Bandung Depak Farshad Noor". olahraga. Diakses tanggal 2022-01-15. 
  45. ^ Famela, Rizza Kampani. "Persib Promosikan 2 Pemain Muda untuk Bergabung dengan Tim Senior - Priangan Timur News". priangantimurnews.pikiran-rakyat.com. Diakses tanggal 2022-01-15. 
  46. ^ Okezone (2021-12-20). "Kedatangan 2 Pemain Asing Baru, Persib Bandung Optimistis Juara Liga 1 2021-2022 : Okezone Bola". https://bola.okezone.com/. Diakses tanggal 2022-01-15.  Hapus pranala luar di parameter |website= (bantuan)
  47. ^ "Evolusi Logo Persib dari Masa ke Masa". Metrum. 2018-12-02. Diakses tanggal 2022-01-15. 
  48. ^ BobotohID. "Jersey Persib dari Masa ke Masa !". BOBOTOH PERSIB. Diakses tanggal 2022-01-15. 
  49. ^ Bolasport.com (2021-05-16). "7 Tim Liga Indonesia Diharamkan Ganti Nama, Ada Persija dan Persib - Bolasport.com". www.bolasport.com. Diakses tanggal 2022-01-15. 
  50. ^ https://bola.tempo.co/read/1193451/radovic-berharap-persib-punya-lapangan-sendiri-untuk-berlatih
  51. ^ https://www.goal.com/id/berita/manajer-persib-bandung-ingin-stadion-gbla-dibongkar/1gymctucb2s461881h4gfdfrln
  52. ^ "Football / Soccer Club World Ranking". footballdatabase.com. Diakses tanggal 02-01-2022. 
  53. ^ "INI 26 PEMAIN PERSIB 2020" (dalam bahasa Indonesian). 
  54. ^ "Skuat Persib U21". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2016-05-29. Diakses tanggal 2016-06-16. 
  55. ^ "Resmi, Pemain Ini Kembali ke PERSIB | Official Persib Web". persib.co.id. Diakses tanggal 2020-02-04. 
  56. ^ Kesalahan pengutipan: Tag <ref> tidak sah; tidak ditemukan teks untuk ref bernama :4
  57. ^ Kesalahan pengutipan: Tag <ref> tidak sah; tidak ditemukan teks untuk ref bernama :5
  58. ^ "Muchlis Hadi - Player profile". www.transfermarkt.com (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2020-02-14. 
  59. ^ "Nomor Punggung 24 Milik Hariono Diistirahatkan | Official Persib Web". persib.co.id. Diakses tanggal 2020-01-16. 
  60. ^ Bolasport.com. "Dilepas Persib Bandung, Kevin van Kippersluis Buka Suara - Bolasport.com". www.bolasport.com. Diakses tanggal 2020-01-16. 
  61. ^ "Ezechiel Ndouasel - Player profile 2020". www.transfermarkt.com (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2020-01-25. 
  62. ^ "Billy Keraf - Player profile". www.transfermarkt.com (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2020-02-14. 
  63. ^ a b Bola.com (2020-01-16). "Teja Paku Alam Gabung, Persib Pinjamkan 2 Kiper ke Bandung United". bola.com. Diakses tanggal 2020-01-16. 
  64. ^ Baru, PT Liga Indonesia. "Bhayangkara FC Pinjam Achmad Jufriyanto dari Persib". liga-indonesia.id (dalam bahasa Inggris). Diarsipkan dari versi asli tanggal 2020-02-05. Diakses tanggal 2020-02-05. 
  65. ^ a b c d "Persib Bandung - Loan player history". www.transfermarkt.com (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2020-02-16. 
  66. ^ "Hatur Nuhun Radovic, Wilujeng Sumping Rene | Official Persib Web". persib.co.id. Diakses tanggal 2020-01-16. 
  67. ^ "PERSIB Kontrak Luizinho Passos Gantikan Gatot | Official Persib Web". persib.co.id. Diakses tanggal 2020-01-16. 
  68. ^ "Official Persib Web". persib.co.id. Diakses tanggal 2020-01-17. 
  69. ^ "Mario Gomez Pelatih PERSIB". www.persib.co.id. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2018-02-01. Diakses tanggal 2018-01-19. 
  70. ^ BobotohID. "Di Depan Markas Real Madrid, Artis Ini Bangga Memake Jersey Persib". BOBOTOH PERSIB. Diakses tanggal 2019-11-30. 
  71. ^ INDOSPORT.com (2018-03-14). "3 Artis Cantik Penggila Persib Bandung". INDOSPORT.com (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2019-07-13. 
  72. ^ "Persib Bandung Menang Lawan Sriwijaya FC di Final Piala Presiden, Raffi Ahmad Ikut Bangga". Tabloidbintang.com. 2015-10-19. Diakses tanggal 2019-07-13. 
  73. ^ Bola.com (2017-10-11). "Desi Ratnasari Ternyata Jadi Bobotoh Persib sejak Kecil". bola.com. Diakses tanggal 2019-07-13. 
  74. ^ Ariandi, Rizqi. "Tak Mau Terpuruk Seperti Musim Lalu, Artis Ini Ungkap Harapan untuk Persib". Bolalob - Situsnya Anak Futsal!. Diakses tanggal 2019-07-13. 
  75. ^ "Artis-artis Tanggapi Kemenangan Persib, Pakai Meme Lucu". suara.com. 2015-10-19. Diakses tanggal 2019-07-13. 
  76. ^ "Dede Yusuf Beri Dukungan Buat Persib di Dunia Maya". detiknews. Diakses tanggal 2019-07-13. 
  77. ^ Saleh, Nurdin (2019-05-30). "Ridwan Kamil Bentangkan Syal Persib Bandung di Kenya". Tempo (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2019-07-13. 
  78. ^ https://www.jpnn.com/news/kepala-rangga-remuk-dibantai-oknum-the-jak-mania
  79. ^ https://www.idntimes.com/sport/soccer/ilyas-listianto-mujib-1/tandang-ke-jakarta-supardi-puji-the-jak
  80. ^ SKOR.ID; SkorID. "Awal Mula Sebutan El Clasico untuk Laga Persib vs PSMS Medan". www.skor.id. Diakses tanggal 2021-12-28. 
  81. ^ Bola.com (2021-12-08). "Persib Vs Persebaya: Cerita Mesranya Persahabatan Bonek dan Viking, Adem Ayem Saja Nonton Bareng di Satu Tribune". bola.com. Diakses tanggal 2022-01-15. 
  82. ^ Bolasport.com (2020-05-09). "Kisah 'Pengkhianat' Terbesar di El Clasico Indonesia Persija Vs Persib - Bolasport.com". www.bolasport.com. Diakses tanggal 2021-12-28. 
  83. ^ https://www.pikiran-rakyat.com/persib/2019/06/10/persib-bandung-akuisisi-saham-blitar-united
  84. ^ https://www.pikiran-rakyat.com/persib/2019/07/08/persib-dan-bandung-united-akan-berbagi-kandang
  85. ^ "Diftha Pratama Jelaskan Kedekatan Prawira dengan Persib Bandung - IBL". iblindonesia.com. Diakses tanggal 2022-01-15. 

Pranala luar