Kabupaten Lamongan
Lamongan (bahasa Jawa: Hanacaraka: ꦭꦩꦺꦴꦁꦔꦤ꧀ Pegon: لامَوڠان) adalah sebuah kabupaten di Provinsi Jawa Timur, Indonesia. Pusat pemerintahan Kabupaten Lamongan terletak 49 km barat Kota Surabaya, Kabupaten Lamongan dilintasi Jalan Nasional Jakarta-Surabaya, dan merupakan salah satu wilayah yang masuk dalam kawasan metropolitan Surabaya, yaitu Gerbangkertosusila.
Kabupaten Lamongan | |
---|---|
Transkripsi bahasa daerah | |
• Hanacaraka | ꦭꦩꦺꦴꦁꦔꦤ꧀ |
• Pegon | لامَوڠان |
Julukan: Kota Soto | |
Motto: Mêmayu raharjaning pråjå (Jawa) Memperindah ketenteraman daerah | |
Koordinat: 7°07′S 112°25′E / 7.12°S 112.42°E | |
Negara | Indonesia |
Provinsi | Jawa Timur |
Hari jadi | 26 Mei 1569 |
Ibu kota | Kota Lamongan |
Jumlah satuan pemerintahan | Daftar
|
Pemerintahan | |
• Bupati | Yuhronur Efendi |
• Wakil Bupati | Abdul Ro'uf |
Luas | |
• Total | 1.812,80 km2 (69,990 sq mi) |
Populasi | |
• Total | 1.344.165 |
• Kepadatan | 7,4/km2 (19/sq mi) |
Demografi | |
• Agama | Islam 98,85% Kristen 0,57% - Protestan 0,48% - Katolik 0,09 Hindu 0,27% Buddha 0,05% Lainnya 0,26[2] |
• Bahasa | Jawa, Indonesia |
Zona waktu | UTC+07:00 (WIB) |
Kode BPS | |
Kode area telepon | 0322 |
Pelat kendaraan | S xxxx J*/K*/L*/M* |
Kode Kemendagri | 35.24 |
DAU | Rp. 958.344.988.000.- |
Flora resmi | Jangkang |
Fauna resmi | Lele |
Situs web | lamongankab |
Sejarah
Lamongan dimasa lampau merupakan Pintu Gerbang ke Kerajaan Kahuripan, Kerajaan Panjalu, Kerajaan Jenggala, Kerajaan Singosari atau Kerajaan Mojopahit, berada di Ujung Galuh, Canggu dan kambang Putih ( Tuban). Setelah itu tumbuh pelabuhan Sedayu Lawas dan Gujaratan (Gresik), merupakan daerah amat ramai , sebagai penyambung hubungan dengan Kerajaan luar Jawa bahkan luar Negeri. Zaman Kerajaan Medang Kamulan di Jawa Timur, Di Lamongan berkembang Kerajaan kecil Malawapati ( kini dusun Melawan desa Kedung Wangi kecamatan Sambeng ) dipimpin Raja Agung Angling darma dibantu Patih Sakti Batik Maadrim termasuk kawasan Bojonegoro kuno. Saat ini masih tersimpan dengan baik, Sumping dan Baju Anglingdarma didusun tersebut. Di sebelah barat berdiri Kerajaan Rajekwesi di dekat kota Bojonegoro sekarang.
Pada waktu Kerajaan Majapahit dipimpin Raja Hayam Wuruk (1350 -1389) kawasan kanan kiri Bengawan Solo menjadi daerah Pardikan. Merupakan daerah penyangga ekonomi Mojopahit dan jalan menuju pelabuhan Kambang Putih. Wilayah ini disebut Daerah Swatantra Pamotan dibawah kendali Bhre Pamotan atau Sri Baduga Bhrameswara paman Raja Hayam Wuruk ( Petilasan desa Pamotan kecamatan Sambeng ), sebelumnya. Di bawah kendali Bhre Wengker ( Ponorogo ). Daerah swatantra Pamotan meliputi 3 kawasan pemerintahan Akuwu , meliputi Daerah Biluluk (Bluluk) Daerah Tenggulunan (Tenggulun Solokuro) , dan daerah Pepadhangan (Padangan Bojonegoro).
Menurut buku Negara Kertagama telah berdiri pusat pengkaderan para cantrik yang mondok di Wonosrama Budha Syiwa bertempat di Balwa (desa Blawi Karangbinangun) , di Pacira ( Sendang Duwur Paciran), di Klupang (Lopang Kembangbahu) dan di Luwansa ( desa Lawak Ngimbang). Desa Babat kecamatan Babat ditengarahi terjadi perang Bubat, sebab saat itu babat salah satu tempat penyeberangan diantar 42 temapt sepanjang aliran bengawan Solo. Berita ini terdapat dalam Prasasti Biluluk yang tersimpan di Musium Gajah Jakarta, berupa lempengan tembaga serta 39 gurit di Lamongan yang tersebar di Pegunungan Kendeng bagian Timur dan beberapa temapt lainnya.
Menjelang keruntuhan Mojopahit tahun 1478M, Lamongan saat itu dibawah kekuasaaan Keerajaan Sengguruh (Singosari) bergantian dengan Kerajaan Kertosono (Nganjuk) dikenal dengan kawasan Gunung Kendeng Wetan diperintah oleh Demung, bertempat disekitar Candi Budha Syiwa di Mantup. Setelah itu diperintah Rakrian Rangga samapi 1542M ( petilasan di Mushalla KH.M.Mastoer Asnawi kranggan kota Lamongan ). Kekuasaan Mojopahit di bawah kendali Ario Jimbun (Ariajaya) anak Prabu Brawijaya V di Galgahwangi yang berganti Demak Bintoro bergelar Sultan Alam Akbar Al Fatah ( Raden Patah ) 1500 sampai 1518, lalu diganti anaknya, Adipati Unus 1518 sampai 1521 M , Sultan Trenggono 1521 sampai 1546 M.
Dalam mengembangkan ambisinya, sultan Trenggono mengutus Sunan Gunung Jati ( Fatahilah ) ke wilayah barat untuk menaklukkan Banten, Jayakarta, danCirebon. Ke timur langsung dpimpin Sultan sendiri menyerbu Lasem, Tuban dan Surabaya sebelum menyerang Kerajaan Blambangan ( Panarukan). Pada saat menaklukkan Surabaya dan sekitarnya, pemerintahan Rakryan Rangga Kali Segunting ( Lamong ), ditaklukkan sendiri oleh Sultan Trenggono 1541 . Namun tahun 1542 terjadi pertempuran hebat antara pasukan Rakkryan Kali Segunting dibantu Kerajaan sengguruh (Singosari) dan Kerajaan Kertosono Nganjuk dibawah pimpinan Ki Ageng Angsa dan Ki Ageng Panuluh, mampu ditaklukkan pasukan Kesultanan Demak dipimpin Raden Abu Amin, Panji Laras, Panji Liris. Pertempuran sengit terjadi didaerah Bandung, Kalibumbung, Tambakboyo dan sekitarnya.
Tahun 1543M, dimulailah Pemerintahan Islam yang direstui Sunan Giri III, oleh Sultan Trenggono ditunjuklah R.Abu Amin untuk memimpin Karanggan Kali Segunting, yang wilayahnya diapit kali Lamong dan kali Solo. Wilayah utara kali Solo menjadi wilayah Tuban, perdikan Drajat, Sidayu, sedang wilayah selatan kali Lamong masih menjadi wilayah Japanan dan Jombang. Tahun 1556 M R.Abu Amin wafat digantikan oleh R.Hadi yang masih paman Sunan Giri III sebagai Rangga Hadi 1556 -1569M Tepat hari Kamis pahing 10 Dzulhijjah 976H atau bertepatan 26 mei 1569M, Rangga Hadi dilantik menjadi Tumenggung Lamong bergelar Tumenggung Surajaya ( Soerodjojo) hingga tahun 1607 dan dimakamkan di Kelurahan Tumenggungan kecamatan Lamongan dikenal dengan Makam Mbah Lamong. Tanggal tersebut dipakai sebagai Hari Jadi Lamongan.
Setelah Indonesia Merdeka 17 Agustus 1945, daerah Lamongan menjadi daerah garis depan melawan tentara pendudukan Belanda, perencanaan serangan 10 Nopember Surabaya juga dilakukan Bung Tomo dengan mengunjungi dulu Kyai Lamongan dengan pekikan khas pembakar semangat Allahu Akbar. Lamongan yang dulunya daerah miskin dan langganan banjir, berangsur-angsur bangkit menjadi daerah makmur dan menjadi rujukan daerah lain dalam pengentasan banjir. Dulu ada pameo “Wong Lamongan nek rendeng gak iso ndodok, nek ketigo gak iso cewok” tapi kini diatasi dengan semboyan dari Sunan Drajat, Derajate para Sunan dan Kyai “Memayu Raharjaning Praja” yang benar benar dilakukan dengan perubahan mendasar, dalam memsejahterahkan rakyatnya masih memegang budaya kebersamaan saling membantu sesuai pesan kanjeng Sunan Drajat “Menehono mangan marang wong kangluwe, menehono paying marang wong kang kudanan , menehono teken marang wong kang wutho, menehono busaono marang wong kang wudho”
Kabupaten Lamongan yang kini dikomandani H.Masfuk sebagai Bupati periode ke 2 dan H.Tsalis Fahmi sebagai wakil Bupati melejit bagaikan Sulapan dengan terobosannya yang menjadi perbincangan Nasional. Yang menonjol selama ini menjadi Ikon Wisata Bahari Lamongan (Lamongan Ocean Tourism Ressort), Lamongan Integrated Sharebased, Proyek Pelabuhan Rakyat, dan Proyek Lapangan Terbang dan Eksplorasi minyak Balong Wangi Sarirejo,memungkinkan datangnya investasi baik dari dalam negeri maupun investor luar negeri. Dengan tangan dinginnya PKL ditata rapi, Kelancara jalan desa dan pengairan ditata sedemikian rupa, termasuk memberikan Bea siswa bagi siswa dan mahasiswa berprestasi yang ekonominya kurang beruntung, dan nantinya jika telah menyelesaikan studynya bisa kembali dan menyumbangkan pikiran dan kemampuannya demi kemajuan Lamongan. Kegiatan HJL kali ini juga dumeriahkan oleh Dewan Kesenian Lamongan (DKL) parade Teater dan Pameran Senirupa kerja sama dengan STKW Surabaya di gedung Handayani tanggal 26 mei dilanjutkan Sarasehan seni rupa oleh Agus Koecing Surabaya, mengusung Peran dan perkembangan seni rupa jawa timur dan Management berkesenian(27 mei 2007).
Pemerintahan
Daftar Bupati
Berikut ini adalah Daftar Bupati Lamongan dari masa ke masa.
No. | Foto | Nama Bupati | Awal Masa Jabatan | Akhir Masa Jabatan | Wakil Bupati | Keterangan |
---|---|---|---|---|---|---|
1. | Rangga Aboe Amin | 1543 | 1556 | |||
2. | Rangga Hadi | 1556 | 1569 | |||
3. | Tumenggung Surajaya | 1569 | 1607 | |||
4. | R. Pandji Adipati Keling | 1607 | 1640 | |||
5. | Raden Panji Poespokoesoemo | 1640 | 1682 | |||
6. | Raden Panji Soerengrono | |||||
7. | Raden Panji Dewa Kaloran | |||||
8. | Tumenggung Todjojo | 1682 | 1690 | |||
9. | Tumenggung Onggobojo | 1690 | 1761 | |||
10. | Tumenggung Kertoadinegoro | |||||
11. | Tumenggung Wongsoredjo | |||||
12. | Tumenggung Tjitrosono | |||||
13. | Tumenggung Djojodirjo | |||||
14. | Adipati Sosronegoro | 1761 | 1776 | Penjajah Belanda menguasai Lamongan | ||
15. | Tumenggung Wongsodinegoro | 1776 | 1824 | |||
16. | Tumenggung Mangundinegoro | |||||
17. | Adipati Ardjodinegoro | 1824 | 1856 | |||
18. | RT Tjokro Poerbonegoro | 1856 | 1863 | |||
19. | RT Kromo Djojo Adinegoro | 1863 | 1866 | |||
20. | RT Kromo Djojo Adirono | 1866 | 1885 | pada masa pemerintahannya, Lamongan menjadi bagian dari Karesidenan Surabaya | ||
21. | R Adipati Djojo Dirono | 1885 | 1908 | masa jabatan pertama | ||
1908 | 1937 | masa jabatan kedua | ||||
22. | Raden Tumenggung Moerid Tjokronegoro | 1937 | 1942 | |||
23. | Tjokro Soedirjo | 1942 | 1960 | |||
24. | R Soekadji | |||||
25. | Abdul Hamid Soerjosapoetro | |||||
26. | Waskito | |||||
27. | Soepardan | |||||
28. | Ali Afandy | |||||
29. | Raden Ismail | |||||
30. | Soeparngadi | 1960 | 1969 | |||
31. | Kolonel Chasinoe | 1969 | 1979 | |||
32. | Kolonel CPM (Purn.) Sutrisno Sudirjo | 1979 | 1984 | |||
33. | Dr. Moch. Syafii As'ari | 1984 | 1989 | |||
34. | KH. Moch. Faried, SH. | 1989 | 1999 | |||
* | H. Agus Syamsuddin, SH. M.Si. | 1999 | 2000 | Pejabat Bupati | ||
35. | H. Masfuk, SH. | 2000 | 2010 | [3] | ||
36. | H. Fadeli, SH., MM. | 2010 | 2015 | |||
* | Ir. Wahid Wahyudi, MT. | 2015 | 2016 | Penjabat Bupati | ||
36. | H. Fadeli, SH., MM. | 2016 | 2021 | |||
37 | Dr. H. Yuhronur Efendi, MBA | 2021 | sekarang |
Dewan Perwakilan
Komposisi anggota DPRD Kabupaten Lamongan selama tiga periode adalah sebagai berikut:
Partai Politik | Jumlah Kursi dalam Periode | |||
---|---|---|---|---|
2014–2019 | 2019–2024[4] | 2024–2029[5] | ||
PKB | 10 | 10 | 12 | |
Gerindra | 4 | 4 | 6 | |
PDI-P | 8 | 8 | 7 | |
Golkar | 6 | 6 | 8 | |
NasDem | 0 | 1 | 3 | |
PKS | 1 | 0 | 1 | |
Hanura | 1 | 1 | 0 | |
PAN | 6 | 7 | 5 | |
Demokrat | 10 | 9 | 4 | |
Perindo | (baru) 1 | 1 | ||
PPP | 4 | 3 | 2 | |
Ummat | (baru) 1 | |||
Jumlah Anggota | 50 | 50 | 50 | |
Jumlah Partai | 9 | 10 | 11 |
Kecamatan
Kabupaten Lamongan terdiri atas 27 kecamatan yang terdiri atas sejumlah desa dan kelurahan. Pusat pemerintahan di Kecamatan Lamongan.
Transportasi
Kabupaten Lamongan dilintasi jalur utama pantura yang menghubungkan Jakarta-Surabaya, yakni sepanjang pesisir utara Jawa. Jalan ini sendiri melewati kecamatan Paciran yang memiliki banyak tempat pariwisata. Kota Lamongan sendiri juga dilintasi jalur Surabaya-Cepu-Semarang. Babat merupakan persimpangan antara jalur Surabaya-Semarang dengan jalur Jombang-Tuban.
Lamongan juga dilintasi jalur kereta api lintas utara Pulau Jawa. Stasiun kereta api terbesarnya adalah di Lamongan dan Babat.
Pariwisata
Wisata Alam
Tempat wisata alam di Kabupaten Lamongan, yaitu:
- Waduk Gondang
- Akar Langit Trinil Brondong
- Wisata Edukasi Gondang Outbond (WEGO)
- Istana Gunung Mas
- Waduk Prijetan
- Wisata Bahari Lamongan (WBL)
- Gua Maharani
- Pantai Kutang Brondong
- Gunung Suru Lembor
- Maunen
- Goa Viva
- Jurang Cafe Puncak
Wisata Sejarah
Tempat wisata sejarah di Kabupaten Lamongan, yaitu:
- Museum Sunan Drajat
- Monumen Van der Wijck
- Situs Pataan
- Situs Sendang Gede Ngimbang
- Candi Slumpang Laren
Wisata Religi
Tempat wisata religi di Kabupaten Lamongan, yaitu:
- Makam Sunan Drajat
- Makam Sunan Sendang Duwur
- Makam Syekh Maulana Ishaq (Ayah Sunan Giri)
- Makam Sunan Lamongan/Syekh Hisyamudin (Putra Sunan Ampel)
- Makam Dewi Sekardadu (Ibu Sunan Giri)
- Makam Nyai Andongsari (Ibu Patih Gajah Mada)
Kuliner Khas
Makanan
Kabupaten Lamongan mempunyai bermacam-macam masakan khas, diantaranya:
- Soto Lamongan
- Sego Boranan
- Lodeh Kuthuk
- Tahu Thek
- Walang Goreng
- Penyetan
- Tahu Campur
- Pecel Stasiun
- Wingko Babat
- Pecel Lele
Kerajinan
Kabupaten Lamongan mempunyai bermacam-macam kerajinan antara lain;
- Jumreg
- Tas Enceng Gondok
- Batik Sendang Dhuwur
- Tenun Ikat Desa Parengan
Perguruan Tinggi
- Universitas Islam Lamongan (UNISLA)
(STIKES)
- DLL.
Sekolah Menengah Atas
- SMAN 1 BABAT,
- SMAN 1 BLULUK,
- SMAN 1 KARANGBINANGUN,
- SMAN 1 KEDUNGPRING,
- SMAN 1 KEMBANGBAHU,
- SMA Negeri 1 Lamongan,
- SMAN 1 MANTUP,
- SMAN 1 NGIMBANG,
- SMAN 1 PACIRAN,
- SMAN 1 SEKARAN,
- SMA Negeri 2 Lamongan,
- SMAN 1 Sukodadi
- SMAN 3 Lamongan
- MAN 1 BABAT
- MAN 2 LAMONGAN
- SMA PANCA MARGA 1 LAMONGAN
- SMA ISLAM
- SMA MUHAMMADIYAH 1-11
- SMA NU MODEL
- SMA NUSANTARA
- SMA PERSATUAN
- SMA PGRI
- SMKN 1 BRONDONG
- SMKN 1 LAMONGAN
- SMKN 2 LAMONGAN
- SMKN KALITENGAH
- SMKN SAMBENG
- SMKN SARIREJO
- SMK AHMAD YANI
- SMK SUNAN DRAJAT LAMONGAN
- SMK NU 1 KARANGGENENG
- SMK NU 1 KEDUNGPRING
- SMK NU 1 PUCUK
- SMK NU 1 SUKODADI
- SMK NU 2 GLAGAH
- SMK NU 2 KEDUNGPRING
- SMK NU 5 BABAT
- SMK PATRIA BABAT
- SMK PGRI 1 LAMONGAN
- SMK PGRI 3 LAMONGAN
- SMK PGRI BABAT
- SMK PGRI SUKODADI
Referensi
- ^ "Kabupaten Lamongan Dalam Angka 2020" (pdf). www.lamongankab.bps.go.id. Diakses tanggal 20 September 2020.
- ^ "Penduduk Menurut Wilayah dan Agama yang Dianut di Kabupaten Lamongan". www.sp2010.bps.go.id. Diakses tanggal 20 September 2020.
- ^ Fenomenal, Tapi Tak Mau Klaim Kerja Sendiri, diakses 28 Februari 2022.
- ^ KPU Lamongan Tetapkan Anggota Dewan Terpilih
- ^ Jurnalis (2024-03-05). "50 Caleg yang Lolos Menjadi Anggota DPRD Lamongan". Kabar1Lamongan.com. Diakses tanggal 2024-07-23.