Malnutrisi

Revisi sejak 21 Januari 2022 10.25 oleh Luna Septalisa Pratiwi (bicara | kontrib) (menambah templat)

Malnutrisi atau malagizi adalah suatu istilah umum yang merujuk pada kondisi medis yang disebabkan oleh diet yang tak tepat atau tak cukup. Walaupun sering kali disamakan dengan kurang gizi (undernutrition) yang disebabkan oleh kurangnya konsumsi, buruknya absorpsi, atau kehilangan besar nutrisi atau gizi, istilah ini sebenarnya juga mencakup kelebihan gizi (overnutrition) yang disebabkan oleh makan berlebihan atau masuknya nutrien spesifik secara berlebihan ke dalam tubuh. Dan juga mencakup kekurangan akan beberapa jenis vitamin dan mineral (micronutrient).[1] Seorang akan mengalami malagizi jika tidak mengonsumsi jumlah atau kualitas nutrien yang mencukupi untuk diet sehat selama suatu jangka waktu yang cukup lama. Malagizi yang berlangsung lama dapat mengakibatkan kelaparan, penyakit, dan infeksi.

Persentasi populasi kurang gizi menurut negara berdasarkan statistik PBB.

Adapun beberapa gejala dan tanda dari malnutrisi berupa, kulit pucat dan kering, mudah memar, ruam kulit, perubahan pigmen kulit, sakit pada sendi, gusi mudah berdarah, kesulitan berkonsetrasi, pusing, depresi dan gelisah.[2][3] Malnutrisi merupakan kondisi medis yang umum dan setidaknya setiap negara terjangkit setidaknya satu jenis daripada malnutrisi.[4]Wanita, balita, anak-anak dan remaja cenderung lebih rentan terkena malnutrisi.[5]

Malnutrisi pada pada anak-anak, terkhususnya pada 1000 hari awal kehidupan anak, dapat menyebabkan pengerdilan dan ini mempengaruhi kualitas hidup hingga dewasa [6]. Selain itu, malnutrisi berkontribusi kepada 45% kematian anak dibawah 5 tahun.[5]

Malnutrisi Akut berat

Malnutrisi akut berat (Severe acute malnutrition) merupakan bentuk malnutrisi yang diasosiasikan dengan kerawanan pangan, panceklik, gagal panen, dan malapetaka alam atau buatan manusia. [6] Kondisi dapat pula disebabkan oleh HIV dan disabilitas.[7] Malnutrisi akut dapat mengancam jiwa. Tanpa pengobatan yang efektif, tingkat kematian pada anak-anak mencapai 30% sampai 50%.[8]

Malnutrisi Moderat

Malnutrisi moderat lebih umum dan lebih mudah dikenali daripada malnutrisi akut berat. Ditandai dengan rendahnya berat badan daripada tinggi badan, rendahnya tinggi badan dan kombinasi keduanya.[6]

Defisien Vitamin dan Mineral

Defisien Vitamin A

Setidaknya diperkirakan sebanyak 250 juta anak-anak prasekolah yang terjangkit kondisi ini. Begitu pula dengan wanita hamil, terkhususnya pada triwulan akhir kehamilan.[6] Kekurangan vitamin A umumnya menyebabkan kebutaan pada anak-anak. Diperkirakan terdapat 250,000 sampai 500,000 anak yang kekurangan vitamin A menjadi buta setiap tahunya, dan setengahnya meninggal dalam 12 bulan sejak kehilangan penglihatanya[9].

Defisien Seng

Defisien zat seng merupakan kondisi umum secara global, dan lebih sering dijumpai pada negara berkembang.[10] Kondisi ini dapat diwariskan atau terkena infeksi, radang, gastroenteritis, dan penyakit kulit.[10] Defisiensi zat seng yang akut dapat menyebabkan gagalnya pertumbuhan, infeksi, diare, hipogonadisme dan dermatitis, serta meningkatnya resiko terkena diabetes mellitus dan obesitas.[11]

Defisien Iodin

Defisien Iodin merupakan penyebab umum terjadinya gangguan jiwa, setidaknya 54 negara terjangkit kondisi ini.[12] Penyakit gondok merupakan tanda jelas terkena kondisi ini, dan sering terjangkit oleh perempuan.[6] Defisiensi iodin akut pada ibu dapat menyebabkan kretinisme pada bayi yang lahir. Anak ini umumnya akan tuli, bodoh, lambat, dan tendesi terkena sembelit.[6]

Penyebab Umum

Malnutrisi dapat disebabkan oleh kekurangan asupan makanan, terisolasi secara sosial, ketergantungan terhadap alkohol atau obat-obatan, kemiskinan, gangguan makan, kondisi kesehatan mental dan efek samping obat-obatan.[13][14] Sedangkan pada anak-anak umumnya disebabkan oleh kurangnya nafsu makan, gangguan pencernaan, dan bertambahnya kebutuhan energi yang dibutuhkan tubuh, terkena infeksi parasit, campak, diare, malaria, meminum air kotor, AIDS, penyakit hati, penyakit ginjal dan kekurangan asupan gizi tambahan.[6][14]

Konsekuensi Umum

Malnutrisi mempengaruhi fungsi daripada sistem organ tubuh, adapun beberapa yang terkena adalah sebagai berikut:

Fungsi Otot

Menurunnya berat badan akibat penipisan massa lemak dan otot, termasuk massa organ tubuh merupakan tanda paling umum dalam malnutrisi dan hal ini menyebabkan penurunan fungsi otot.[15]

Fungsi Pernapasan

Penurunan massa otot kardio, yang menimbulkan penurunan pengeluaran pompa jantung. Pada kekurangan vitamin elektrolit dapat juga mengakibatkan penurunan fungsi pernapasan dan kurangnya tekanan dalam batuk.[15]

Fungsi Pencernaan

Nutrisi yang cukup penting untuk menjaga fungsi pencernaan. Malnutrisi akut berat mengakibatkan perubahan fungsi pankreas eksokrin, aliran darah pada usus, permeabilitas usus dan sulutnya menyerap air pada usus besar.[15]

Penyembuhan Luka dan Imun Tubuh

Penyembuhan luka pada tumbuh memakan waktu lebih lama dan terjadinya penurunan imun yang dapat meningkatkan resiko terkena infeksi dan terjangkit penyakit lainnya.[16]

Diagnosa

Kondisi malnutrisi dapat diperiksa melalui pengecekan fisik pada dokter, tes darah dan tes air seni.[3] Pengecekan fisik mencakup pengukuran berat dan tinggi badan, penentuan indeks massa tubuh, memperkirakan jumlah otot dan massa pada lengan atas, pengecekan terhadap gejala malnutrisi.[17]

Pengobatan

Pengobatan Malnutrisi di Rumah

  • Membuat daftar asupan makanan dengan bantuan penasihat gizi atau dokter untuk meningkatkan asupan nutrisi.
  • Meminum suplemen vitamin dan mineral sesuai yang dianjurkan.
  • Memakan asupan protein berupa protein batangan atau suplemen protein bagi malnutrisi energi protein.
  • Memonitor indeks massa tubuh secara teratur untuk mengecek perkembangan atau respons terhadap program asupan yang baru.
  • Berikan makanan yang memiliki tekstur lembut dan bubur. Bagi yang kesulitan menelan dan mengunyah.[18]

Pengobatan Malnutrisi di Rumah Sakit

Pada pengobatan di rumah sakit, umumnya ditangani oleh pihak profesional seperti ahli gizi, ahli gastroenterologi, perawat spesialis nutrisi, dan pekerja sosial. Kemampuan untuk minum dan makan akan diperiksa secara rutin jika berada di rumah sakit. Bagi yang tidak mampu menelan makanan, maka digunakan tabung makanan. Terdapat dua jenis tabung makanan, yakni tabung nasograstik dan tabung PEG (percutaneous endoscopic gastronomy). Tabung nasogastik dimasukan melalui hidung ke perut dan tabung PEG diletakkann dengan bantuan operasi langsung di perut melalui abdomen.[19]


Referensi

  1. ^ Streit, Lizzie (27 September 2018). "Micronutrients: Types, Functions, Benefits and More". Healthline (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 31 Desember 2021. 
  2. ^ Bloxham, Lucy (27 Juli 2020). "What's the difference between malnutrition and undernutrition, and why is it important?". Concern Worldwide (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 31 Desember 2021. 
  3. ^ a b "Malnutrition". www.hopkinsmedicine.org (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 31 Desember 2021. 
  4. ^ Saunders, John; Smith, Trevor (2010). "Malnutrition: causes and consequences". Clinical Medicine. 10 (6): 624–627. doi:10.7861/clinmedicine.10-6-624. ISSN 1470-2118. PMC 4951875 . PMID 21413492. 
  5. ^ a b "Fact sheets - Malnutrition". www.who.int (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 31 Desember 2021. 
  6. ^ a b c d e f g Lankester, Ted. "Preventing and Treating Childhood Malnutrition" (dalam bahasa Inggris). doi:10.1093/med/9780198806653.001.0001/med-9780198806653-chapter-14#med-9780198806653-chapter-14-div2-188. 
  7. ^ Groce, N.; Challenger, E.; Berman-Bieler, R.; Farkas, A.; Yilmaz, N.; Schultink, W.; Clark, D.; Kaplan, C.; Kerac, M. (2014-11-01). "Malnutrition and disability: unexplored opportunities for collaboration". Paediatrics and International Child Health. 34 (4): 308–314. doi:10.1179/2046905514Y.0000000156. ISSN 2046-9047. PMC 4232244 . PMID 25309998. 
  8. ^ "Malnutrition". www.who.int (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2022-01-03. 
  9. ^ "Micronutrients". www.who.int (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2022-01-03. 
  10. ^ a b Maxfield, Luke; Shukla, Samarth; Crane, Jonathan S. (2021). Zinc Deficiency. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing. PMID 29630283. 
  11. ^ Fukunaka, Ayako; Fujitani, Yoshio (2018-02-06). "Role of Zinc Homeostasis in the Pathogenesis of Diabetes and Obesity". International Journal of Molecular Sciences (dalam bahasa Inggris). 19 (2): 476. doi:10.3390/ijms19020476. ISSN 1422-0067. PMC 5855698 . PMID 29415457. 
  12. ^ "WHO | Micronutrient deficiencies". WHO. Diakses tanggal 2022-01-03. 
  13. ^ "Malnutrition: Symptoms, causes, diagnosis, and treatment". www.medicalnewstoday.com (dalam bahasa Inggris). 2020-01-03. Diakses tanggal 2021-12-31. 
  14. ^ a b "Malnutrition – Causes". nhs.uk (dalam bahasa Inggris). 2017-10-23. Diakses tanggal 2021-12-31. 
  15. ^ a b c Saunders, John; Smith, Trevor (2010-12). "Malnutrition: causes and consequences". Clinical Medicine. 10 (6): 624–627. doi:10.7861/clinmedicine.10-6-624. ISSN 1470-2118. PMC 4951875 . PMID 21413492. 
  16. ^ GREEN, C. J (1999). "Existence, causes and consequences of disease-related malnutrition in the hospital and the community, and clinical and financial benefits of nutritional intervention". Existence, causes and consequences of disease-related malnutrition in the hospital and the community, and clinical and financial benefits of nutritional intervention. 18: 3–28. ISSN 0261-5614. 
  17. ^ "Undernutrition - Disorders of Nutrition". Merck Manuals Consumer Version (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2021-12-31. 
  18. ^ "Treatment of malnutrition". News-Medical.net (dalam bahasa Inggris). 2012-09-09. Diakses tanggal 2022-01-03. 
  19. ^ "Treating malnutrition | nidirect". www.nidirect.gov.uk (dalam bahasa Inggris). 2016-05-18. Diakses tanggal 2022-01-03.