Katamso Darmokusumo

pahlawan nasional Indonesia
Revisi sejak 9 Februari 2022 14.43 oleh Wagino Bot (bicara | kontrib) (Galeri: Bot: Perubahan kosmetika)

Brigadir Jenderal TNI (Anumerta) Katamso Darmokusumo (5 Februari 1923 – 1 Oktober 1965) adalah salah satu pahlawan nasional Indonesia, Ia merupakan mantan Komandan Korem 072/Pamungkas. Katamso termasuk tokoh yang terbunuh dalam peristiwa Gerakan 30 September. Ia dimakamkan di Taman Makam Pahlawan Kusuma Negara, Yogyakarta.

Katamso Darmokusumo
Perangko Katamso Darmokusumo
Komando resort militer 072 ke-1
Sebelum
Pendahulu
tidak ada, jabatan baru
Pengganti
Kolonel Arh Soetoyo NK
Sebelum
Informasi pribadi
Lahir
Katamso Darmokusumo

(1923-02-05)5 Februari 1923
Belanda Sragen, Jawa Tengah
Meninggal1 Oktober 1965(1965-10-01) (umur 42)
Indonesia Yogyakarta
MakamTMP Kusuma Negara, Yogyakarta
PekerjaanTentara
Penghargaan sipil Pahlawan Revolusi - KPLB Anumerta
Karier militer
Pihak Indonesia
Dinas/cabang TNI Angkatan Darat
Masa dinas1945 - 1965
Pangkat Brigadir Jenderal TNI Anumerta
SatuanInfanteri
Pangkat terakhirnya adalah Kolonel Inf., tetapi karena gugur dalam tugas, maka diberikan Kenaikan Pangkat Luar Biasa (KPLB) menjadi Brigjen. TNI (Anumerta).
Sunting kotak info
Sunting kotak info • L • B
Bantuan penggunaan templat ini

Latar Belakang

Katamso Darmokusumo dilahirkan pada hari Senin, 5 Februari 1923 di Sragen, Jawa Tengah dekat Jawa Timur Selepas menamatkan pendidikan di Sekolah Dasar dan Sekolah Menengah.

Karier Militer

Ia melanjutkan pada pendidikan tentara PETA di Bogor. Setelah masa kemerdekaan Indonesia, Beliau bergabung dengan TKR yang berangsur-angsur berubah menjadi TNI. Ketika terjadi agresi militer belanda, beliau memimpin pasukan untuk berkali-kali melakukan pertempuran mengusir Belanda dari Indonesia. Pada masa awal kedaulatan Republik Indonesia masih sering dirongrong dengan berbagai peristiwa baik dalam maupun luar negeri.

Setelah kedaulatan Negara Indonesia di akui di mata Internasional, terjadi pemberontakan Batalyon 426 di Jawa Tengah. Brigjen Katamso dan pasukannya diserahi tugas untuk menumpas pemberontakan tersebut. Pada Biografi Brigadir Jenderal Katamso Darmokusumo disebutkan, bahwa pada tahun 1958 beliau menjabat sebagai Komandan batalyon ``A`` yang tergabung dalam pasukan Komando Operasi 17 Agustus yang dipimpin oleh Kolonel Ahmad Yani. Pasukan ini bertugas menumpas pemberontakan yang dilakukan oleh PRRI/Permesta.

Pada tahun 1963 Brigjen Katamso diamanahi jabatan sebagai Komandan Korem 072 Kodam VII/Diponegoro yang berkedudukan di Yogyakarta. Pada masa itu ideologi PKI telah menyebar luas dilapisan masyarakat. PKI juga menyasar kalangan terpelajar untuk bergabung dengan mereka dan diharapkan menjadi kekuatan intelektual mereka. Brigjen Katamso mencium gelagat itu sangat kuat penyebaran PKI di daerah Solo, maka beliau memutuskan untuk melakukan pembinaan kepada para mahasiswa di daerah Solo. Para Mahasiswa tersebut diberi Pelatihan Militer guna meningkatkan kecintaan kepada Negara Republik Indonesia diatas kelompok dan golongan.

Brigadir Jenderal TNI Katamso Darmokusumo tertangkap dengan jelas akan aksi pemberontakan dan penculikan G 30 S/ PKI tidak hanya berjalan di Jakarta. PKI juga membidik para perwira di daerah termasuk di wilayah Kodam VII/Diponegoro. PKI dengan menghasud beberapa anggota TNI di Yogyakarta, mereka berhasil menguasai RRI Yogyakarta. Atas insiden tersebut, Markas Korem 072 dibawah Komando Brigjen Katamso mengumumkan pembentukan Dewan Revolusi. Brigjen Katamso termasuk perwira yang sangat tidak menyetujui keberadaan PKI, maka beliau juga termasuk salah satu perwira yang menjadi sasaran dari penculikan PKI.

PKI melancarkan penculikan terhadap komandan Korem 072/Pamungkas dan Kepala Staf Korem Letnan Kolonel Sugiono pada tanggal 1 Oktober 1965 sore hari. Katamso dan Sugiono dibawa ke daerah Kentungan, dan sesampainya ditempat, mereka dipukul pakai kunci mortir hingga tewas. PKI telah mempersiapkan segala sesuatunya di daerah tersebut. Lubang telah disiapkan khusus untuk menyembunyikan jasad kedua perwira tersebut yang memang sudah menjadi target pembunuhan. Jenazah keduanya baru diketemukan pada 21 Oktober 1965 dalam keadaan rusak setelah dilakukan pencarian secara besar-besaran semenjak peristiwa hilangnya mereka berdua. Kemudian pada tanggal 22 Oktober 1965 jenazah mereka berdua dimakamkan di Taman Makam Pahlawan Semaki Yogyakarta. Biografi Brigadir Jenderal Katamso Darmokusumo menjelaskan, atas jasa dan perjuangan beliau, pemerintah menganugerahkan sebagai Pahlawan Revolusi berdasarkan SK Presiden RI No. 118/KOTI/ tahun 1965 yang tertanggal 19 Oktober 1965.

Riwayat Jabatan

  • Shodanco Peta di Solo
  • Komandan Kompi di klaten
  • Komandan Kompi Batalyon 28 Divisi IV
  • Komandan Batalyon "A" Komando Operasi 17 Agustus
  • Kepala Staff Resimen Team Pertempuran (RTP) II Diponegoro
  • Kepala Staff Resimen Riau Daratan Kodam III/17 Agustus
  • Komando Pendidikan dan Latihan (Koplat) merangkap Komandan Pusat
  • Pendidikan Infanteri (Pusdikif) di Bandung
  • Komandan Resort Militer korem 072, Komando Daerah Militer (Kodam) VII Diponegoro di Yogyakarta.

Penghargaan

  • Gelar Pahlawan Revolusi (Tahun 1965, tanggal 19 Oktober 1965 Mendapatkan SK Presiden RI No. 118/KOTI/)

Galeri