Bahasa Palembang

varietas Melayik yang dituturkan di Sumatera bagian selatan
Revisi sejak 16 Februari 2022 20.25 oleh USSF144 (bicara | kontrib)

Bahasa Palembang (alias Baso Palembang oleh penduduk lokal) adalah bahasa yang dituturkan oleh etnis Palembang yang mayoritas mendiami daerah daerah Palembang di Sumatra bagian selatan. Bahasa ini merupakan salah satu bahasa dalam rumpun bahasa Musi.[1]

Bahasa Palembang
BPS: 0051 0
Baso Palembang
Dituturkan diIndonesia
Wilayah Sumatra Selatan
EtnisPalembang
Penutur
3,1 juta (2000)[1]
Lihat sumber templat}}
Beberapa pesan mungkin terpotong pada perangkat mobile, apabila hal tersebut terjadi, silakan kunjungi halaman ini
Klasifikasi bahasa ini dimunculkan secara otomatis dalam rangka penyeragaman padanan, beberapa parameter telah ditanggalkan dan digantikam oleh templat.
  • Austronesia Lihat butir Wikidata
    • Melayu-Polinesia Lihat butir Wikidata
      • Melayu-Sumbawa atau Kalimantan Utara Raya (diperdebatkan)
DialekDialek-dialek dalam bahasa Palembang:
Aksara Latin
SumberPedoman Ejaan Bahasa Palembang[2]
Status resmi
Diakui sebagai
bahasa minoritas di
Diatur olehBadan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa
  • Balai Bahasa Palembang
Kode bahasa
ISO 639-3plm
LINGUIST List
LINGUIST list sudah tidak beroperasi lagi
mui-plm
Glottologpale1265[3]
pale1267[4]
pale1268[5]
Linguasfer31-MFA-dh
IETF
BPS (2010)0051 0
Status pemertahanan
C10
Kategori 10
Kategori ini menunjukkan bahwa bahasa telah punah (Extinct)
C9
Kategori 9
Kategori ini menunjukkan bahwa bahasa sudah ditinggalkan dan hanya segelintir yang menuturkannya (Dormant)
C8b
Kategori 8b
Kategori ini menunjukkan bahwa bahasa hampir punah (Nearly extinct)
C8a
Kategori 8a
Kategori ini menunjukkan bahwa bahasa sangat sedikit dituturkan dan terancam berat untuk punah (Moribund)
C7
Kategori 7
Kategori ini menunjukkan bahwa bahasa mulai mengalami penurunan ataupun penutur mulai berpindah menggunakan bahasa lain (Shifting)
C6b
Kategori 6b
Kategori ini menunjukkan bahwa bahasa mulai terancam (Threatened)
C6a
Kategori 6a
Kategori ini menunjukkan bahwa bahasa masih cukup banyak dituturkan (Vigorous)
C5
Kategori 5
Kategori ini menunjukkan bahwa bahasa mengalami pertumbuhan populasi penutur (Developing)
C4
Kategori 4
Kategori ini menunjukkan bahwa bahasa digunakan dalam institusi pendidikan (Educational)
C3
Kategori 3
Kategori ini menunjukkan bahwa bahasa digunakan cukup luas (Wider Communication)
C2
Kategori 2
Kategori ini menunjukkan bahwa bahasa yang digunakan di berbagai wilayah (Provincial)
C1
Kategori 1
Kategori ini menunjukkan bahwa bahasa nasional maupun bahasa resmi dari suatu negara (National)
C0
Kategori 0
Kategori ini menunjukkan bahwa bahasa merupakan bahasa pengantar internasional ataupun bahasa yang digunakan pada kancah antar bangsa (International)
10
9
8
7
6
5
4
3
2
1
0
EGIDS SIL EthnologueC2 Provincial
Bahasa Palembang dikategorikan sebagai C2 Provincial menurut SIL Ethnologue, artinya bahasa ini digunakan di berbagai wilayah ataupun bahasa yang dituturkan pada tingkat antar-provinsi
Referensi: [6]
Lokasi penuturan
Lokasi penuturan Bahasa Palembang
Peta
Peta
Perkiraan persebaran penuturan bahasa ini.
Koordinat: 2°59′0″S 104°45′52″E / 2.98333°S 104.76444°E / -2.98333; 104.76444 Sunting ini di Wikidata
 Portal Bahasa
L • B • PW   
Sunting kotak info  Lihat butir Wikidata  Info templat

Penggunaan bahasa Palembang diakui secara resmi oleh pemerintah Provinsi Sumatra Selatan sebagai salah satu bahasa pribumi Sumatra Selatan yang wajib dijaga kelestariannya. Sebagai salah satu upaya penggiatan sosialisasi dan pelestarian bahasa Palembang, pemerintah Provinsi Sumatra Selatan yang didukung oleh Kementerian Agama Republik Indonesia mengadakan peluncuran Al-Qur'an (kitab suci umat Islam) dengan terjemahan bahasa Palembang yang dirilis oleh Puslitbang Lektur Dan Khazanah Keagamaan[7] pada tahun 2019.[8][9][10]

Sejarah

Bahasa Palembang merupakan bentuk amalgamasi linguistik antara bahasa Minangkabau (Baso Minangkabau) dan bahasa Jawa (Basa Jawa) yang lahir disebabkan oleh faktor kontak perdagangan antar etnis Minangkabau dan etnis Jawa di tanah Palembang yang telah berlangsung sejak ribuan tahun lalu, salah satu faktor utama lainnya yakni karena Sumatra (yang termasuk juga Palembang di Sumatra Selatan) pernah berada di bawah kekuasaan langsung Jawa untuk masa yang cukup lama khususnya selama era dinasti Syailendra[11]:92 dan kemaharajaan Majapahit, yang menyebabkan varietas lingustik dalam bahasa Palembang dan bahasa-bahasa daerah di sekitarnya sangat dipengaruhi oleh bahasa Jawa, yang merasuk hingga ke kosakata intinya.[12] Pernyataan tersebut didukung oleh McDonnell (2016), yang menyebutkan bahwa bahasa Palembang adalah sebuah koiné language (terj. 'bahasa campuran') yang lahir di Palembang dan wilayah sekitarnya.[13]

William Marsden mencatat dua ragam bahasa berbeda yang digunakan di Palembang pada abad ke-18. Bahasa di keraton adalah dialek bahasa Jawa variasi halus dengan campuran kosakata asing, sementara bahasa sehari-hari penduduk Palembang adalah dialek Minangkabau yang berciri utama memiliki pengucapan 'o' di posisi akhir kata.[14]

Fonologi

Dunggio (1981) mendata 30 fonem dalam bahasa Palembang, dengan rincian 24 bunyi konsonan dan 6 bunyi vokal. Namun studi lanjutan dari Aliana (1987) menyatakan bahwa hanya ada 24 fonem dalam bahasa Palembang, termasuk bunyi huruf z dan r (gh) ini.[15][16]

Vokal

depan tengah belakang
tinggi i u
medial e ə o
rendah a

Konsonan

Dwi-
bibir
Rongga-
gigi
Pask. Ronggi.
langit-
langit
langbel. Celah-
suara
Sengau /m/ /n/ /ɲ/ (NY) /ŋ/ (NG)
letup/gesek nirsuara /p/ /t/ /t͡ʃ/ (C) /k/ /ʔ/ (Q,')
bersuara /b/ /d/ /d͡ʒ/ (J) /g/
Frikatif nirsuara /f/ /s/ /h/
bersuara /z/ /ʃ/ (SY) /ɣ/ (GH) ~/r/
Hampiran Semivokal /w/ /j/ (Y)
Sisian /v/ l kh

Dialek

Bahasa Palembang memiliki ragam variasi dialek yang dapat dikenali melalui perbedaan fonologi, aksentologi, maupun idiomatologi yang umumya terbagi kedalam distribusi penggolongan melalui beberapa metode, yakni baik secara regional geografis maupun sosiokultural.

Klasifikasi

Tingkatan

Bahasa Palembang mempunyai dua tingkatan, yaitu Palembang Alus (Baso Palembang Alus alias Bebaso) dan Palembang Sari-sari (Baso Palembang Sari-Sari). Pelembang Alus dipergunakan dalam percakapan dengan pemuka masyarakat, orang-orang tua, atau orang-orang yang dihormati, terutama dalam upacara adat. Bahasa ini memiliki unsur linguistik bahasa Jawa karena adanya hubungan Kemaharajaan Sriwijaya dan Kesultanan Palembang Darussalam dengan kerajaan di pulau Jawa yaitu kerajaan Mataram, bahkan Mataram juga pernah/sempat menguasai wilayah Palembang jadi sedikit terpengaruh dari budaya dan bahasa. Itulah sebabnya perbendaharaan kata Baso Pelembang Alus banyak persamaannya dengan perbendaharaan kata dalam bahasa Jawa.

Kosakata

Berikut merupakan contoh kosakata untuk bilangan dalam bahasa Palembang:

Bahasa Palembang (Sari-Sari) Bahasa Palembang (Alus/Bebaso) Arti dalam bahasa Indonesia[17]
  • sikok
  • eso
sios satu
duo kalé dua
tigo telu tiga
empa sekawan empat
limo gangsal lima
selaweh selaweh dua puluh lima

Umum

Bahasa Palembang (Sari-Sari) Bahasa Palembang (Alus/Bebaso) Arti dalam bahasa Indonesia[18]
Awak Niko Dirimu
Biso Pacak
  • Bisa
  • Dapat
  • Cakmano
  • Makmano
Makpundi Bagaimana
  • Cakini
  • Makini
Makniki Begini
  • Cindo
  • Alap
Sae
  • Baik
  • Bagus
Cinto - Sayang
Dengen Dengen Dengan
  • Galo
  • Segalo
  • Danten
  • Sedanten
  • Semua
  • Seluruh
Kerjo Gawe
  • Kerja
  • Perilaku
Luan Luan Depan
Samo - Sama
Samo dengen - Sama dengan (=)
  • Tubu
  • Tobo
  • Kulo
  • Abdu
Saya
  • Wong
  • Uong
  • Uwong
  • Wong
  • Uong
  • Uwong
Orang

Kata Serapan

Secara historis, bahasa Palembang memiliki beberapa pengaruh dari elemen linguistik bahasa lain, utamanya dari bahasa Minangkabau dan bahasa Jawa. Hal ini disebabkan oleh faktor kontak perdagangan antar etnis Minangkabau dan etnis Jawa di tanah Palembang yang telah berlangsung sejak ribuan tahun lalu, salah satu faktor utama lainnya yakni karena Kota Palembang pernah berada di bawah kekuasaan langsung Jawa untuk masa yang cukup lama,[11]:92 hal-hal tersebutlah yang menyebabkan varietas lingustik dalam bahasa Palembang memiliki elemen linguistik bahasa Jawa yang merasuk hingga ke kosakata intinya.[12]

Serapan dari bahasa Minangkabau

Bahasa Palembang Bahasa Minangkabau Arti dalam bahasa Indonesia[19]
Ado Ado Ada
Ambo Ambo Saya
  • Apo
  • Po
Apo Apa
Baso Baso Bahasa
Bongok Bongok Dungu
Bungo Bungo Bunga
Duo Duo Dua
Gadang Gadang Besar
Gelak Galak Tertawa
Idak Indak Tidak
Kida Kidal Kiri
Kito Kito Kami
Limo Limo Lima
Lemak Lamak Enak
Mano Mano Mana
Nak Nak
  • Hendak
  • Ingin
Rodong Rodong Karib
Saka Saka Gula tebu
Tigo Tigo Tiga

Serapan dari bahasa Jawa

Bahasa Palembang Bahasa Jawa Arti dalam bahasa Indonesia[20]
Abang Abang Merah
Abot Abot Berat
Ageng Agĕng Besar
Awak Awakmu Dirimu
Awan Awan Siang
Bae
  • Baé
  • Waé
  • Aja
  • Saja
Balen Balèn Ulang
Banyu Banyu Air
Buri
  • Buri
  • Mburi
Belakang
Cokot Cokot Gigit
Dewe Déwé Sendiri
Dulang Dulang Suap
Dulur Dulur Saudara
Enjuk Unjuk Beri
Eso Esa Satu
Gancang Gancang Tangkas
Gawe Gawé Kerja
Godong Godong Daun
Gulu Gulu Leher
Iwak Iwak Ikan
Jabo Jaba Luar
Jeru Jeru Dalam
Kacek Kacèk Selisih
Kelaso Kloso Tikar
Kemul Kemul Selimut
Kuping Kuping Telinga
Lading Lading Pisau
Lanang Lanang Lelaki
Lawang Lawang Pintu
Mambu Mambu Bau
Melok Mèlok Ikut
Metu Mĕtu Keluar
Pecak Pacak Seperti
Prei Prèi Libur
Rai Rai Muka
Sikil Sikil Kaki
Sokor Sokor -
Tangi Tangi Bangun
Truwelu Truwĕlu Kelinci
Ulo Ulo Ular
Umbel Umbĕl Ingus
Umep Umup
  • Mendidih (bahasa Jawa)
  • Gerah (bahasa Palembang)
  • Wong
  • Uwong
  • Uong
  • Wong
  • Uwong
Orang

Contoh Kalimat

Berikut ini merupakan beberapa contoh ungkapan kalimat dalam bahasa Palembang:

Ucapan Selamat Hari Raya Idul Fitri[21]

  1. Pas tangan dak pacak salaman, mato dak biso saling jingok, mangko lewat pesen singkat ini aku ngucapke. Selamet ari rayo Idul Fitri 1441 Hijrah Minal Aidin Wal Faizin Mohon Maaf Lahir dan Batin.
  2. Dak sengajo aku galak panesan, ado bae yang galak nyaketke ati. Sering nian aku galak nyingung persaaan yang sering kito panesanke. Mohon Maaf Lahir dan Bhatin Selamet ari rayo idul fitri 1441 H.
  3. Pas tangan aku dak pacak ngari wong-wong yang deket di ati aku, aku galak nyebutke namo wong dalam doa aku. Semoga kedamaian dan berkah Allah SWT selalu besamo kau. Selamet Ari Rayo Idul Fitri.
  4. Mato galak salah jingok, molot galak salah berucap, ati galak salah sangko, dengen niat yang tolos dan suci aku ngucapke mohon maaf lahir dan bhatin.

Referensi

  1. ^ a b Bahasa Palembang di Ethnologue (ed. ke-18, 2015)
  2. ^ "Pedoman Ejaan Bahasa Palembang". Badan Pengembangan Bahasa dan Perbukuan, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. 
  3. ^ Hammarström, Harald; Forkel, Robert; Haspelmath, Martin, ed. (2023). "Bahasa Palembang". Glottolog 4.8. Jena, Jerman: Max Planck Institute for the Science of Human History. 
  4. ^ Hammarström, Harald; Forkel, Robert; Haspelmath, Martin, ed. (2023). "Bahasa Palembang". Glottolog 4.8. Jena, Jerman: Max Planck Institute for the Science of Human History. 
  5. ^ Hammarström, Harald; Forkel, Robert; Haspelmath, Martin, ed. (2023). "Bahasa Palembang". Glottolog 4.8. Jena, Jerman: Max Planck Institute for the Science of Human History. 
  6. ^ "Bahasa Palembang". www.ethnologue.com (dalam bahasa Inggris). SIL Ethnologue. 
  7. ^ "Alquran dengan Terjemahan Bahasa Palembang". IDXchannel.com. 2022. 
  8. ^ "Al Quran terjemahan Bahasa Palembang dan Sunda". 2019. 
  9. ^ "Alquran Terjemahan Bahasa Palembang Hanya Dicetak 100 Eksemplar". liputan6.com. 2020. 
  10. ^ "UIN Raden Fatah Serahkan Alquran Terjemahan Bahasa Palembang ke Sumeks.co". sumeks.co. Sumatera Ekspres. 2022. 
  11. ^ a b Coedès, George (1968). Walter F. Vella, ed. The Indianized States of Southeast Asia. trans.Susan Brown Cowing. University of Hawaii Press. ISBN 978-0-8248-0368-1. 
  12. ^ a b Tadmor, Uri (16–17 June 2001). Language Contact and Historical Reconstruction: The Case of Palembang. 5th International Symposium on Indonesian Linguistics. Leipzig. 
  13. ^ McDonnell 2016, hlm. 35.
  14. ^ Marsden 1811, hlm. 562.
  15. ^ Dunggio 1983, hlm. 7-10.
  16. ^ Aliana 1987, hlm. 14.
  17. ^ "KBBI Daring". kbbi.kemdikbud.go.id. Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. 
  18. ^ "KBBI Daring". kbbi.kemdikbud.go.id. Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. 
  19. ^ "KBBI Daring". kbbi.kemdikbud.go.id. Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. 
  20. ^ "KBBI Daring". kbbi.kemdikbud.go.id. Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. 
  21. ^ "Sebelas Ucapan Selamat Lebaran dalam Bahasa Palembang". SINDOnews.com. MNC Portal. 2020. 

Daftar pustaka

  • Kedudukan dan Fungsi Bahasa Palembang. Kerjasama Lembaga Bahasa dan Fakultas Keguruan Universitas Sriwijaya dengan Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Sumatra Selatan. 1978. 
  • Arif, R. M. (1981). Kedudukan dan Fungsi Bahasa Palembang. 74. Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. 
  • Trisman, Bambang; Amalia, Dora; Susilawati, Dyah; Twilovita, Nursis (2007). Pedoman Ejaan Bahasa Palembang. Balai Bahasa Palembang, Provinsi Sumatera Selatan, Pusat Bahasa, Departemen Pendidikan Nasional. 
  • Adelaar, K. Alexander (1992). Proto-Malayic: The reconstruction of its phonology and parts of its lexicon and morphology. Dept. of Linguistics, Research School of Pacific Studies, the Australian National University. ISBN 9780858834088. 
  • Anderbeck, Karl; McDowell, Jonathan (2020). The Malay Lects of Southern Sumatra. JSEALS Special Publication. 7. University of Hawai'i Press. hdl:10524/52466. 
  • Hanifah, Abu (1999). Undang-Undang Simbur Cahaya. Jakarta: Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. ISBN 9794593869. 
  • Marsden, William (1811). History of Sumatra, Containing an Account of the Government (etc.). London: Longman. 
  • Dunggio, P.D. (1983). Struktur bahasa Melayu Palembang. Jakarta: Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. 
  • Aliana, Zainul Arifin (1987). Morfologi dan sintaksis bahasa Melayu Palembang. Jakarta: Pursat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. 
  • McDonnell, Bradley James (2016). Symmetrical Voice Constructions in Besemah: A Usage-based Approach. Santa Barbara: University of California Santa Barbara. 

Pranala luar