Ekspedisi Nimrod atau Ekspedisi Antartika Inggris tahun 1907-1909 adalah ekspedisi pertama dari tiga ekspedisi jelajah Antartika yang mencapai keberhasilan di bawah pimpinan Ernest Shackleton. Di antara berbagai tujuan ilmiah dan geografis yang hendak dicapai, target utama ekspedisi ini adalah menjadi rombongan jelajah pertama yang berhasil mencapai Kutub Selatan. Meskipun target tersebut tidak tercapai, ekspedisi ini berhasil mencapai garis 88° 23' Lintang Selatan yang hanya berjarak 97,5 mil laut (112,2 mil atau 180,6 km) dari Kutub Selatan. Dengan demikian, garis 88° 23' Lintang Selatan menjadi garis Lintang Selatan Terjauh yang sudah dicapai manusia dalam perjalanan menuju Kutub Selatan, dan jarak 97,5 mil laut menjadi jarak terdekat dari kutub bumi yang mampu dicapai manusia ketika itu.[a] Kelompok lain di bawah pimpinan Edgeworth David, profesor geologi Australia keturunan Wales, berhasil mencapai lokasi yang diperkirakan sebagai Kutub Magnetis Selatan, dan menjadi rombongan jelajah pertama yang mendaki Gunung Erebus, gunung api tertinggi kedua di Antartika.

Jameson Adams, Frank Wild, dan Eric Marshall (dari kiri ke kanan) menancapkan bendera Inggris saat mencapai koordinat 88°23' pada tanggal 9 Januari 1909. Yang memotret adalah ketua ekspedisi, Ernest Shackleton.

Lantaran tidak didukung pemerintah maupun lembaga tertentu, dan hanya mengandalkan pinjaman-pinjaman swasta serta kontribusi-kontribusi perseorangan, ekspedisi ini dibelit masalah keuangan. Persiapannya pun dikerjakan secara tergesa-gesa. Ukuran kapal yang digunakannya, Nimrod, tidak sampai setengah dari ukuran kapal Discovery yang digunakan Robert Falcon Scott dalam ekspedisi tahun 1901-1904, dan para awak Shackleton tidak memiliki pengalaman yang dibutuhkan. Timbul kontroversi seputar keputusan Shackleton menjadikan Selat McMurdo sebagai pangkalan ekspedisi, dekat dengan markas lama Scott, padahal ia sudah berjanji kepada Scott untuk tidak berbuat demikian. Meskipun demikian, kendati awalnya tidak setenar ekspedisi yang dipimpin Scott enam tahun sebelumnya, capaian-capaian ekspedisi ini mampu menyita perhatian khalayak ramai dan membuat Shackleton dihargai sebagai salah seorang putra terbaik bangsa. Tim ilmiah, termasuk di dalamnya Douglas Mawson, ilmuwan yang kemudian hari mengepalai Ekspedisi Antartika Australasia, melakukan berbagai macam penelitian di bidang geologi, zoologi, dan meteorologi. Perencanaan angkutan Shackleton, yang mengandalkan kuda-kuda poni mancuria, mesin traksi bermotor, dan anjing-anjing penghela kereta luncur, merupakan inovasi-inovasi yang tidak banyak membantu, tetapi kemudian hari ditiru Scott dalam Espedisi Terra Nova yang berujung maut itu.

Sekembalinya ke tanah air, Shackleton mengugurkan skeptisisme awal Perhimpunan Geografi Kerajaan seputar capaian-capaiannya dan menerima berbagai macam penghargaan, antara lain anugerah gelar kesatria dari Raja Edward VII. Hanya sedikit keuntungan finansial yang ia dapatkan dari ekspedisi ini, dan ujung-ujungnya mengandalkan dana bantuan pemerintah untuk melunasi utang-utang ekspedisi. Dalam jangka waktu tiga tahun saja, rekor Shackleton sudah terlewati, karena Amundsen akhirnya berhasil mencapai Kutub Selatan, disusul kemudian oleh Scott. Sekalipun demikian, saat prestasinya dielu-elukan, Amundsen mengeluarkan pernyataan bahwa "nama Sir Ernest Shackleton akan selamanya tertulis dengan tinta api di dalam lembaran sejarah penjelajahan Antartika".[1]

Baca juga

Keterangan dan rujukan

Keterangan

  1. ^ Kebanyakan catatan ekpedisi tersebut mencantumkan jarak "97 mil" tanpa menyertakan angka persamaannya dalam satuan mil internasional, simbolisme perihal berada dalam kisaran jarak 100 mil dari kutub dianggap jauh lebih penting. Lih. Huntford, hlm. 269.

Rujukan

  1. ^ Amundsen, Vol. II, p. 115.

Sumber

Sumber daring

Pranala luar