Novel
1. Film pendek yang pertama ini bercerita tentang seorang laki-laki yang sedang lembur dalam sebuah tempat pekerjaan. Ia sangat lelah karena telah bekerja sepanjang hari Dikisahkan laki-laki tersebut sedang menggunakan mesin fotocopy. Tanpa disadari, mesin fotocopy yang ia gunakan secara tiba-tiba mengeluarkan sebuah gambar berbentuk lubang hitam Ia kemudian mengambil kertas tersebut dan mengamatinya. Tanpa diduga kertas bergambar lubang hitam tersebut sangat ajaib. Gambar lubang hitam tersebut dapat menghilangkan barang yang ditaruh di atasnya persis pada lubang hitam. Selain itu, lubang hitam tersebut dapat digunakan untuk menembus sesuatu Melihat ada kesempatan, laki-laki tersebut memanfaatkan lubang hitam tersebut untuk keuntungan pribadinya. Ia membobol kantor bosnya dengan lubang hitam tersebut.
2. Dari film pendek yang kedua ini menceritakan tentang kehidupan kita dalam sehari-hari dilingkungan masyarakat sekitar yang selalu mengabaikan dan menganggap kecil uang receh (dari nominal 100-500 rupiah). Padahal uang tersebut sangatlah berharga dan berarti bagi orang yang selalu merasa bersyukur dan tidak pernah memandang rendah dari nilai uang tersebut. Uang tersebut juga bisa kita pergunakan untuk membeli sesuatu seperti permen, kue snack, kuaci, dan memasukkan nya di dalam kotak amal masjid.
ke-18.
1605.[1]
Penentuan genre novel
Novel adalah narasi fiksi panjang yang menceritakan pengalaman manusia secara lebih dekat. Novel di era modern biasanya menggunakan gaya prosa sastra dan pengembangan novel bentuk prosa tersebut saat ini telah didukung dengan inovasi-inovasi dalam dunia percetakan dan diperkenalkannya kertas murah pada abad ke-15.
Kata ini berasal dari bahasa Italia novella artinya "baru", "berita", atau "cerita pendek mengenai sesuatu yang baru", dan kata itu sendiri berasal dari bahasa Latin novella, bentuk jamak dari novellus, yang disingkat novus, artinya "baru".[n 1]
Narasi fiksi
Fiksionalitas adalah hal yang paling sering disebut sebagai pembeda antara novel dengan historiografi. Tapi, kriteria ini dapat menjadi masalah. Pada periode modern awal, para penulis narasi historis sering menyertakan pemikiran-pemikiran yang berakar pada keyakinan tradisional untuk memperindah bagian cerita atau menambah kredibilitas pada suatu opini. Sejarawan juga membuat gaya penulisan yang serupa untuk tujuan didaktik. Di sisi lain, novel dapat menggambarkan realitas sosial, politik, dan kepribadian dari suatu tempat dan periode waktu dengan kejelasan dan detail yang tidak ditemukan dalam tulisan-tulisan sejarah.
Prosa sastra
Dalam novel modern, bentuk prosa lebih disukai daripada sajak, tetapi pendahulu novel modern Eropa menyertakan epos-epos sajak dalam rumpun bahasa Roman dari selatan Prancis, khususnya karya-karya Chrétien de Troyes (akhir abad ke-12), dan dalam bahasa Inggris pertengahan (The Canterbury Tales karya Geoffrey Chaucer (sekitar 1343-1400)).[3] Bahkan pada abad ke-19, narasi fiktif dalam sajak, seperti Don Juan (1824) karya Lord Byron, Yevgeniy Onegin (1833) karya Alexander Pushkin, dan Aurora Leigh (1856) karya Elizabeth Barret Browning, bersaing dengan dengan novel prosa. The Golden Gate (1986) karya Vikram Seth adalah contoh novel sajak terbaru.[4]
Isi prosa: mengalami lebih dekat
Baik pada abad ke-12 di Jepang maupun abad ke-15 di Eropa, fiksi prosa menciptakan situasi membaca yang lebih dekat. Di sisi lain, epos sajak, termasuk Odyssey dan Aeneid, telah dibacakan untuk khalayak pilihan, ini lebih dekat daripada pertunjukan drama di teater.
Dunia baru dari mode individualistis, pandangan pribadi, perasaan akrab, keinginan rahasia, "tingkah laku", dan "kesopansantunan" menyebar bersama novel dan roman prosa yang terkait.
Panjang prosa
Novel saat ini adalah genre terpanjang dari fiksi prosa naratif, diikuti oleh novella, cerita pendek, dan fiksi kilat. Tapi, kritikus pada abad ke-17 melihat panjang epos roman dan novel bersaing ketat. Tidak dapat ditetapkan definisi yang tepat mengenai perbedaan panjang antara kedua jenis fiksi tersebut. Syarat panjang novel secara tradisional berhubungan dengan pendapat bahwa sebuah novel harus mencakup "keseluruhan hidup."[5]
Panjang sebuah novel masih menjadi hal penting karena kebanyakan penghargaan sastra menggunakan panjang sebagai kriteria dalam sistem penilaian.[n 2]
Ciri
Jenis
- Picaresque novel. Novel yang berbentuk episodik. Berisi kisah petualangan eksentrik dan kisah kepahlawanan luar biasa. Contohnya serial novel petualangan, Terlibat di Trowulan dan Terlibat di Bromo karya Dwianto Setyawan atau serial novel kepahlawanan seperti Gajah Mada karangan Langit Kresna Hariadi.
- Epistolary novel. Bentuknya seperti surat, jurnal atau buku harian. Gaya penulisannya popular. Novel jenis ini sekarang jumlahnya cukup banyak salah satunya Dealova karya Dyan Nuranindaya.
- Historical novel. Di Indonesia sering disebut novel sejarah, yakni novel berlatar sejarah. Contohnya Anak Semua Bangsa karangan Pramodya, Roman Revolusi karya Ramadhan K.H., Rahasia Meede karya E.S Ito.
- Regional novel. Novel yang mengambil latar di suatu daerah tertentu. Contohnya adalah Cintaku di Kampus Biru Karya Ashadi Siregar yang terbit taun 1974 dan telah mengalami cetak ulang ke-10 ini merupakan contoh novel jenis regional. Karena novel tersebut mengambil seting kampus UGM Yogyakarta.
- Bildongs roman. Secara lughawi, istilah yang berasal dari bahasa Jerman ini berarti novel perkembangan. Jenis novel ini mengambil latar perkembangan anak-anak, termasuk autobiografi fiktif. Novel Great Expectations karya Charles Dickens adalah salah satu contohnya.
- Roman a these. Secara harfiah, istilah dari bahasa Prancis ini berarti novel argumen. Novel jenis ini di Indonesia dapat ditemui dari karya Parakitri T. Simbolon, Kusni Kasdut.
- Roman a clef. Secara bahasa, istilah Prancis ini bermakna novel yang memiliki kunci khusus. Novel yang ditulis berdasarkan imajinasi di satu pihak dan dipadukan dengan karakter manusia secara terselubung di pihak lain. Sebagai contoh, novel Point Counter Point karangan Aldous Huxley.
- Roman-fieuve. Secara harfiah, istilah Prancis ini berarti novel arus. Tema dan cakupan karakter novel ini luas dan panjang, membentuk beberapa serial novel. Contohnya Balada Si Roy karya Gola Gong bisa menjadi contoh dalam novel Indonesia.
- Non-fiktional novel. Novel yang ditulis berdasarkan kisah nyata dan benar-benar pernah terjadi, meskipun tidak sama persis. Contohnya adalah Laskar Pelangi karya Andrea Hirata.[8]
Catatan
- ^ The term novel is a truncation of the Italian word novella (from the plural of Latin novellus, a late variant of novus, meaning "new"), so that what is now, in most languages, a diminutive denotes historically the parent form. The novella was a kind of enlarged anecdote like those to be found in the 14th-century Italian classic Boccaccio's Decameron, each of which exemplifies the etymology well enough.[2]
- ^ Nebula Award yang diberikan oleh organisasi The Science Fiction and Fantasy Writers of America menetapkan kategori karya penerima penghargaan sebagai berikut: Novel - 40.000 kata atau lebih, Novella - antara 17.500-39.999 kata, Novelet - antara 7.500-17.499 kata, dan Cerita Pendek - 7.499 kata atau kurang.[6]
Referensi
- ^ Merriam Webster Inc., ed. (1995). "novel". Merriam-Webster's Encyclopedia of Literature (dalam bahasa bahasa Inggris). Springfield, Massachusetts: Merriam-Webster. hlm. 819. ISBN 9780877790426. Diakses tanggal 14-07-2016.
- ^ Burgess, Anthony. "Novel". Encyclopædia Britannica (dalam bahasa bahasa Inggris). Diakses tanggal 02-08-2009.
- ^ Doody 1997, hlm. 18-3, 187
- ^ Doody 1997, hlm. 187
- ^ Lukács, György (1971). The Theory of the Novel: A historico-philosophical essay on the forms of great epic literature (dalam bahasa bahasa Inggris). Diterjemahkan oleh Anna Bostock. Cambridge, Massachusetts: The MIT Press. ISBN 9780262620277.
- ^ "Nebula Rules" (dalam bahasa bahasa Inggris). Science Fiction and Fantasy Writers of America, Inc. Diakses tanggal 14-07-2016.
- ^ Wicaksono, Andri (2017). Pengkajian Prosa Fiksi (edisi revisi). Yogyakarta: Garudhawaca. hlm. 80. ISBN 978-602-6581-03-7.
- ^ Bahry, Salman El (2019). MERAIH MILIARAN RUPIAH DARI MENULIS: SIAPA PUN ANDA BISA JADI PENULIS. Yogyakarta: SPASI MEDIA. hlm. 92. ISBN 978-623-7532-83-5.
Bacaan lanjutan
- Ballaster, Ros (1992). Seductive Forms: Women's Amatory Fiction from 1684 to 1740. Oxford: Clarendon Press. ISBN 0-19-811244-0.
- Doody, Margaret Anne (1997), The True Story of the Novel (dalam bahasa bahasa Inggris), New Brunswick, NJ: Rutgers University Press, ISBN 9780813524535
- Relihan, Constance C. (ed.), Framing Elizabethan fictions: contemporary approaches to early modern narrative prose (Kent, Ohio/ London: Kent State University Press, 1996). ISBN 0-87338-551-9
- ^ "The Bride Of Olympus". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2021-12-22. Diakses tanggal 2021-12-22.