Institut Teknologi Bandung
Institut Teknologi Bandung (disingkat ITB, aksara Sunda: ᮄᮔ᮪ᮞ᮪ᮒᮤᮒᮥᮒ᮪ ᮒᮦᮊ᮪ᮔᮧᮜᮧᮌᮤ ᮘᮔ᮪ᮓᮥᮀ) adalah sebuah perguruan tinggi negeri yang berkedudukan di Kota Bandung. Nama ITB diresmikan pada tanggal 2 Maret 1959.[2] Sejak tanggal 14 Oktober 2013 ITB menjadi Perguruan Tinggi Negeri Badan Hukum (PTN BH) yang memiliki otonomi pengelolaan dalam akademik dan nonakademik.[9] ITB telah memiliki 27 program studi yang terakreditasi secara internasional (sebelas dari ABET, sebelas dari ASIIN).[10][11][12]
Institut Teknologi Bandung ᮄᮔ᮪ᮞ᮪ᮒᮤᮒᮥᮒ᮪ ᮒᮦᮊ᮪ᮔᮧᮜᮧᮌᮤ ᮘᮔ᮪ᮓᮥᮀ | |
---|---|
Informasi | |
Nama sebelumnya | Technische Hoogeschool te Bandoeng[2] |
Moto | In Harmoniae Progressio (Latin)[3] |
Moto dalam bahasa Indonesia | Kemajuan dalam keselarasan |
Jenis | Perguruan Tinggi Negeri Badan Hukum |
Didirikan | 3 Juli 1920 sebagai TH te Bandoeng, 2 Maret 1959 diresmikan sebagai ITB[2][note 1] |
Lembaga induk | Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi |
Rektor | Prof. Ir. Reini Wirahadikusumah, MSCE, PhD |
Staf akademik | 1.207 (2014)[7] S1 - 19 - 1,57%[7] |
Jumlah mahasiswa | 19.747 (2014)[7] |
Sarjana | 14.320[7] |
Magister | 4.776[7] |
Doktor | 651[7] |
Alamat | Jl. Ganesha 10/12 - , , , [note 2] |
Kampus | Urban, 795.646 meter persegi[7] |
Warna | Deep Cobalt Blue [1][note 3] |
Nama julukan | Kampus Ganesha; Kampus Cap Gajah |
Afiliasi | ABET, ASIIN e. V., JABEE, KAAB, RSC, ABEST21, ASAIHL, AUN, EBA Consortium, ASEA UNINET, Global E3, AOTULE, SEATUC |
Maskot | Ganesa |
Situs web | www |
Logo ITB[1][8] | |
Kampus utama ITB saat ini merupakan lokasi dari sekolah tinggi teknik pertama di Indonesia[note 4] sekaligus lembaga pendidikan tinggi pertama di Hindia Belanda.[note 5] Walaupun masing-masing institusi pendidikan tinggi yang mengawali ITB memiliki karakteristik dan misi masing-masing, semuanya memberikan pengaruh dalam perkembangan yang menuju pada pendirian ITB.
Rektor ITB saat ini adalah Prof. Ir. N. R. Reini Djuhraeni Wirahadikusuma, MSCE, PhD, untuk masa jabatan 2020–2025.[15][16]
Sejarah
Kurun waktu sejarah pendirian ITB dapat dibagi dalam periode:
- Technische Hoogeschool te Bandoeng (THS - 1920–1942)
- Institute of Tropical Scientific Research (1942–1945)
- Bandoeng Koogyo Daigaku (1944–1945)
- Sekolah Tinggi Teknik Bandung (1945–1946)
- Technische Faculteit, Nood-Universiteit van Nederlandsch Indie (1946–1947)
- Faculteit van Technische Wetenschap dan Faculteit der Exacte Wetenschap Universiteit van Indonesie te Bandoeng (1947–1950)
- Fakultas Teknik dan Fakultas Ilmu Pasti dan Ilmu Alam Universitas Indonesia Bandung (1950–1959)
- Institut Teknologi Bandung (1959–sekarang)
Sejarah Institut Teknologi Bandung (ITB) bermula sejak awal abad ke-20, atas prakarsa masyarakat penguasa kala itu. Tujuan awal pendiriannya adalah untuk memenuhi kebutuhan tenaga teknik yang menjadi sulit karena terganggunya hubungan antara negeri Belanda dan wilayah jajahannya di kawasan Nusantara, sebagai akibat pecahnya Perang Dunia Pertama. Technische Hoogeschool te Bandoeng (sering disingkat menjadi TH te Bandoeng, TH Bandung, atau THS) berdiri tanggal 3 Juli 1920 sebagai sekolah tinggi pertama di Hindia Belanda.[note 6] TH Bandung dibuka pertama kali dengan satu fakultas yaitu de Faculteit van Technische Wetenschap yang hanya mempunyai satu bagian yaitu de afdeeling der Weg- en Waterbouwkunde. Kampus ITB merupakan tempat di mana presiden Indonesia pertama, Soekarno, meraih gelar insinyurnya dalam bidang Teknik Sipil. Lama studi untuk menjadi insinyur adalah empat tahun. Sampai dengan ditutupnya pada tahun 1942, THS memiliki tiga bagian (afdeeling) yaitu sipil (1920), kimia (1940), dan mesin dan listrik (1941);[note 7] namun dua bagian terakhir belum sempat meluluskan seorang insinyur.
Pada masa penjajahan Jepang, upaya untuk membuka kembali perkuliahan TH Bandung ditolak secara tegas, namun kegiatan penelitian di laboratorium-laboratorium yang ada di kampus TH Bandung diizinkan. Komunitas laboratorium tersebut dinamakan Institute of Tropical Scientific Research (Lembaga Penelitian Ilmiah Tropis) yang diawaki oleh banyak staf akademik TH Bandung.
Pada tanggal 1 April 1944, THS dibuka kembali oleh pemerintah militer Jepang dengan nama バンドン工業大学 (Bandung Kōgyō Daigaku )[18] setelah ditutup sejak 8 Maret 1942 dengan menyerahnya Hindia Belanda di Kalijati. Bandoeng Koogyo Daigaku (BKD) membuka tiga bagian yaitu Teknik Sipil (Dobubuka), Teknik Kimia (Oyakagabuka), Listrik dan Mesin (Denki dan Kikaika). Lama studi untuk menjadi insinyur (kogakusi) adalah tiga tahun, mengikuti kurikulum yang diterapkan di Tokyo Kogyo Daigaku (Tokyo Institute of Technology) pada masa itu.
Kemudian pada masa kemerdekaan Indonesia, pada bulan Agustus 1945, namanya diubah menjadi Sekolah Tinggi Teknik Bandung (STT Bandung) yang membuka tiga bagian yaitu Bagian Bangunan Jalan dan Air, Bagian Kimia, dan Bagian Mesin dan Listrik dengan lama studi empat tahun. Pada tahun 1946, STT Bandung dipindahkan ke Yogyakarta namun karena serbuan tentara Belanda ke Yogyakarta, pada tanggal 19 Desember 1948 STT Bandung di Yogyakarta terpaksa ditutup. Beberapa waktu kemudian sekolah itu dibuka kembali pada tahun 1949 dengan hanya menyelenggarakan Bagian Sipil saja dan menjadi cikal bakal lahirnya Fakultas Teknik Universitas Gadjah Mada.
Pada tanggal 21 Januari 1946, NICA mendirikan Nood-Universiteit van Nederlandsch Indie – Universitas Darurat Hindia Belanda di mana salah satu fakultasnya adalah Technische Faculteit (fakultas teknik) sebagai pengganti STT Bandung di lokasi Kampus THS dulu. Sebagian besar pengajarnya adalah para mantan pengajar THS yang baru saja dibebaskan dari kamp interniran Jepang.[5]
Pada tanggal 12 Maret 1947, NICA mendirikan Universiteit van Indonesie yang berpusat di Jakarta. Kampus THS berikut para pengajarnya dijadikan Faculteit van Technische Wetenschap. Pada 6 Oktober 1947, Faculteit van Exacte Wetenschap berdiri.
Ini kemudian menjadi Fakultas Teknik dan Fakultas Ilmu Pasti dan Ilmu Alam Universitas Indonesia di Bandung sejak 2 Februari 1950.
Pada tanggal 2 Maret 1959, didorong oleh gagasan dan keyakinan yang dilandasi semangat perjuangan Proklamasi Kemerdekaan serta wawasan ke masa depan, Pemerintah Indonesia meresmikan berdirinya Institut Teknologi di Kota Bandung pada tanggal 2 Maret 1959 berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 1959 tentang Pendirian Institut Teknologi (Lembaran Negara Tahun 1959 Nomor 9 dan Tambahan Lembaran Negara Nomor 1733) yang ditetapkan tanggal 28 Februari 1959. Institut Teknologi yang dipimpin oleh Presiden Institut Teknologi ini (Pasal 4) mempunyai kedudukan hukum sebagai Universitas yang pada awalnya terdiri atas departemen ilmu teknik; departemen ilmu pasti dan ilmu alam; dan departemen ilmu kimia dan ilmu hayat (Pasal 1 dan Pasal 2) – departemen pada waktu itu mempunyai kedudukan sebagai Fakultas. Fakultas Teknik dan Fakultas Ilmu Pasti dan Ilmu Alam Universitas Indonesia secara resmi memisahkan diri (Pasal 3) menjadi Institut Teknologi Bandung (ITB). Upacara peresmiannya sendiri dipimpin oleh Presiden RI Ir. Soekarno.
Berbeda dengan harkat pendirian lima perguruan tinggi teknik sebelumnya di kampus yang sama, Institut Teknologi Bandung lahir dalam suasana penuh dinamika mengemban misi pengabdian ilmu pengetahuan dan teknologi, yang berpijak pada kehidupan nyata di bumi sendiri bagi kehidupan dan pembangunan bangsa yang maju dan bermartabat.
Kurun dasawarsa pertama tahun 1960–an ITB mulai membina dan melengkapi dirinya dengan kepranataan yang harus diadakan. Dalam periode ini dilakukan persiapan pengisian-pengisian organisasi bidang pendidikan dan pengajaran, serta melengkapkan jumlah dan meningkatkan kemampuan tenaga pengajar dengan penugasan belajar ke luar negeri.
Kurun dasawarsa kedua tahun 1970–an ITB diwarnai oleh masa sulit yang timbul menjelang periode pertama. Satuan akademis yang telah dibentuk berubah menjadi satuan kerja yang juga berfungsi sebagai satuan sosial-ekonomi yang secara terbatas menjadi institusi semi-otonom. Tingkat keakademian makin meningkat, tetapi penugasan belajar ke luar negeri makin berkurang. Sarana internal dan kepranataan semakin dimanfaatkan.
Kurun dasawarsa ketiga tahun 1980–an ditandai dengan kepranataan dan proses belajar mengajar yang mulai memasuki era modern dengan sarana fisik kampus yang makin dilengkapi. Jumlah lulusan sarjana makin meningkat dan program pasca sarjana mulai dibuka. Keadaan ini didukung oleh makin membaiknya kondisi sosio-politik dan ekonomi negara.
Kurun dasawarsa keempat tahun 1990–an perguruan tinggi teknik yang semula hanya mempunyai satu jurusan pendidikan itu, kini memiliki dua puluh enam Departemen Program Sarjana, termasuk Departemen Sosioteknologi, tiga puluh empat program studi S2/Magister dan tiga bidang studi S3/Doktor yang mencakup unsur-unsur ilmu pengetahuan, teknologi, seni, bisnis dan ilmu-ilmu kemanusiaan.
Kini, dengan suplai tahunan pelajar-pelajar Indonesia terbaik, Institut Teknologi Bandung merupakan salah satu pusat ilmu sains, teknologi, dan seni terbaik di Indonesia.
Institut Teknologi Bandung juga mendukung para pelajar dan aktivitas sosial mereka dengan mendukung himpunan mahasiswa yang ada di setiap departemen.
Setiap tahunnya, Institut Teknologi Bandung memilih seorang mahasiswa terbaik untuk dikirim ke pemilihan mahasiswa teladan nasional. Ganesha Prize adalah nama penghargaan untuk mereka yang mendapatkan gelar mahasiswa terbaik ini. Penghargaan ini biasanya diberikan secara resmi pada seremoni penerimaan mahasiswa baru.
Sejak tanggal 26 Desember 2000 ITB menjadi Perguruan Tinggi Badan Hukum Milik Negara (PT BHMN) sebagaimana diatur Peraturan Pemerintah Nomor 155 Tahun 2000.
Sejak tanggal 12 April 2012 ITB menjadi Perguruan Tinggi yang diselenggarakan oleh Pemerintah (PTP) sebagaimana diatur Peraturan Presiden Nomor 44 Tahun 2012.
Sejak tanggal 14 Oktober 2013 ITB menjadi Perguruan Tinggi Negeri Badan Hukum (PTN BH) yang memiliki otonomi pengelolaan dalam akademik dan non-akademik sebagaimana diatur Peraturan Pemerintah Nomor 65 Tahun 2013 tentang STATUTA INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG.
Kampus
Menyadari akan keterbatasan lahan Kampus Ganesha dikaitkan dengan meningkatnya kebutuhan sarana dan prasarana untuk mewujudkan visi akademiknya, maka pada sekitar tahun 2010 diterapkanlah kebijakan ITB multikampus yang memunculkan istilah "On-G campus" dan "Off-G campus". Istilah "On-G campus" merujuk pada Kampus ITB Ganesha sedangkan kampus-kampus ITB di luar itu disebut sebagai "Off-G campus". Kampus ITB Off-G yang sudah terwujud dan mulai dibangun adalah Kampus ITB Jatinangor.[19] "ITB Off-G campus" lainnya yang sedang direncanakan adalah Kampus ITB Bekasi dan Kampus ITB Walini.
Asrama mahasiswa, perumahan dosen, dan kantor pusat administrasi tidak terletak di kampus utama namun masih dalam jangkauan yang mudah untuk ditempuh. Fasilitas yang tersedia di kampus di antaranya toko buku, kantor pos, kantin, bank, dan klinik.
Selain ruangan kuliah, laboratorium, bengkel dan studio, ITB memiliki sebuah galeri seni yaitu Galeri Soemardja, fasilitas olahraga, dan sebuah Campus Center. Di dekat kampus juga terdapat Masjid Salman untuk beribadah dan aktivitas keagamaan umat Islam di ITB. Untuk mendukung pelaksanaan aktivitas akademik dan riset, terdapat fasilitas-fasilitas pendukung akademik, di antaranya Perpustakaan Pusat (dengan koleksi sekira 150.000 buku dan 1000 judul jurnal), Sarana Olah Raga, Sasana Budaya Ganesha, Pusat Bahasa, pusat layanan komputer (ComLabs). ITB juga memiliki Observatorium Bosscha (salah satu fasilitas dari Kelompok Keahlian Astronomi FMIPA), terletak 11 kilometer di sebelah utara Bandung.
Fakultas dan sekolah
Fakultas adalah unit pendidikan di ITB yang memiliki beberapa program studi (dulu departemen), baik di tingkat sarjana, magister, maupun doktor. Sementara itu, sekolah adalah unit pendidikan yang memiliki beberapa program studi dengan bidang keilmuan yang berdekatan.
Misalnya, Sekolah Teknik Elektro dan Informatika (STEI) ITB memiliki 6 program studi, yaitu di lingkup keelektroteknikan (teknik elektro, telekomunikasi, biomedis, dan tenaga listrik), serta di lingkup ilmu komputer (teknik informatika dan sistem teknologi informasi). Namun, cakupan keilmuannya dianggap cukup dekat. Oleh karena itu, meskipun jumlah program studi di dalamnya semakin banyak, istilah 'sekolah' tersebut tidak diubah menjadi 'fakultas'.
Secara administratif tidak ada perbedaan yang berarti antara fakultas dan sekolah; perbedaan fakultas dengan sekolah di ITB hanyalah sekadar terminologi. Keduanya dipimpin oleh seorang dekan dengan dibantu oleh 2 orang wakil dekan, yaitu wakil dekan bidang akademik dan wakil dekan bidang sumber daya.
Akreditasi
Setelah bertahun-tahun mendapatkan akreditasi dari Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi (BAN-PT) dengan nilai A untuk sebagian besar program studinya, pada tahun 2011 dua program studi ITB meraih akreditasi internasional dari Accreditation Board for Engineering and Technology (ABET) yang merupakan badan akreditasi independen terkemuka di Amerika Serikat (AS).[11] Hingga saat ini ITB telah memiliki 13 program studi yang terakreditasi ABET, yaitu:
- Program Studi Teknik Elektro (2011);
- Program Studi Teknik Kelautan (2011);
- Program Studi Teknik Fisika (2012);
- Program Studi Teknik Kimia (2012);
- Program Studi Teknik Lingkungan (2014);
- Program Studi Teknik Industri (2014);
- Program Studi Teknik Informatika (2014);
- Program Studi Teknik Perminyakan (2015);[20]
- Program Studi Teknik Sipil (2015).[20]
- Program Studi Teknik Pertambangan (2017);
- Program Studi Manajemen Rekayasa Industri (2017);
- Program Studi Teknik Telekomunikasi (2018);[2]
- Program Studi Teknik Tenaga Listrik (2018).[3]
Sampai dengan tahun 2018 dari seluruh perguruan tinggi dan fakultas teknik di Indonesia, 13 program studi di ITB, satu program studi di ITS, satu program studi di IPB, satu program studi di UII, dan tiga program studi di Universitas Bina Nusantara yang memiliki akreditasi ABET. Dengan diraihnya akreditasi ABET merupakan jaminan bagi para calon mahasiswa dan orang tua untuk memilih institusi pendidikan yang berkualitas baik secara nasional maupun internasional.[10]
Dengan akreditasi ABET tersebut, lulusan ITB mulai tahun 2012 akan mendapatkan ijazah tak hanya akreditasi BAN-PT tetapi juga terdapat logo ABET yang membuktikan bahwa lulusan ITB telah terdidik dengan standar internasional, tidak hanya terlembaga tetapi juga telah tersertifikasi secara resmi.[10]
Adanya akreditasi ini juga manfaatnya dapat dirasakan oleh para pengguna lulusan ITB. Anak didik ITB memiliki standar profesional kerja yang dapat disamakan dengan lulusan luar negeri ternama. Sehingga perusahaan penerima mereka dapat lebih yakin terhadap almamater mereka.[10]
Pada tahun 2013 program studi Kimia FMIPA telah meraih akreditasi internasional dari The Royal Society of Chemistry (RSC) yang merupakan lembaga akreditasi terkemuka di Inggris (UK);[21] program studi Arsitektur SAPPK mendapatkan akreditasi dari Korea Architectural Acrcediting Board (KAAB); program studi Teknik Geodesi FITB mendapatkan akreditasi dari AUN-QA; program studi MBA, Sekolah Bisnis dan Manajemen mendapatkan akreditasi dari ABEST21; program studi Teknik Metalurgi mendapatkan akreditasi dari Japan Accreditation Board for Engineering Education (JABEE).[12]
Pada tahun 2015 tujuh program studi dari lingkungan FMIPA, SITH, dan Sekolah Farmasi mendapatkan akreditasi dari ASIIN e. V.. Hingga tahun 2019, ITB telah memiliki 14 program studi yang terakreditasi ASIIN e. V., yaitu:[12]
- Program Studi Fisika;
- Program Studi Matematika;
- Program Studi Astronomi;
- Program Studi Biologi;
- Program Studi Mikrobiologi;
- Program Studi Sains dan Teknologi Farmasi;
- Program Studi Farmasi Klinik dan Komunitas;
- Program Studi Teknik Mesin;
- Program Studi Aeronotika dan Astronotika;
- Program Studi Teknik Material;
- Program Studi Teknik Geofisika;
- Program Studi Perencanaan Wilayah dan Kota;
- Program Studi Teknik Geologi;
- Program Studi Teknik Geodesi dan Geomatika.
Selektivitas
Seleksi penerimaan mahasiswa ITB dilakukan secara ekslusif melalui seleksi secara nasional. Dalam sejarahnya, ITB adalah universitas yang paling selektif bukan saja di dalam negeri tetapi juga di dunia. Pada tahun 2000, survei Asiaweek mencatat bahwa untuk seleksi penerimaan mahasiswa ITB menduduki ranking pertama di Asia.[22] Pada tahun 2008, tingkat penerimaan agregat (aggregate admission rate) ITB adalah 4%, lebih rendah (lebih selektif) daripada Harvard pada tahun yang sama, yakni 9%.
Pada tahun 2013, tergantung Falkutas yang bersangkutan, tingkat penerimaan di ITB berkisar antara 3.5–6.3%,[23] setara dengan Stanford (5.7%) dan Harvard (5.8%) dan lebih selektif dari Yale (6.9%), Princeton (7.4%), dan MIT (8.3%).[24]
Di tataran nasional, menurut tingkat keketatan masuk SNMPTN/SBMPTN bidang IPA/saintek dari tahun ke tahun, ITB merupakan perguruan tinggi dengan tingkat kesulitan tertinggi, dapat dilihat dari nilai passing grade maupun nilai rata-rata ujian seleksi masuk perguruan tinggi negeri sebagaimana digambarkan dalam tabel berikut:
Tahun | Ranking 1 | Ranking 2 | Ranking 3 | Ranking 4 | Ranking 5 | Keterangan |
---|---|---|---|---|---|---|
2007 | ITB (808,82) | UI (762,85) | Unair (723,01) | ITS (719,70) | UGM (673,52) | SNMPTN IPA[25] |
2008 | ITB (826,01) | UGM (774,09) | Unair (742,60) | UI (732,20) | ITS (709,86) | SNMPTN IPA[25] |
2009 | ITB (92,54) | UGM (88,88) | UI (87,11) | ITS (83,55) | Unair (83,36) | SNMPTN IPA[25] |
2010 | ITB (92,85) | UI (91,86) | UGM (90,91) | ITS (87,49) | Unair (87,36) | SNMPTN IPA[26] |
2011 | ITB (95,01) | UI (93,37) | ITS (87,21) | IPB (87,13) | Unair (85,93) | SNMPTN IPA; Urut 6-10 adalah UGM (85,32); UIN Sunan Ampel (83,96); Unpad (83,71); UNS (82,94); USU (81,00).[26] |
2012 | ITB (758,34) | UI (735,94) | UGM (677,63) | ITS (675,53) | Unair (660,82) | SNMPTN IPA; Urut 6-10 adalah Unpad (655,18); IPB (653,89); Undip (635,89); UNS (630,82); UIN Jakarta (626,13).[26] |
2013 | ITB (736,98) | UI (708,12) | UGM (671,79) | ITS (650,11) | IPB (641,00) | SBMPTN IPA; Urut 6-10 adalah Unpad (640,04); Unair (632,74); UIN Jakarta (621,23); Unsoed (614,55).[26] |
2014 | ITB | UI | ITS | UGM | IPB | SBMPTN Saintek; .[27] |
2015 | ITB (706,52) | UI (673,65) | ITS (652,00) | UGM (651,99) | Undip (624,63) | SBMPTN Saintek; Urut 6-10 adalah Unpad (622,71); Unair (621,15); UNS (621,07); IPB (616,13); UNY (604,69).[28] |
2016 | ITB (700,10) | UI (667,44) | UGM (648,46) | ITS (647,54) | Undip (620,33) | SBMPTN Saintek; Urut 6-10 adalah Unpad (618,24); Unair (616,67); IPB (613,68); UNS (611,00); UPN Yogyakarta (606,68).[29] |
2017 | ITB | UI | UGM | ITS | Unair | SBMPTN Saintek; Urut 6-10 adalah Unpad; Undip; IPB; UNS; UPN Yogyakarta.[30] |
2018 | ITB (659,26) | UI (638,29) | UGM (632,79) | ITS (623,50) | Unair (610,89) | SBMPTN Saintek; Urut 6-10 adalah IPB (610,09); Undip (608,69); UNS (606,92); Unpad (605,68); UPN Jakarta (599,99).[31] |
2019 | ITB (689,75) | UI (679,96) | UGM (659,06) | ITS (653,13) | Unpad (634,06) | SBMPTN Saintek; Urut 6-10 adalah Undip (633,25); Unair (632,05); IPB (627,98); UNS (626,90); UPN Jakarta (621,61).[32] |
2020 | ITB (624,07) | UI (620,01) | UGM (611,45) | ITS (611,45) | Undip (592,55) | SBMPTN Saintek; Urut 6-10 adalah Unpad (589,08); Unair (588,48); UNS (587,39); IPB (586,18); UPN Jakarta (585,77). |
Reputasi
Berdasarkan tingkat kepopuleran perguruan tinggi di dunia maya, dengan jumlah sampel 335 institusi perguruan tinggi oleh 4icu.org untuk tahun 2012, ITB masih menjadi perguruan tinggi terpopuler di Indonesia.[33] Hingga pertengahan Juli 2012, ITB menempati peringkat ke-13 di lingkup Asia,[34] dan peringkat ke-82 di dunia (satu-satunya yang mewakili Indonesia di dalam Top 200 Colleges and Universities in the world).[35]
Sedangkan menurut penilaian lembaga pemeringkatan perguruan tinggi asal Inggris tahun 2009, THE-QS, ITB menempati peringkat 80 di dunia dalam bidang Teknik dan IT, satu-satunya perguruan tinggi di Indonesia yang mampu masuk dalam 100 besar pemeringkatan. Peringkat pertama sendiri diduduki oleh MIT.[36] Kemudian pada tahun 2011 dalam bidang yang sama, peringkat yang di tempati ITB menjadi peringkat 100 di dunia.[37]
Dari tahun 2007 hingga saat ini, khusus untuk bidang Engineering & Technology dan Natural Sciences, ITB menempati peringkat pertama di Indonesia dan satu-satunya kampus di Indonesia yang memperoleh "bintang empat" dari QS World University Rankings sedangkan untuk bidang Art & Design, ITB menempati peringkat 100 besar perguruan tinggi terbaik dunia.[38][39]
- Pada tahun 2009, QS Asian University Rankings di bidang Engineering & Technology memberikan ITB peringkat ke-21 di Asia[40] dan peringkat pertama di Indonesia, sementara di bidang Natural Sciences ITB menempati peringkat ke-27 di Asia[41] dan peringkat pertama di Indonesia.
- Pada tahun 2010, QS Asian University Rankings di bidang Engineering & Technology memberikan ITB peringkat ke-30 di Asia[42] dan peringkat pertama di Indonesia, sementara di bidang Natural Sciences ITB menempati peringkat ke-35 di Asia[43] dan peringkat pertama di Indonesia.
- Pada tahun 2011, QS Asian University Rankings di bidang Engineering & Technology memberikan ITB peringkat ke-26 di Asia[44] dan peringkat pertama di Indonesia, sementara di bidang Natural Sciences ITB menempati peringkat ke-41 di Asia[45] dan peringkat pertama di Indonesia.
- Pada tahun 2012, QS Asian University Rankings di bidang Engineering & Technology memberikan ITB peringkat ke-27 di Asia[46] dan peringkat pertama di Indonesia, sementara di bidang Natural Sciences ITB menempati peringkat ke-35 di Asia[47] dan peringkat pertama di Indonesia.
- Pada tahun 2015 dan 2017, QS World University Rankings di bidang Art & Design memberikan ITB peringkat ke-51 di dunia atau ke-8 di Asia dan peringkat pertama di Indonesia.[39]
Rektor
- Prof. Ir. R. Soemono (2 Maret 1959–1 November 1959)[note 8]
- Prof. Ir. R. Otong Kosasih (1 November 1959–20 April 1964)
- Ir. R. Ukar Bratakusumah (14 April 1964–22 Februari 1965)[48]
- Letnan Kolonel Ir. Koentoadji (22 Februari 1965–1969)
- Prof. Dr. Doddy Achdiat Tisna Amidjaja (1969–7 Desember 1976)
- Prof. Dr. Ing. Iskandar Alisjahbana (7 Desember 1976–14 Februari 1978)
- Dr. Soedjana Sapi'ie (16 Februari 1978–30 Mei 1979)[note 9]
- Prof. Dr. Doddy Achdiat Tisna Amidjaja (30 Mei 1979–22 November 1980)[note 10]
- Prof. Hariadi Paminto Soepangkat, Ph.D. (22 November 1980–12 Desember 1988)
- Prof. Ir. Wiranto Arismunandar, MSME (12 Desember 1988–7 Maret 1997)
- Prof. Ir. Lilik Hendrajaya, M.Sc., Ph.D. (7 Maret 1997–10 November 2001)
- Prof. Ir. Kusmayanto Kadiman, Ph.D. (10 November 2001–21 Oktober 2004)
- Prof. Ir. Adang Surahman, M.Sc., Ph.D. (23 Oktober 2004–29 Januari 2005)[note 10]
- Prof. Dr. Ir. Djoko Santoso, M.Sc. (29 Januari 2005–29 Januari 2010)
- Prof. Akhmaloka, Dipl.Biotech., Ph.D. (29 Januari 2010-–20 Januari 2015)
- Prof. Dr. Ir. Kadarsah Suryadi, DEA (20 Januari 2015–20 Januari 2020)
- Prof. Ir. N. R. Reini Djuhraeni Wirahadikusuma, MSCE, PhD (20 Januari 2020–sekarang)
Keluarga mahasiswa ITB
Pemerintah melalui Mendikbud Daoed Joesoef menggulirkan konsep Normalisasi Kehidupan Kampus/Badan Koordinasi Kemahasiswaan yang lazim disingkat NKK/BKK. Dewan mahasiswa se-Indonesia dibubarkan dan kemahasiswaan diatur oleh pembantu rektor bidang kemahasiswaan melalui BKK. Mahasiswa menolak dengan keras BKK, dan tetap mengadakan pemilihan Ketua DeMa (Dewan Mahasiswa). Namun setiap Ketua DeMa terpilih, malam itu juga surat ancaman DO (Drop Out) sampai. Akibatnya tidak ada yang bersedia menjadi Ketua DeMa. Akhirnya mahasiswa ITB memutuskan membubarkan Dewan Mahasiswa dan membekukan DeMa ITB. Kemudian didirikan Badan Koordinasi (BAKOR) untuk mengkoordinasikan pergerakan. Sementara cita-cita DeMa diamanatkan kepada Himpunan-Himpunan sebagai kantung-kantung gerakan, dengan konsekuensi, kaderisasi ada di tingkat himpunan.
Sampai pada Tahun 1994, Perwakilan Mahasiswa yang tergabung dalam FKHJ (Forum Ketua Himpunan Jurusan), memutuskan untuk membentuk kembali kemahasiswaan terpusat, untuk mengusung gerakan eksternal yang pada saat itu sedang menghangat di Indonesia. Akhirnya dibentuklah Keluarga Mahasiswa Institut Teknologi Bandung KM ITB.
Unit kegiatan mahasiswa
- Rumpun agama[49]
- Persekutuan Mahasiswa Kristen "PMK" (Christian Student Fellowship)
- Keluarga Mahasiswa Katolik "KMK" (Catholic Student Society)
- Keluarga Mahasiswa Hindu "KMH" (Hindu Student Society)
- Keluarga Mahasiswa Buddha "Dhammanano" (Buddhist Student Society)
- Keluarga Mahasiswa Islam "GAMAIS" (Islamic Student Society)
- Rumpun keilmuan[49]
- ShARE ITB
- Perkumpulan Studi Ilmu Kemasyarakatan "PSIK" (Societal Study Union)
- Majalah Ganesha – Kelompok Studi Sejarah, Ekonomi dan Politik ITB
- Kelompok Studi Ekonomi dan Pasar Modal ITB
- Institut Sosial Humaniora "Tiang Bendera" ITB
- Unit Kajian Islam Ideologis HATI ITB (Harmoni Amal Titian Ilmu)
- Rumpun pendidikan[49]
- Koperasi Kesejahteraan Mahasiswa "KOKESMA"
- Unit Robotika
- U-Green ITB
- Synthetic Biology "SynBio" ITB
- Techno Enterpreneur Club
- Student English Forum "SEF"
- Resimen Mahasiswa Mahawarman Batalyon I/ITB (Student Regiment Battalion I/ITB)]
- Pramuka ITB (Gudep 06005-06006)
- Liga Film Mahasiswa "LFM" ITB
- Korps Sukarela Palang Merah Indonesia (KSR-PMI) ITB
- Ganesha Model United Nations Club
- Kelompok Studi Visual Budaya Modern (Genshiken ITB)
- Amateur Radio Club ITB - ARC ITB
- Keluarga Mahasiswa Pencinta Alam Ganesha "KMPA"
- Rumpun seni dan budaya[49]
- ITB Dance and Performance Art Community (INFINITY)
- Unit Kebudayaan Aceh (UKA)
- Unit Kesenian Sumatra Utara (UKSU)
- Unit Kesenian Sulawesi Selatan (UKSS)
- Unit Kebudayaan Melayu Riau (UKMR-ITB)
- Unit Kesenian Minangkabau (UKM)
- Unit Kebudayaan Jepang (UKJ)
- Unit Kebudayaan Irian (UKIR) ITB
- Unit Kebudayaan Banten DEBUST ITB
- Unit Kebudayaan Betawi (UKB) ITB
- Unit Budaya Lampung (UBALA)
- Studi Teater Mahasiswa (STEMA)
- Serumpun Mahasiswa Bangka Belitung
- Perkumpulan Seni Tari dan Karawitan Jawa
- Paduan Suara Mahasiswa (PSM-ITB)
- Mahasiswa Bumi Sriwijaya (MUSI)
- Maha Gotra Ganesha (MGG)
- Marching Band Waditra Ganesha (MBWG)
- Lingkung Seni Sunda (LSS)
- Lingkar Sastra ITB
- Paguyuban Seni Budaya Jawa Timuran – Loedroek ITB
- Keluarga Paduan Angklung ITB
- Unit Rebana ITB (URI)
- Keluarga Mahasiswa Jambi ITB – Siginjai (KMJ ITB)
- ITBJazz
- ITB Student Orchestra (ISO)
- Unit Apresiasi Musik (apres!) ITB
- Unit Kebudayaan Tionghoa (UKT)
- Unit Kebudayaan Kalimantan (UKK)
- Unit Kebudayaan Banyuwangi (UKAWANGI)
- Korean Culture Club ITB (KCC ITB)
- Rumpun media[49]
- Tabloid Mahasiswa Boulevard
- Radio Kampus – ITB community radio
- Pers Mahasiswa (Persma) ITB
- GaneshaTV (GTV)
- 8EH Radio ITB
- Rumpun olahraga dan kesehatan[49]
- Unit Tenis ITB
- Unit Ganesha Touchdown (GT)
- Unit Renang dan Polo Air (URPA)
- Unit Judo ITB
- Unit Capoeira Quizumba (UCI) ITB
- Unit Bola Voli (UBV)
- Unit Bulu Tangkis (UBT) ITB
- Unit Basket "GANESHA" (UBG-ITB)
- Unit Aktivitas Tenis Meja ITB (UATM ITB)
- Tarung Drajat (Boxer)
- Unit Taekwondo
- Syufu Taeshukan Hent Lanah ITB
- Unit Softball
- Satuan Kegiatan Olah Raga (SKOR) Hoki ITB
- Persatuan Sepak Bola ITB (PS ITB)
- Persatuan Catur Mahasiswa ITB
- Perisai Diri
- Unit Panahan PASOPATI ITB
- Unit Selam Nautika ITB
- Unit Kendo ITB
- Shorinji Kempo ITB
- Unit Karate (Bandung Karate Club) cabang ITB
- Bela Diri Hikmatul Iman Ranting ITB
- Ganesha Bicycler
- Unit Aktivitas Bridge (UAB)
- Atletik Ganesha (ATLAS)
- Aikido
- Persaudaraan Setia Hati Terate (PSHT) ITB
Himpunan mahasiswa jurusan
- HIMABIO "NYMPHAEA" ITB (Himpunan Mahasiswa Biologi, "Nymphaea")[50]
- HIMAFI ITB (Himpunan Mahasiswa Fisika) [50]
- HIMAMIKRO "ARCHAEA" ITB (Himpunan Mahasiswa Mikrobiologi, "Archaea")[50]
- HIMAREKTA "AGRAPANA" ITB (Himpunan Mahasiswa Rekayasa Pertanian, "Agrapana")[50]
- HIMASDA ITB (Himpunan Mahasiswa Sumber Daya Air)[50]
- Himastron ITB (Himpunan Mahasiswa Astronomi)[50]
- HIMATEK ITB (Himpunan Mahasiswa Teknik Kimia)[50]
- HMTB "RINUVA" ITB (Himpunan Mahasiswa Teknik Bioenergi dan Kemurgi)[50]
- HMPG ITB (Himpunan Mahasiswa Teknik Pangan)[50]
- HIMATG "TERRA" ITB (Himpunan Mahasiswa Teknik Geofisika)[50]
- HIMATIKA ITB (Himpunan Mahasiswa Matematika)[50]
- HME ITB (Himpunan Mahasiswa Elektroteknik)[50]
- HMF "Ars Praeparandi" ITB (Himpunan Mahasiswa Farmasi)[50]
- HMFT ITB (Himpunan Mahasiswa Fisika Teknik)[50]
- HMH "SELVA" ITB (Himpunan Mahasiswa Rekayasa Kehutanan, "Selva")[50]
- HMIF ITB (Himpunan Mahasiswa Informatika)[50]
- HMK AMISCA ITB (Himpunan Mahasiswa Kimia)[50]
- HMM ITB (Himpunan Mahasiswa Mesin)[50]
- HMME "Atmosphaira" ITB (Himpunan Mahasiswa Meteorologi)[50]
- HMO "TRITON" ITB(Himpunan Mahasiswa Oseanografi)[50]
- HMP PANGRIPTA LOKA ITB (Himpunan Mahasiswa Planologi Pangripta Loka)[50]
- HMRH ITB (Himpunan Mahasiswa Rekayasa Hayati)[50]
- HMS ITB (Himpunan Mahasiswa Sipil)[50]
- HMT ITB (Himpunan Mahasiswa Tambang)[50]
- HMTG "GEA" ITB (Himpunan Mahasiswa Teknik Geologi "GEA" ITB)[50]
- HMTL ITB (Himpunan Mahasiswa Teknik Lingkungan)[50]
- HMTM "PATRA" ITB (Himpunan Mahasiswa Teknik Perminyakan)[50]
- IMA-G (Ikatan Mahasiswa Arsitektur - Gunadharma)[50]
- IMG ITB (Ikatan Mahasiswa Geodesi)[50]
- IMK "ARTHA" ITB (Ikatan Mahasiswa Kewirausahaan)[50]
- IMMG ITB (Ikatan Mahasiswa Metalurgi)[50]
- IMT "SIGNUM" ITB (Ikatan Mahasiswa Telekomunikasi)[50]
- KMIL ITB (Keluarga Mahasiswa Infrastruktur Lingkungan)[50]
- KMKL-ITB (Keluarga Mahasiswa Teknik Kelautan)[50]
- KMPN "Otto Lilienthal" ITB (Keluarga Mahasiswa Teknik Penerbangan)[50]
- KMM ITB (Keluarga Mahasiswa Manajemen)[50]
- KMSR ITB (Keluarga Mahasiswa Seni Rupa)[50]
- INDDES ITB (Industrial Design Student Society / Keluarga Mahasiswa Desain Produk)[50]
- IMDI ITB (Ikatan Mahasiswa Desain interior)[50]
- IPPDIG ( Himpunan Mahasiswa Jurusan DKV ) [50]
- VASA (Himpunan Mahasiswa Jurusan Seni Rupa)[50]
- Terikat ITB (Himpunan Jurusan mahasiswa Kriya Tekstil dan keramik)[50]
- MTI ITB (Keluarga Mahasiswa Teknik Industri)[50]
- MTM ITB (Himpunan Mahasiswa Teknik Material)[50]
Lembaga
Pusat Mikroelektronika (PME) adalah sebuah lembaga yang berada di bawah Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat Institut Teknologi Bandung. PME didirikan oleh Prof. Dr. Samaun Samadikun pada tahun 1986.[51] Ketua PME saat ini adalah Ir. Adi Indrayanto, M.Sc., Ph.D. Periode sebelumnya dijabat oleh Prof. Trio Adiono, ST. MT. Ph.D.
PME terdiri dari empat laboratorium, yaitu:
- IC Design Lab, dikepalai oleh Prof. Trio Adiono, ST. MT. Ph.D
- System Application Lab, dikoordinasi Dr. Beni Rio, ST.
- IC Processing Lab, dikoordinasi oleh Dr. Muhammad Amin Sulthoni, IPM.
- Manufacture Lab, dikepalai oleh Ir. Farkhad Ihsan Hariadi, M.Sc.
Institut Teknologi Bandung meluncurkan base station 4G dengan nama InfiniteBe untuk mengatasi permasalahan kapasitas teknologi informasi dan komunikasi (TIK) di jaringan berkecepatan tinggi di daerah-daerah padat baik di dalam ruangan maupun luar ruangan.[52][53]
InfiniteBe[54][55] (dibaca Infin-iteBe) merupakan hasil pengembangan Pusat Mikroelektronika ITB yang bekerja sama dengan PT Fusi Global Teknologi dan PT Len Industri dan kemudian dilanjutkan oleh PT Industri Telekomunikasi Indonesia di bawah program Inovasi Perguruan Tinggi di Industri sejak tahun 2016.[56][57]
Alumni
Raden Aboeprajitno, Mantan Dirut PJKA dan Mantan Duta Besar Belgia
- Abdullah Puteh, Mantan Gubernur Nanggroe Aceh Darrusalam
- Abdoelmoettalip Danoeningrat, Mantan Menteri Perhubungan
- Al Aziz Abbie Roossano, pengusaha
- Afrizal ssi., pengusaha
- Aburizal Bakrie, Menko Kesra, pengusaha terkaya Indonesia 2007
- Ahmad Idjaz, pengusaha
- Achmad Zaky, CEO Bukalapak
- Ajeng Martia Saputri, seniman
- Al Hilal Hamdi, Mantan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi
- Alvin Anderson, analis keuangan RI, Direktur Utama Exxon Indonesia
- Amadeo, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta
- Aming, komedian lokal
- Ardian Perdana Putra, desainer dan aktivis kewirausahaan
- Arifin Panigoro, Anggota DPR, Pemilik Medco Group
- Azwar Anas, mantan Menteri Koordinator Kesejahteraan Rakyat, mantan Gubernur Sumatra Barat
- Armein Z R Langi, Kepala Pusat Penelitian Teknologi Informasi dan Komunikasi ITB (PPTIK-ITB)
- Bambang Harymurti, Mantan Pemimpin Redaksi TEMPO
- Bambang Hidayat, profesor ITB, astronom dunia
- Bambang Subianto, Mantan Menteri Keuangan
- Baihaki Hakim, Ex Dirut Caltex dan Pertamina
- Betti Alisjahbana, CEO IBM Indonesia
- Budi Rahardjo, pakar IT-Security Indonesia, kolumnis Majalah Info Linux
- Budi Youyastri, Anggota Komisi I DPR-RI 2014/2019
- BJ Habibie, Presiden RI ke-3, profesor ITB, Ahli Teknik Penerbangan
- Budiono Kartohadiprodjo, Mantan Komandan Resimen Mahasiswa Mahawarman Batalyon I/ITB, Direktur Utama Gatra
- Cacuk Sudarijanto, Mantan Direktur Indosat, Direktur Utama Telkom, dan Mantan Kepala BPPN
- Ciputra, pengusaha
- Dedi Sjahrir Panigoro, Komisaris Medco Group
- Devina Hermawan, koki, penulis, instruktur memasak
- Dewi Widiastuti, komedian lokal
- Dian Angreniwati Soerarso, Direktur Bank Niaga
- Dian Dipa Chandra, atau Candil, penyanyi rock
- Djohan Yoga, motivator pendidikan
- Djoko Santoso, Rektor ITB 2005–2010, Dirjen Dikti 2010–2014
- Djuanda Kartawidjaja, Mantan Perdana Menteri Indonesia, Mantan Menteri Pekerjaan Umum, Mantan Menteri Perhubungan, Mantan Menteri Keuangan, Mantan Menteri Perdagangan, Mantan Menteri Pertahanan
- Eddie Widiono, Mantan Direktur Utama PLN
- Eka Satria, Direktur Pengembangan MedcoEnergi
- Enda Nasution, bapak blogger Indonesia
- Endoen Abdoel Karim, Mantan Menteri Perhubungan
- Erna Witoelar, Mantan Menteri Permukiman & Prasarana Wilayah
- Evita H Legowo, Kepala Dirjen Migas
- Fadel Muhammad, Gubernur Gorontalo, Menteri Kelautan dan Perikanan, Ketua Komisi 11 DPR RI, Wakil Ketua MPR RI
- Fadjroel Rachman, Intelektual, Akademisi, Juru Bicara Presiden Republik Indonesia Joko Widodo, mantan Komisaris Utama PT Adhi Karya (Persero) Tbk, Komisaris Waskita Karya (Persero) Tbk, dan CEO Pedoman Group
- Fariz RM, musisi
- Gatot Pujo Nugroho, Gubernur Sumatra Utara periode 2011–2013, 2013–2018
- Ginandjar Kartasasmita, profesor, ketua DPD
- Giri Suseno Hadihardjono, Mantan Menteri Perhubungan Indonesia
- Gito Rollies, penyanyi dan aktor
- Hans Wospakrik, fisikawan
- Harijono Djojodihardjo, profesor, Mantan Ketua LAPAN
- Harry Roesli, musisi, politisi, budayawan
- Hartono Rekso Dharsono. Mantan Pangdam Siliwangi, tokoh Petisi 50
- Hartarto Sastrosoenarto , Mantan Menteri Perindustrian
- Hasnul Suhaimi, Direktur Utama PT XL Axiata
- Hatta Rajasa, Menteri Koordinator bidang Perekonomian
- Hendra Jaya, Direktur Utama PT. Pertamina Gas
- Herling Laoh, Mantan Menteri Pekerjaan Umum, Mantan Menteri Perhubungan
- Herman Darnel Ibrahim, Anggota Dewan Energi Nasional dan Mantan Direktur PLN
- Herman Johannes, Mantan Menteri Pekerjaan Umum, Mantan Rektor Universitas Gadjah Mada, profesor
- Hilmi Panigoro, pengusaha
- Hokky Situngkir, peneliti
- Hotasi Nababan, Mantan Ketua HMS ITB, Direktur Utama Merpati Nusantara Airlines
- Husein Sastranegara, Perintis TNI-AU, penerbang uji
- Indera Mahmoed Tjaya, Mantan Menteri Perhubungan
- Indra Herlambang, artis
- Insan Kamil, pengusaha dan aktivis sosial
- Iping Supriana, penemu Digital Mark Reader (DMR)
- J.A. Katili, Akademisi Profesor Geologi, Dirjen Pertambangan, Dirjen Geologi, Duta Besar, Wakil Ketua MPR RI
- Jero Wacik, Menteri Kebudayaan dan Pariwisata
- Jesica Fitriana Martasari, pemenang Puteri Indonesia Pariwisata 2019 dan Miss Supranational Indonesia 2019
- Joko Anwar, penulis naskah film
- Jusman Syafii Djamal, Mantan Direktur Utama PT DI, Menteri Perhubungan, Komut PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk.
- Karen Agustiawan, Dirut Pertamina
- Karlina Leksono, astronom
- Kuntoro Mangkusubroto, Ketua Unit Kerja Presiden Bidang Pengawasan dan Pengendalian Pembangunan
- Kusmayanto Kadiman, Mantan Menteri Negara Riset dan Teknologi
- Laksamana Sukardi, Mantan Menteri Negara BUMN
- Luluk Sumiarso, Deputi ESDM
- M. Soewarto, Mantan Menteri Pekerjaan Umum, Mantan Menteri Pertanian
- Mananti Sitompoel, Mantan Menteri Pekerjaan Umum
- Martinus Putuhena, Mantan Menteri Pekerjaan Umum
- Mawardy Nurdin,
ali kota Banda Aceh
- Muhammad Fajrin Rasyid, Direktur Digital Business PT Telkom dan Mantan Direktur Keuangan Bukalapak
- Muslimin Nasution, Mantan Menteri Kehutanan dan Ketua ICMI
- Nabiel Makarim, Mantan Menteri Negara Lingkungan Hidup (2 semester di FIKTM ITB)
- Nugroho Christijanto, CEO Petrokimia Gresik
- Oekar Bratakoesoemah, Mantan Menteri Pekerjaan Umum, Rektor ITB, Gubernur Jawa Barat
- Onno W Purbo, pakar teknologi informasi dan tokoh Sumber terbuka Indonesia
- Pandji Pragiwaksono, aktor, musisi , pelawak tunggal
- Pantur Silaban, profesor ITB, fisikawan
- Pangeran M. Noor, Mantan Menteri Pekerjaan Umum, Mantan Gubernur Kalimantan
- Pater Drost, rohaniwan, pakar pendidikan
- Prabu Revolusi, pembawa acara dan pembaca berita
- Pramono Anung, Mantan Ketua HMT ITB, politikus, Sekjen PDI-P, Sekretaris Kabinet (era Jokowi)
- Purnomo Yusgiantoro, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral, Menteri Pertahanan Republik Indonesia, profesor ITB
- Rachmat Witoelar, Mantan Menteri Negara Lingkungan Hidup
- Raden Pardede, Komisaris Bank Central Asia
- R Priyono, Kepala BP Migas
- Revantino, seniman, budayawan
- Ridwan Kamil, Gubernur Jawa Barat, Wali Kota Bandung 2013–2018
- Rinaldi Firmansyah, Direktur Utama PT Telkom
- Riza Falepi, Anggota DPD RI 2009–2014, Wali Kota Payakumbuh
- Rizkan Chandra, Mantan CEO PT Semen Indonesia (Persero) Tbk
- Rizal Ramli, Mantan Menko Perekonomian (Era Gus Dur), Menko Kemaritiman dan Sumberdaya (era Jokowi)
- Roosseno Soerjohadikoesoemo, Mantan Menteri Pekerjaan Umum, profesor ITB, UI, Institut Sains dan Teknologi Nasional
- Rozik Boedioro Soetjipto, Mantan Menteri Negara Pekerjaan Umum
- Said Djauharsjah Jenie, Ketua BPPT
- Sakirman, petinggi Politbiro CC PKI dan kakak kandung dari Siswondo Parman (hilang)
- Salahuddin Wahid, rohaniwan, politisi
- Salis Subhi Aprilian, CEO PT Badak NGL
- Samaun Samadikun, profesor, guru besar di bidang (mikro) elektronika, Mantan Direktur PAUME Pusat Mikroelektronika
- Sanyoto Sastrowardoyo, Mantan Menteri Negara Investasi, Kepala BKPM
- Sardjono Dipokusumo, Mantan Menteri Pekerjaan Umum
- Sarwono Kusumaatmadja, Anggota DPD, Mantan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara
- Sedyatmo, penemu fondasi cakar ayam
- Siswono Yudo Husodo, Mantan Menteri Perumahan Rakyat
- Soekarno, Presiden RI pertama
- Soewandi Notokoesoemo, Mantan Menteri Pengajaran, Pendidikan dan Kebudayaan
- Sri Bintang Pamungkas, politisi
- Sudjiwo Tedjo, seniman, budayawan
- Suharna Surapranata, Mantan Menteri Negara Riset dan Teknologi Republik Indonesia Kabinet Indonesia Bersatu II
- Suhono Harso Supangkat, staf pengajar ITB
- Suharso Monoarfa, Menteri Perumahan Rakyat, Menteri Perecanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas
- Suyadi, pencipta Si Unyil, sebuah film seri televisi Indonesia
- Syafruddin Arsjad Temenggung, Mantan Kepala BPPN
- Syarifah Dwi Rahma, jurnalis NET.
- Taufik Akbar, ahli satelit
- Tjia May On, fisikawan
- Tjokorda Raka Sukawati, ahli konstruksi, penemu teknik Sosrobahu
- Tri Haryo Susilo, CEO PT Rekayasa Industri
- Wimar Witoelar, pengamat sosial & politik
- Winardi Sutantyo, astronom
- Wiranto Arismunandar, Mantan Menteri Pendidikan & Kebudayaan
- Wiratman Wangsadinata, ahli konstruksi
- Wiyoto Wiyono, ahli konstruksi
- Yusuf Bilyarta Mangunwijaya, rohaniwan, novelis, aktivis HAM
- Yani Panigoro, pengusaha, pimpinan Medco Group
- Zuhal, Mantan Menteri Riset & Teknologi, Mantan Dirut PLN
- Imelda Rosalin, musisi, arsitek, dosen
- Laze, musisi
- Joe Million, musisi
Prestasi
- Juara pertama kategori robot terbang sayap tetap (fix wing), desain terbaik, dan presentasi terbaik dalam Kontes Robot Terbang Indonesia (KRTI) 2014 .[58]
- Merit Awards (runner up), Asia Pasific Information and Communication Technology Alliance (APICTA) Awards 2009 di Australia, 15–17 Desember 2009.[59]
Galeri
-
Aula Barat ITB
-
Prangko peringatan 50 tahun Institut Teknologi Bandung
-
Prangko peringatan 50 tahun Institut Teknologi Bandung
-
Prangko peringatan 50 tahun Institut Teknologi Bandung
-
Prangko peringatan 50 tahun Institut Teknologi Bandung
Catatan
- ^ Dies Natalis TH Bandung selalu diperingati setiap tahun sejak Dies Natalisnya yang pertama pada tahun 1921, hingga Dies Natalis ke-21 tahun 1941.[4] Bahkan setelah TH ditutup dan berganti nama sekalipun, Dies Natalisnya selalu mengacu pada berdirinya TH tahun 1920, seperti pada tanggal 27 November 1948 di mana diperingati Dies Natalis ke-28 Faculteit van Technische Wetenschap van de Universiteit van Indonesie[5] atau pada tanggal 23 Desember 1955 di mana diadakan Lustrum ke-7 (Dies ke-35).[6] Dari fakta-fakta sejarah tersebut, tanggal 3 Juli 1920 ditetapkan sebagai tanggal pendirian Institut Teknologi Bandung dan diperingati setiap tahun sebagai "Peringatan Ulang Tahun Perguruan/Pendidikan Tinggi Teknik di Indonesia". Sedangkan tanggal 2 Maret 1959 ditetapkan sebagai tanggal peresmian nama Institut Teknologi di Kota Bandung dan diperingati setiap tahun sebagai "Peringatan Ulang Tahun Institut Teknologi Bandung" yang dituangkan dalam Keputusan Rektor ITB Nomor 267/SK/K01/OT/2008 tentang Pendirian dan Peresmian Nama ITB.
- ^ Mengacu pada koordinat Tugu Peresmian ITB.
- ^ CMYK 100,70,0,0 http://www.colorhexa.com/004dff
- ^ Pada tanggal 3 Juli 1920, sekolah tinggi pertama di Hindia Belanda, yaitu Technische Hoogeschool (Sekolah Tinggi Teknik), yang dikenal dengan singkatan namanya THS didirikan di Bandung.[13]
- ^ “… En reeds in het volgende jaar, in Juli 1920, werd de Technische Hoogeschool (TH), Indië's eerste instelling voor Hooger Onderwijs, plechtig geopend.” Terjemahan: “… Dan pada tahun berikutnya, pada bulan Juli 1920, Sekolah Tinggi Teknik yang merupakan institusi pendidikan tinggi pertama di Hindia Belanda diresmikan.”[14]
- ^ Mulai tanggal 1 Agustus 1935 Pemerintah Hindia Belanda mengeluarkan aturan tentang penggunaan ejaan baru... di antaranya ejaan 'hoogeschool' menjadi 'hogeschool'. Namun tulisan "Technische Hoogeschool te Bandoeng" tidak berubah karena merupakan 'nama'/nomenklatur.[17]
- ^ Mahasiswa tingkat pertama Bagian Mesin dan Listrik disatukan karena perkuliahan yang ditempuh sama.
- ^ Ketua Presidium: Prof. Ir. Soemono; Anggota: Prof. Ir. Goenarso; Prof. dr. Djoehana Wiradikarta (Ketua/Dekan FIPIA UI Bandung); Prof. Ir. Soetedjo (Ketua/Dekan FT UI Bandung); Panitera: Prof. Dr. Ir. R. M. Soemantri Brodjonegoro (Ketua Jurusan Teknologi Kimia).
- ^ Ketua Rektorium: Dr. Soedjana Sapi'ie; Anggota: Prof. Dr. Moedomo Soedigdomarto; Prof. Ir. Wiranto Arismunandar, MSME; Ir. Djuanda Suraatmadja.
- ^ a b Pejabat sementara
Referensi
- ^ a b c "Keputusan Rektor ITB Nomor 324/SK/K01/OT/2008 tentang Penggunaan Lambang ITB". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2012-12-18. Diakses tanggal 2012-06-02.
- ^ a b c Keputusan Rektor ITB Nomor 267/SK/K01/OT/2008 tentang Pendirian dan Peresmian Nama ITB.[pranala nonaktif permanen]
- ^ "Moto/slogan ITB", dalam Buku Pedoman Format Penulisan Tesis Magister 2008 halaman 46, diunduh dari http://www.sps.itb.ac.id/.
- ^ (Belanda) "Viering van den een en twintigsten verjaardag der Technische Hoogeschool te Bandoeng", artikel dalam Majalah "De ingenieur in Nederlandsch-Indie" edisi September 1941, Tahun ke-8 No.9.
- ^ a b (Belanda) "Dies natalis van de Faculteit van Technische Wetenschap van de Universiteit van Indonesië", artikel dalam Majalah "De ingenieur in Indonesie" edisi Desember 1948, Tahun ke-1 No.2.
- ^ (Belanda) "De herdenking van de opening der Technische Hogeschool te Bandung", artikel dalam Majalah "De ingenieur in Indonesie" edisi Februari 1956, Tahun ke-8 No.1.
- ^ a b c d e f g h i Fakta dan Angka ITB.
- ^ Logo ITB.
- ^ Peraturan Pemerintah Nomor 65 Tahun 2013 tentang STATUTA INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG.
- ^ a b c d Prodi Teknik Kimia dan Fisika ITB Raih Akreditasi ABET AS.
- ^ a b Accredited Programs ABET - ITB.
- ^ a b c Status Akreditasi Internasional Prodi ITB.
- ^ Somadikarta, S. (1999). Tahun emas Universitas Indonesia, Jilid 1: Dari Balai ke Universitas. Jakarta: Penerbit Universitas Indonesia (UI-Press).
- ^ (Belanda) Hoe het groide: Het onderwijs in Nederlandsch-Indië, Januari-Februari 1941. Diarsipkan 2013-07-02 di Wayback Machine.
- ^ "Prof. Reini Wirahadikusumah Terpilih Sebagai Rektor ITB 2020-2025". itb.ac.id. 8 November 2019. Diakses tanggal 31 Desember 2019.
- ^ "Institut Teknologi Bandung (ITB)". MauCariApa.com. Diakses tanggal 2020-04-22.[pranala nonaktif permanen]
- ^ Goenarso (1995). Riwayat perguruan tinggi teknik di Indonesia, periode 1920-1942. Bandung: Penerbit ITB.
- ^ Sakri, A. (1979a). Dari TH ke ITB: Kenang-kenangan lustrum keempat 2 Maret 1979, Jilid 1: Selintas perkembangan ITB. Bandung: Penerbit ITB.
- ^ "Data dan Informasi Institut Teknologi Bandung tahun 2014: Lampiran Pidato Rektor yang disampaikan pada Dies ITB ke-56 tanggal 2 Maret 2015" (PDF). Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 2015-09-21. Diakses tanggal 2015-08-08.
- ^ a b "Teknik Sipil ITB: Akreditasi ABET, Kado Kemerdekaan untuk Mahasiswa". itb.ac.id. 17 Agustus 2015. Diakses tanggal 17 Agustus 2015.
- ^ Program studi kimia ITB terakreditasi internasional dari RSC, Inggris.
- ^ (Inggris) Bandung Institute of Technology: Science and Technology Schools.
- ^ Data Keketatan ITB-2013.
- ^ (Inggris) Top 100 – Lowest Acceptance Rates.
- ^ a b c "Beberapa informasi tentang ITB" oleh Rektor ITB pada Temu Awal Tahun Akademik 2009/2010 tanggal 31 Agustus 2009.
- ^ a b c d Passing Grade Rata-rata 10 Besar PTN pada SNMPTN/SBMPTN 2010-2013.
- ^ [1]
- ^ Nilai Tertinggi Saintek SBMPTN 2015 Ada di ITB.
- ^ Hasil SBMPTN 2016, ITB dan UI Nomor Satu.
- ^ 10 PTN dengan Nilai Peserta SBMPTN Tertinggi.
- ^ Daftar PTN dengan Nilai Tertinggi di SBMPTN 2018, ITB Ungguli UI.
- ^ Peringkat SBMPTN 2019: 10 PTN dengan Nilai Rerata Tertinggi Saintek.
- ^ http://www.4icu.org/id/
- ^ "Top 100 Universities in Asia 2012". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2012-08-19. Diakses tanggal 2012-08-25.
- ^ Top 200 Universities in the world 2012.
- ^ http://www.topuniversities.com/university-rankings/world-university-rankings/2009/subject-rankings/technology
- ^ http://www.topuniversities.com/university-rankings/world-university-rankings/2011/faculty-area-rankings/technology?page=3
- ^ QS Stars in Indonesia.
- ^ a b "QS World University Rankings by Subject 2015 - Art & Design". Top Universities. 2015-04-22. Diakses tanggal 2017-03-21.
- ^ QS Asian University Rankings by faculty: Engineering & Technology in 2009.
- ^ QS Asian University Rankings by faculty: Natural Sciences in 2009.
- ^ QS Asian University Rankings by faculty: Engineering & Technology in 2010.
- ^ QS Asian University Rankings by faculty: Natural Sciences in 2010.
- ^ QS Asian University Rankings by faculty: Engineering & Technology in 2011.
- ^ QS Asian University Rankings by faculty: Natural Sciences in 2011.
- ^ QS Asian University Rankings by faculty: Engineering & Technology in 2012.
- ^ QS Asian University Rankings by faculty: Natural Sciences in 2012.
- ^ http://www.itb.ac.id/news/46 Diarsipkan 2016-01-19 di Wayback Machine. ITB News Portal, 13 Maret 2003, Mantan Rektor ITB , Ir. Ukar Bratakusumah Meninggal
- ^ a b c d e f "Situs resmi Keluarga Mahasiswa ITB". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2012-07-15. Diakses tanggal 2012-08-06.
- ^ a b c d e f g h i j k l m n o p q r s t u v w x y z aa ab ac ad ae af ag ah ai aj ak al am an ao ap aq ar "Situs resmi Himpunan Mahasiswa Jurusan". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2012-07-15. Diakses tanggal 2012-08-06.
- ^ "Pusat Mikroelektronika". MauCariApa.com. Diakses tanggal 2020-04-22.[pranala nonaktif permanen]
- ^ antaranews.com (2019-02-01). "ITB luncurkan Base Station 4G Infinitebe". Antara News. Diakses tanggal 2020-06-01.
- ^ Rakyat, Pikiran. "ITB Luncurkan Base Station 4G, Ini Keunggulannya - Pikiran-Rakyat.com". www.pikiran-rakyat.com. Diakses tanggal 2020-06-01.
- ^ "Home". InfiniteBe. Diakses tanggal 2020-06-01.
- ^ ITB, Webmaster Team, Direktorat Sistem dan Teknologi Informasi. "ITB Meluncurkan Base Station 4G LTE InfiniteBe -". Institut Teknologi Bandung. Diakses tanggal 2020-06-01.
- ^ Prima, Erwin (2019-02-02). "ITB Rilis Base Station 4G Infinitebe untuk Internet Cepat". Tempo (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2020-06-01.
- ^ Indonesia.go.id. "Penyalur Sinyal 4G InfiniTeBe ITB, Bukti Kolaborasi Triple Helix Bidang Iptek". LINE TODAY. Diakses tanggal 2020-06-01.
- ^ Artikel:"ITB Borong Juara di Kontes Robot Terbang 2014" di Okezone.com
- ^ Artikel:"Wuahhh... Tim Big Bang ITB Gondol Prestasi di Asia Pasifik!" di Kompas.com