Stasiun Cibatu

stasiun kereta api di Indonesia


Stasiun Cibatu (CB) adalah stasiun kereta api kelas II yang terletak di Cibatu, Cibatu, Garut. Stasiun yang terletak pada ketinggian +612 meter ini termasuk dalam Daerah Operasi II Bandung dan saat ini merupakan stasiun kereta api aktif terbesar di Kabupaten Garut.

Stasiun Cibatu
Kereta Api Indonesia
C29 B29

Tampak depan Stasiun Cibatu tahun 2019
Lokasi
Koordinat7°6′0.414″S 107°58′46.081″E / 7.10011500°S 107.97946694°E / -7.10011500; 107.97946694
Ketinggian+612 m
Operator
Letak
Jumlah peron4 (satu peron sisi dan tiga peron pulau yang sama-sama agak rendah)
Jumlah jalur4 (jalur 2: sepur lurus)
LayananPangandaran, Pasundan, Serayu, Cikuray, dan Garut Cibatuan
Konstruksi
Jenis strukturAtas tanah
Informasi lain
Kode stasiun
KlasifikasiII[2]
Operasi layanan
Lua error in Modul:Adjacent_stations at line 219: Jalur tidak dikenal "Lokal Cibatu".
Fasilitas dan teknis
FasilitasParkir Cetak tiket mandiri Ruang/area tunggu Pemesanan langsung di loket Pusat informasi Musala Toilet Pos kesehatan Ruang menyusui Isi baterai 
Lokasi pada peta
Peta
Sunting kotak info
Sunting kotak info • L • B
Info templat
Bantuan penggunaan templat ini

Lokasi stasiun ini kurang lebih 21 kilometer di sebelah utara pusat pemerintahan Kabupaten Garut. Posisi dan ukuran stasiun yang relatif besar ini menjadikan stasiun ini menjadi stasiun utama keberangkatan bagi warga Garut untuk bepergian ke berbagai jurusan di Jawa dengan kereta api.

Stasiun ini memiliki percabangan menuju Garut–Cikajang, tetapi sempat dinonaktifkan sejak 1983 karena kalah bersaing dengan kendaraan pribadi dan angkutan umum. Pada 24 Maret 2022, lintas Cibatu–Garut resmi dibuka kembali setelah 40 tahun nonaktif.[3]

Sejarah

 
Stasiun Cibatu pada tahun 1918, pada masa kolonial Belanda
(Dok. Tropenmuseum)

Stasiun Cibatu dibuka pada tanggal 14 Agustus 1889 setelah diresmikannya jalur kereta api yang menghubungkan Stasiun Cicalengka dengan Cilacap oleh Staatsspoorwegen, maskapai kereta api milik Pemerintah Hindia Belanda. Jalur yang menuju Garut juga diresmikan pada tanggal yang sama. Untuk perpanjangan jalur yang menuju Cikajang dibuka pada tanggal 1 Agustus 1930 oleh SS.[4]

Pada era kolonial Belanda, Stasiun Cibatu merupakan stasiun primadona karena menjadi tempat pemberhentian wisatawan Eropa yang ingin berlibur ke daerah Garut. Dalam buku Seabad Grand Hotel Preanger 1897-1997 yang ditulis oleh Haryoto Kunto, antara tahun 1935-1940 setiap hari di Stasiun Cibatu diparkir selusin taksi dan limousine milik hotel-hotel di Garut, di antaranya Hotel Papandayan, Villa Dolce, Hotel Belvedere, Hotel Van Hengel, Hotel Bagendit, Villa Pautine, dan Hotel Grand Ngamplang. Saat itu daerah Garut dengan kondisi alamnya yang indah memang merupakan daerah favorit wisatawan yang berasal dari Eropa.

Komedian legendaris Charlie Chaplin pada tahun 1927 pernah menjejakkan kakinya di stasiun ini. Saat itu Charlie Chaplin bersama aktris Mary Pickford sedang dalam perjalanan liburan ke Garut.[5]

Selain Chaplin, tokoh lain yang tercatat menjejakkan kaki di Stasiun Cibatu adalah Georges Clemenceau. Dia adalah pendiri koran La Justice (1880), L'Aurore (1897), dan L'Homme Libre (1913); sekaligus penulis politik terkemuka. Clemenceau menjadi Perdana Menteri Prancis dalam dua periode, yakni 1906-1909 dan 1917-1920.[5]

Setelah kemerdekaan Indonesia, tahun 1946, Presiden Republik Indonesia saat itu, Soekarno, juga sempat berkunjung ke Stasiun Cibatu dalam rangkaian perjalanan menggunakan kereta api luar biasa melalui jalur selatan. Sepanjang perjalanan tersebut, rakyat di kota-kota kecil meminta Soekarno untuk turun di setiap stasiun (termasuk Stasiun Cibatu) dan berpidato.[5]

Bangunan dan tata letak

 
Traksi ganda kereta api barang di Stasiun Cibatu, saat PJKA menggunakan logo segilima biru.

Stasiun ini memiliki empat jalur kereta api dengan jalur 2 merupakan sepur lurus. Di sisi utara stasiun terdapat depo lokomotif yang dahulunya dimanfaatkan sebagai tempat perbaikan dan pemeliharaan lokomotif uap. Depo lokomotif ini berfungsi pula sebagai depo lokomotif cadangan jika ada lokomotif yang harus diganti dalam perjalanan karena kerusakan atau jika ada lokomotif dengan rangkaian yang membutuhkan tenaga tambahan (biasanya traksi ganda). Pada tahun 1983, seiring ditutupnya jalur Cibatu-Garut-Cikajang, depo tersebut tidak lagi beroperasi sebagai salah satu depo utama. Saat ini depo tersebut hanya berstatus sebagai sub depo.[6]

Layanan kereta api

Penumpang

Antarkota

KAI Commuter (Per 1 April 2022)

Galeri

Referensi

Kutipan

  1. ^ Subdit Jalan Rel dan Jembatan (2004). Buku Jarak Antarstasiun dan Perhentian. Bandung: PT Kereta Api (Persero). 
  2. ^ a b Buku Informasi Direktorat Jenderal Perkeretaapian 2014 (PDF). Jakarta: Direktorat Jenderal Perkeretaapian, Kementerian Perhubungan Indonesia. Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 1 Januari 2020. 
  3. ^ Ghani, Hakim. "Hore! Besok Stasiun Garut Diresmikan". detikjabar. Diakses tanggal 2022-03-24. 
  4. ^ Staatsspoorwegen (1921–1932). Verslag der Staatsspoor-en-Tramwegen in Nederlandsch-Indië 1921-1932. Batavia: Burgerlijke Openbare Werken. 
  5. ^ a b c Media, Kompas Cyber (2010-09-05). "Jejak Charlie Chaplin di Stasiun Cibatu - Kompas.com". KOMPAS.com (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2018-06-22. 
  6. ^ Munandar, Mulyana & Santosa 2016, hlm. 159.

Daftar pustaka

  • Munandar, Andi Aris; Mulyana, Agus; Santosa, Ayi Budi (2016). "Stasiun Cibatu dan Dampaknya Terhadap Perkembangan Kehidupan Sosial-Ekonomi Masyarakat Sekitarnya (1998-2010)". Factum. 5 (2): 157–174. 

Pranala luar

(Indonesia) Situs resmi KAI dan jadwal kereta api

Stasiun sebelumnya   Lintas Kereta Api Indonesia Stasiun berikutnya
Leuwigoong
ke arah Padalarang
Padalarang–Kasugihan Warungbandrek
ke arah Kasugihan
Terminus Cibatu–Cikajang Pasirjengkol
ke arah Cikajang