Kabupaten Sidoarjo
Sidoarjo (bahasa Jawa: Hanacaraka: ꦱꦶꦢꦲꦂꦗ Pegon: سيداهرجا, translit. Sidaharja) adalah sebuah kabupaten di Provinsi Jawa Timur, Indonesia. Ibu kotanya adalah Sidoarjo Kota. Kabupaten ini berbatasan dengan Kota Surabaya dan Kabupaten Gresik di utara, Selat Madura di timur, Kabupaten Pasuruan di selatan, serta Kabupaten Mojokerto di barat. Bersama dengan Gresik, Sidoarjo merupakan salah satu penyangga utama Kota Surabaya, dan termasuk dalam kawasan Gerbangkertosusila. Penduduk kabupaten ini berjumlah 2.033.764 jiwa pada tahun 2021.[1]
Kabupaten Sidoarjo | |
---|---|
Transkripsi bahasa daerah | |
• Hanacaraka | ꦱꦶꦢꦲꦂꦗ |
• Pegon | سيداهرجا |
Julukan:
| |
Koordinat: 7°27′11″S 112°43′02″E / 7.45303°S 112.71733°E | |
Negara | Indonesia |
Provinsi | Jawa Timur |
Tanggal berdiri | 31 Januari 1859 |
Ibu kota | Sidoarjo |
Jumlah satuan pemerintahan | Daftar
|
Pemerintahan | |
• Bupati | Ahmad Muhdlor Ali |
• Wakil Bupati | Subandi |
• Sekretaris Daerah | Achmad Zaini |
Luas | |
• Total | 714,24 km2 (275,77 sq mi) |
Populasi | |
• Total | 2.033.764 |
• Kepadatan | 2.847/km2 (7,370/sq mi) |
Demografi | |
• Agama | Islam 95,05% Kristen 4,49% - Protestan 3,14% - Katolik 1,35% Buddha 0,25% Hindu 0,19% Konghucu 0,01% Kepercayaan 0,01%[2] |
• Bahasa | Indonesia, Jawa, Jawa Arekan |
• IPM | 80,65 (2021) sangat tinggi[3] |
Zona waktu | UTC+07:00 (WIB) |
Kode BPS | |
Kode area telepon | +6231 |
Pelat kendaraan | W xxxx U*/V*/W*/X*/Y*/Z* |
Kode Kemendagri | 35.15 |
DAU | Rp 1.104.580.340.000,00 |
Semboyan daerah | Permai Bersih Hatinya (Pertanian maju, andalan industri, bersih, rapi, serasi, hijau, sehat, indah, dan nyaman) |
Flora resmi | Ketapang |
Fauna resmi | Trenggiling |
Situs web | www |
Sejarah
Sidoarjo dulu dikenal sebagai pusat Kerajaan Janggala. Pada masa kolonialisme Hindia Belanda, daerah Sidoarjo bernama Sidokare, yang merupakan bagian dari Kabupaten Surabaya. Daerah Sidokare dipimpin oleh seorang patih bernama R. Ng. Djojohardjo, bertempat tinggal di kampung Pucang Anom yang dibantu oleh seorang wedana yaitu Bagus Ranuwiryo yang berdiam di kampung Pangabahan. Pada 1859, berdasarkan Keputusan Pemerintah Hindia Belanda No. 9/1859 tanggal 31 Januari 1859 Staatsblad No. 6, daerah Kabupaten Surabaya dibagi menjadi dua bagian yaitu Kabupaten Surabaya dan Kabupaten Sidokare. Sidokare dipimpin R. Notopuro (kemudian bergelar R.T.P. Tjokronegoro) yang berasal dari Kasepuhan. Ia adalah putra dari R.A.P. Tjokronegoro, Bupati Surabaya. Pada tanggal 28 Mei 1859, nama Kabupaten Sidokare yang memiliki konotasi kurang bagus diubah namanya menjadi Kabupaten Sidoarjo.[butuh rujukan]
Setelah R. Notopuro wafat tahun 1862, maka kakak almarhum pada tahun 1863 diangkat sebagai bupati, yaitu Bupati R.T.A.A. Tjokronegoro II yang merupakan pindahan dari Lamongan. Pada tahun 1883 Bupati Tjokronegoro pensiun, sebagai gantinya diangkat R.P. Sumodiredjo pindahan dari Tulungagung tetapi hanya 3 bulan saja menjabat sebagai Bupati karena wafat pada tahun itu juga, dan R.A.A.T. Tjondronegoro I diangkat sebagai gantinya.
Pada masa Pedudukan Jepang (8 Maret 1942 - 15 Agustus 1945), daerah delta Sungai Brantas termasuk Sidoarjo juga berada di bawah kekuasaan Pemerintahan Militer Jepang (yaitu oleh Kaigun, tentara Laut Jepang). Pada tanggal 15 Agustus 1945, Jepang menyerah pada Sekutu. Permulaan bulan Maret 1946, Belanda mulai aktif dalam usaha-usahanya untuk menduduki kembali daerah ini. Ketika Belanda menduduki Gedangan, pemerintah Indonesia memindahkan pusat pemerintahan Sidoarjo ke Porong. Daerah Dungus (Kecamatan Sukodono) menjadi daerah rebutan dengan Belanda. Tanggal 24 Desember 1946, Belanda mulai menyerang kota Sidoarjo dengan serangan dari jurusan Tulangan. Sidoarjo jatuh ke tangan Belanda hari itu juga. Pusat pemerintahan Sidoarjo lalu dipindahkan lagi ke daerah Jombang.
Pemerintahan pendudukan Belanda (dikenal dengan nama Recomba) berusaha membentuk kembali pemerintahan seperti pada masa kolonial dulu. Pada November 1948, dibentuklah Negara Jawa Timur salah satu negara bagian dalam Republik Indonesia Serikat. Sidoarjo berada di bawah pemerintahan Recomba hingga tahun 1949.
Pada 27 Desember 1949, sebagai hasil kesepakatan Konferensi Meja Bundar, Belanda menyerahkan kembali Negara Jawa Timur kepada Republik Indonesia Serikat, sehingga daerah delta Brantas dengan sendirinya menjadi daerah Republik Indonesia.
Geografi
Kabupaten Sidoarjo sebagai salah satu penyangga Ibu kota Provinsi Jawa Timur merupakan daerah yang mengalami perkembangan pesat. Keberhasilan ini dicapai karena berbagai potensi yang ada di wilayahnya seperti industri dan perdagangan, pariwisata, serta usaha kecil dan menengah dapat dikemas dengan baik dan terarah. Dengan adanya berbagai potensi daerah serta dukungan sumber daya manusia yang memadai, maka dalam perkembangannya Kabupaten Sidoarjo mampu menjadi salah satu daerah strategis bagi pengembangan perekonomian regional. Kabupaten Sidoarjo terletak antara 112o5’ dan 112o9’ Bujur Timur dan antara 7o3’ dan 7o5’ Lintang Selatan.[1]
Batas Wilayah
Utara | Kota Surabaya dan Kabupaten Gresik |
Timur | Selat Madura |
Selatan | Kabupaten Pasuruan |
Barat | Kabupaten Mojokerto |
Topografi
Dataran Delta dengan ketinggian antara 0 s/d 25 m, ketinggian 0-3m dengan luas 19.006 Ha, meliputi 29,99%, merupakan daerah pertambakkan yang berada di wilayah bagian timur. Wilayah Bagian Tengah yang berair tawar dengan ketinggian 3-10 meter dari permukaan laut merupakan daerah pemukiman, perdagangan dan pemerintahan. Meliputi 40,81 %. Wilayah Bagian Barat dengan ketinggian 10-25 meter dari permukaan laut merupakan daerah pertanian. Meliputi 29,20%
Hidrogeologi
Daerah air tanah, payau, dan air asin mencapai luas 16.312.69 Ha. Kedalaman air tanah rata-rata 0–5 m dari permukaan tanah.
Hidrologi
Kabupaten Sidoarjo terletak di antara dua aliran sungai yaitu Kali Surabaya dan Kali Porong yang merupakan cabang dari Kali Brantas yang berhulu di Kabupaten Malang.
Klimatologi
Wilayah Sidoarjo beriklim tropis basah dan kering (Aw) dengan dua musim, yaitu musim kemarau pada bulan Juni sampai Bulan Oktober dengan bulan terkering adalah Agustus dan musim hujan pada bulan Desember sampai bulan April dengan bulan terbasah adalah Januari. Curah hujan tahunan di wilayah Sidoarjo berkisar antara 1.300–1.700 mm per tahun dengan jumlah hari hujan berkisar antara 80–120 hari hujan per tahun. Suhu udara di wilayah ini bervariasi antara 21°–34 °C dengan tingkat kelembapan nisbi ±76%.
Data iklim Sidoarjo, Jawa Timur, Indonesia | |||||||||||||
---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|
Bulan | Jan | Feb | Mar | Apr | Mei | Jun | Jul | Agt | Sep | Okt | Nov | Des | Tahun |
Rata-rata tertinggi °C (°F) | 31.5 (88.7) |
30.9 (87.6) |
31.1 (88) |
31.5 (88.7) |
31.6 (88.9) |
31.6 (88.9) |
31.4 (88.5) |
31.5 (88.7) |
32.4 (90.3) |
33.6 (92.5) |
33.5 (92.3) |
32.3 (90.1) |
31.91 (89.43) |
Rata-rata harian °C (°F) | 27.6 (81.7) |
27.3 (81.1) |
27.4 (81.3) |
27.6 (81.7) |
27.3 (81.1) |
27.2 (81) |
26.9 (80.4) |
27.1 (80.8) |
27.7 (81.9) |
28.8 (83.8) |
28.9 (84) |
28.2 (82.8) |
27.67 (81.8) |
Rata-rata terendah °C (°F) | 23.7 (74.7) |
23.6 (74.5) |
23.7 (74.7) |
23.7 (74.7) |
23.1 (73.6) |
22.9 (73.2) |
22.4 (72.3) |
22.6 (72.7) |
23.1 (73.6) |
24.1 (75.4) |
24.4 (75.9) |
24.1 (75.4) |
23.45 (74.22) |
Presipitasi mm (inci) | 343 (13.5) |
337 (13.27) |
299 (11.77) |
196 (7.72) |
94 (3.7) |
59 (2.32) |
24 (0.94) |
6 (0.24) |
8 (0.31) |
36 (1.42) |
110 (4.33) |
252 (9.92) |
1.764 (69,44) |
Rata-rata hari hujan | 15 | 14 | 13 | 9 | 5 | 3 | 2 | 0 | 1 | 2 | 5 | 12 | 81 |
% kelembapan | 83 | 81 | 80 | 79 | 75 | 71 | 69 | 67 | 65 | 68 | 72 | 77 | 73.9 |
Rata-rata sinar matahari bulanan | 141 | 152 | 177 | 204 | 215 | 236 | 259 | 298 | 300 | 297 | 246 | 183 | 2.708 |
Sumber #1: Climate-Data.org [4] | |||||||||||||
Sumber #2: BMKG[5] & Weatherbase [6] |
Struktur Tanah
Alluvial kelabu seluas 6.236,37 Ha Assosiasi Alluvial kelabu dan Alluvial Coklat seluas 4.970,23 Ha Alluvial Hidromart seluas 29.346,95 Ha Gromosal kelabu Tua Seluas 870,70 Ha
Pemerintahan
Daftar Bupati
Bupati Sidoarjo | |||||||||
No. | Potret | Bupati | Mulai menjabat | Akhir menjabat | Prd. | Ket. | Wakil Bupati | ||
---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|
1 | Soejadi | 1933 | 1949 | 1 | Tidak ada | ||||
2 | R. Suriadi Kertosuprojo | 1950 | 1958 | 2 | |||||
3 | H. A. Chudori Amir |
1958 | 1959 | 3 | |||||
4 | R.H. Samadikoen | 1959 | 1964 | 4 | |||||
5 | Kol. (Pol.) H. R. Soedarsono |
1965 | 1975 | 5 | |||||
6 | |||||||||
6 | Kol. (Pol.) H. Soewandi |
1975 | 1985 | 7 | |||||
8 | |||||||||
7 | Kol. (Art.) Soegondo |
1985 | 1990 | 9 | |||||
8 | Kol. (Inf.) Edhi Sanyoto |
1990 | 1995 | 10 | |||||
9 | Kol. (Inf.) H. Soedjito |
1995 | 2000 | 11 | |||||
10 | Drs. Win Hendarso , M.Si. |
2000 | 2010 | 12 | |||||
13 | H. Saiful Ilah , S.H., M.Hum. | ||||||||
11 | H. Saiful Ilah , S.H., M.Hum. |
2010 | 2015 | 14 | H. MG. Hadi Sutjipto , S.H., M.M. | ||||
Drs.Ec. Jonathan Judianto , M.M.T. (penjabat) |
2015 | 2016 | |||||||
(11) | H. Saiful Ilah , S.H., M.Hum. |
17 Februari 2016 | 15 Januari 2020 | 15 | H. Nur Ahmad Syaifuddin , S.H. | ||||
H. Nur Ahmad Syaifuddin , S.H. (pelaksana tugas) |
15 Januari 2020 | 22 Agustus 2020[7] | |||||||
Drs. Achmad Zaini , M.M. (pelaksana harian) |
22 Agustus 2020 | 1 Oktober 2020 | |||||||
Dr. Hudiyono , M.Si. (penjabat) |
1 Oktober 2020 | 26 Februari 2021 | |||||||
12 | K.H. Ahmad Muhdlor Ali , S.I.P |
26 Februari 2021 | 7 Mei 2024[8] | 16 | H. Subandi S.H., M.Kn. | ||||
H. Subandi S.H., M.Kn. (pelaksana tugas) |
9 Mei 2024[9] | Petahana |
Dewan Perwakilan
Berikut ini adalah komposisi anggota DPRD Kabupaten Sidoarjo dalam lima periode terakhir.
Partai Politik | Jumlah Kursi dalam Periode | |||||
---|---|---|---|---|---|---|
2004–2009 [10] | 2009–2014 [11] | 2014–2019[12] | 2019–2024[13] | 2024–2029 | ||
PKB | 16 | 10 | 13 | 16 | 15 | |
Gerindra | (baru) 2 | 7 | 7 | 9 | ||
PDI-P | 8 | 7 | 8 | 9 | 9 | |
Golkar | 6 | 4 | 5 | 4 | 5 | |
NasDem | (baru) 1 | 2 | 2 | |||
PKS | 2 | 3 | 3 | 4 | 3 | |
Hanura | (baru) 3 | 0 | 0 | 0 | ||
PAN | 6 | 8 | 7 | 5 | 4 | |
PBB | 0 | 0 | 1 | 0 | 0 | |
Demokrat | 6 | 11 | 4 | 2 | 2 | |
PPP | 0 | 0 | 1 | 1 | 1 | |
PDS | (baru) 1 | 0 | ||||
PKNU | (baru) 2 | |||||
Jumlah Anggota | 45 | 50 | 50 | 50 | 50 | |
Jumlah Partai | 7 | 9 | 10 | 9 | 9 |
Kecamatan
Kabupaten Sidoarjo terdiri atas 18 kecamatan, yang dibagi lagi atas sejumlah desa dan kelurahan. Kota kecamatan lain yang cukup besar di Kabupaten Sidoarjo di antaranya Taman, Krian, Wonoayu, Candi, Porong, Gedangan, Tarik, Sidoarjo dan Waru. Kecamatan yang ada di Kabupaten Sidoarjo adalah:[1]
Ekonomi
Perikanan, industri dan jasa merupakan sektor perekonomian utama Sidoarjo. Selat Madura di sebelah Timur merupakan daerah penghasil perikanan, di antaranya Ikan, Udang, dan Kepiting. Logo Kabupaten menunjukkan bahwa Udang dan Bandeng merupakan komoditas perikanan yang utama kota ini. Sidoarjo dikenal pula dengan sebutan "Kota Petis".
Sektor industri di Sidoarjo berkembang cukup pesat karena lokasi yang berdekatan dengan pusat bisnis Jawa Timur (Surabaya), dekat dengan Pelabuhan Tanjung Perak maupun Bandara Juanda, memiliki sumber daya manusia yang produktif serta kondisi sosial politik dan keamanan yang relatif stabil menarik minat investor untuk menanamkan modalnya di Sidoarjo. Sektor industri kecil juga berkembang cukup baik, di antaranya sentra industri kerajinan tas dan koper di Tanggulangin, sentra industri sandal dan sepatu di Wedoro - Waru dan Tebel - Gedangan, sentra industri kerupuk di Telasih - Tulangan.
Transportasi
Bandara Internasional Juanda dan Terminal Bus Purabaya yang dianggap sebagai "milik" Surabaya, berada di wilayah kabupaten ini. Terminal Purabaya merupakan gerbang utama Surabaya dari arah selatan, dan salah satu terminal bus terbesar di Asia Tenggara. Kereta api Komuter Surabaya Kota-Sidoarjo-Pasuruan menghubungkan kawasan Sidoarjo dengan Surabaya. Sidoarjo juga segera memiliki sistem transportasi massal BRT (Bus Rapid Transit) yaitu Trans Sidoarjo yang menjadi kebanggaan warga Sidoarjo. Sistem ini menggunakan shelter tetapi tanpa jalur khusus seperti halnya Transjakarta. Rute bus Trans Sidoarjo adalah Terminal Porong-Terminal Purabaya.
Stasiun
Kabupaten Sidoarjo memiliki 11 stasiun yang masih beroperasi, diantaranya:
- Stasiun Boharan
- Stasiun Gedangan
- Stasiun Kedinding
- Stasiun Krian
- Stasiun Porong
- Stasiun Sepanjang
- Stasiun Sidoarjo
- Stasiun Tanggulangin
- Stasiun Tarik
- Stasiun Tulangan
- Stasiun Waru
Selain itu, Kabupaten Sidoarjo juga memiliki 6 stasiun yang berhenti beroperasi, yaitu:
Kuliner Khas
Pariwisata
Beberapa tempat wisata di Sidoarjo, yakni:
- Monumen Jayandaru
- Wisata Lumpur Lapindo, Porong
- Gelanggang Olahraga Sidoarjo
- Delta Fishing
- Wisata Sungai Karanggayam
- Wisata Bahari Tlocor
- Pulau Sarinah
- Makam KH. Ali Mas Ud, Pagerwojo
- Makam Dewi Sekardadu, Buduran
- Masjid Agung Sidoarjo
- Masjid Jami' Al Abror Sidoarjo
- Pura Jala Siddhi Amertha
- Tempat Ibadah Tri Dharma Tjong Hok Kiong
- Gereja Pantekosta Elohime
- Kampung Batik Jetis
- Museum Mpu Tantular
- Candi Dermo
- Candi Mendalem
- Candi Pari
- Candi Sumur
- Candi Tawangalun
- Kawasan Pemancingan Kalanganyar, Cemandi
- Kampung Krupuk Desa Kedungrejo, Jabon
- Sentra tas dan koper Tanggulangin
- Taman Dwarakerta, Porong
- Taman Apkasi, Porong
- Taman Abhirama, Pagerwojo
- Taman Tanjung Puri, Sidoarjo
Referensi
- ^ a b c d "Kabupaten Sidoarjo Dalam Angka 2021" (pdf). BPS Kabupaten Sidoarjo. hlm. 51. Diakses tanggal 10 Februari 2022.
- ^ "Jumlah Pemeluk Agama Menurut Agama dan Kecamatan". sidoarjokab.bps.go.id. Diakses tanggal 10 Februari 2022.
- ^ "Indeks Pembangunan Manusia 2020-2021". www.bps.go.id. Diakses tanggal 6 Januari 2022.
- ^ "Sidoarjo, Indonesia". Climate-Data.org. Diakses tanggal 21 Agustus 2020.
- ^ "Buku Peta Rata-Rata Curah Hujan Dan Hari Hujan Periode 1991-2020 Indonesia" (PDF). BMKG. hlm. 76-78 & 141-143. Diakses tanggal 21 September 2024.
- ^ "Sidoarjo, Indonesia". Weatherbase. Diakses tanggal 21 Agustus 2020.
- ^ Fitria Madia (22 Agustus 2020). "[BREAKING] Plt Bupati Sidoarjo Meninggal Dunia Akibat COVID-19". IDNTimes.com. Diakses tanggal 22 Agustus 2020.
- ^ Fianda Sjofjan Rassat (7 Mei 2024). "KPK tahan Bupati Sidoarjo Ahmad Muhdlor Ali". antaranews.com. Diakses tanggal 9 Mei 2024.
- ^ Helmi Isnaya (9 Mei 2024). "Subandi Jadi Plt Bupati Sidoarjo Gantikan Gus Muhdlor, Prihatin dengan Kasus Korupsi di Pemkab". Kompas.tv. Diakses tanggal 9 Mei 2024.
- ^ Sidoarjo Melantik 50 Anggota DPRD[pranala nonaktif permanen]
- ^ KPU, KPU. "REKAPITULASI JUMLAH PEROLEHAN KURSI PEMILU LEGISLATIF TAHUN 2009 UNTUK KURSI DPRD KABUPATEN DI KABUPATEN SIDOARJO" (PDF). kab-sidoarjo.kpi.go.id. Diakses tanggal 2021-04-17. line feed character di
|title=
pada posisi 65 (bantuan) - ^ Bangsa Online. "50 Anggota DPRD Sidoarjo 2014-2019 Resmi Huni Gedung Dewan | BANGSAONLINE.com - Berita Terkini - Cepat, Lugas dan Akurat". BANGSAONLINE.com. Diakses tanggal 2023-06-09.
- ^ medcom id developer (2019-07-23). "KPU Tetapkan 50 Caleg Terpilih Kabupaten Sidoarjo". medcom.id. Diakses tanggal 2023-06-09.
Pranala luar
- (Indonesia) Situs web resmi