Kota Tangerang Selatan

kota di Provinsi Banten, Indonesia

6°19′21.5″S 106°42′29.2″E / 6.322639°S 106.708111°E / -6.322639; 106.708111

Kota Tangerang Selatan
Transkripsi bahasa daerah
 • Aksara Sundaᮒᮍᮨᮛᮀ ᮊᮤᮓᮥᮜ᮪
Taman kota di Bumi Serpong Damai
Taman kota di Bumi Serpong Damai
Lambang resmi Kota Tangerang Selatan
Julukan: 
Kota Anggrek
Motto: 
Cerdas, modern, religius
Peta
Peta
Kota Tangerang Selatan di Indonesia
Kota Tangerang Selatan
Kota Tangerang Selatan
Peta
Koordinat: 6°19′21″S 106°42′29″E / 6.32250°S 106.70806°E / -6.32250; 106.70806
Negara Indonesia
ProvinsiBanten
Tanggal berdiri26 November 2008 (umur 15)
Dasar hukumUU Nomor 51 Tahun 2008
Jumlah satuan pemerintahan
Daftar
Pemerintahan
 • Wali KotaBenyamin Davnie
 • Wakil Wali KotaPilar Saga Ichsan
Luas
 • Total164,86 km2 (63,65 sq mi)
Peringkat54
Populasi
 • Total1.367.405
 • Peringkat14
 • Kepadatan8.294/km2 (21,480/sq mi)
Demografi
 • AgamaIslam 89,30%
Kristen 9,46%
- Protestan 5,91%
- Katolik 3,55%
Buddha 0,97%
Hindu 0,22%
Konghucu 0,05%[1]
 • BahasaSunda Banten
Indonesia
Betawi
 • IPMKenaikan 81,60 (2021)
sangat tinggi[2]
Zona waktuUTC+07:00 (WIB)
Kode BPS
3674 Edit nilai pada Wikidata
Kode area telepon021
Pelat kendaraanB xxxx N**/W**
Kode Kemendagri36.74 Edit nilai pada Wikidata
DAURp 619.411.148.000.-
Situs webwww.tangerangselatankota.go.id

Tangerang Selatan (bahasa Sunda: ᮒᮍᮨᮛᮀ ᮊᮤᮓᮥᮜ᮪, translit. Tangerang Kidul, atau disingkat Tangsel) adalah sebuah kota yang terletak di Provinsi Banten, Indonesia. Kota ini terletak 30 km sebelah barat Jakarta dan 90 km sebelah tenggara kota Serang atau ibukota provinsi Banten.

Sejarah

Kota Tangerang Selatan awalnya termasuk di wilayah keresidenan Batavia. Keresidenan ini telah dibentuk pada zaman penjajahan Belanda. Kemudian berkembang menjadi bagian dari Kabupaten Tangerang. Pada saat itu, ada 3 etnis yang mendominasi di Tangerang Selatan, yakni orang Sunda, Betawi dan Tionghoa.[3]

Kota Tangerang Selatan mulai menjadi kota mandiri sejak tahun 2008. Pembentukan wilayah ini sebagai kota otonom berawal dari keinginan warga di kawasan Tangerang Selatan untuk menyejahterakan masyarakat. Warga merasa kurang diperhatikan oleh pemerintah Kabupaten Tangerang sehingga banyak fasilitas terabaikan.[3][4]

Berdasarkan hal itu, bertahun-tahun dilakukan perundingan akhirnya dibuatlah sebuah Undang Undang pendirian Tangerang Selatan yaitu UU Nomor 51 Tahun 2008, tertanggal 26 November 2008. Undang Undang tersebut kemudian menjadi pelengkap dari sejarah Kota Tangerang Selatan.[5] Pembentukan Kota Tangerang Selatan diresmikan oleh Menteri Dalam Negeri Indonesia, Mardiyanto, dengan 7 kecamatan hasil pemekaran dari Kabupaten Tangerang yang telah disetujui oleh DPRD Kabupaten Tangerang pada 27 Desember 2006.[3]

Pada 27 Desember 2006, DPRD Kabupaten Tangerang menyetujui terbentuknya Kota Tangerang Selatan yang terdiri atas 7 kecamatan, yakni kecamatan Ciputat, Ciputat Timur, Pamulang, Pondok Aren, Serpong, Serpong Utara dan Setu.[3] Serta menetapkan kecamatan Ciputat sebagai pusat pemerintahan.

Pemerintah Kabupaten Tangerang juga telah menyiapkan dana sebesar 20 Milyar untuk proses awal berdirinya Kota Tangerang Selatan. Dana itu dianggarkan untuk biaya operasional kota baru selama 1 tahun pertama dan merupakan modal awal dari daerah induk untuk wilayah hasil pemekaran.

Geografis

Tangerang Selatan terletak di bagian timur Provinsi Banten yaitu pada titik koordinat 106'38' - 106'47’ BT dan 06'13'30' - 06'22'30' LS. Wilayah Kota Tangerang Selatan diantaranya dilintasi oleh Kali Angke, Kali Pesanggrahan dan Sungai Cisadane sebagai batas administrasi kota di sebelah barat.

Letak geografis Tangerang Selatan berbatasan dengan Provinsi DKI Jakarta pada sebelah utara dan timur, selain itu Tangerang Selatan juga menjadi salah satu daerah yang menghubungkan Provinsi Banten dengan Provinsi Jawa Barat.

Batas Wilayah

Utara Kota Tangerang
Timur DKI Jakarta
Selatan Kabupaten Bogor dan Kota Depok
Barat Kabupaten Tangerang

Topografi

Sebagian besar wilayah Kota Tangerang Selatan merupakan dataran rendah dan memiliki topografi yang relatif datar dengan kemiringan tanah rata-rata 0 - 3% sedangkan ketinggian wilayah antara 0 – 25 m dpl. Untuk kemiringan garis besar terbagi dari 2 bagian, yaitu :

Geologi

Kota Tangerang Selatan merupakan daerah yang relatif datar. Beberapa kecamatan memiliki lahan yang bergelombang seperti di perbatasan antara Kecamatan Setu dan Kecamatan Pamulang serta sebagian di Kecamatan Ciputat Timur.

Kondisi geologi Tangerang Selatan umumnya adalah batuan alluvium, yang terdiri dari batuan lempung, lanau, pasir, kerikil, dan bongkah. Jenis batuan ini mempunyai tingkat kemudahan dikerjakan yang baik sampai sedang, unsur ketahanan terhadap erosi cukup baik oleh karena itu wilayah Kota Tangerang Selatan masih cukup layak untuk kegiatan perkotaan.

Dilihat dari sebaran jenis tanahnya, pada umumnya di Tangerang Selatan berupa asosiasi latosol merah dan latosol coklat kemerahan yang secara umum cocok untuk pertanian atau perkebunan.

Meskipun demikian, dalam kenyataannya makin banyak yang berubah penggunaannya untuk kegiatan lainnya yang bersifat non-pertanian. Untuk sebagian wilayah seperti Kecamatan Serpong dan Kecamatan Setu, jenis tanah ada yang mengandung pasir khususnya untuk wilayah yang dekat dengan Sungai Cisadane.

Iklim

Iklim di wilayah Kota Tangerang Selatan adalah iklim tropis dengan tipe (Af) yang memiliki intensitas curah hujan yang tinggi, yakni berkisar antara 1.800–2.200 mm per tahun. Temperatur udara berada di sekitar 23,4 °C–34,2 °C. Rata-rata kelembaban udara adalah 80,0% sedangkan intensitas matahari adalah 49,0%. Keadaan curah hujan tertinggi terjadi pada bulan Januari, yaitu ±375 mm, sedangkan keadaan curah hujan terendah terjadi di bulan Juli ±75 mm dan rata-rata curah hujan dalam setahun adalah ≥155 mm. Rata-rata hari hujan per tahun ialah ≥140 hari hujan dengan rata-rata hari hujan tertinggi pada bulan Desember sebanyak 19 hari. Rata-rata kecepatan angin dalam setahun adalah 4,9 km/jam dan kecepatan maksimum rata-rata 38,3 km/jam.


Data iklim Tangerang Selatan, Banten, Indonesia
Bulan Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agt Sep Okt Nov Des Tahun
Rata-rata tertinggi °C (°F) 30.9
(87.6)
31
(88)
32.1
(89.8)
32.6
(90.7)
32.7
(90.9)
32.6
(90.7)
32.6
(90.7)
32.9
(91.2)
33.4
(92.1)
33.4
(92.1)
32.7
(90.9)
31.8
(89.2)
32.39
(90.33)
Rata-rata harian °C (°F) 26.4
(79.5)
26.3
(79.3)
26.8
(80.2)
27.2
(81)
27.4
(81.3)
27.2
(81)
26.9
(80.4)
27
(81)
27.4
(81.3)
27.5
(81.5)
27.3
(81.1)
26.9
(80.4)
27.03
(80.67)
Rata-rata terendah °C (°F) 23.4
(74.1)
23.3
(73.9)
23.6
(74.5)
23.8
(74.8)
23.8
(74.8)
23.4
(74.1)
22.9
(73.2)
22.9
(73.2)
23.1
(73.6)
23.5
(74.3)
23.6
(74.5)
23.5
(74.3)
23.4
(74.11)
Presipitasi mm (inci) 275
(10.83)
291
(11.46)
188
(7.4)
204
(8.03)
163
(6.42)
106
(4.17)
84
(3.31)
65
(2.56)
80
(3.15)
156
(6.14)
215
(8.46)
200
(7.87)
2.027
(79,8)
Rata-rata hari hujan 13 13 9 9 8 5 4 3 4 7 10 10 95
% kelembapan 85.5 86.1 84.2 82.7 81.8 78.7 76.5 74.6 73.8 76.7 80.5 82.9 80.33
Rata-rata sinar matahari bulanan 141 160 208 232 245 251 284 295 263 254 206 183 2.722
Sumber #1: BMKG[6]
Sumber #2: Climate-Data.org[7] & Weatherbase[8]

Pemerintahan

Wali Kota

Wali kota Tangerang Selatan adalah pemimpin tertinggi di lingkungan pemerintah Kota Tangerang Selatan. Wali kota Tangerang Selatan bertanggungjawab kepada gubernur provinsi Banten. Saat ini, wali kota atau kepala daerah yang menjabat di Kota Tangerang Selatan ialah Benyamin Davnie, dengan wakil wali kota Pilar Saga Ichsan. Mereka menang pada Pemilihan umum Wali Kota Tangerang Selatan 2020, untuk periode jabatan 2021-2024, dan dilantik oleh bupati Banten, Wahidin Halim, pada tanggal 26 April 2021 di Pendopo Provinsi Banten Kota Serang.[9] Benyamin merupakan wali kota Tangerang Selatan ke-2 setelah kota dibentuk tahun 2008.

No Wali Kota Mulai jabatan Akhir jabatan Prd. Ket. Wakil Wali Kota
2   Drs. H. Benyamin Davnie 26 April 2021 petahana 3
(2020)
[9]   Pilar Saga Ichsan

Dewan Perwakilan

Berikut ini adalah komposisi anggota DPRD Kota Tangerang Selatan dalam tiga periode terakhir.

Partai Politik Jumlah Kursi dalam Periode
2014–2019[10][11] 2019–2024[12] 2024–2029
PKB 3   4   5
Gerindra 7   8   6
PDI-P 9   8   7
Golkar 9   10   11
NasDem (baru) 3   0   1
PKS 5   8   9
Hanura 6   1   0
PAN 3   2   2
Demokrat 3   5   4
PSI (baru) 4   4
PPP 2   0   1
Jumlah Anggota 50   50   50
Jumlah Partai 10   9   10

Kecamatan

Kota Tangerang Selatan terdiri dari 7 kecamatan dan 54 kelurahan dengan jumlah penduduk pada tahun 2017 diperkirakan sebesar 1.244.204 jiwa dan luas wilayah 147,19 km² dengan kepadatan 8.453 jiwa/km².[13][14]

Daftar kecamatan dan kelurahan di Kota Tangerang Selatan, adalah sebagai berikut:

Kode
Kemendagri
Kecamatan Ibu kota Kodepos[15] Jumlah
Kelurahan
Daftar
Kelurahan
36.74.04 Ciputat Sawah 15411-15414 7
36.74.05 Ciputat Timur Pondok Ranji 15441-15446 6
36.74.06 Pamulang Pamulang Barat 15431-15438 8
36.74.03 Pondok Aren Perigi Baru 15421-15429 11
36.74.01 Serpong Serpong 15311-15318 9
36.74.02 Serpong Utara Pondok Jagung 15331-15337 7
36.74.07 Setu Babakan 15341-15346 6
TOTAL 54

Demografi

 
Masjid Raya Al Azhar Bintaro di Pondok Karya, kecamatan Pondok Aren, Tangerang Selatan.
Berkas:HKBP Ciputat.png
Gereja HKBP Ciputat, Tangerang Selatan.

Suku bangsa

Kota Tangerang Selatan berada di pulau Jawa, dan berbatasan langsung dengan DKI Jakarta. Berdasarkan Sensus Penduduk Indonesia 2020, per bulan September 2020, penduduk kota ini sebanyak 1.354.350 jiwa, dimana laki-laki sebanyak 678.159 jiwa dan perempuan sebanyak 676.191 jiwa.[16] Luas wilayah Tangerang Selatan yakni km, sehingga kepadatan penduduk sekitar jiwa/km.[1]

Kota Tangerang Selatan termasuk sebagai salah satu kota industri, sehingga banyak penduduk dari luar provinsi Banten bekerja dan menetap di Tangerang Selatan. Hal ini juga memengaruhi keberagaman penduduk kota ini, baik dari segi suku bangsa maupun agama yang dianut. Jika pada masa penjajahan Belanda, Tangerang Selatan didominasi oleh tiga suku, yakni Sunda, Betawi dan Tionghoa, maka saat ini penduduknya lebih beragam. Penduduk dari suku lain yang utamanya ada di kota ini yakni orang Jawa, Sunda Banten, Batak, Minangkabau, Cirebon, Aceh, Melayu, dan sebagian suku lainnya dari seluruh penjuru Indonesia.[3]

Agama

Berdasarkan data Kementerian Dalam Negeri 2021 menunjukkan bahwa mayoritas penduduk kota Tangerang Selatan menganut agama Islam yakni sebanyak 89,30%. Penduduk dari suku Sunda, Jawa, Banten, Cirebon, Minangkabau, Melayu, Cirebon pada umumnya beragama Islam.[1]

Pemeluk agama Kristen sebanyak 9,46%, dengan rincian Protestan sebanyak 5,91% dan Katolik 3,55%, yang umumnya dianut oleh suku Batak, Minahasa, Tionghoa, Nias, dan lainnya.[1] Kemudian penduduk yang menganut agama Buddha sebanyak 1,02%, umumnya adalah orang Tionghoa, dan agama Hindu dianut sebanyak 0,22%, umumnya adalah orang Bali.

Perekonomian

Perkembangan PDRB

Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) atas dasar harga berlaku Kota Tangerang Selatan pada tahun 2007 adalah sebesar Rp.5.256.882, sedangkan PDRB atas dasar harga konstan adalah sebesar Rp.2.768.764. Dengan jumlah penduduk pertengahan tahun 2007 mencapai 1.042.682 orang, PDRB per-kapita adalah sebesar Rp.5.042.000.

Perkembangan PDRB Kota Tangerang Selatan cenderung menunjukkan peningkatan dari tahun ke tahun demikian juga dengan PDRB per-kapita. Pada tahun 2007, Laju Pertumbuhan Ekonomi (LPE) adalah sebesar 6,51%. Pada tahun 2003, PDRB per-kapita atas dasar harga konstan adalah sebesar Rp 863.517. Kecamatan yang memberikan kontribusi paling besar adalah Kecamatan Ciputat Timur yaitu sebesar Rp 167 Trilyun atau 31,93% dari total PDRB. Sedangkan yang terkecil adalah Kecamatan Setu dengan Rp 71 Trilyun atau 1,35%.

Struktur Ekonomi

Berdasarkan Data PDRB tahun 2007, struktur ekonomi Tangerang Selatan didominasi oleh sektor Usaha Pengangkutan dan Komunikasi (30,29%) serta Perdagangan Hotel dan Restoran (26,81%). Sektor lain yang juga memberikan kontribusi cukup besar adalah Bank, Persewaan dan Jasa Perusahaan (15,40%).

Struktur ekonomi tersebut menunjukkan bahwa perekonomian Tangerang Selatan didominasi oleh sektor tersier, yaitu Pengangkutan dan Komunikasi, Perdagangan Hotel dan Restoran serta Bank, Persewaan dan Jasa Perusahaan, yang memberikan kontribusi hampir 90%.

Sektor sekunder berupa Industri Pengolahan; Listrik, Gas, Air Bersih, dan Konstruksi memberikan kontribusi 8,76%, dan sektor primer seperti Pertanian, Pertambangan dan Penggalian hanya memberikan kontribusi kurang dari 2%. Jika dilihat kecenderungan sejak tahun 2004 hingga tahun 2007, sektor primer dan sekunder mengecil kontribusinya secara signifikan sedangkan sektor tersier meningkat kontribusinya.

Pendidikan

 
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
 
Universitas Pamulang.

Kota Tangerang Selatan memiliki sekitar 1.214 sekolah, 254.167 siswa dan 15.398 guru.

Perguruan Tinggi

Kesehatan

Rumah Sakit

  • RSUD Tangerang Selatan
  • RSUD Pondok Aren
  • RSUD Serpong Utara
  • RS Aria Sentra Medika
  • RS Bhineka Bhakti Husada
  • RS Buah Hati Ciputat
  • RS Bunda Dalimah
  • RS Eka BSD
  • RS Hermina Ciputat
  • RS Hermina Serpong
  • RS Ichsan Medical Centre
  • RS Insan Permata
  • RS Islam Asshobirin
  • RS Jiwa Dharma Graha
  • RS Medika BSD
  • RS Mitra Keluarga Bintaro
  • RS Mitra Keluarga Pamulang
  • RS Omni Internasional
  • RS Permata Pamulang
  • RS Pondok Indah Bintaro
  • RS Premier Bintaro
  • RS Proklamasi BSD
  • RS Rumah Indonesia Sehat
  • RS Sari Asih Ciputat
  • RS Syarif Hidayatullah
  • RSIA Buah Hati Pamulang
  • RSIA Cinta Kasih
  • RSIA Citra Ananda
  • RSIA Dhia
  • RSIA Lestari
  • RSIA Permata Sarana Husada
  • RSIA Prima Medika
  • RSIA Putra Dalimah
  • RSIA Vitalaya

Puskesmas

  • Puskesmas Ciputat
  • Puskesmas Jombang
  • Puskesmas Kampung Sawah
  • Puskesmas Pamulang
  • Puskesmas Pondok Aren
  • Puskesmas Pondok Jagung
  • Puskesmas Serpong
  • Puskesmas Serpong II
  • Puskesmas Setu
  • Puskesmas Ciputat Timur
  • Puskesmas Jurang Mangu
  • Puskesmas Perigi
  • Puskesmas Kranggan
  • Puskesmas Paku Alam
  • Puskesmas Benda Baru
  • Puskesmas Pondok Kacang Timur
  • Puskesmas Pondok Benda
  • Puskesmas Pondok Ranji
  • Puskesmas Pondok Betung
  • Puskesmas Pondok Pucung
  • Puskesmas Rengas
  • Puskesmas Pisangan
  • Puskesmas Bakti Jaya
  • Puskesmas Rawa Buntu
  • Puskesmas Situ Gintung

Transportasi

 
Stasiun KRL Pondok Ranji pada Februari 2022, pasca direnovasi

Stasiun

 
Stasiun Jurangmangu, Tangerang Selatan
 
KRL di Stasiun Pondok Ranji.

Kota Tangerang Selatan memiliki 5 stasiun KRL yang masih beroperasi, diantaranya:

Selain itu, Kota Tangerang Selatan juga memiliki 1 stasiun yang sudah berhenti beroperasi dikarenakan Vandalisme, yaitu:

Pusat Perbelanjaan

Referensi

  1. ^ a b c d e "Visualisasi Data Kependudukan Kementerian Dalam Negeri - Dukcapil 2021" (Visual). www.dukcapil.kemendagri.go.id. Diakses tanggal 13 Maret 2022. 
  2. ^ "Indeks Pembangunan Manusia 2020-2021". www.bps.go.id. Diakses tanggal 13 Februari 2022. 
  3. ^ a b c d e "Sejarah, Demografi, dan Kondisi Kota Tangerang Selatan". tangselmedia.com. Diakses tanggal 1 Februari 2022. 
  4. ^ "Sejarah Kota Tangerang Selatan". www.tangerangselatankota.go.id. Diakses tanggal 1 Februari 2022. 
  5. ^ "Pembentukan Daerah-Daerah Otonom di Indonesia s/d Tahun 2014" (PDF). www.otda.kemendagri.go.id. Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 12 Juli 2019. Diakses tanggal 8 Desember 2021. 
  6. ^ "Buku Peta Rata-Rata Curah Hujan Dan Hari Hujan Periode 1991-2020 Indonesia" (PDF). BMKG. hlm. 72 & 137. Diakses tanggal 24 September 2024. 
  7. ^ "Ciputat, Banten, Indonesia". Climate-Data.org. Diakses tanggal 4 September 2020. 
  8. ^ "CIPUTAT, INDONESIA". Weatherbase. Diakses tanggal 4 September 2020. 
  9. ^ a b Sutrisna, Tria (25 April 2021). Nursita Sari, ed. "Pagi Ini, Benyamin-Pilar Jadi Wali Kota dan Wakil Wali Kota". megapolitan.kompas.com. Diakses tanggal 1 Februari 2022. 
  10. ^ Puskapol UI (11 November 2014). "Hasil Pemilu 2014 Provinsi Banten". Diakses tanggal 13 Maret 2019. 
  11. ^ Perolehan Kursi DPRD Kota Tangerang Selatan 2014-2019
  12. ^ Perolehan Kursi DPRD Kota Tangerang Selatan 2019-2024.Detikcom
  13. ^ "Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 137 Tahun 2017 tentang Kode dan Data Wilayah Administrasi Pemerintahan". Kementerian Dalam Negeri Republik Indonesia. Diarsipkan dari versi asli tanggal 29 Desember 2018. Diakses tanggal 3 Oktober 2019. 
  14. ^ "Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 72 Tahun 2019 tentang Perubahan atas Permendagri nomor 137 Tahun 2017 tentang Kode dan Data Wilayah Administrasi Pemerintahan". Kementerian Dalam Negeri Republik Indonesia. Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 25 Oktober 2019. Diakses tanggal 15 Januari 2020. 
  15. ^ Kode Pos Kota Tangerang Selatan
  16. ^ "Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin". tangselkota.bps.go.id. September 2022. Diakses tanggal 1 Februari 2022. 

Pranala luar

  Kota Provinsi Populasi     Kota Provinsi Populasi
1 Jakarta Daerah Khusus Ibukota Jakarta 11.135.191  
Kota Tangerang Selatan
7 Makassar Sulawesi Selatan 1.477.861
2 Surabaya Jawa Timur 3.017.382 8 Batam Kepulauan Riau 1.294.548
3 Bandung Jawa Barat 2.579.837 9 Pekanbaru Riau 1.138.530
4 Medan Sumatera Utara 2.539.829 10 Bandar Lampung Lampung 1.073.451
5 Palembang Sumatera Selatan 1.781.672 11 Padang Sumatera Barat 939.851
6 Semarang Jawa Tengah 1.699.585 12 Malang Jawa Timur 885.271
Sumber: Data Direktorat Jenderal Kependudukan dan Pencatatan Sipil (per 30 Juni 2024). Catatan: Tidak termasuk kota satelit.