Bahasa Melayu Kreol Chetty
Bahasa Melayu Kreol Chetty [5] atau Melayu Kreol Chetty adalah dialek bahasa Melayu yang dituturkan oleh Suku Chetty dan sekelompok khas orang Tamil yang terdapat terutama di Melaka (Malaysia) dan Singapura, yang juga dikenal sebagai "orang Peranakan India" dan telah mengamalkan budaya Melayu dan Tionghoa sambil tetap mempertahankan warisan Hindu mereka.[6]
Bahasa ini dituturkan sejak abad ke-16 oleh keturunan pedagang Tamil di Selat Melaka dan mungkin berkaitan dengan bahasa Melayu kreol Sri Lanka. Status bahasa saat ini hampir mati disebabkan oleh perkawinan silang dan migrasi keluar. Terjadi peralihan bahasa ke arah bahasa Melayu sebagai gantinya.[5]
Bahasa Melayu kreol Chetty adalah gabungan bahasa Melayu, Tamil, dan Inggris meskipun kehadiran bahasa yang terakhir itu dalam kreol tidak begitu menonjol dibandingkan dengan dua bahasa pertama. Oleh karena kuatnya pengaruh bahasa Melayu terhadap kreol ini, maka bahasa Melayu kreol Chetty tidak jauh berbeda dari dialek Melayu lain, terutama dialek Melayu Melaka Tengah. Meskipun terdapat banyak persamaan dengan dialek Melayu lain, bahasa Melayu kreol Chetty dianggap kreol karena dua alasan. Pertama, pijin menjadi kreol setelah menjadi bahasa ibu sebuah komunitas. Kedua, tidak seperti pijin, kreol berkembang sebagai suatu bahasa dari segi kosakata, struktur, gaya, dan lain-lain untuk menyesuaikan fungsinya sebagai bahasa ibu.[7]
Mengingat bahasa Melayu kreol Chetty sangat mirip dengan dialek Melayu lain dari segi struktur, bahasa ini umumnya tidak jauh berbeda dari dialek Melayu lain. Meskipun demikian, bahasa ini mempunyai ciri uniknya sendiri.[8]
Bahasa Melayu kreol Chetty berbagi banyak ciri dengan bahasa Melayu Baba Nyonya, menunjukkan bahwa bahasa-bahasa tersebut berasal dari bahasa sumber yang sama dengan bahasa sumber bahasa Melayu Pasar.[9]
Fonologi
suntingPengguguran fonem r dan h
sunting- Akhir /r/ dihilangkan
- benar /bənar/ > [bəna]
- /h/ dihilangkan pada posisi awal, akhir, dan pertengahan kecuali dalam beberapa kata
- hijau /hid͡ʒau/ > [id͡ʒo]
- tahu /tahu/ > [tau]
- darah /darah/ > [dara]
Pemonoftongan
sunting- Akhir /ai/ dikurangkan menjadi depan setengah tertutup [e]
- pakai /pakai/ > [pake]
- Akhir /au/ dikurangkan menjadi belakang setengah tertutup [o]
- pulau /pulau/ > [pulo]
Pengguguran fonem dalam gugus konsonan pada kata lintas suku kata
sunting- Gugus konsonan pertengahan /mb/ dikurangkan menjadi [m]
- sembilan /səmbilan/ > [səmilan]
Penyisipan fonem
sunting- Glotal [ʔ] disisipkan pada posisi akhir kata dalam kata yang berakhir dengan /a/, /i/ and /u/
- bawa /bawa/ > [bawaʔ]
- cari /t͡ʃari/ > [t͡ʃariʔ]
- garu /garu/ > [garoʔ]
Perbendaharaan kata
suntingBahasa Melayu Baku | Bahasa Melayu Kreol Chetty | Bahasa Indonesia |
---|---|---|
halwa | alua | 'manisan' |
anak angkat | anak piara | 'anak angkat' |
mak cik/adik emak | bibik | 'bibi'/'saudara perempuan ibu' |
berkata | bilang | 'berkata', 'bilang' |
cahaya | caya | 'cahaya' |
tanah/tanah pamah | darat | 'tanah'/'dataran rendah' |
dakwat | dawat | 'tinta' |
dosa | deraka | 'dosa' |
gagap | gagok | 'gagap' |
kamu | lu | 'kamu' |
kamu semua | lu orang | 'kalian' |
pak cik | mama | 'paman' |
mak cik | mami | 'bibi' |
cawan | mangkok | 'cangkir' |
bidan | dukon | 'bidan' |
nafas | napas | 'napas' |
hari ini | nyari | 'hari ini' |
pergi | pi | 'pergi' |
Rujukan
sunting- ^ Kesalahan pengutipan: Tag
<ref>
tidak sah; tidak ditemukan teks untuk ref bernamajawithe
- ^ Hammarström, Harald; Forkel, Robert; Haspelmath, Martin, ed. (2023). "Melayu Kreol Chetty". Glottolog 4.8. Jena, Jerman: Max Planck Institute for the Science of Human History.
- ^ Hammarström, Harald; Forkel, Robert; Haspelmath, Martin, ed. (2023). "Malaccan Creole Malay". Glottolog 4.8. Jena, Jerman: Max Planck Institute for the Science of Human History.
- ^ "Bahasa Melayu Kreol Chetty". www.ethnologue.com (dalam bahasa Inggris). SIL Ethnologue.
- ^ a b "Malaccan Malay Creole". Ethnologue (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 29-04-2021.
- ^ Paulo, Derrick A (21 Oktober 2018). "Meet the Chetti Melaka, or Peranakan Indians, striving to save their vanishing culture". CNA. Diakses tanggal 28 April 2021.
- ^ Mohamed, Noriah (Juni 2009). "The Malay Chetty Creole Language of Malacca: A Historical and Linguistic Perspective". Journal of the Malaysian Branch of the Royal Asiatic Society. 82(1 (296)) (1 (296)): 58–59. JSTOR 41493734. Diakses tanggal 23 Mei 2021 – via JSTOR.
- ^ Mohamed, Noriah (Juni 2009). "The Malay Chetty Creole Language of Malacca: A Historical and Linguistic Perspective". Journal of the Malaysian Branch of the Royal Asiatic Society. 82(1 (296)) (1 (296)): 59. JSTOR 41493734. Diakses tanggal 23 Mei 2021 – via JSTOR.
- ^ Mohamed, Noriah (Juni 2009). "The Malay Chetty Creole Language of Malacca: A Historical and Linguistic Perspective". Journal of the Malaysian Branch of the Royal Asiatic Society. 82(1 (296)) (1 (296)): 68. JSTOR 41493734. Diakses tanggal 23 Mei 2021 – via JSTOR.
- ^ Mohamed, Noriah (Juni 2009). "The Malay Chetty Creole Language of Malacca: A Historical and Linguistic Perspective". Journal of the Malaysian Branch of the Royal Asiatic Society. 82(1 (296)) (1 (296)): 60–65. JSTOR 41493734. Diakses tanggal 23 Mei 2021 – via JSTOR.
- ^ Mohamed, Noriah (Juni 2009). "The Malay Chetty Creole Language of Malacca: A Historical and Linguistic Perspective". Journal of the Malaysian Branch of the Royal Asiatic Society. 82(1 (296)) (1 (296)): 67–68. JSTOR 41493734. Diakses tanggal 23 Mei 2021 – via JSTOR.