Rumpun bahasa Melayu-Sumbawa

rumpun bahasa
(Dialihkan dari Bahasa Melayu-Sumbawa)

Rumpun bahasa Melayu-Sumbawa adalah sekelompok bahasa Melayu-Polinesia yang diusulkan oleh ahli bahasa K. Alexander Adelaar. Rumpun ini mempersatukan subkelompok Melayik dan Chamik dengan beberapa bahasa di Jawa dan di Nusa Tenggara Barat, kecuali bahasa Jawa sendiri. Usulan ini tidak diterima secara universal, dan ditolak oleh ahli linguistik sejarah Austronesia Robert Blust dan Alexander Smith, yang mendukung hipotesis Kalimantan Utara Raya serta Indonesia Barat.[2][3] Dalam artikelnya yang diterbitkan oleh jurnal Oceanic Linguistics pada akhir 2019, Adelaar menerima kedua pengelompokan ini, ditambah dengan usulan lanjutan dari Smith (2018)[4] bahwa bahasa-bahasa Barito Raya membentuk sebuah linkage.[5]

Melayu-Sumbawa
(usang)
Dituturkan diIndonesia, Kamboja, Malaysia, Vietnam
Penutur
Bentuk awal
Kode bahasa
ISO 639-3
Glottologmala1536[1]
Lokasi penuturan
Rumpun bahasa Melayu-Sumbawa
Bahasa di Kamboja, Vietnam, pulau Hainan dan ujung utara pulau Sumatra adalah bahasa Chamik (ungu). Bahasa-bahasa Ibanik dan Kendayan-Salako (jingga) tersebar pedalaman pulau Borneo bagian barat, yang kemungkinan merupakan daerah asal (urheimat) rumpun bahasa Melayik. Bahasa-bahasa Melayik lainnya (merah tua) bertebar darqolaskxlsxkaki bagian tengah Sumatra, melalui Semenanjung Kra, sampai ke pesisir Kalimantan. Bahasa Sunda (merah muda), dan rumpun bahasa Bali-Sasak-Sumbawa (hijau) ditemukan di bagian barat dan di sebelah timur pulau Jawa.
 Portal Bahasa
L • B • PW   
Sunting kotak info  Lihat butir Wikidata  Info templat

Klasifikasi

sunting

Adelaar (2005)

sunting

Menurut Adelaar (2005), rumpun bahasa Melayu-Sumbawa terdiri dari:[6]

Catatan

sunting
  1. ^ Hammarström, Harald; Forkel, Robert; Haspelmath, Martin, ed. (2023). "Melayu-Sumbawa". Glottolog 4.8. Jena, Jerman: Max Planck Institute for the Science of Human History. 
  2. ^ Blust, Robert (2010). "The Greater North Borneo Hypothesis". Oceanic Linguistics. University of Hawai'i Press. 49 (1): 44–118. JSTOR 40783586. 
  3. ^ Smith, Alexander D. (December 2017). "The Western Malayo-Polynesian Problem". Oceanic Linguistics. University of Hawai'i Press. 56 (2): 435–490. doi:10.1353/ol.2017.0021. 
  4. ^ Smith, Alexander D. (2018). "The Barito Linkage Hypothesis, with a Note on the Position of Basap". Journal of Southeast Asian Linguistic Society. 11 (1). 
  5. ^ Adelaar, Alexander (2019). "Dual *kita in the History of East Barito Languages". Oceanic Linguistics. University of Hawai'i Press. 58 (2): 414–425. 
  6. ^ Adelaar, Alexander. 2005. Malayo-Sumbawan. Oceanic Linguistics, Vol. 44, No. 2 (Dec., 2005), pp. 357-388.

Bacaan lanjutan

sunting
  • Adelaar, K. Alexander dan Nikolaus Himmelmann, The Austronesian languages of Asia and Madagascar. Routledge, 2005