Halmahera (juga Jilolo atau Gilolo) adalah pulau terbesar di Kepulauan Maluku. Pulau ini merupakan bagian dari provinsi Maluku Utara, Indonesia.

Halmahera
Geografi
LokasiAsia Tenggara
Koordinat0°36′N 127°52′E / 0.600°N 127.867°E / 0.600; 127.867
KepulauanKepulauan Maluku
Luas17.780[1] km2
Pemerintahan
NegaraIndonesia
ProvinsiMaluku Utara
Kota terbesarTobelo
Kependudukan
Penduduk449.938 (2010) jiwa
Kelompok etnikTobelo, Galela, Ternate, Tidore, Gane, Kao, Sahu, Tabaru, Pagu, Ibu, Loloda, Modole, Togutil, Waioli
Peta

Halmahera memilik luas tanah 17.780 km² (6.865 mil persegi) dan populasi 1995 sekitar 162.728. Pada 1997, sekitar 80% penduduk adalah Muslim, dan sekitar 20% adalah Kristen.

Pulau ini dibagi menjadi 5 kabupaten: Kabupaten Halmahera Timur, Kabupaten Halmahera Selatan, Kabupaten Halmahera Barat, Kabupaten Halmahera Utara, dan Kabupaten Halmahera Tengah.

Geologi

 
Hutan hujan tropis di Halmahera

Maluku Utara merupakan wilayah kepulauan yang terdiri atas pulau-pulau vulkanis dan pulau-pulau non-vulkanis. Pulau vulkanis menempati bagian barat termasuk diantaranya adalah Pulau Ternate, Pulau Tidore, Pulau Moti, Pulau Mare, Pulau Makian, dan Pulau Sangihe. Sedangkan pulau non vulkanis antara lain Pulau Bacan, Pulau Kasiruta, Pulau Talaud, dan Pulau Obi. Pulau Halmahera sendiri termasuk pulau vulkanis meskipun aktivitas vulkanis yang aktif tidak terdapat seluruh wilayahnya.

Bagian utara Pulau Halmahera merupakan lokasi aktivitas vulkanis yang aktif. Pulau-pulau non vulkanis Maluku Utara saat ini berkembang dibawah pengaruh proses marin terutama deposisi marin. Zona gunungapi yang terletak di bagian utara Pulau Halmahera membentuk satu pola jaringan dengan gunungapi yang berada di pulau lain antara lain Pulau Ternate, Tidore, Mare, Moti dan Makian. Bentuk lahan vulkanis tererosi kuat terbentang dari timur ke barat pada zona vulkanis holosen yang aktif. Gunung Dukono adalah gunungapi aktif yang berada pada zona timur bagian utara. Gunung Dukono merupakan gunungapi holosen yang besar, posisinya bersambungan dengan patahan yang mengarah barat laut – tenggara.

Zona gunungapi yang terletak di bagian utara Pulau Halmahera membentuk satu pola jaringan dengan gunungapi yang berada di pulau lain antara lain Pulau Ternate, Tidore, Mare, Moti dan Makian. Bentuklahan vulkanis tererosi kuat terbentang dari timur ke barat pada zona vulkanis holosen yang aktif. Gunung Dukono adalah gunungapi aktif yang berada pada zona timur bagian utara. Gunung Dukono merupakan gunungapi holosen yang besar, posisinya bersambungan dengan patahan yang mengarah barat laut – tenggara.

Blok barat laut berada di bagian tepi Pulau Halmahera, dibatasi dari graben tengah oleh escapment yang membentang dari pesisir timur hingga pesisir barat. Graben Tengah sendiri berbatasan langsung dengan zona gunungapi dan banyak mendapat pengaruh aktivitas vulkanis terutama dari Gunungapi Dukono dan Gunungapi Ibu. Di dalam Graben Tengah terdapat dataran rendah. Blok bagian timur memanjang arah utara selatan dan menempati sebagian besar sisi barat Pulau Halmahera.

Dataran rendah kobe yang sempit memisahkan blok bagian timur halmahera di sebelah barat dengan dataran relief berombak di sebelah timurnya. Dataran relief berombak menempati bagian yang luas di timur Pulau Halmahera. Sepanjang pesisir utara dan selatan dataran ini terbentuk dari pesisir pengangkatan. Sedangkan bagian tengah merupakan pesisir pengenggelaman yang dipengaruhi oleh aktivitas marin dari Teluk Buli.

Sejarah

 
Suku Togutil di rimba Halmahera

Populasi renggang Halmahera sudah sejak lama berhubungan erat dengan pulau Ternate dan Tidore yang lebih kecil, keduanya berada di pantai baratnya. Kedua pulau ini merupakan tempat kerajaan utama pada zaman sebelum kolonialisme VOC.

Pada Perang Dunia II, Halmahera merupakan pangkalan militer Jepang yang terletak di Teluk Kao.

Pada 1999 dam 2000 Halmahera merupakan tempat kekerasan antara grup Muslim dan Kristen yang dimulai di Ambon dan menyebar ke banyak tempat di Maluku. Ribuan orang di Halmahera terbunuh dalam pertengkaran antara militer keagamaan. Pada Juni 2000, sekitar lima ratus orang terbunuh ketika feri yang membawa pengungsi dari Halmahera tenggelam di ujung timur laut Sulawesi.

Sekarang, Ternate yang merupakan ibu kota provinsi adalah kota utama terdekat ke Halmahera; banyak jalur transportasi ke seluruh Indonesia melalui jalur di pulau tersebut. Jailolo adalah kota terbesar di Halmahera.

Pertambangan

 
Kawasan tambang nikel di Weda

Perusahaan Australia Newcrest Mining adalah pemilik utama dari dua tambang emas di pulau ini. Tambang Gosowong adalah pertambangan open-pit cyanide-leach yang beroperasi antara Juni 1999 sampai Mei 2002. Tambang Toguraci mulai operasi pada Februari 2004. Kompleks pertambangan ini telah menjadi subyek konflik antara penduduk lokal dan perusahaan pertambangan. Letak tambang ini terletak di hutan yang menurut penduduk lokal dilindungi oleh hukum Indonesia [1] Diarsipkan 2005-02-09 di Wayback Machine.. Pada Januari 2004, Megawati Soekarnoputri yang menjabat sebagai presiden mengeluarkan amendemen kepada hukum perhutanan, yang menurut Newcrest, memastikan operasinya berada dalam hukum.

Pada 2003 dan 2004, ada protes "intermittent" di Toguraci oleh penduduk yang menginginkan Newcrest memberhentikan operasi penambangan. Sampai akhir 2003, keamanan di pertambangan tersebut diamankan oleh militer Indonesia, yang dibayar oleh subsidi lokal Newcrest Mining. Pada Oktober 2003, militer Indonesia diganti oleh pasukan keamanan pribadi; satu orang terbunuh dan beberapa lainnya terluka oleh pasukan keamanan ini ketika terjadi protes pada Januari 2004. Protes ini masih berkelanjutan dan pendudukan lokasi tambang ini terjadi di bulan Mei dan Juni 2004.

Weda Bay Minerals bergerak dalam pengembangan pertambangan nikel dan kobalt di pulau ini. Tujuan utama perusahaan ini, memfokuskan hanya dalam pengembangan tambang ini, yang merupakan joint venture antara dua perusahaan pertambangan Australia, dan diperdagangkan di Bursa Saham Toronto di Kanada. Projek ini masih dalam tahap pengeksplorasian; perusahaan berharap tambang ini dapat bertahan sampai 25 tahun setelah dibuka.

Sejak tahun 2004 PT Aneka Tambang (ANTAM), salah satu BUMN pertambangan Indonesia mengalihkan operasinya di Teluk Buli, Halmahera. Sebelumnya perusahaan ini beroperasi di Pulau Gebe, juga masih berada dalam wilayah Kabupaten Halmahera Tengah. Sama seperti di Pulau Gebe, di Teluk Buli PT Aneka Tambang mengeksploitasi kandungan nikel yang diperkirakan akan ditambang hingga 30 tahun kedepan.

Galeri

Referensi

  1. ^ "Halmahera | island, Indonesia". Encyclopedia Britannica (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2021-06-30. 

Bacaan lebih lanjut