Stasiun Cimahi

stasiun kereta api di Indonesia

Stasiun Cimahi (CMI) adalah stasiun kereta api kelas II yang terletak di kelurahan Baros, kecamatan Cimahi Tengah, Kota Cimahi, Jawa Barat. Stasiun yang terletak pada ketinggian +723 meter ini termasuk dalam Daerah Operasi II Bandung. Tak jauh dari stasiun ini terdapat Rumah Sakit Tk. II Dustira, Gereja Katolik Santo Ignatius, dan SMP Negeri 2 Cimahi.

Stasiun Cimahi
Kereta Api Indonesia
KC02C12B12

Tampak depan stasiun Cimahi, 2021
Lokasi
Koordinat6°53′9″S 107°32′26″E / 6.88583°S 107.54056°E / -6.88583; 107.54056
Ketinggian+723 m
Operator
Letak
km 146+957 lintas BogorBandung
BanjarKutoarjoYogyakarta[1]
Jumlah peronSatu peron sisi yang rendah dan dua peron pulau yang agak tinggi
Jumlah jalur4 (jalur 1 dan 2: sepur lurus)
LayananArgo Parahyangan (kecuali excellence jadwal malam), Harina, Ciremai, Pangandaran, Baturraden Ekspres, Serayu, Cikuray, Garut Cibatuan dan Lokal Bandung Raya
Konstruksi
Jenis strukturAtas tanah
Informasi lain
Kode stasiun
KlasifikasiII[2]
Operasi layanan
Lua error in Modul:Adjacent_stations at line 237: Jalur tidak dikenal "Lokal Cibatu".
Fasilitas dan teknis
FasilitasTempat naik/turun Parkir Parkir sepeda Pemesanan langsung di loket Layanan pelanggan Cetak tiket mandiri Pertokoan/area komersial Galeri ATM Ruang/area tunggu Toilet Musala Isi baterai Ruang menyusui VIP 
Tipe persinyalanElektrik tipe Alstom Solid State Interlocking[3]
Lokasi pada peta
Peta
Sunting kotak info
Sunting kotak info • L • B
Info templat
Bantuan penggunaan templat ini

Sebagai stasiun utama di Kota Cimahi, hampir semua perjalanan kereta api yang melewati rute Bandung–Padalarang berhenti di stasiun ini, kecuali KA Argo Parahyangan Excellence jadwal malam.

Sejarah

 
Tampak depan Stasiun Cimahi, 1907

Wilayah Cimahi mulai dikenal sebagai sejak tahun 1811 saat Gubernur Jenderal Hindia Belanda saat itu, Herman Willem Daendels memimpin proyek pembangunan Jalan Raya Pos Anyer–Panarukan. Pada saat itu Daendels menugasi para pekerja paksa mendirikan pos penjagaan di dekat tempat yang kelak merupakan Alun-alun Cimahi.[4]

Rencana menumbuhkan wilayah tersebut telah dirintis sejak dekade 1880-an dengan membuat rencana kota militer Cimahi dan pusat pemerintahan di Kota Bandung.[5] Rencana ini kemudian dimulai dengan mendirikan Stasiun Cimahi. Pembangunan stasiun ini diprakarsai oleh Staatsspoorwegen (SS), perusahaan kereta api milik Pemerintah Kolonial Hindia Belanda. Stasiun ini mulai beroperasi penuh pada tanggal 17 Mei 1884, bersamaan dengan pembukaan jalur kereta api Padalarang–Bandung.[6]

Setelah dibangunnya stasiun ini, pada tahun 1886, Cimahi didesain menjadi pusat pendidikan, pelatihan, dan tangsi militer yang mendukung pusat militer di Bandung. Untuk memenuhi kebutuhan tersebut, para tentara dan keluarganya diberi fasilitas seperti perumahan-perumahan militer, rumah sakit militer, lapangan tembak, gedung pertemuan, bioskop, gereja, kompleks pemakaman, kolam renang, dan terdapat rumah tahanan militer di stasiun ini.[4][7] Kawasan militer ini pun mulai terwujud sepenuhnya pada tahun 1896.

Konon ±200 M ke arah timur atau arah Stasiun Cimindi terdapat percabangan menuju ke Pusdikjas & Pusdikpal yang sudah ada sejak zaman Belanda, mengingat wilayah Cimahi dijadikan Kota Militer oleh Pemerintah Hindia-Belanda. Tidak diketahui secara pasti fakta dari percabangan ini. Hanya saja dulu ada bekas sisa rel di pinggir jalan yang sekarang sudah tertimbun beton & aspal.[8]

Sejak 6 April 1999, stasiun ini menggunakan persinyalan elektrik produksi Alstom.[3]

Bangunan dan tata letak

Stasiun ini semula memiliki lima jalur kereta api dengan jalur 1 dan 2 merupakan sepur lurus, tetapi jalur 5 sudah lama dibongkar sehingga hanya tersisa empat jalur.

Arsitektur stasiun ini pada bagian dalamnya serupa dengan stasiun-stasiun SS yang lain (Indische Empire), tetapi tampak depannya tampil berbeda. Karakter vernakular stasiun ini sangat menonjol, dapat dilihat dari penggunaan simetri pada fasad tampak depan dengan pintu keberangkatan utama berada di tengah-tengah bangunan. Bangunan utama stasiun ini tidak memiliki pilar. Jendela tampak klasik dengan jalusi besi berbentuk ornamen geometris setengah lingkaran pada bagian ventilasi, khas dari SS, sedangkan jendela jalusi di bawahnya terbuat dari kayu. Atap sudah menyesuaikan bentuknya dengan iklim tropis Hindia Belanda dan memiliki jurai. Sifat-sifat stasiun sebagai fasilitas umum dapat dilihat dari tidak adanya tangga teras dan pagar serambi. Bila dibandingkan dengan Gedung The Historich (Societeit voor Officieren) yang terletak di sebelah timur laut kompleks stasiun, pemanfaatan stasiun lebih bersifat publik daripada fungsi The Historich yang cenderung privat, sehingga arsitektur yang dipilih untuk bangunan tersebut adalah Neoklasik.[9]

Layanan kereta api

Penumpang

Antarkota

Lokal

Antarmoda pendukung

Angkutan pendukung yang tersedia di stasiun Cimahi antara lain:[10]

Jenis Angkutan Umum No. Trayek Trayek Tujuan Akhir
Angkot Kota Cimahi - Stasiun Hall - Cimahi - Padalarang Terminal Stasiun Hall
Pasar Tagog Padalarang
- Leuwi Panjang - Cimahi - Padalarang Terminal Leuwi Panjang
Pasar Tagog Padalarang

Galeri

Referensi

  1. ^ Subdit Jalan Rel dan Jembatan (2004). Buku Jarak Antarstasiun dan Perhentian. Bandung: PT Kereta Api (Persero). 
  2. ^ a b Buku Informasi Direktorat Jenderal Perkeretaapian 2014 (PDF). Jakarta: Direktorat Jenderal Perkeretaapian, Kementerian Perhubungan Indonesia. Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 1 Januari 2020. 
  3. ^ a b Sugiana, A.; Lee, Key-Seo; Lee, Kang-Soo; Hwang, Kyeong-Hwan; Kwak, Won-Kyu (2015). "Study on Interlocking System in Indonesia" (PDF). Nyeondo Hangugcheoldohaghoe Chungyehagsuldaehoe Nonmunjib (Korean Society for Railway) (46). 
  4. ^ a b Gunawan, I. (2010). Sentra Bisnis Jawa Barat. Jakarta: TransMedia Pustaka. 
  5. ^ "Stasiun Kereta Api Cimahi-Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Provinsi Jawa Barat". www.disparbud.jabarprov.go.id. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2019-01-21. Diakses tanggal 2019-01-21. 
  6. ^ Staatsspoorwegen (1921–1932). Verslag der Staatsspoor-en-Tramwegen in Nederlandsch-Indië 1921-1932. Batavia: Burgerlijke Openbare Werken. 
  7. ^ Ardiani, M. (Desember 2011). "Gaya Arsitektur di Perumahan Dinas Militer, Cimahi, Jawa Barat". Comtech. 2 (2): 613–617. 
  8. ^ Bandung, Wisata. "Sejarah Cimahi sebagai Pusat Militer". wisatabdg.com. Diakses tanggal 2019-01-21. 
  9. ^ iplbi. "Desain Fasad Depan dan Ornamen pada Societeit Voor Officieren dan Stasiun KAI di Kota Cimahi – Seminar". doi:10.32315/sem.1.a289. Diakses tanggal 2019-01-21. 
  10. ^ "Angkutan Umum | Angkot Kota Bandung – TRANSPORTASI UMUM". transportasiumum.com (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2018-04-30. 

Pranala luar

(Indonesia) Situs resmi KAI dan jadwal kereta api

Stasiun sebelumnya   Lintas Kereta Api Indonesia Stasiun berikutnya
Gadobangkong
menuju Padalarang
Padalarang–Kasugihan Cimindi
menuju Kasugihan

6°53′09″S 107°32′10″E / 6.8857933°S 107.5361162°E / -6.8857933; 107.5361162{{#coordinates:}}: tidak bisa memiliki lebih dari satu tag utama per halaman