Lokomotif CC204
Lokomotif CC204 adalah salah satu lokomotif diesel elektrik yang dimiliki oleh Kereta Api Indonesia (KAI), dirakit oleh Industri Kereta Api dengan lisensi dari General Electric Transportation. Lokomotif ini terbagi menjadi dua seri, yaitu lokomotif CC204 seri pertama yang merupakan model GE C18MMi dengan tampilan "hidung pendek" (seperti CC201), dan lokomotif CC204 seri kedua yang merupakan model GE C20EMP dengan "hidung aerodinamis" (seperti CC 203).
Data teknis | |
---|---|
Sumber tenaga | Diesel elektrik |
Produsen | INKA, dengan lisensi dari GE Transportation |
Model | |
Tanggal dibuat |
|
Jumlah dibuat |
|
Spesifikasi roda | |
Notasi Whyte | 0-6-6-0 |
Susunan roda AAR | C-C |
Klasifikasi UIC | Co'Co' |
Dimensi | |
Lebar sepur | 1.067 mm (3 ft 6 in) |
Panjang | 14.134 mm (15 yd 1 ft 4,5 in) |
Lebar | 2.642 mm (2 yd 2 ft 8,0 in) |
Tinggi maksimum | 3.636 mm (3 yd 2 ft 11,1 in) |
Jarak antara alat perangkai | 15.214 mm (16 yd 1 ft 11,0 in) |
Jarak antarpivot | 7.680 mm (8 yd 1 ft 2 in) |
Tinggi alat perangkai | 770 mm (2 ft 6 in) |
Berat | |
Berat kosong | 84 ton (83 ton panjang; 93 ton pendek) |
Berat siap | 84 ton (83 ton panjang; 93 ton pendek) |
Berat adhesi | 84 ton (83 ton panjang; 93 ton pendek) |
Bahan bakar | |
Kapasitas bahan bakar | 3.028 l (666 imp gal; 800 US gal) |
Kapasitas pelumas | 984 l (216 imp gal; 260 US gal) |
Kapasitas air pendingin | 684 l (150 imp gal; 181 US gal) |
Kapasitas bak pasir | 500 l (110 imp gal; 130 US gal) |
Sistem mesin | |
Penggerak utama | GE 7FDL-8 |
Jenis mesin | Empat langkah, turbocharger |
Alternator | GMG-146 |
Generator | 5GTA 11, Self blown |
Motor traksi | Enam buah Tipe: GE 761 A19 |
Kinerja | |
Perbandingan roda gigi | 90:21 |
Kecepatan maksimum | 120 km/h (33 m/s) |
Daya mesin | |
Daya ke generator/converter | |
Gaya traksi | 260 kN (58.000 lbf) |
Lain-lain | |
Rem lokomotif | Rem udara tekan, Pengereman dinamis, Rem parkir |
Sistem keselamatan | Locotrack, GE BrightStar Sirius™, vigilance control panel |
Tipe kompresor | Gardner Denver WBO |
Jenis suling/klakson lokomotif | WABCO AA-2 |
Karier | |
Perusahaan pemilik | Kereta Api Indonesia |
Julukan | Streamliner dan Kotak |
Daerah operasi | Pulau Jawa (seri pertama) Sumatra Selatan dan Lampung (seri kedua) |
Mulai dinas |
|
Kedua seri sama-sama bergandar Co'Co' dengan arti lokomotif dengan dua bogie yang mempunyai tiga poros penggerak, masing-masing digerakkan oleh motor traksi tersendiri. Lokomotif ini mempunyai komponen komputer BrightStar Sirius™ yang dikembangkan oleh General Electric sehingga lokomotif jenis ini mampu mengurangi risiko kerusakan sekitar 45 menit sebelum kerusakan itu terjadi.
Lokomotif ini memiliki daya tarik hingga 12 kereta penumpang, 35 gerbong datar (GD/PPCW), 40 gerbong batu bara ringan (GB/KKBW 30 ton (30 ton panjang; 33 ton pendek)), 20 gerbong batu bara rangkaian panjang (GB/KKBW 50 ton (49 ton panjang; 55 ton pendek)), 25 gerbong ketel minyak (GK/KKW) dan 36 gerbong tertutup (GT/GGW). Kecepatan maksimal lokomotif ini adalah 120 km/h (33 m/s) (tanpa rangkaian kereta/gerbong), tetapi hanya diizinkan hingga 90 km/h (25 m/s) untuk kereta api penumpang dan 50 km/h (14 m/s) untuk kereta api barang.
GE C18MMi
Lokomotif CC204 seri pertama adalah lokomotif diesel elektrik model C18MMi dengan transmisi daya elektrik AC-DC. Lokomotif merupakan hasil pemulihan dan modernisasi dari lokomotif CC201 yang dilakukan di Balai Yasa Yogyakarta pada 2003 dan 2005. Ukuran utama, bagian rangka dasar, bogie, dan bodi serupa dengan lokomotif CC201 generasi pertama.
Berikut ini adalah daftar lokomotif CC201 yang dilakukan pengubahan menjadi lokomotif CC204:[1]
Nomor lama | Nomor baru | Tanggal dinas | |
---|---|---|---|
CC 201 | CC 204 | ||
03 | 01 | CC 204 03 01 | 4 Juli 2003 |
11 | 02 | CC 204 03 02 | 26 September 2003 |
16 | 03 | CC 204 03 03 | 16 Oktober 2003 |
37 | 04 | CC 204 03 04 | 30 Desember 2003 |
32 | 05 | CC 204 03 05 | Agustus–September 2005 |
06 | 06 | CC 204 03 06 | |
12 | 07 | CC 204 03 07 |
GE C20EMP
Lokomotif CC204 seri kedua merupakan lokomotif baru dengan model C20EMP yang dioperasikan sejak 2008, meskipun diperkenalkan sejak 2006. Bentuk kabin lokomotif ini sama dengan bentuk lokomotif CC203. Kode yang digunakan untuk CC204 produksi kedua adalah C20EMP. Komponen lain seperti mesin diesel, motor traksi, bogie, dan seterusnya serupa dengan lokomotif CC204 sebelumnya.
Dikutip dari Detikcom, pembelian lokomotif ini berawal dari keinginan Departemen Perhubungan untuk membeli lima puluh buah lokomotif. Pada 26 Oktober 2005, Menteri Perhubungan saat itu, Hatta Rajasa, mengakui bahwa lokomotif yang dimiliki oleh PT Kereta Api sudah dianggap "uzur" dan berusia di atas sepuluh tahun, sehingga perlu dilakukan peremajaan.[2] Namun karena dana yang dimiliki oleh Departemen Perhubungan terbatas, maka dilakukan pembelian lokomotif sebanyak sepuluh buah, kemudian dilanjutkan dengan pembelian dua puluh buah lokomotif pada 2010–2011.
Berikut ini adalah perubahan nomor lokomotif CC204 dari masa ke masa:
Nomor lama | Nomor baru pertama | Nomor baru kedua |
---|---|---|
CC 204 08 | CC 204 08 01 | CC 204 06 01 |
CC 204 09 | CC 204 08 02 | CC 204 06 02 |
CC 204 10 | CC 204 08 03 | CC 204 07 01 |
CC 204 11 | CC 204 08 04 | CC 204 07 02 |
CC 204 12 | CC 204 08 05 | CC 204 08 01 |
CC 204 13 | CC 204 08 06 | CC 204 08 02 |
CC 204 14 | CC 204 08 07 | CC 204 09 01 |
CC 204 15 | CC 204 08 08 | CC 204 09 02 |
CC 204 16 | CC 204 08 09 | CC 204 09 03 |
CC 204 17 | CC 204 08 10 | CC 204 09 04 |
CC 204 21 | CC 204 10 04 | CC 204 11 01 |
CC 204 22 | CC 204 10 05 | CC 204 11 02 |
Keterangan: Untuk lokomotif CC 204 18–20 dan CC 204 23–37 tidak mengalami perubahan nomor
Logo dan corak
Kalau kita membeli lokomotif dari Cina, harganya masih di bawah 800 ribu dolar AS atau 1 juta dolar AS. Tapi kalau beli dari Jerman atau AS, harganya bisa mencapai 1,7 juta dolar AS.
Hatta Rajasa, wawancara dengan DetikCom, 26 Oktober 2005
Saat lokomotif CC204 diluncurkan pertama kali di Jawa, lokomotif CC204 seri kedua mudah dikenal oleh masyarakat karena tidak memiliki logo Kementerian Perhubungan (Kemenhub) di bagian depan, sebagai penanda bahwa pendanaan lokomotif tersebut telah lepas dari Kemenhub. Berbeda dengan CC203 yang memiliki logo Kemenhub di bagian depannya karena pendanaan lokomotif tersebut dibantu oleh pemerintah melalui Kemenhub.
Beberapa lokomotif CC204 yang sempat menjalani pemeriksaan akhir (PA) atau semi pemeriksaan akhir (SPA) sempat diberi logo Kemenhub di bagian depannya. Saat Kereta Api Indonesia meluncurkan logo baru pada 2011, dilakukan penghilangan logo Kemenhub pada beberapa lokomotif CC204.
Sejak seluruh lokomotif CC204 seri kedua dimutasi ke Divisi Regional III Palembang, corak lokomotif CC204 dikembalikan seperti bawaan pabrik. Mulai tahun 2020, lokomotif CC204 pun juga menggunakan logo KAI terbaru versi 2020.
Kontroversi
Pengadaan dua puluh unit lokomotif CC204 generasi kedua diwarnai permasalahan dengan Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU). Kejadian ini berawal dari dugaan praktik persaingan tidak sehat yang dilakukan antara Kereta Api Indonesia dengan GE Transportation terkait tender pengadaan 20 unit lokomotif tersebut pada tahun 2009.
Dalam surat putusan KPPU yang bernomor 05/KPPU-L/2010, pihak KPPU telah mendeteksi adanya dugaan pelanggaran Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1999 terkait pengadaan 20 unit lokomotif CC204, dengan terlapor KAI dan GE Transportation Amerika Serikat. Pada akibatnya, KAI terbukti melanggar Pasal 19 huruf d dan Pasal 22 Undang-Undang tersebut sedangkan GE melanggar Pasal 22. Akhirnya GE Transportation dikenakan denda sebesar Rp1,5 miliar dan KAI Rp2 miliar.[3]
Menurut KPPU, penunjukan KAI langsung kepada GE telah melanggar beleid antimonopoli karena belum melalui proses tender. Akibatnya, KAI dan GE mengalami keberatan atas dugaan pelanggaran tersebut. Pada akhirnya, KAI dan GE mengajukan keberatan kepada Pengadilan Negeri Kota Bandung. Akhirnya putusan KPPU tersebut dibatalkan dan kedua pihak tidak terbukti melakukan persekongkolan tender karena belum cukup bukti. Namun, KPPU mengajukan kasasi kepada Mahkamah Agung terkait putusan PN Bandung.[4][5]
Insiden
- Pada tanggal 2 Oktober 2020, lokomotif CC 204 03 04 yang berdinas KA 322 Serayu Pagi relasi Pasar Senen – Kiaracondong – Kroya – Purwokerto mengalami anjlokan di kilometer 285+01 petak jalan antara Stasiun Manonjaya dan Stasiun Ciamis pada pukul 17:30 WIB. Kereta penolong dan crane Kirow dari Bandung diturunkan untuk mengevakuasi lokomotif yang anjlok. Penumpang KA Serayu Pagi kemudian diantar menuju Stasiun Banjar menggunakan bus untuk melanjutkan perjalanan menggunakan KA pengganti. Akibat anjlokan ini, perjalanan KA 78 Turangga relasi Bandung – Surabaya Gubeng terpaksa dialihkan lewat Cirebon. [6]
- Pada tanggal 4 November 2021, lokomotif CC 204 11 17 yang berdinas KLB TNI dan menarik 16 kereta mengeluarkan api pada bagian atap dan samping lokomotif di Stasiun Labuan Ratu, Bandar Lampung.[7] Tidak ada korban jiwa, akan tetapi perjalanan KLB ini tertunda hingga 130 menit dikarenakan harus menunggu lokomotif pengganti dari Stasiun Tanjung Karang. Insiden ini disebabkan overheat atau suhu panas berlebih pada mesin lokomotif, sehingga lokomotif mengeluarkan asap pekat hingga api yang hampir membakar lokomotif.[8]
- Pada tanggal 20 November 2021, KA 3770A Lapati Tanker tujuan Palembang yang ditarik lokomotif CC 204 11 17 (lokomotif yang juga terlibat insiden KLB TNI 16 hari sebelumnya) yang menarik 8 gerbong terbuka dan 15 gerbong ketel, anjlok dan terguling setelah menabrak truk air milik PT. BAU yang sedang melakukan penyiraman air di dekat rel.[7] Tidak ada korban jiwa, akan tetapi perjalanan KA sempat terganggu selama beberapa jam. Lokomotif ini mengalami kerusakan berat pada sisi kirinya sehingga harus ditarik ke Balai Yasa Lahat.
Galeri
-
CC 204 06 (CC 204 03 06) di Stasiun Manggarai
-
CC 204 10 01, dengan model livery yang berbeda daripada lokomotif CC 204 lainnya semasa masih beroperasi di Jawa
-
CC 204 03 06 berdinas menarik kereta api Senja Utama Solo memasuki Stasiun Lempuyangan.
-
CC 204 03 05 sedang melangsir kereta api Bogowonto di Stasiun Lempuyangan.
-
CC 204 10 01 menarik Kereta api Sriwijaya di Stasiun Labuanratu.
-
CC 204 11 02 semasa masih berlogo Tomcat, menggandeng KA Pulp PT Tanjung Enim Lestari Pulp and Paper.
-
CC 204 09 01 menggandeng KA Pulp PT Tanjung Enim Lestari Pulp and Paper' di Stasiun Branti.
-
CC 204 11 15 menggandeng CC 201 83 41 dengan KA Rajabasa melintas langsung Stasiun Labuanratu.
-
CC 204 08 01 menggandeng CC 204 11 03 berdinas menghela KA Babaranjang.
-
CC 204 11 13 dengan posisi ujung panjang (long hood) menggandeng KA Pulp PT Tanjung Enim Lestari Pulp and Paper sedang melintas di Stasiun Labuhan Ratu.
-
CC 204 11 12 dan CC 204 11 05 menarik KA Babaranjang
-
CC 204 03 05 langsir di Stasiun Tugu.
-
CC 204 09 04 dengan KA Sriwijaya melintas langsung Stasiun Labuhan Ratu.
-
CC 204 09 02 dengan KA Pulp PT Tanjung Enim Lestari Pulp and Paper sedang BLB di Stasiun Labuhan Ratu.
-
CC 204 11 03 dengan KA Limex Sriwijaya yang sedang berhenti di Stasiun Labuhan Ratu.
-
CC 204 11 13 di Stasiun Tarahan.
-
CC 204 11 13 dengan KA Sriwijaya di Stasiun Tanjung Karang.
-
CC 204 09 04 dengan KA Sriwijaya yang mengalami keterlambatan di Stasiun Kotabumi.
-
CC 204 11 08 dengan KA Semen Baturaja sedang berhenti di Stasiun Tanjung Karang.
-
CC 204 11 01 bersama CC 204 11 12 dan CC204 07 02 dengan KA Babaranjang sedang berhenti di Stasiun Tanjung Karang.
-
CC 204 08 01 menarik KA Sriwijaya tiba di Stasiun Tanjung Karang.
-
CC 204 11 14 yang menggandeng KA Pulp PT Tanjung Enim Lestari Pulp and Paper sedang berhenti di Stasiun Gedungratu.
-
Tampak dekat CC 204 11 08 yang sudah menggunakan logo baru KAI versi 2020 dan stiker edisi 75 Tahun KAI.
-
KA Pulp PT. TEL dengan CC 204 10 03 yang sudah berlogo baru sedang berhenti di Stasiun Tanjung Karang.
-
CC 204 09 01 dengan KA Pulp PT. TEL melintas di Stasiun Gedungratu
-
CC 204 11 06 dengan KA Semen Baturaja melintas di Stasiun Gedungratu
-
CC 204 11 04 dengan KA Semen Baturaja
-
Persilangan sesama lokomotif CC204 di Stasiun Gedungratu
-
CC 204 11 10, CC 204 11 05, dan CC 204 09 03 menarik KA Babaranjang, melintasi Stasiun Gedungratu
-
KA Babaranjang ditarik traksi tiga lokomotif CC 204 dengan logo KAI baru versi 2020
-
CC 204 03 05 menarik KA Sri Tanjung, melintas JPL 66 Rejoso
-
CC 204 11 03 dengan KA Semen Baturaja
-
CC 204 11 08 dengan KA Pulp PT. TEL
-
CC 204 10 02 berdinas menarik KLB pengujian penambahan kecepatan di Stasiun Gedungratu
-
Lokomotif CC 204 11 05 dengan KLB pengiriman gerbong datar
-
CC 204 10 02 dengan KA Rajabasa di PJL 08 Jalan Urip Sumoharjo Bandar Lampung
-
CC 204 11 11 menggandeng KUJR
-
CC 204 11 11 dengan KA Rajabasa di Stasiun Labuan Ratu
-
Tampak dekat lokomotif CC 204 11 11
-
CC 204 11 08 dengan KA Pulp PT. TEL di perlintasan Kampung Baru
-
CC 204 08 01 dengan KA Pulp PT. TEL di Stasiun Gedungratu
-
CC 204 10 02 dengan KA Kuala Stabas di Stasiun Gedungratu
Referensi
- ^ Majalah KA Edisi Mei 2007. Liputan Khusus. CC204: Era Digital Lokomotif Indonesia.
- ^ "Dephub Borong 50 Lokomotif Baru Tahun 2006". detiknews. Diakses tanggal 2019-04-07.
- ^ Putusan KPPU No. 05/KPPU-L/2010
- ^ "PN Bandung Batalkan Putusan KPPU Soal Lokomotif". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2014-12-29. Diakses tanggal 2014-12-29.
- ^ KPPU Kasasi Putusan PN Bandung Terkait Tender Pengadaan Lokomotif
- ^ "Kereta Api Serayu Anjlok, Sejumlah Perjalanan Kereta Memutar ke Utara". Diakses tanggal 13 Oktober 2021.
- ^ a b "Tabrak Truk Air, Kereta Api BBM Terbalik, Untung Kosong Tidak Bawa Minyak". Sumeks. 20 November 2021.
- ^ "Kereta Api Berisi Rombongan Anggota TNI Terbakar di Bandar Lampung".
Pranala luar
- (Indonesia) Situs web resmi PT Kereta Api Indonesia Diarsipkan 2015-11-25 di Wayback Machine.