Bahasa Bugis
Elo x Putra |nativename=ᨅᨔ ᨕᨘᨁᨗ, basa Ugi, بهاس بوڬيس |states=
|region=* Sulawesi Selatan |speakers=4,3 juta (2021) |iso2=bug |iso3=bug |familycolor=Austronesia |fam2=Malayo-Polinesia |fam3=Sulawesi Selatan |fam4=Bugis |script=Lontara, Alfabet Latin |iso1=-|sil=BPR |map=Bugis-speaking area.svg |mapcaption=Wilayah sebaran bahasa Bugis dan bahasa Campalagian di seluruh Sulawesi |mapsize=290px }} Bahasa Bugis adalah salah satu bahasa dari rumpun bahasa Austronesia yang digunakan oleh suku Bugis. Penutur bahasa Bugis umumnya tinggal di Sulawesi Selatan. Wilayah penuturnya terutama di Kabupaten Maros, Kabupaten Pangkajene dan Kepulauan, Kabupaten Barru, Kabupaten Majene, Kabupaten Luwu, Kabupaten Sidenreng Rappang, Kabupaten Soppeng, Kabupaten Wajo, Kabupaten Bone, Kabupaten Sinjai, Kabupaten Pinrang, Kota Parepare. Bahasa Bugis juga dipertuturkan di sebagian wilayah di Kabupaten Enrekang, Kabupaten Majene, dan Kabupaten Bulukumba.
Bahasa Bugis terdiri dari beberapa dialek. Seperti dialek Pinrang yang mirip dengan dialek Sidrap. Dialek Bone (yang berbeda antara Bone utara dan Selatan). Dialek Soppeng. Dialek Wajo (juga berbeda antara Wajo bagian utara dan selatan, serta timur dan barat). Dialek Barru, Bahasa Bugis Sinjai dan sebagainya..
Ada beberapa kosakata yang berbeda selain dialek. Misalnya, dialek Pinrang dan Sidrap menyebut kata Loka untuk pisang. Sementara dialek Bugis yang lain menyebut Otti atau Utti,adapun dialek yang agak berbeda yakni kabupaten Sinjai setiap Bahasa Bugis yang menggunakan Huruf "W" diganti dengan Huruf "H". Contoh; diawa di ganti menjadi diaha. Huruf "C" dalam dialek bahas Bugis lain, dalam dialek Sinjai berubah menjadi "SY". Contoh : cappa(ujung) menjadi "syappa".
Karya sastra terbesar dunia yaitu I Lagaligo menggunakan Bahasa Bugis tinggi yang disebut bahasa Torilangi. Bahasa Bugis umum menyebut kata Menre' atau Manai untuk kata yang berarti "ke atas/naik". Sedang bahasa Torilangi menggunakan kata "Manerru". Untuk kalangan istana, Bahasa Bugis juga mempunyai aturan khusus. Jika orang biasa yang meninggal digunakan kata "Lele ri Pammasena" atau "mate". Sedangkan jika Raja atau kerabatnya yang meninggal digunakan kata "Mallinrung".
Masyarakat Bugis memiliki penulisan tradisional memakai aksara Lontara. Contoh:
Konsonan
B | C | D | G | H | J | K | L | M | N | P | R | S | T | W | Y |
Klaster konsonan
- Mp
- Nc
- Ng
- Nr
- Ny
- Triftong
- Ngk
- Tanda kutip
- '
Contoh angka dalam bahasa bugis:
Bahasa Indonesia | Bahasa Bugis |
---|---|
Nol | Nolo' |
Satu | Si'di |
Dua | Duwa |
Tiga | Tellu |
Empat | Eppa' |
Lima | Lima |
Enam | Enneng |
Tujuh | Pitu |
Delapan | Aruwa' |
Sembilan | Asera' |
Sepuluh | Seppulo |
Sebelas | Seppulo si'di |
Dua belas | Seppulo duwa |
Dua puluh | Duwappulo |
Tiga puluh | Telluppulo |
Empat puluh | Patappulo |
Lima puluh | Limappulo |
Enam puluh | Enneng pulo |
Tujuh puluh | Pituppulo |
Delapan puluh | Arua'ppulo |
Sembilan puluh | Asera'ppulo |
Seratus | Siratu' |
Seribu | Sisebbu |
- (Indonesia) Daftar peribahasa dalam Bahasa Bugis dan Bahasa Makassar di Wikiquote Diarsipkan 2009-04-09 di Wayback Machine.