Gereja Pentakosta
Gereja Pentakosta atau Pentakostalisme (aliran Pentakosta) - yang di Indonesia sering disebut juga Pantekosta - adalah sebuah gerakan di kalangan Protestanisme yang sangat menekankan peranan karunia-karunia Roh Kudus. Aliran ini sangat mirip dengan gerakan Karismatik, namun gerakannya muncul lebih awal dan terpisah dari gereja arus utama. Orang Kristen Karismatik, setidak-tidaknya pada awal gerakannya, cenderung untuk tetap tinggal di dalam denominasi mereka masing-masing.
Secara ringkas, Gereja Pentakosta memiliki ciri-ciri umum sebagai berikut:
- Sangat menekankan keyakinan akan peranan Roh Kudus dan karunia-karunia Roh Kudus di dalam kehidupan sehari-hari para pengikutnya.
- Pembaharuan infrastruktur ibadah, antara lain lagu-lagu rokhani yang digunakan lebih modern dibandingkan dengan lagu-lagu lama yang bernuansa Gregorian.
- Gereja mengizinkan peran kaum perempuan dalam pelayanan.
- Desakralisasi hubungan antara imam dan jemaat yang lebih ditekankan pada nilai kekeluargaan, sehingga jauh dari kesan kesenjangan tingkat kerohanian.
Teologi
Secara teologis, kebanyakan denominasi Pentakosta tergabung dalam evangelikalisme, artinya mereka menekankan bahwa Alkitab itu sepenuhnya dapat dipercaya, hingga pada tingkat ineransi (tidak mengandung kesalahan) dan orang harus bertobat dan percaya kepada Yesus. Orang Pentakosta berbeda dengan orang Fundamentalis karena mereka lebih menekankan pengalaman rohani pribadi.
Orang Pentakosta memiliki pandangan dunia yang trans-rasional. Meskipun mereka sangat memperhatikan ortodoksi (keyakinan yang benar), mereka juga menekankan ortopati (perasaan yang benar) dan ortopraksis (refleksi atau tindakan yang benar). Penalaran dihargai sebagai bukti kebenaran yang sahih, tetapi orang-orang Pentakosta tidak membatasi kebenaran hanya pada ranah nalar.
Dr. Jackie David Johns dalam bukunya tentang kepemimpinan formatif Pentakosta, menyatakan bahwa Alkitab mempunyai tempat yang khusus dalam pandangan dunia pentakostal karena Roh Kudus selalu aktif di dalam Alkitab. Bagi Dr. Johns, pertemuan dengan Alkitab adalah pertemuan dengan Allah. Bagi orang Pentakosta, Alkitab adalah referensi utama bagi persekutuan dengan Allah dan pedoman untuk memahami dunia.
Salah satu ciri paling utama yang membedakan Pentakostalisme dengan Evangelikalisme adalah penekanannya pada karya Roh Kudus. Bahasa Roh yang juga dikenal dengan glossolalia, adalah bukti normatif dari baptisan Roh Kudus. Beberapa gereja Pentakosta utama juga meyakini bahwa mereka yang tidak berbahasa Roh belum menerima berkat yang mereka namakan baptisan Roh Kudus. Klaim ini unik bagi kaum Pentakosta dan merupakan salah satu dari sedikit perbedaannya dengan teologi Karismatik.
Beberapa pendeta dan anggota gereja mengakui bahwa seorang percaya mungkin mampu berbahasa Roh, tetapi karena berbagai alasan pribadi (misalnya, karena kurangnya pengertian), mereka tidak melakukannya. Hal ini terjadi apabila seorang percaya dipenuhi oleh Roh Kudus, tetapi tidak memperlihatkan apa yang disebut "bukti fisik awal" dalam bentuk berbahasa Roh. Namun hanya sedikit orang yang berpandangan seperti ini.
Para kritikus gerakan ini menyatakan bahwa doktrin ini tidak cocok dengan kritik Paulus terhadap gereja perdana di Korintus yang sangat menekankan bahasa Roh (lih. 1 Korintus, ps. 12-14 dalam Perjanjian Baru. Para pendukungnya mengatakan bahwa posisi Pentakostal sangat erat dengan penekanan Lukas dalam Kisah Para Rasul dan mencerminkan suatu hermeneutika yang lebih tajam.
Dr. Dale A. Robbins menulis sehubungan dengan keyakinan karismatik bahwa sejarah Gereja menolak pendapat bahwa karunia-karunia karismatik menghilang tak lama setelah masa para rasul. Dr. Robbins mengutip seorang bapa Gereja mula-mula, Ireneus (l.k. 130-202) yang menulis sbb. "... kami mendengar banyak saudara di gereja yang memiliki karunia-karunia bernubuat, dan yang berbahasa Roh, dan yang juga menyingkapkan berbagai rahasia manusia demi kebaikan mereka sendiri [pengetahuan]...". Dr. Robbins juga mengutip tulisan Ireneus berikut ini, "Ketika Allah menganggap perlu, dan ketika gereja banyak berdoa dan ber-puasa, mereka melakukan banyak perbuatan yang ajaib, bahkan menghidupkan kembali orang yang sudah meninggal." Menurut Dr. Robbins, Tertulianus (l.k. 155-230) melaporkan kejadian-kejadian serupa, seperti halnya pula dengan Origenes (l.k. 182-251), Eusebius (l.k. 275-339), Firmilianus (l.k. 232-269), dan Krisostomus (l.k. 347-407).[1]
Keyakinan bahwa orang tidak diselamatkan apabila ia tidak berbahasa roh ditolak oleh kebanyakan aliran utama Pentakosta. Alasan cukup mendasar penolakan itu adalah, bahwa jemaat adalah tubuh yang memiliki peran dan karunia masing-masing.
Sebagian gereja Pentakosta berpegang pada teologi Keesaan yang menolak doktrin Tritunggal (Trinitas) yang tradisional dan menganggapnya tidak alkitabiah. Denominasi Keesaan Pentakostal yang terbesar di Amerika Serikat adalah United Pentecostal Church. Kaum Pentakostal [[Keesaan] ini kadang-kadang juga dikenal dengan "Nama Yesus", "Kerasulan" atau yang oleh para pengecamnya disebut sebagai orang-orang Pentakosta "Jesus only". Hal ini disebabkan oleh keyakinan mereka bahwa para Rasul yang mula-mula itu membaptiskan orang-orang Kristen baru di dalam nama Yesus. Mereka juga percaya bahwa Allah menyatakan diri-Nya dalam berbagai peran, dan bukan dalam tiga pribadi yang berbeda. Namun demikian organisasi-organisasi pentakostal trinitarian yang utama, termasuk Pentecostal World Conference dan Fellowship of Pentecostal and Charismatic Churches of North America menentang teologi Keesaan dan menganggapnya sebagai ajaran sesat. Mereka tidak menerima kelompok ini sebagai anggota mereka. Kelompok Keesaan ini pun memperlakukan hal yang sama terhadap kelompok trinitarian.
Sejarah
Gerakan Pentakosta juga menonjol di kalangan gerakan Kesucian yang pertama-tama mulai menggunakan istilah pentakostal pada tahun 1867 ketika mereka mendirikan Perhimpunan Pertemuan Kemah Nasional untuk Pemasyhuran Kesucian Kristen dengan sebuah catatan yang berbunyi: [Kami mengundang] semua orang - apapun juga alirannya ... yang merasa terasing di dalam keyakinan kesuciannya agar semuanya secara bersama-sama dapat mewujudkan baptisan Pentakosta oleh Roh Kudus...
Pentakostalisme modern sesungguhnya dimulai sekitar tahun 1901. Pada umumnya gerakan ini diakui berasal pada waktu Agnes Ozman menerima karunia berbahasa roh (glossolalia) pada suatu persekutuan doa di Sekolah Alkitab Bethel di Topeka, Kansas, tahun 1901. Parham, seorang pendeta yang berlatar belakang Metodis, merumuskan ajaran bahwa bahasa roh adalah "bukti alkitabiah" dari baptisan Roh Kudus.
Parham meninggalkan Topeka dan memulai pelayanan kebangunan rohani yang membawanya kepada Kebangunan Rohani Azusa Street melalui William J. Seymour yang menjadi muridnya di sekolahnya di Houston. Seymour, karena ia seorang kulit hitam, saat itu hanya diizinkan duduk di luar kelas untuk mendengarkan kuliah-kuliahnya.
Gerakan ini meluas yang dimulai dari Kebangunan Rohani Azusa Street, pada 9 April 1906 di rumah Edward Lee di Los Angeles. Ia menggambarkan pengalamannya dipenuhi oleh Roh Kudus pada 12 April 1906. Pada 18 April 1906, koran Los Angeles Times memberitakan gerakan ini pada halaman mukanya. Pada minggu ketiga April 1906, gerakan yang kecil namun berkembang pesat itu telah menyewa sebuah gedung African Methodist Episcopal Church yang kosong di 312 Azusa Street dan mulai diorganisir sebagai Misi Iman Kerasulan Apostolic Faith Mission.
Dasa warsa pertama Pentakostalisme ditandai oleh kebaktian-kebaktian antar-ras, "... Orang-orang kulit putih dan hitam bergabung dalam gejolak keagamaan,..." demikian laporan sebuah koran setempat. Hal ini berlangsung hingga 1924, ketika gereja ini terpecah mengikuti garis ras (lih. Apostolic Faith Mission). Namun demikian, ibadah-ibadah antar-ras berlanjut selama bertahun-tahun, bahkan juga di daerah-daerah selatan A.S. yang tersegregasi. Ketika Persekutuan Pentakostal Amerika Utara terbentuk pada 1948, organisasi itu sepenuhnya terdiri atas denominasi-denominasi Pentakostal kulit putih Amerika. Karena itu United Pentecostal Church tidak bergabung dan kebijakan antar-rasnya bertahan terus sepanjang sejarahnya. Pada 1994, gereja-gereja Pentakostal yang tersegregasi kembali ke akar antar-ras mereka dan mengusulkan penyatuan kembali secara resmi kelompok-kelompok Gereja Pentakostal hitam dan putih, dalam sebuah pertemuan yang kemudian dikenal sebagai Mukjizat Memphis. Penyatuan ini terjadi terjadi pada 1998, juga di Memphis, Tennessee. Penyatuan gerakan kulit hitam dan putih menyebabkan Persekutuan Pentakostal Amerika Utara ditata ulang menjadi Gereja-gereja Pentakostal/Karismatik Amerika Utara (Pentecostal/Charismatic Churches of North America).
Pada awal abad XX, Albert Benjamin Simpson sangat terlibat dengan gerakan Pentakostal yang berkembang pesat. Pada saat itu para pendeta dan misionaris Pentakostal biasanya dilatih di Missionary Training Institute yang didirikan oleh Simpson. Karena itu, Simpson dan C&MA (sebuah gerakan penginjilan yang didirikan Simpson) sangat berpengaruh terhadap Pentakostalisme, khususnya gereja-gereja Sidang Jemaat Allah dan Foursquare Church. Pengarh ini mencakup penekanan pada penginjilan, doktrin C&MA, nyanyian-nyanyian dan buku-buku karya Simpson, dan penggunaan istilah 'Tabernakel Injil' yang berkembang menjadi gereja-gereja Pentakostal yang dikenal sebagai 'Tabernakel Injil Sepenuh'.
Sejak akhir tahun 1950-an, gerakan Karismatik, yang sebagian besar diilhami dan dipengaruhi oleh Pentakostalisme, mulai berkembang di kalangan denominasi-denominasi Protestan arus utama, maupun di lingkungan Gereja Katolik Roma. Berbeda dengan "Pentakosta Klasik" yang melulu membentuk gereja-gereja ataupun denominasi Pentakostal, kaum Karismatik bermotokan, "Berkembang di manapun Allah menempatkanmu."
Di Inggris, gereja Pentakostal pertama yang dibentuk adalah Apostolic Church (Gereja Kerasulan), yang kemudian diikuti oleh Elim Church (Gereja Elim).
Di Swedia, gereja Pentakostal yang pertama adalah Filadelfiaförsamlingen (Persekutuan Filadelfia) di Stockholm. Gereja yang dipimpin oleh Lewi Pethrus ini mulanya adalah sebuah Gereja Baptis, yang kemudian dikeluarkan dari Gabungan Baptis Swedia pada 1913 karena perbedaan-perbedaan doktrin. Saat ini gereja ini mempunyai sekitar 7000 anggota, yang merupakan jemaat Pentakostal terbesar di Eropa utara. Pada tahun 2005, gerakan Pentakostal Swedia mempunyai sekitar 90.000 anggota dengan hampir 500 gereja. Gereja-gereja ini semuanya independen namun mereka melakukan banyak kerja sama. Kaum Pentakostal Swedia sangat aktif dalam melakukan misi dan mendirikan gereja di banyak negara. Di Brazilia, misalnya, gereja-gereja yang didirikan oleh misi Pentakostal Swedia mengaku mempunyai beberapa juta anggota.
Sejarah Pentakostalisme di Australia dicatat dalam buku "Heart of Fire" oleh Dr. Barry Chant (1984, Adelaide: Tabor).
Pemeluk
Christianity Today melaporkan dalam sebuah artikel yang berjudul "World Growth at 19 Million a Year" (Bertumbuh 19 juta angota di seluruh dunia) bahwa menurut sejarahwan Vinson Synon, dekan Regent University School of Divinity (Sekolah Teologi Universitas Regent) di Virginia Beach bahwa 25% dari seluruh umat Kristen di dunia adalah Pentakostal atau karismatik
Denominasi-denominasi Pentakostal terbesar di AS adalah Assemblies of God (Sidang Jemaat Allah), Church of God in Christ, Church of God (Cleveland), dan United Pentecostal Church. Menurut sebuah artikel Musim Semi 1980 dari Christian History, ada sekitar 11.000 denominasi pentakostal atau karismatik di seluruh dunia.
Di AS gereja-gereja Pentakostal diperkirakan mempunyai lebih dari 20 juta anggota, termasuk sekitar 918.000 (4%) penduduk Hispanik. Jumlah ini mencakup jemaat-jemaat yang tidak berafiliasi, meskipun jumlahnya tidak pasti. Hal ini sebagian disebabkan karena sebagian ajaran Pentakostalisme juga dianut oleh denominasi non-Pentakostal yang dikenal sebagai gerakan karismatik.
Perhitungan konservatif atas penganut Pentakostalisme di seluruh dunia pada tahun 2000 diperkirakan sekitar 115 juta. Perkiraan lain menyebutkan jumlah hampir 400 juta. Sebagian terbesar dari pemeluknya terdapat di negara-negara Dunia Ketiga, meskipun kebanyakan pemimpin mereka masih orang Amerika Utara. Pentakostalisme kadang-kadang disebut sebagai "gerakan ketiga Kekristenan".
- Gereja Kristen terbesar di dunia adalah Yoido Full Gospel Church (Gereja Injil Sepenuh Yoido) di Korea Selatan, sebuah gereja Pentakostal. Gereja ini didirikan dan dipimpin oleh David Yonggi Cho sejak 1958. Pada tahun 2003 anggotanya berjumlah 780.000.
- Gereja Yesus Sejati, adalah gereja pribumi yang didirikan oleh orang-orang Tionghoa di daratan Tiongkok, namun pusatnya sekarang berada di Taiwan. Gereja Kerasulan adalah gereja yang paling cepat berkembang di seluruh dunia.
Di Indonesia, gereja-gereja Pentakostal/Karismatik yang utama adalah
- Gereja Gerakan Pentakosta (GGP),
- Gereja Pantekosta di Indonesia (GPdI),
- Gereja Pantekosta Pusat Surabaya (GPPS),
- Gereja Pentakosta Indonesia (GPI),
- Gereja Isa Almasih (GIA),
- Gereja Bethel Indonesia (GBI),
- Gereja Kristen Kemah Daud (GKKD),
- Gereja Pantekosta Isa Almasih (GPIA),
- Gereja Tiberias Indonesia,
- Abbalove Ministries,
- Gereja Bethany Indonesia,
- Gereja Duta Injil,
- Gereja Kristen Perjanjian Baru (GKPB),
- Gereja Bethel Tabernakel (GBT),
- Jakarta Praise Community Church),
- Gereja Sidang-Sidang Jemaat Allah (GSSJA),
- Gereja Gerakan Pentakosta (GGP) dan lain-lain.
Menurut Christianity Today, Pentakostalisme adalah "iman yang hidup di antara kaum miskin, yang menjangkau ke dalam kehidupan sehari-hari anggotanya, dan menawarkan tidak hanya harapan tetapi juga sebuah cara hidup yang baru." Selain itu, menurut sebuah laporan PBB pada 1999, "Gereja-gereja Pentakostal sangat berhasil dalam merekrut anggotanya dari kalangan yang paling miskin." Juga menurut Christianity Today, di kalangan gereja-gereja Brazilia, di mana pemeluk Pentakostal pada umumnya sangat miskin, "Para pendetanya seringkali meminta anggotanya persembahan yang jumlahnya layak ditertawai; namun orang-orang ini memberikan 20, 30, dan kadang-kadang bahkan 50 persen dari penghasilan mereka." Christianity Today juga mencatat bahwa kaum Pentakostal Brazilia berbicara tentang Yesus yang riil dan dekat kepada mereka, serta melakukan berbagai hal bagi mereka termasuk memberikan makanan dan tempat bernaung. Selain itu, Christianity Today mencatat "Para sarjana telah lama mengecap Pentakostalisme sebagai agama yang tidak memperhatikan hal-hal yang ada di dunia sini. Bagi banyak orang, hal ini dianggap sebagai kesimpulan yang tidak terelakkan, karena gerakan ini sangat menekankan pengalaman karismatik, religiositas yang mendalam, dan kecenderungan asketik (bertarak). Bahkan para sarjana Pentakostal yang sangat dihormati pun mengakui hal ini.