Kota Bima

kota di Provinsi Nusa Tenggara Barat, Indonesia


Kota Bima Bima adalah salah satu kota di Propinsi Nusa Tenggara Barat, Pulau Sumbawa, dalam wilayah Negara Republik Indonesia. [2]

Kota Bima
Daerah tingkat II
Kota Bima di Kepulauan Sunda Kecil
Kota Bima
Kota Bima
Peta
Kota Bima di Indonesia
Kota Bima
Kota Bima
Kota Bima (Indonesia)
Koordinat: 8°30′S 118°42′E / 8.5°S 118.7°E / -8.5; 118.7
Negara Indonesia
ProvinsiNusa Tenggara Barat
Tanggal berdiri10 April 2002
Dasar hukumUndang-undang Republik Indonesia Nomor 13 Tahun 2002
Jumlah satuan pemerintahan
Daftar
  • Kecamatan: 5 (lima) wilayah kecamatan
  • Kelurahan: 38 (tiga puluh delapan) kelurahan
Pemerintahan
 • [[ Bupati String Module Error: String subset index out of range|Bupati]]M. Nur A. Latif
Luas
 • Total222,25 km2 km2 (Formatting error: invalid input when rounding sq mi)
Populasi
 • Total121,892 jiwa/thn 2.007
Demografi
Zona waktuUTC+08:00 (WITA)
Kode BPS
5272 Edit nilai pada Wikidata
Kode Kemendagri52.72 Edit nilai pada Wikidata
DAURp. -
Situs web[1]

Kondisi geografis

[3]

Iklim

  • Curah hujan : rata-rata 132,58 mm
  • Hari hujan  : rata-rata 10.08 hari/bulan.
  • Temperatur  : 19,5°C sampai 30,8°C.
  • Matahari bersinar terik sepanjang musim dengan rata-rata intensitas penyinaran tertinggi pada Bulan Oktober.


Potensi

Kota Bima memiliki areal persawahan seluas 1.923 ha (94,90% merupakan sawah irigasi), Hutan seluas 13.154 ha, Tegalan dan Kebun seluas 3.632 ha, Ladang dan huma seluas 1.225 ha, serta wilayah pesisir sepanjang 26 km. Berdasarkan Potensi sumber daya yang ada, berbagai peluang Investasi cukup prospektif untuk dikembangkan di Kota Bima antara lain di bidang: jasa termasuk pengangkutan, kelistrikan dan telekomunikasi, perdagangan, agribisnis/agroindutri; industri air minum kemasan, industri kecil dan kerajinan; industri pariwisata, pendidikan. Peluang tersebut didukung oleh ketersediaan sarana/prasarana yang cukup memadai seperti transportasi dan telekomunikasi, pasar dan pertokoan, maupun jasa perbankan. Disamping itu Pemerintah Kota Bima akan memberikan berbagai insentif bagi investor yang menanamkan modalnya berupa kemudahan perijinan, dan penyediaan sarana pendukung.

Berdasarkan pola penggunaan tanah, lahan sawah di Kota Bima mencapai 1.923 ha yang terdiri sawah irigasi seluas 1.825 ha dan sawah tadah hujan seluas 98 ha. Sedangkan tanah tegalan/kebun mencapai 3.623 ha, ladang/huma seluas 1.225 ha, dan kawasan hutan negara seluas 9.421 ha. Komoditas andalan pertanian terdiri dari padi, jagung, kedelai dan kacang tanah. Sedangkan komoditas unggulan perkebunan meliputi: serikaya, kelapa, asam, kemiri, jambu mete, wijen dan kapuk. Hingga saat ini potensi tersebut belum dimanfaatkan secara optimal. Kegiatan pengembangan baru dilakukan oleh masyarakat setempat dengan skala usaha dan teknologi yang masih terbatas.

Sektor Perikanan

Kegiatan perikanan yang telah berkembang di Kota Bima adalah usaha budidaya di perairan laut, perairan air payau, dan air tawar. Adapun komoditas yang dibudidayakan meliputi: bandeng, udang dan rumput laut.

Sektor Peternakan

Hingga saat ini jenis ternak yang telah dikembangkan oleh masyarakat setempat adalah: sapi, kerbau, kuda, kambing, ayam buras dan itik. Kota Bima sesungguhnya memiliki potensi peternakan yang cukup prospektif dengan ketersediaan lahan peternakan dan lahan pakan yang cukup luas.

Sektor Kehutanan

Kota Bima memiliki wilayah hutan seluas 13.154 ha yang memiliki kekayaan berbagai macam komoditas dan plasma nuftah. Komoditas yang cukup potensial terdiri dari kayu jati, sono keling dan kayu campuran.

Sektor Industri dan Kerajinan

Skala industri yang telah berkembang baik saat ini di Kota Bima meliputi industri Garam Rakyat (PD Budiono Madura), genteng pres, bata merah, batako, tenun tradisional, gerabah, meubel, dan pembuatan tahu/tempe.

Sebagai daerah perkotaan dengan wilayah yang tidak terlalu luas, Kota Bima memiliki potensi pertambangan yang terbatas. Jenis bahan tambang yang berhasil diidentifikasi terdiri dari andesit dan marmer dengan volume + 517.738.375 m³.

Sarana dan Prasarana

Transportasi Darat

Transportasi di Kota Bima ditunjang oleh prasarana jalan: terminal dan pelabuhan laut. Panjang jalan raya sekitar 805,02 km terdiri dari : Jalan Negara (38,56 km), Jalan Propinsi (52,20 km), dan Jalan Kabupaten (174,26 km) yang sebagian besar merupakan jalan beraspal, dan sebagian lainnya jalan perkerasan batu dan jalan tanah. Fasilitas terminal sebanyak 3 buah, terdiri dari 1 buah terminal tipe B terletak di Kampung Dara yang merupakan terminal regional yang menghubungkan Kota Bima dengan kabupaten/kota lainnya, dan Terminal Tipe C yang terdapat di Kelurahan Kumbe yaitu terminal angkutan umum yang menuju ke Kecamatan Sape Kabupaten Bima dan di Desa Jati Baru yaitu terminal angkutan umum yang menuju ke Kecamatan Wera Kabupaten Bima. Sarana angkutan darat dalam Kota Bima dilayani oleh bemo, benhur dan ojek.

Transportasi Laut

Sedangkan transportasi laut ditunjang oleh: 1 pelabuhan laut sebagai pintu gerbang utama masuknya penumpang, barang dan jasa. Pelabuhan Bima dibangun pada Tahun 1963, merupakan pelabuhan laut utama di wilayah pengembangan Pulau Sumbawa Bagian Timur sebagai Pelabuhan Feeder. Sehubungan dengan fungsinya yang strategis, pelabuhan laut Bima memiliki dermaga samudera sepanjang 142 m dan luas lantai 2.050 m² serta dermaga pelayaran rakyat sepanjang 50 m dengan lantai 500 m². kedalaman air Teluk Bima 12 m, lebar minimum 1000 m dan kedalaman sepanjang 134 m dan luas lantai 750 m², open strorage 26.097 m², terminal penumpang 200 m, listrik dengan kekuatan 15 KVA dan 2 buah Bunker air bersih, masing-masing dengan volume 200 Ton. Pelabuhan laut Bima selain dapat disinggahi kapal-kapal besar seperti KM AWU, KM Tatamelau, KM Kelimutu, KFC Barito, dan KFC Serayu serta kapal-kapal perintis. Disamping itu juga menjadi pusat bongkar muat barang, ekspedisi dan pelayaran.

Pos dan Telekomunikasi

Jasa pelayanan pos dilakukan dengan menyediakan 1(satu) Kantor Pos Cabang Bima dan 2 (dua) Kantor Pos Pembantu yang ada di Bima dan di Raba. Untuk mempermudah penduduk yang menggunakan jasa pelayanan Pos, di seluruh bagian wilayah Kota Bima disebar Bis Surat. Sedangkan sistem jaringan telepon yang dilayani oleh PT Telkom melalui 1 kantor pusat, kantor pelayanan telepon, saranan telepon seluler dan internet, dapat dikatakan sudah cukup memadai. Hal ini dirasakan pada penyebaran telepon umum di seluruh kota baik berupa telepon umum koin maupun telepon umum kartu. Pelayanan jasa Interlokal maupun Internasional, di beberapa lokasi strategis di Kota Raba-Bima telah menerapkan sistem Sambungan Telepon Otomat (STO), non telepon seluler sehingga mempermudah hubungan langsung jarak jauh. Berdasarkan data yang ada tercatat jumlah telepon mencapai sekitar 861 unit, dengan jumlah pelayanan meliputi rumah tangga (3.859), bisnis (1.040), dan sosial (13).

Perbankan

Dunia perbankan cukup berkembang yang didukung oleh sejumlah Bank Pemerintah dan Swasta yaitu : Bank Negara Indonesia (BNI) 1 Kantor Cabang, Bank Rakyat Indonesia (BRI) 1 Kantor Cabang dan 2 Kantor Unit, Bank NTB 1 Kantor Cabang, Bank Danamon 1 Kantor Cabang, serta Bank Perkreditan Rakyat (BPR) yang meliputi : BPR LKP dan Bank Bias.

Listrik

Sumber penerangan listrik berasal dari Perusahaan Listrik Negara (PLN) wilayah XI-Kantor Cabang Bima dengan sumber tenaga Pembangkit Listrik Tenaga Diesel (PLTD). Secara umum kondisi kelistrikan telah dapat melayani kebutuhan penduduk kota walaupun dengan daya yang masih terbatas. Produksi energi listrik mencapai 46.610.246 KWH dengan energi listrik yang disalurkan sebesar 45.032.712 KWH pada 17.266 KK pelanggan. Untuk mengatasi kekurangan tersebut, sejumlah toko dan hotel mempunyai pembangkit listrik Portable sendiri. Kondisi ini memberikan peluang yang cukup menjanjikan untuk investasi dibidang kelistrikan.

Perdagangan, Hotel dan Restoran

Sektor perdagangan, hotel dan restoran di Kota Bima baru memberikan andil sebesar 16,66 % dalam pembentukan PDRB. Fasilitas perdagangan terdiri atas pertokoan dan pasar umum. Lokasi pertokoan meliputi 2 kawasan perdagangan, yaitu di Kota Bima dan Raba. Kawasan pasar umum di seluruh Kota Raba-Bima tercatat 4 unit masing-masing di Kelurahan Kumbe, Rabangodu, Tanjung, dan Sarae. Sedangkan jumlah hotel dan restoran sebanyak 51 unit yang tersebar di 3 kecamatan kota. Dengan memperhatikan kondisi yang ada dalam mewujudkan Kota Bima sebagai kota Transit maka pengembangan sektor perdagangan, hotel dan restoran menjadi perhatian utama.

Pendidikan

Fasilitas pendidikan yang terdapat di Kota Bima pada tahun 2005 adalah Sekolah Taman Kanak-kanak (STK) sebanyak 50 (lima puluh) unit, Sekolah Dasar (SD) sebanyak 88 (delapan puluh delapan) unit ditambah Madrasah Ibtidaiyah sebanyak 7 (tujuh) unit, Sekolah Menengah Pertama (SLTP) sebanyak 17 (tujuhbelas) unit ditambah Madrasah Tsanawiyah sebanyak 8 (delapan) unit, Sekolah Menengah Umum (SMU) sebanyak 14 (empatbelas) unit ditambah Madrasah Aliyah sebanyak 5 (lima) unit, Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) sebanyak 6 (enam) unit serta Perguruan Tinggi sebanyak 5 (lima) unit. Untuk mendukung pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, serta sumberdaya manusia yang berkualitas, sebuah kota otonom penting memiliki Perguruan Tinggi Negeri yang berbasis kebutuhan lokal dengan orientasi global. Sumber :[4]

Kesehatan

Fasilitas kesehatan yang ada di Kota Bima diantaranya adalah Dinas Kesehatan Kota, Rumah Sakit Umum (RSU), Puskesmas, Puskesmas Pembantu, Klinik BKIA, Apotik, Toko Obat dan tenaga medis yang berpraktek swasta (Dokter Praktek). Fasilitas kesehatan ini berperan sangat penting untuk meningkatkan taraf kesehatan masyarakat, untuk menciptakan suatu masyarakat yang mempraktekkan prilaku hidup bersih dan sehat lingkungan yang akan menunjang pada gerak laju pembangunan menuju Indonesia Sehat 2010. Dengan adanya fasilitas tersebut diharapkan dapat meningkatkan derajat kesehatan masyarakat secara merata di seluruh wilayah Kota Bima. Sumber : Fasilitas kesehatan yang ada di Kota Bima diantaranya adalah Dinas Kesehatan Kota, Rumah Sakit Umum (RSU), Puskesmas, Puskesmas Pembantu, Klinik BKIA, Apotik, Toko Obat dan tenaga medis yang berpraktek swasta (Dokter Praktek). Fasilitas kesehatan ini berperan sangat penting untuk meningkatkan taraf kesehatan masyarakat, untuk menciptakan suatu masyarakat yang mempraktekkan prilaku hidup bersih dan sehat lingkungan yang akan menunjang pada gerak laju pembangunan menuju Indonesia Sehat 2010. Dengan adanya fasilitas tersebut diharapkan dapat meningkatkan derajat kesehatan masyarakat secara merata di seluruh wilayah Kota Bima. Sumber : [5]

Secara historis Kota Bima merupakan pusat Kesultanan Bima dimasa lampau. Dengan warisan kekayaan budaya yang dimiliki, Kota Bima dapat mengembangkan wisata budaya dengan kebudayaan Islam sebagai basisnya. Asi Mbojo (istana kesultanan), kuburan raja-raja dan para wali, permainan dan kesenian rakyat serta upacara keagamaan seperti perayaan maulud, U'a pua, dan prosesi pelantikan raja, dan lain-lain merupakan obyek dan event yang sangat menarik. Wisata alam dan bahari juga bisa dikembangkan. Kawasan pesisir dari Pantai Lawata sampai pintu gerbang Kota Bima bisa dikembangkan sebagai pusat perhotelan dan perdagangan souvenir. Taman Kota juga bisa diciptakan sebagai alternatif bagi wisatawan domestik.

Pariwisata

Pariwisata cukup potensial dikembangkan di wilayah ini terutama pariwisata alam meliputi Pantai Lawata, Pantai Ule, Pantai Kolo, Pulau Kambing; dan pariwisata budaya meliputi museum Asi Mbojo, kuburan Tolobali, bukit Danatraha (kompleks makam Kesultanan Bima), Benteng Asakota. Hal ini didukung pula oleh berbagai usaha jasa dan produk wisata yang cukup baik seperti usaha perhotelan, biro perjalanan wisata, dan souvenir berupa tenun ikat, songket, sarung dan lain-lain.

Kependudukan

Jumlah penduduk

Kota Bima berdasarkan data Tahun 2000 tercatat sebesar 116.295 jiwa, yang terdiri dari 57.108 jiwa (49%) penduduk laki-laki dan 59.187 jiwa (51%) penduduk perempuan. Sebaran penduduk kurang merata, konsentrasi penduduk berada di pusat-pusat kegiatan ekonomi dan pemerintahan. Penduduk terbanyak berada di Kelurahan Paruga yaitu sebesar 12.275 jiwa (11,00%) dan paling sedikit di Desa Kendo yaitu 1.130 jiwa (1.00%).

Mata pencaharian

Komposisi penduduk Kota Bima berdasarkan mata pencaharian didominasi oleh petani/peternak dan jasa/pedagang/pemerintahan, yang besarnya masing-masing 45,84% dan 45,05%. Jenis pekerjaan yang digeluti penduduk Kota Bima antara lain: petani 15.337 orang, nelayan 425 orang, peternak 13.489 orang, penggalian 435 orang, industri kecil 1.952 orang, industri besar/sedang 76 orang, perdagangan 1.401 orang, ABRI 304 orang, guru 1.567 orang dan PNS berjumlah 2.443 orang.

Keagamaan

Mayoritas penduduk Kota Bima memeluk agama Islam yaitu sekitar 97,38% dan selebihnya memeluk agama Kristen Protestan 0,89%, Kristen Katholik 0,62% dan Hindu/Budha sekitar 1,11%. Sarana peribadatan di Kota Bima terdiri dari Masjid sebanyak 51 unit, Langgar/Mushola 89 unit dan Pura/Vihara 3 unit. Sedangkan fasilitas sosial yang ada di Kota Bima meliputi Panti Sosial Jompo dan Panti Asuhan sebanyak 6 Panti yang tersebar di 3 Kecamatan. Masyarakat Bima adalah masyarakat yang religius. Secara historis, Bima dulu merupakan salah satu pusat perkembangan Islam di Nusantara yang di tandai oleh tegak kokohnya sebuah kesultanan yaitu kesultanan Bima. Islam tidak saja bersifat elitis, hanya terdapat pada peraturan-peraturan formal-normatif serta pada segelintir orang saja melainkan juga populis, menjadi urat nadi dan darah daging masyarakat, artinya juga telah menjadi kultur masyarakat Bima.

Pranala luar