Rumpun bahasa Lampung

rumpun bahasa Sumatra Selatan
Revisi sejak 22 Juli 2022 11.13 oleh Jajang Surahman (bicara | kontrib) (Membalikkan revisi 21406924 oleh 114.79.6.155 (bicara))

Rumpun bahasa Lampung-Komering atau Rumpun bahasa Lampungik adalah sebuah keluarga bahasa atau kelompok dialek dari Rumpun bahasa Austronesia dengan jumlah penutur jati sekitar 1,75 juta, yang dituturkan oleh kalangan suku Lampung di Provinsi Lampung serta sub-suku Lampung Cikoneng di Provinsi Banten, dan suku Komering di Provinsi Sumatra Selatan. Terdapat 3 ragam bahasa dalam Rumpun bahasa Lampungik, yakni bahasa Lampung Api atau disebut Pesisir atau dialek A, bahasa Lampung Nyo atau disebut Abung atau dialek O, dan bahasa Komering. Ragam terakhir terkadang dianggap sebagai bagian dari bahasa Lampung Api dikarenakan banyaknya kemiripan serta persamaan beberapa kosakata.

Bahasa Lampung-Komering
Lampungik
Basa Lappung-Komering
Cawa Lappung-Komering[1]
Dituturkan diIndonesia
Wilayah
Etnis
Penutur
1,74-1,80 juta (2010)[a]
Bentuk baku
Dialek
Modern

Pertengahan

Historis

Kode bahasa
ISO 639-3Mencakup:
ljp – Lampung Api
abl – Lampung Nyo
kge – Komering Umum
vky – Komering Kayuagung
hji – Komering Aji
Glottologlamp1241[3]
Lokasi penuturan
Peta rumpun bahasa Lampung-Komering di Sumatra bagian selatan:
  Lampung Api
  Lampung Nyo
  Komering
Artikel ini mengandung simbol fonetik IPA. Tanpa bantuan render yang baik, Anda akan melihat tanda tanya, kotak, atau simbol lain, bukan karakter Unicode. Untuk pengenalan mengenai simbol IPA, lihat Bantuan:IPA.
 Portal Bahasa
L • B • PW   
Sunting kotak info  Lihat butir Wikidata  Info templat

Klasifikasi

Hubungan eksternal

Rumpun bahasa Lampungik merupakan cabang atau bagian dari Melayu-Polinesia, walaupun posisi tepatnya dalam Melayu-Polinesia sulit ditentukan. Kontak bahasa selama berabad-abad telah mengaburkan batas antara bahasa Lampung beserta rumpunnya dengan bahasa Melayu,[4][5][6] sehingga keduanya sempat digolongkan ke dalam subkelompok yang sama dalam kajian-kajian lama, seperti misalnya dalam klasifikasi linguis Isidore Dyen pada 1965, yang menempatkan kelompok bahasa Lampungik ke dalam "Malayic Hesion" bersama Rumpun bahasa Melayik yang mencakup bahasa Melayu, Minangkabau, dan Kerinci, Aceh, dan Madura.[7]

Linguis Berndt Nothofer (1985) memisahkan rumpun bahasa Lampung dari kelompok Melayik versi Dyen, tetapi masih memasukkannya ke dalam "Javo-Sumatra Hesion" bersama bahasa-bahasa Melayik, Sunda, Madura, dan, dengan tingkat kekerabatan yang lebih jauh, bahasa Jawa.[8] Malcolm Ross (1995) menempatkan Lampung ke dalam kelompoknya independen yang tidak terkait bahasa manapun dalam Melayu-Polinesia.[9] Penggolongan ini diikuti oleh Karl Adelaar (2005), yang tidak memasukkan Keluarga bahasa Lampung ke dalam kelompok Melayu-Sumbawa yang ia usulkan—kelompok ini meliputi bahasa Sunda, Madura, dan cabang Malayo-Chamik-BSS (Bali-Sasak-Sumbawa) yang mencakup Melayik,[b] Chamik, dan Bali-Sasak-Sumbawa.[5][10]

Lihat juga

Keterangan

  1. ^ Ditotalkan dari jumlah penutur seluruh ragam Rumpun Bahasa Lampung serta dialek Bahasa Lampung di Ethnologue. Berdasarkan data sensus tahun 2010, rinciannya: 803.709 penutur untuk dialek Lampung Api, 572.681 untuk dialek Lampung Nyo, dan 370.119 untuk Bahasa Komering.[2]
  2. ^ Istilah "Melayik" atau Malayic dalam bahasa Inggris telah berulang kali didefinisikan secara berbeda oleh beberapa ahli bahasa. Melayik versi Adelaar kira-kira berpadanan dengan "Malayan" versi Dyen.

Referensi

Sitiran

  1. ^ Aliana (1986), hlm. 39.
  2. ^ Lampung Api di Ethnologue (22nd ed., 2019); Lampung Nyo di Ethnologue (22nd ed., 2019); Komering di Ethnologue (22nd ed., 2019)
  3. ^ Hammarström, Harald; Forkel, Robert; Haspelmath, Martin, ed. (2023). "Lampungic". Glottolog 4.8. Jena, Jerman: Max Planck Institute for the Science of Human History. 
  4. ^ Walker (1976), hlm. 1.
  5. ^ a b Anderbeck (2007), hlm. 7–8.
  6. ^ Smith (2017), hlm. 459.
  7. ^ Dyen (1965), hlm. 26.
  8. ^ Nothofer (1985), hlm. 298.
  9. ^ Ross (1995), hlm. 75, 78.
  10. ^ Adelaar (2005), hlm. 358.

Daftar pustaka

Pranala luar