Trans TV

Jaringan televisi di Indonesia

Trans TV (singkatan dari Televisi Transformasi Indonesia)[1] adalah sebuah jaringan televisi swasta nasional di Indonesia yang dimiliki oleh Trans Media. Dengan moto Milik Kita Bersama, konsep tayang stasiun ini tidak banyak berbeda dengan stasiun swasta lainnya. Trans TV adalah anak perusahaan dari Trans Media. Kantor pusat stasiun ini berada di Gedung Trans TV, Jalan Kapten Pierre Tendean, Jakarta Selatan. Direktur Utama Trans TV saat ini adalah Atiek Nur Wahyuni yang juga merupakan Direktur Utama Trans7.

Trans TV
JenisJaringan televisi
MotoMilik Kita Bersama
Negara Indonesia
BahasaBahasa Indonesia
Tanggal didirikan23 Desember 1999
PendiriChairul Tanjung
Ishadi S.K.[1]
Tanggal siaran perdana25 Oktober 2001 (siaran percobaan)
Tanggal peluncuran15 Desember 2001
Kantor pusatGedung Trans Media, Jl. Kapten Tendean Kav 12-14 A, Mampang Prapatan, Jakarta Selatan, Indonesia
Wilayah siaranNasional
PemilikTrans Media
Induk perusahaanTrans Corp
Kelompok usahaCT Corp
Anggota jaringanlihat #Jaringan siaran
Tokoh kunciAtiek Nur Wahyuni (Direktur Utama)
Chairul Tanjung (Komisaris Utama)
Ishadi S.K. (Komisaris)
Format gambar1080i HDTV 16:9
(diturunkan menjadi 576i 16:9 untuk umpan SDTV)
Satelit
Kabel
IPTV
Televisi internet
Situs webwww.transtv.co.id
Trans TV
PT Televisi Transformasi Indonesia
Kantor Trans Media di Jakarta, yang juga menjadi kantor Trans TV
Jakarta Selatan, DKI Jakarta
Indonesia
SaluranAnalog: 29 UHF (hingga 25 Agustus 2022)
Digital: 40 UHF
Virtual: 20
Pemrograman
AfiliasiTrans TV (stasiun induk)
Kepemilikan
Pemilik
Riwayat
Didirikan23 Desember 1999
Siaran perdana
25 Oktober 2001 (siaran percobaan)
15 Desember 2001 (siaran resmi)
Transformasi Televisi (kata di nama perusahaan)
Informasi teknis
Otoritas perizinan
Kementerian Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia
ERP80 kW (analog)[2]
3,5 kW (digital)[3]
Koordinat transmiter-6.216034,106.7238565
Pranala
Situs webwww.transtv.co.id

Sejarah

Kemunculan

Inisiatif untuk mendirikan Trans TV sendiri sudah ada dalam pikiran Chairul Tanjung (CT) pada awal 1990-an. CT pada saat itu mengajak Direktur TVRI, Ishadi S.K., untuk bergabung dengannya membangun sebuah stasiun televisi baru. Walaupun demikian, Ishadi menolaknya karena pemerintah pada saat itu tidak memberikan izin bagi keduanya untuk melaksanakan proyek ini.[1] Konon, ide pendirian stasiun televisi muncul ketika CT mengambilalih sebuah studio yang terlilit kredit macet di Jakarta dari Bank Exim dan berusaha memanfaatkannya.[4] Rencana besar CT baru terwujud ketika bersama 4 stasiun televisi lain (DVN TV, MTI TV, PRTV dan GIB), pada 12 Oktober 1999 Trans TV berhasil menjadi pemenang seleksi pendirian televisi baru dari Departemen Penerangan. Dengan proposal konsep dan manajemen yang tertata serta hubungan baik dengan pengambil kebijakan, Trans TV berhasil mendapatkan izin tersebut.[4]

Pada 25 Oktober 1999, izin prinsip pendirian untuk Trans TV diberikan, bernomor 798/MP/PM/1999,[5] dan kemudian pada 23 Desember 1999 PT Televisi Transformasi Indonesia resmi didirikan di Jakarta.[6] "Transformasi" (disingkat dengan nama Trans) di sini bermakna bahwa stasiun televisi baru ini akan menjadi yang terdepan di Indonesia.[1] Hingga 2001, Trans TV melakukan beberapa persiapan seperti membangun stasiun relay di Jakarta, Bandung, Semarang, Surabaya, Yogyakarta, dan Medan, ditambah dengan menyiapkan dana lebih dari Rp 75 miliar dan menjalin kerja sama dengan perusahaan Prancis dan Inggris serta konsultan Australia.[7][8] Pelatihan juga dilakukan pada karyawannya yang masih belum memiliki pengalaman di TVRI, tempat Ishadi dahulu bekerja.[9] Awalnya, Trans TV direncanakan akan bersiaran perdana pada 1 Januari 2001[10] dan 18 Juni 2001, tetapi baru pada 22 Oktober 2001 stasiun televisi ini mampu mengadakan siaran percobaannya yang saat itu hanya berupa test card, dan cakupan siarnya terbatas di wilayah Jabodetabek saja.

Tiga hari kemudian, siaran percobaannya ditingkatkan dengan menayangkan beberapa acara, terutama program Trans Tune In, yang merupakan acara perkenalan stasiun televisi baru ini yang dikemas dengan gaya kuis diiringi penyangan video klip, ditambah perluasan siarannya ke Bandung. Siaran percobaan tersebut dimulai dari seorang presenter yang menyapa pemirsa pukul 17.51 WIB. Selain acara Trans Tune In yang merupakan produksi pertama Trans TV, juga disiarkan acara lain seperti Jelajah yang merupakan acara features dan laga sepakbola La Liga. Memasuki 1 Desember 2001, acara Trans Tune In digantikan oleh acara Transvaganza, yang merupakan acara perkenalan program-program yang akan disiarkan Trans TV kedepannya. Acara dalam siaran percobaannya kemudian ditambah dengan menayangkan film-film Barat, dan kuis Tebak Harga.[11] Trans TV kemudian diresmikan Presiden Megawati Soekarnoputri pada tanggal 15 Desember 2001 sekitar pukul 17.00 WIB dan memulai siarannya secara resmi secara nasional.[12]

Kesuksesan Trans TV

Trans TV merupakan stasiun TV yang terbilang unik. Hal ini dikarenakan, stasiun TV ini merupakan satu dari sedikit stasiun TV di Indonesia yang tidak pernah mengalami perubahan kepemilikan, yaitu dimiliki oleh CT sampai sekarang. Bahkan, CT justru dapat mengembangkan sayapnya di industri pertelevisian dengan membeli mayoritas saham TV7, dan sempat dirumorkan juga pernah akan mengakuisisi beberapa stasiun televisi lain, seperti Indosiar dan antv.[13][14] Hal ini tidak lepas dari berhasilnya CT untuk membangun TV barunya ini bersama beberapa pihak, termasuk Ishadi S.K., Riza Primadi[15] dan Alex Kumara yang sudah malang-melintang di industri penyiaran nasional.[8] Target acara Trans TV saat awal bersiaran adalah hiburan umum, dengan titik berat di bidang kebudayaan, IPTEK dan olahraga, dengan modal awal yang mencapai Rp 500 miliar.[16][17][18] Siarannya sendiri awalnya hanya selama beberapa jam saja perhari, yang kemudian ditingkatkan menjadi 18 jam pada 1 Maret 2002 yang menandakan stasiun televisi ini bersiaran penuh, dan menjadi 20 jam pada September 2002.[12] Saat ini, Trans TV telah mengudara selama 24 jam sehari.

Dibandingkan dengan 4 stasiun televisi baru lain yang beroperasi pada saat yang sama (Lativi, Global TV, Metro TV dan TV7), Trans TV hingga 2003 merupakan stasiun TV yang paling bagus kinerjanya. Hal ini karena program-programnya, pada umumnya bersifat in-house buatan sendiri, ditambah program film Barat yang terkesan megah, sehingga dianggap berbeda dari televisi berbasis hiburan yang didominasi sinetron saat itu.[19] Sebenarnya, awalnya program-program Trans TV lebih mengandalkan out-house, namun karena strategi ini dianggap tidak menguntungkan, Trans TV mencoba memproduksi programnya sendiri yang rupanya sukses.[4]

Beberapa program in-house Trans TV yang cukup memikat pemirsa, seperti Dunia Lain, Extravaganza, Cantik Indonesia, Wisata Kuliner, dan berbagai program lainnya. Kesuksesan Trans TV juga dibantu oleh sejumlah program sitkom seperti Bajaj Bajuri yang pernah cukup populer. Pada Juli 2003, pendapatan TV ini sudah mencapai Rp 40 miliar, hampir cukup untuk menutup biaya operasionalnya per bulan, yang artinya adalah 1/2 dari pendapatan Indosiar dan 2 kali dari pendapatan TPI di bulan tersebut.[20][21] Bahkan, pada 2006-2007, Trans TV berhasil menanjak menjadi stasiun televisi papan atas (peringkat 1-2), dan pendapatannya mencapai Rp 1 triliun menyaingi para pemain lama.[22] Kinerja Trans TV yang apik ini juga dibantu oleh seorang petingginya, yaitu Wishnutama (bekas pegawai Indosiar) yang memang dikenal cukup baik dalam menjadikan Trans TV unggul dalam program-program in-house yang segar.[23]

Penurunan

Namun, tampaknya setelah Wishnutama pergi (bersama sejumlah karyawan Trans TV, untuk membentuk TV baru bernama NET.),[24] Trans TV mulai mengalami penurunan. Awalnya, stasiun televisi ini cukup populer beberapa saat dengan program Yuk Keep Smile (dahulu Yuk Kita Sahur) dengan ikon utamanya Caisar dengan berbagai goyangnya, seperti "goyang oplosan" dan selanjutnya "goyang Caesar"-nya (walaupun sering mendapat kritik),[25][26] namun pada akhirnya Trans TV harus "tersandung" acaranya tersebut karena pada akhir Juni 2014, acara ini dihentikan oleh KPI sebabnya melecehkan seorang legenda seni Benyamin Sueb.[27]

Sejak saat itu, rating Trans TV merosot dan tidak lagi berjaya, kalah pamor dari stasiun TV lain yang mengandalkan sinetron (kecuali untuk saat-saat tertentu, seperti Piala Dunia 2018 yang membuatnya bisa meraih rating nomor 1; dan saat pernah menyiarkan drama Korea The World of the Married).[28][29][30] Sempat berupaya juga terjun kembali ke program sinetron dengan kembali menggandeng MD Entertainment,[31] dan menyiarkan beberapa program seperti menghidupkan kembali Bioskop Trans TV, drama Korea dan animasi,[32] namun tetap saja sampai sekarang TV ini sulit untuk bangkit seperti kejayaannya dahulu. Kemudian, program Trans TV lebih banyak berisi gosip selebritis seperti Rumpi (No Secret), Pagi-Pagi Ambyar, Brownis dan berbagai program lainnya.[33][34][35] Usaha sejak akhir 2021 pun dengan membuat beberapa perubahan besar di bidang pemograman (dengan program seperti Indonesia Mencari Bakat musim kelima,[36] kuis Dream Box Indonesia[37] dan serial web WeTV), nampak masih belum mengembalikan Trans TV ke kejayaannya dahulu.

Penjenamaan

Logo Trans TV awalnya berbentuk batu berlian belah ketupat berdasarkan persegi yang digayakan, dengan tulisan TRANS di tengah-tengah (dengan font Optima) dan huruf T dan V masing-masing di atas dan bawah membentuk segitiga siku-siku sama kaki. Logo on-air-nya berwarna abu-abu, sedangkan logo perusahaannya memakai warna biru yang sempat mengalami beberapa perubahan minor. Trans TV menjadi stasiun televisi pertama di Indonesia yang menggunakan logo abu-abu sebagai logo on-air dan saat jeda iklan/komersial. Kilau berlian dianggap simbol dari refleksi kehidupan dan adat istiadat masyarakat seluruh Indonesia, dan juga simbol keabadian; sedangkan huruf serif mencerminkan karakter abadi, klasik, namun akrab dan mudah dikenali.[38][39]

Pada 15 Desember 2013, seiring dengan ulang tahun ke-12 Trans Media, logo Trans TV mengalami perombakan total dari sebelumnya. Tidak lagi berbentuk simbol, logo kali ini hanya berupa tulisan "TRɅNSTV" yang digayakan pada huruf A, di mana A tersebut (juga) diinterpretasikan sebagai sebuah berlian (sebenarnya logo "berlian A" tersebut sudah diperkenalkan sejak pertengahan 2011). Logo dengan simbol "Diamond A" di tengah kata Trans TV merefleksikan kekuatan dan semangat baru yang memberikan inspirasi bagi semua orang di dalamnya untuk menghasilkan karya yang gemilang, diversifikasi konten atau keunikan tersendiri serta kepemimpinan yang kuat.

Logo "berlian A" tersebut terdiri dari berbagai warna dengan makna dan filosofi khusus.

  • Warna kuning sebagai cerminan warna keemasan pasir pantai yang berbinar dan hasil alam nusantara sekaligus melambangkan optimisme masyarakat Indonesia.
  • Warna hijau menggambarkan kekayaan alam Indonesia yang hijau dan subur, serta memiliki ketangguhan sejarah bangsa.
  • Warna biru melambangkan luasnya cakrawala dan laut biru sekaligus menggambarkan kekuatan generasi muda bangsa Indonesia yang andal dan memiliki harapan tinggi.
  • Warna ungu menggambarkan keagungan dan kecantikan budaya dan seni bangsa Indonesia yang selalu dipuja dan dihargai sepanjang masa.

Semua rangkaian warna yang mengandung makna cerita di dalamnya, menyatu dengan serasi dan membentuk simbol yang utuh, kuat dan bercahaya di dalam berlian berbentuk A ini. Sehingga bisa dipahami makna dari logo baru Trans TV ini menjadi tanda yang menyuarakan sebuah semangat dan perjuangan untuk mencapai keunggulan yang tiada banding mulai dari sekarang hingga masa mendatang.

Slogan

  • Milik Kita Bersama (2001-sekarang)
  • Setia Menemani (2021-sekarang, sekunder)

Acara

Trans TV, memiliki nama Trans Soccer, untuk yang pertama kalinya, Trans TV telah memiliki hak siar atas ajang sepak bola bergengsi Eropa, bernama La Liga (tayang bersama Trans7) dan FA Cup sepanjang musim 2012-13 berkat kerja sama dengan pemilik lisensi Fox Sports.

Pada akhir tahun 2017, Transmedia melalui TransTV pertama kali menjadi pemegang hak siar FIFA World Cup Russia 2018 di Rusia bersama Trans7 untuk jaringan Free-to-air UHF (analog dan digital) dan Transvision sebagai televisi berlangganan.

Penyiar

Jaringan siaran

Berikut ini adalah transmisi Trans TV dan stasiun afiliasinya (sejak berlakunya UU Penyiaran, stasiun TV harus membangun stasiun TV afiliasi di daerah-daerah/bersiaran secara berjaringan dengan stasiun lokal). Data dikutip dari data Izin Penyelenggaraan Penyiaran Kominfo.[40]

Keterangan: yang dicetak miring berarti masih berupa stasiun relay dan belum memiliki siaran lokalnya sendiri.

Nama Jaringan Nama Stasiun Daerah Frekuensi Analog (PAL) Frekuensi Digital (DVB-T2)[41] Nama Multipleksing Digital (DVB-T2)[42]
PT Televisi Transformasi Indonesia Trans TV DKI Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi 29 UHF 40 UHF Trans TV Jakarta
PT Trans TV Sukabumi Mamuju Trans TV Sukabumi Sukabumi 42 UHF 45 UHF Trans TV Sukabumi
Trans TV Mamuju Mamuju 24 UHF 37 UHF RCTI Mamuju
PT Trans TV Pekanbaru Padang Trans TV Pekanbaru Pekanbaru 24 UHF 33 UHF Trans TV Pekanbaru
Trans TV Padang Padang, Pariaman 29 UHF 39 UHF antv Padang, Bukittinggi, Tanah Datar dan Solok
PT Trans TV Bukittinggi Gorontalo Trans TV Bukittinggi Bukittinggi, Padang Panjang 60 UHF
Trans TV Gorontalo Gorontalo 50 UHF 31 UHF Trans TV Gorontalo, Boliyohuto, Kwandang dan Tilamuta
PT Trans TV Tegal Malang Trans TV Tegal Brebes, Tegal, Pemalang, Pekalongan 46 UHF 45 UHF Trans TV Tegal
Trans TV Malang Malang, Batu off air 27 UHF Trans TV Malang
PT Trans TV Palangkaraya Palu Trans TV Palangkaraya Palangkaraya 45 UHF 42 UHF Trans TV Palangkaraya
Trans TV Palu Palu 33 UHF 38 UHF SCTV Palu
PT Trans TV Balikpapan Trans TV Balikpapan Balikpapan 24 UHF 44 UHF Trans7 Balikpapan
Trans TV Kupang Kupang 52 UHF 35 UHF RCTI Kupang
PT Trans TV Sumedang Pangkalpinang Trans TV Majalengka Majalengka, Sumedang 62 UHF 43 UHF Trans TV Sumedang
Trans TV Pangkalpinang Pangkal Pinang 52 UHF 39 UHF MetroTV Pangkalpinang
PT Trans TV Ambon Ternate Trans TV Ambon Ambon 34 UHF 45 UHF tvOne Ambon
Trans TV Ternate Ternate 34 UHF 40 UHF Trans TV Ternate dan Jailolo
PT Trans TV Denpasar Banjarmasin Trans TV Denpasar Kota Denpasar 43 UHF 42 UHF antv Bukit Bakung, Wanagiri, Ularan, Gilimanuk, Kintamani, dan Lempuyang
Singaraja
Trans TV Banjarmasin Banjarmasin, Martapura, Marabahan 32 UHF 37 UHF Trans7 Banjarmasin
PT Trans TV Yogyakarta Bandung Trans TV Yogyakarta Yogyakarta, Wonosari, Solo, Sleman, Wates 24 UHF 47 UHF Trans TV Yogyakarta
Trans TV Bandung Bandung, Cimahi, Padalarang 42 UHF 45 UHF Trans TV Bandung
Cianjur Selatan 48 UHF Trans TV Cianjur Selatan
Sukabumi 45 UHF Trans TV Sukabumi
PT Trans TV Semarang Makassar Trans TV Semarang Semarang, Kendal, Ungaran, Demak, Jepara, Kudus 29 UHF 42 UHF Trans TV Semarang
Trans TV Makassar Makassar, Maros, Sungguminasa, Pangkajene 45 UHF 34 UHF MetroTV Makassar
PT Trans TV Surabaya Jayapura Trans TV Surabaya Surabaya, Lamongan, Gresik, Mojokerto, Pasuruan, Bangkalan 22 UHF 27 UHF Trans TV Surabaya
Trans TV Jayapura Jayapura 32 UHF 34 UHF Trans7 Jayapura
PT Trans TV Jambi Lampung Trans TV Jambi Jambi 29 UHF 32 UHF Trans TV Jambi
Trans TV Lampung Bandar Lampung, Kota Metro 26 UHF 36 UHF antv Bandar Lampung
PT Trans TV Pontianak Manado Trans TV Pontianak Pontianak 27 UHF 41 UHF Trans TV Pontianak
Trans TV Manado Manado 24 UHF 35 UHF Trans TV Manado
PT Trans TV Mataram Samarinda Trans TV Mataram Mataram, Lombok Tengah 34 UHF 38 UHF SCTV Mataram dan SCTV Lombok Tengah
Trans TV Samarinda Samarinda, Tenggarong 45 UHF 31 UHF Trans7 Samarinda
PT Trans TV Batam Kendari Trans TV Batam Batam, Tanjung Balai Karimun 45 UHF 46 UHF Trans TV Batam
Trans TV Kendari Kendari off air
PT Trans TV Aceh Trans TV Aceh Banda Aceh 30 UHF 32 UHF Trans7 Banda Aceh
PT Trans TV Medan Palembang Trans TV Medan Medan 27 UHF 30 UHF Trans7 Medan
Trans TV Pematangsiantar Pematang Siantar tidak ada 38 UHF Trans7 Pematangsiantar
Trans TV Palembang Palembang 30 UHF 35 UHF Trans7 Palembang, Trans7 Lempuing (Ogan Komering Ilir) dan Trans7 Tulung Selapan (Ogan Komering Ilir)
PT Trans TV Bengkulu Jember Trans TV Bengkulu Bengkulu 51 UHF 31 UHF Indosiar Bengkulu
Trans TV Jember Jember 22 UHF 48 UHF Trans TV Jember
PT Trans TV Cirebon Kediri Trans TV Cirebon Cirebon, Indramayu 62 UHF 41 UHF Trans TV Cirebon
Trans TV Kediri Kediri, Pare, Nganjuk, Jombang, Blitar, Tulungagung 22 UHF 48 UHF Trans TV Kediri
PT Trans TV Purwokerto Situbondo Trans TV Purwokerto Purwokerto, Banyumas, Purbalingga, Kebumen, Cilacap 46 UHF 40 UHF Trans TV Purwokerto
Trans TV Situbondo Situbondo
PT Trans TV Manokwari Kendari Trans TV Manokwari Manokwari 32 UHF 34 UHF SCTV Manokwari
PT Trans TV Madiun Garut Trans TV Madiun Madiun, Magetan, Ngawi, Ponorogo off air 30 UHF Trans TV Madiun
Trans TV Garut Garut 42 UHF 40 UHF Trans TV Garut
Tarakan 35 UHF 27 UHF Trans7 Tarakan
Baubau 35 UHF
Kolaka 21 UHF
Tasikmalaya, Ciamis 42 UHF Trans TV Tasikmalaya
Nunukan 28 UHF Trans7 Nunukan
Cilegon, Serang 44 UHF Trans TV Cilegon
Pandeglang 43 UHF Trans TV Pandeglang
Lhokseumawe 38 UHF Trans7 Lhokseumawe
Rantau Prapat 39 UHF Trans7 Rantau Prapat
Tanah Grogot 37 UHF Trans7 Tanah Grogot
Tanjung Redeb 34 UHF Trans7 Tanjung Redeb
Bireuen 37 UHF Trans7 Bireuen
Sibolga, Pandan 39 UHF Trans7 Sibolga
Kandangan, Rantau, Amuntai, Barabai 35 UHF Trans7 Kandangan
Padangsidempuan 38 UHF Trans7 Padangsidempuan
Meulaboh 38 UHF Trans7 Meulaboh
Siborongborong 47 UHF Trans7 Siborongborong

Direksi

Daftar direktur utama

No. Nama Awal jabatan Akhir jabatan
1 Ishadi Soetopo Kartosapoetro 1999 2008
2 Wishnutama 2008 2012
3 Chairul Tanjung 2012 2013
4 Atiek Nur Wahyuni 2013 sekarang

Direksi saat ini

No. Nama Jabatan
1 Atiek Nur Wahyuni Direktur Utama
2 Atiek Nur Wahyuni Direktur Penjualan dan Pemasaran
3 Warnedy Direktur Keuangan dan Sumber Daya
4 Latif Harnoko Direktur Operasional [43]

Kontroversi

Perselisihan dengan TPI di Purwokerto

Trans TV pernah mengajukan permohonan untuk mengudara di Purwokerto menggunakan kanal 43 UHF (647,25 MHz) karena sejak hampir sekitar setahun masyarakat di sekitar Purwokerto tidak dapat menikmati layanan Trans TV, tetapi kanal tersebut digunakan untuk TPI (sekarang MNCTV) berdasarkan surat izin No. 00781311-000SU/202006 yang berlaku sampai 31 Januari 2007.

Sebelumnya, Trans TV berani menyediakan layanan televisi bagi masyarakat di sekitar Purwokerto setelah memperoleh izin dari Gubernur Jawa Tengah tentang perluasan jangkauan siaran Trans TV di Kabupaten Banyumas dan Kabupaten Tegal (6 Januari 2003). Surat persetujuan serupa sebelumnya juga telah diberikan secara berturut-turut oleh Bupati Banyumas (20 November 2002) dan Bupati Purbalingga (27 November 2002).

Pada tahun 2005, Kepala Balai Monitoring Frekuensi Radio dan Orbit Satelit Semarang mendapati bahwa kanal 43 UHF di Purwokerto ternyata digunakan oleh Trans TV berdasarkan hasil monitoring langsung yang diadakan di Purwokerto pada tanggal 20 September 2005.

Hal tersebut membuat Trans TV mendapat peringatan dari Dirjen Postel pada 21 April 2006 karena Trans TV tidak memiliki izin resmi untuk mengudara di wilayah Purwokerto dan sekitarnya. Namun, pada waktu itu Trans TV masih mengudara di Purwokerto menggunakan kanal yang sama (43 UHF), sehingga masyarakat di sana tidak dapat menerima Trans TV dan TPI dengan gambar yang jelas.

Kemudian pada September 2007, Dirjen Postel memberi peringatan final untuk Trans TV karena Trans TV masih bersiaran di Purwokerto menggunakan kanal yang sama yang sebelumnya telah diberikan kepada TPI oleh Ditjen Postel. Hal tersebut dapat diselesaikan dengan penertiban frekuensi secara nasional.[44]

Lihat pula

Referensi

  1. ^ a b c d Seabad pers kebangsaan, 1907-2007
  2. ^ National Television Networks in Indonesia
  3. ^ Aplikasi Sinyal TV Digital, Google Play Store
  4. ^ a b c PETARUNG POLITIK: PROFIL CAPRES & CAWAPRES RI 2014
  5. ^ Siaran Pers No. 85/DJPT.1/KOMINFO/VII/2006 Peringatan dari Ditjen Postel Kepada Trans TV Dalam Penggunaan Frekuensi di Purwokerto
  6. ^ BAB IV HASIL PENELITIAN. Negeri (PMDN) yang didirikan di Jakarta berdasarkan Akta Notaris Mohamad Ali
  7. ^ TRANS TV BANGUN PEMANCAR DI SURABAYA
  8. ^ a b LIMA TEVE SWASTA BARU, BEREBUT IKLAN DAN KAVLING DI UDARA
  9. ^ Entertainment Media in Indonesia
  10. ^ Rekam Jejak Bisnis Chairul Tanjung
  11. ^ Buku Pinter Televisi
  12. ^ a b BAB III GAMBARAN UMUM OBYEK PENELITIAN. A. Sejarah Singkat Trans TV (PT. Televisi Transformasi Indonesia)
  13. ^ Diisukan Bakal Dibeli Trans TV, Saham Indosiar Naik tak Wajar
  14. ^ Chairul Tanjung Akui Akan Beli TVOne, ANTV dan Vivanews
  15. ^ Televisi Batavia
  16. ^ Siaran media televisi di Indonesi
  17. ^ Tempo, Volume 30,Masalah 25-30
  18. ^ Membuka Kejadian Menonjol Media Massa Indonesia Sejak Era Reformasi Sampai 2000
  19. ^ Journalism Today
  20. ^ Ekonomi Politik Media Penyiaran
  21. ^ Menjadi Produser Televisi: Profesional Mendesain Program Televisi
  22. ^ NEW Transformation, Mungkinkah Ambisi No 1 Kembali?
  23. ^ Transcorp Geger Wishnutama Resign
  24. ^ Sekitar 200 karyawan TransTV hengkang ke perusahaan Wishnutama
  25. ^ Trans TV Berharap Goyang YKS Mendunia Seperti Gangnam Style
  26. ^ 4 Kontroversi yang muncul dalam acara YKS Trans TV
  27. ^ Acara YKS di TransTV dihentikan KPI
  28. ^ Rating The World of The Married yang Ditayangkan Trans TV, Mampu Bersaing dengan Sinetron Tanah Air?
  29. ^ Siarkan Piala Dunia 2018, Trans TV Jadi TV nomor 1 Paling Banyak Ditonton
  30. ^ Pasca Piala Dunia 2018, Lalu Apa Trans TV?
  31. ^ KOLABORASI TRANS TV DAN MD ENTERTAINMENT MELAHIRKAN NEW TRANSFORMATION
  32. ^ Adit Sopo Jarwo Pindah ke TransTV
  33. ^ Ivan Gunawan Cerita Persahabatan dengan Ruben Onsu
  34. ^ Pagi-Pagi Ambyar dan Kopi Viral Trans TV, Ada Nassar dan Ramzi
  35. ^ Rumpi ala Feni Rose
  36. ^ Indonesia Mencari Bakat Memasuki Babak Audisi Juri
  37. ^ Segera Tayang di Trans TV Dream Box Indonesia, Dipandu Oleh Denny Sumargo
  38. ^ Selamat Tinggal, Berlian dan Batu Safir!
  39. ^ ABOUT TRANSTV
  40. ^ DAFTAR IZIN PENYELENGGARAAN PENYIARAN LEMBAGA PENYIARAN TELEVISI YANG SUDAH DITERBITKAN OLEH MENTERI KOMINFO SAMPAI DENGAN NOVEMBER 2017
  41. ^ Peta ISR TV Digital - SDPPI Maps
  42. ^ "Dashboard TV Digital". Kementerian Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia. Diakses tanggal 23 Januari 2022. 
  43. ^ "Salinan arsip". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2017-08-09. Diakses tanggal 2018-09-09. 
  44. ^ Peringatan Final Bagi Trans TV Untuk Tidak Menggunakan Kanal Frekuensi 43 di Purwokerto Yang Mengakhiri Persengketaan Panjang Dengan TPI

Pranala luar