Theophil Odenthal
R.P. Theophil Odenthal, OFM.Cap. (5 Mei 1934 – 29 Oktober 2020) adalah seorang imam Gereja Katolik sekaligus misionaris di Tanah Batak dari tahun 1966 hingga 2020. Ia bertugas di beberapa daerah Dekanat Tapanuli, di bawah administrasi Keuskupan Sibolga selama 54 tahun.[1]
Theophil Odenthal | |
---|---|
Provinsi gerejawi | Medan |
Metropolis | Medan |
Keuskupan | Sibolga |
Informasi pribadi | |
Nama lahir | Walter Odenthal |
Lahir | Lippstadt, Jerman | 5 Mei 1934
Meninggal | 29 Oktober 2020 Rumah Sakit Santa Elisabeth, Medan, Sumatera Utara | (umur 86)
Denominasi | Katolik Roma |
Orang tua | Ewald Odenthal (ayah) Elisabeth Odenthal (ibu) |
Pekerjaan | Imam Misionaris |
Kehidupan awal
Theophil Odenthal dilahirkan pada tanggal 5 Mei 1934 di Lippstadt, Jerman. Ia dibaptis sebagai Walter Odenthal. Ia belajar di sekolah dasar dari tahun 1940 hingga 1948. Pendidikan dasar ditempuhnya selama delapan tahun karena Perang Dunia II. Setelah lulus dari sekolah dasar, Walter Odenthal melanjutkan pendidikannya di sekolah kejuruan listrik. Ia bersekolah di sana dari tahun 1948 hingga 1953. Setamat dari sekolah kejuruan, ia melanjutkan pendidikan di sekolah menengah atas dari tahun 1953 hingga 1956. Setelah lulus pada 1956, Walter Odenthal bekerja sebagai seorang teknisi listrik.
Panggilan imamat
Walter Odenthal memilih menjadi seorang Kapusin. Ia memulai masa novisiat pada 24 April 1958 di Stühlingen, Jerman. Ia mengambil nama biara "Theophil". Ia mengikrarkan kaul perdana pada tanggal 24 April 1959 bertepatan dengan perayaan Pesta Santo Fidelis Sigmaringen.
Untuk melanjutkan panggilan sebagai imam, ia ditugaskan untuk belajar filsafat dari tahun 1959 hingga 1961. Setelah menjalani pendidikan filsafat, ia juga ditugaskan untuk belajar teologi dari tahun 1961 hingga 1965.
Pada tanggal 24 April 1962, sewaktu masih menjalani pendidikan teologi, ia mengikrarkan kaul kekalnya sebagai seorang Kapusin di Rhein Westfalica, Jerman. Kemudian, pada tanggal 19 Maret 1964, ia ditahbiskan sebagai seorang diakon. Tepat dua bulan setelahnya, pada tanggal 19 Mei 1964, ia ditahbiskan sebagai seorang imam. Ia sempat menjalankan pelayanan imamat selama masa studi teologinya di Jerman.
Karya misi
Untuk mempersiapkan diri sebagai seorang misionaris di Tanah Batak, Theophil Odenthal mengikuti kursus kesehatan dari bulan Januari hingga Maret tahun 1966 di Jerman. Pada tanggal 2 Juni 1966, Theophil berangkat menuju Indonesia dengan menggunakan kapal laut. Theophil Odenthal sampai di Pelabuhan Belawan pada tanggal 28 Juni 1966. Setelah itu, ia melanjutkan perjalanan ke Prefektur Apostolik Sibolga.
Pangaribuan
Theophil Odenthal ditugaskan belajar bahasa Batak di Pangaribuan, salah satu paroki di Dekanat Tapanuli, Prefektur Apostolik Sibolga. Kemudian, ia bertugas sebagai pastor rekan dari tahun 1966 hingga 1968. Ia menjadi pastor paroki di Paroki Santo Fransiskus Asisi Pangaribuan dari tahun 1968 hingga 1983. Pada masa itu, Paroki Santo Fransiskus Asisi Pangaribuan meliputi daerah yang cukup luas hingga ke wilayah yang kemudian menjadi Paroki Santo Hilarius, Tarutung Bolak dan Paroki Santo Mikael, Tumba Jae.
Sibolga
Setelah menjadi pastor paroki di Pangaribuan, Theophil Odenthal diutus sebagai pastor paroki di Katedral Santa Theresia Lisieux, Sibolga. Ia bertugas di sana dari tahun 1983 hingga 1987. Pada saat itu, Paroki Katedral Santa Theresia Lisieux juga mencakup wilayah yang kemudian menjadi Paroki Santo Yosef, Pandan.
Padang Sidempuan
Setelah menjadi pastor paroki di Sibolga, Theophil Odenthal kemudian diutus sebagai pastor paroki di Paroki Padang Sidempuan dari tahun 1987 hingga 1996. Pada saat itu, Paroki Padang Sidempuan juga mencakup wilayah yang kemudian menjadi Paroki Santo Yohanes Penginjil, Pinangsori.
Tumba Jae
Setelah menjadi pastor paroki di Padang Sidempuan, Theophil Odenthal diutus sebagai pastor paroki di Paroki Santo Mikael, Tumba Jae. Ia bertugas di sana dari tahun 1996 hingga dibebastugaskan dari tugasnya sebagai pastor paroki pada 2013.
Akhir hidup
Setelah dibebastugaskan dari tugasnya sebagai pastor paroki, Theophil Odenthal tinggal di Biara Santo Feliks, Mela dari tahun 2013 hingga 2019. Sejak bulan Januari 2018, ia adalah bapak spiritual bagi kongregasi Suster-suster Santa Klara di Aek Raso. Pada bulan Mei 2019, ia pindah ke Yohaneum Kapusin di Sibolga.
Pada awal Oktober 2020, Theophil Odenthal mengeluh sesak dada dan sakit demam yang disertai batuk. Pada 17 Oktober 2020, ia dibawa berobat ke Klinik Yakin Sehat, Sibuluan Nalambok. Ia sempat merasa pulih dan dibawa pulang ke Yohaneum Kapusin pada tanggal 20 Oktober 2020. Namun, karena penyakit perut, demam, dan batuk kembali kambuh, ia dibawa berobat ke Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan pada tanggal 21 Oktober 2020. Pada 22 Oktober 2020, ia didiagnosis terpapar penyakit Covid-19. Setelah menerima sakramen pengurapan orang sakit, ia menjalani hemodialisis pertama pada 28 Oktober 2020. Sehari kemudian, pada tanggal 29 Oktober 2020, setelah sarapan, kondisi Theophil tiba-tiba memburuk pada sekitar pukul 10.30. Theophil Odenthal akhirnya meninggal dunia pada pukul 11.15.
Referensi
- ^ "Tiga Imam Kapusin dan Satu Diosesan Keuskupan Sibolga Meninggal Sejak September". Pena Katolik. Diakses tanggal 10 Agustus 2022.