Persib Bandung
Artikel atau bagian dari artikel ini menggunakan gaya bahasa naratif yang tidak sesuai dengan Wikipedia sehingga menurunkan kualitas artikel ini. Bantulah Wikipedia memperbaikinya. Setelah dirapikan, tolong hapus pesan ini. |
Persib (atau singkatan dari Persatuan Sepak Bola Indonesia Bandung) adalah klub sepak bola Indonesia yang berdiri pada 14 Maret 1933, berbasis di Bandung, Jawa Barat. Persib saat ini bermain di Liga 1 Indonesia. Julukan mereka adalah Maung Bandung dan Pangeran Biru.
Nama lengkap | Persatuan Sepak Bola Indonesia Bandung | |||
---|---|---|---|---|
Julukan | Maung Bandung Pangeran Biru | |||
Berdiri | 14 Maret 1933 | |||
Stadion | Gelora Bandung Lautan Api, Kota Bandung, Jawa Barat, Indonesia (Kapasitas: 40.154) | |||
Direktur Utama | Glenn Sugita | |||
Manajer | Umuh Muchtar | |||
Pelatih | Luis Milla | |||
Asisten Pelatih | Budiman | |||
Liga | Liga 1 | |||
Liga 1 2022 | (segera di mulai) | |||
Situs web | Situs web resmi klub | |||
Kelompok suporter | Bobotoh, VPC, Bomber | |||
| ||||
Musim ini |
Sejak jaman Perserikatan permainan Persib Bandung mempunyai ciri khas tersendiri yaitu dalam bahasa Sunda; tikteuk yaitu permainan kaki ke kaki, mengandalkan kreativitas dan kecepatan penyerangan.
Sejarah
Masa-masa Awal
Sebelum lahirnya Persib Bandung, di Kota Bandung telah berdiri klub sepak bola Bandoeng Inlandsche Voetbal Bond (BIVB) pada sekitar tahun 1923. BIVB ini merupakan salah satu organisasi perjuangan kaum nasionalis pada masa itu. Tercatat sebagai Ketua Umum BIVB adalah Mr. Syamsudin yang kemudian diteruskan oleh R. Atot, putra dari pahlawan nasional Dewi Sartika. Atot juga tercatat sebagai Komisaris Daerah Jawa Barat yang pertama. BIVB memanfaatkan lapangan Tegallega di depan tribun pacuan kuda. Tim BIVB ini beberapa kali mengadakan pertandingan di luar kota seperti Yogyakarta dan Jatinegara, Jakarta.[1]
Pada tanggal 19 April 1930, BIVB bersama dengan VIJ Jakarta, SIVB (Persebaya), MIVB (PPSM Magelang), MVB (PSM Madiun), VVB (Persis Solo), dan PSM (PSIM Yogyakarta) turut membidani kelahiran PSSI dalam pertemuan yang diadakan di Societeit Hadiprojo Yogyakarta. BIVB dalam pertemuan tersebut diwakili oleh Mr. Syamsuddin. Setahun kemudian kompetisi tahunan antar kota/perserikatan diselenggarakan.
BIVB kemudian menghilang dan muncul dua perkumpulan lain yang juga diwarnai nasionalisme Indonesia yakni Persatuan Sepak bola Indonesia Bandung (PSIB) dan National Voetball Bond (NVB). Pada tanggal 14 Maret 1933, kedua perkumpulan itu sepakat melakukan fusi dan lahirlah perkumpulan yang bernama Persib yang kemudian memilih Anwar St. Pamoentjak sebagai Ketua Umum. Klub-klub yang bergabung ke dalam Persib adalah SIAP, Soenda, Singgalang, Diana, Matahari, OVU, RAN, HBOM, JOP, MALTA, dan Merapi.[1]
1930-1994 : Era Perserikatan
Diawal keikutsertaanya di kompetisi ini pada tahun 1933, Persib dikalahkan oleh VIJ Jakarta. kemudian baru pada tahun 1937 Persib berhasil meraih juara setelah mengalahkan Persis Solo di pertandingan final di Stadion Sriwedari dengan skor 2-1.[2] Kemudian di tahun-tahun berikutnya Persib gagal mempertahankan gelar dan hanya berhasil menjadi juara 3 pada kompetisi tahun 1939.[butuh rujukan]
Dekade 1940an
Memasuki awal dekade 40-an, situasi politik dalam negeri ketika itu mengganggu jalannya Kompetisi Perserikatan. Saat itu, kompetisi hanya bisa digelar pada tahun 1941, 1942, 1943. Pada tahun 1941 Bandung menjadi tuan rumah kompetisi perserikatan, tetapi Persib tidak mampu mencapai hasil yang maksimal.[butuh rujukan]
Di era pendudukan Jepang, pemerintahan kolonial membredel seluruh perkumpulan sepak bola yang ada di tanah air, termasuk PSSI. Pemerintah Kolonial Jepang pun mendirikan perkumpulan baru yang menaungi kegiatan olahraga ketika itu, yakni Rengo Tai Iku Kai.
Dekade 1950an
Pada dekade 50-an, prestasi Persib tidak begitu mencuat. Tahun 1950, Persib hanya menjadi runner-up dalam kejuaraan yang bersamaan dengan Kongres PSSI di Semarang. Persib gagal tampil sebagai juara setelah dikalahkan Persebaya di final, padahal skuat Persib saat itu diisi beberapa pemain timnas proyeksi Asian Games 1951 seperti Anas dan Aang Witarsa.[1]
Setelah hanya mampu menempati peringkat ketiga pada tahun 1952 di Surabaya, 1954 di Jakarta dan 1957 di Padang, Persib mulai menggeliat pada tahun 1959. Sayang, Persib gagal menjadi juara ketika pada pertandingan terakhir dikalahkan PSM Makassar 1-2 di Lapangan Ikada, Jakarta.[3]
Pada dekade ini, Persib mengalami periode-periode penting dimana walikota Bandung saat itu R. Enoch membangun kantor sekretariat untuk Persib di Cilentah. Sebelum akhirnya atas upaya R. Soendoro, Persib berhasil memiliki sekretariat Persib yang sampai sekarang berada di Jalan Gurame.[butuh rujukan]
Dekade 1960an
Pada musim kompetisi 1961, Persib berhasil menjuarai Kompetisi Perserikatan setelah memperoleh poin tertinggi di putaran final yang diikuti 7 kontestan.[4][1] Tetapi setelah itu di tahun-tahun berikutnya prestasi Persib kembali melorot dan gagal mempertahankan gelar pada Kompetisi Perserikatan 1964 dan 1965 di Jakarta.[1]
Dekade 1970an
Memasuki dekade 1970-an, tidak ada prestasi yang dicatatkan oleh Persib. Meskipun tidak meraih prestasi di kompetisi mayor, tetapi Persib masih berprestasi di kompetisi atau turnamen-turnamen seperti Surya Cup (Surabaya) 1978, Yusuf Cup (Makasar) dan Tugu Muda (Semarang), diketiga turnamen tersebut Persib mampu tampil sebagai juara.[butuh rujukan]
Dekade 1980an
Artikel atau bagian dari artikel ini menggunakan gaya bahasa naratif yang tidak sesuai dengan Wikipedia sehingga menurunkan kualitas artikel ini. Bantulah Wikipedia memperbaikinya. Setelah dirapikan, tolong hapus pesan ini. |
Setelah berjuang dari tingkat zona, wilayah dan nasional, dengan materi pemain di antaranya Sobur, Adeng Hudaya, Suryamin, Encas Tonif, dan Iwan Sunarya, pada tahun 1980 Persib akhirnya kembali ke Divisi Utama bersama PSIS Semarang, Persema Malang dan PSP Padang untuk melengkapi 6 tim lain di Divisi Utama yaitu Persija Jakarta, PSMS Medan, Persipura Jayapura, PSM Makassar, Persebaya Surabaya dan Persiraja Banda Aceh.
Persib kembali ke Divisi Utama pada Kompetisi Perserikatan 1983, Meski pada putaran pertama Wilayah Barat di Stadion Imam Bonjol, Padang, hanya mencatat sekali kemenangan atas PSP Padang 2-1 (sisanya kalah 1-2 dari PSMS serta bermain imbang 2-2 dengan PSMS dan 0-0 dengan Persija), Persib memastikan diri lolos ke babak “4 Besar”, setelah mencetak 3 kemenangan dan sekali imbang di putaran kedua di Stadion Siliwangi.
Pada pertandingan pertama, gol-gol yang disumbangkan Adeng Hudaya (30), Wolter Sulu (52), Encas Tonif (66) dan Bambang Sukowiyono (72) mengantarkan Persib meraih kemenangan 4-0 atas Persiraja. Selanjutnya, PSP dibabat 5-0 lewat hattrick Adjat Sudradjat pada menit 18, 38 dan 55, serta gol tambahan dari Bambang Sukowiyono (8) dan Robby Darwis (68). PSMS yang akhirnya tampil sebagai juara Wilayah Barat juga ditaklukan dengan skor 3-1 melalui gol Bambang Sukowiyono (12-pen.) dan dua gol Adjat Sudradjat pada menit 22 dan 66. Pada partai pamungkas Wilayah Barat, Persib bermain imbang tanpa gol dengan Persija.
Di babak “4 Besar” yang berlangsung di Stadion Utama Senayan, Persib dan PSMS bergabung dengan dua wakil Wilayah Timur, Persebaya Surabaya dan PSM Makassar. Persib akhirnya lolos ke grand final setelah mengalahkan Persebaya 2-1 lewat gol Wawan Karnawan (40) dan Wolter Sulu (60); kembali membekap PSMS 2-1 melalui dua gol yang diborong Adjat Sudradjat dan menghancurkan PSM Makassar 3-0 lewat gol Djafar Sidik (10), Yana Rodiana dan Bambang Sukowiyono (74).
Persib dikenal bersaing ketat dengan PSMS Medan dalam perebutan gelar juara Perserikatan. Pertemuan mereka yang pertama di laga pamungkas Perserikatan terjadi pada musim 1983. Tiada gol tercipta pada 90 menit pertandingan dan tambahan waktu, namun PSMS mampu mengalahkan Persib dengan keunggulan 3-2. Final musim 1985 yang dihelat di Stadion Utama Senayan pada 23 Februari 1985 dikenang sebagai partai yang ditonton 150.000 orang, catatan yang hingga kini belum dapat tersaingi.[5] Persib kembali ditekuk PSMS lewat adu penalti lagi-lagi yang berakhir 3-2 setelah skor 2-2 hingga akhir perpanjangan waktu laga itu.[6]
Persib akhirnya mampu menjadi juara Divisi Utama pada musim 1986 untuk pertama kali sejak musim 1961 saat Adeng Hudaya dan kawan-kawan di final mengalahkan Perseman Manokwari 1-0 lewat gol tunggal Djadjang Nurdjaman.[7] Ketika itu skuat Persib dihuni pemain hasil binaan Marek Janota seperti Sobur, Boyke Adam, Wawan Hermawan (penjaga gawang), Wawan Karnawan, Ade Mulyono, Suryamin, Ujang Mulyana, Sarjono, Adeng Hudaya, Robby Darwis, Yoce Roni, Kornelis, Ajid Hermawan, Ajat Sudradjat, Yana Rodiana, Sam Triawan, Iwan Sunarya, Dede Rosadi, Djadjang Nurdjaman, Bambang Sukowiyono, Suhendar, Kosasih dan Djafar Sidik. Pemain-pemain itu ditangani pelatih Nandar Iskandar.
Gelar juara bertahan gagal dipertahankan Persib pada musim berikutnya, 1986/1987. Setelah lolos ke babak “6 Besar”, Persib tidak lolos ke grand final karena hanya berada di peringkat ketiga klasemen akhir. Nilai yang dikumpulkan Persib yaitu 6, hasil sekali menang dan 4 kali seri, sebenarnya sama dengan PSIS Semarang. Namun, karena unggul dalam produktivitas gol, PSIS-lah yang akhirnya tampil di final dan menjadi juara dengan mengalahkan Persebaya 1-0. Dari 5 pertandingan yang dimainkan, Persib hanya mencetak dua gol melalui Adjat Sudradjat ketika bermain imbang 1-1 dengan Persipura dan Adeng Hudaya saat mengalahkan PSIS 1-0.
Tahun 1986, usai Persib menjuarai kompetisi Perserikatan Divisi Utama, mereka juga memenangkan Piala Sultan Hassanal Bolkiah. Di partai final, Persib yang mendapat tenaga tambahan dari libero terbaik Indonesia saat itu Herry Kiswanto, mengalahkan tim nasional Malaysia. Gol kemenangan Persib dilesakan Yusuf Bachtiar, yang kemudian melegenda sebagai dirijen utama Persib di Liga Indonesia.
Pada musim berikutnya, 1987/1988, Persib kalah bersaing dengan Persebaya yang akhirnya tampil sebagai juara dan Persija sebagai runner-up. Namun, pada musim 1989/1990, di bawah besutan pelatih Ade Dana dan dua asistennya Dede Rusli dan Indra M. Thohir, Persib kembali menjadi juara setelah pada babak grand final di Stadion Utama Senayan mengalahkan PSM Makassar 2-0 lewat gol bunuh diri Subangkit dan Dede Rosadi.[8]
“Kita bisa menjadi juara di Piala Sultan Hassanal Bolkiah karena Persib memang sedang di puncak prestasi. Dan memenuhi pra syarat sebagai tim juara. Di semua lini permainan tidak ada sama sekali celah yang bisa mengandaskan impian kami dalam mengibarkan sepak bola prestasi. Teknis dan non teknis jempolan. Tidak ada sama sekali ganjalan untuk menjadi the champion. Juara memang tinggal menunggu waktu saja,”
Bambang Sukowiyono (1986)
Persib menerima kunjungan klub Belanda PSV Eindhoven pada 11 Juni 1987 di Stadion Siliwangi dalam sebuah laga persahabatan. Klub yang nantinya akan menjuarai Piala Champions 1987-88 itu memenangkan laga dengan skor 6-0 dengan gol dari Rene van der Gijp (menit 8), hattrick Eric Viscaal ('15, '40, '51) dan Jurrie Koolhof ('58, '63).[9][10][11]
Dekade 1990an
Mengawali dekade 90-an, Persib mengawali Kompetisi Perserikatan dengan kegagalan. Namun, setelah lolos dari babak reguler Wilayah Barat ke babak “6 Besar” bersama PSMS dan PSDS Deli Serdang, Persib masih sempat lolos ke semifinal berkat kemenangan 2-1 atas Persebaya lewat gol Kekey Zakaria menit ke-7 dan Robby Darwis menit 30 dan menjinakkan PSDS 1-0 melalui gol tunggal Dede Rosadi pada menit 62. Namun, di semifinal, Persib harus mengakui keunggulan PSM Makassar 1-2. Gol Robby Darwis melalui titik penalti pada menit 65 tidak mampu menyelamatkan Persib karena PSM mampu mencetak dua gol melalui Alimudin Usman pada menit 54 lewat titik penalti dan Kaharudin menit 79.
Pada pertandingan perebutan tempat ketiga pun Persib dikalahkan Persebaya 1-2. Bagi Persib, peringkat keempat ini menjadi prestasi terburuk sejak kebangkitan di awal dekade 80-an.
Pada musim 1993/1994, yang merupakan Kompetisi Perserikatan terakhir sebelum dilebur menjadi Liga Indonesia (LI) pada musim 1994/1995, Persib kembali menjuarai Divisi Utama, setelah di final menjungkalkan PSM Makassar 2-0 pada tanggal 17 April 1994.[8] Dua gol kemenangan Persib pada partai final yang disaksikan lebih dari 100.000 penonton itu dicetak Yudi Guntara menit ke-26 dan Sutiono Lamso menit 71. Pada partai final itu, pelatih Indra M. Thohir yang didampingi Asisten Pelatih Djadjang Nurdjaman dan Emen Suwarman menurunkan formasi terbaiknya yaitu Aris Rinaldi (kiper); Robby Darwis, Roy Darwis, Yadi Mulyadi (belakang); Dede Iskandar, Nandang Kurnaedi, Asep Kustiana, Yusuf Bachtiar, Yudi Guntara (gelandang), Kekey Zakaria, dan Sutiono Lamso (striker).[12]
1994-2007: Bergulirnya Liga Indonesia
PSSI memutuskan untuk mengakhiri dualisme kompetisi yaitu Perserikatan (amatir) dan Galatama (semiprofesional), dengan menggelar Liga Indonesia mulai musim 1994-1995, dan membuka keran bagi pemain asing. Sebanyak 34 tim, terdiri dari 16 eks Galatama dan 18 eks Perserikatan, tampil dalam kompetisi Liga Indonesia (LI).
Ke-34 peserta dibagi ke dalam dua wilayah, Barat dan Timur. Di Wilayah Barat bercokol Arseto Solo, Bandung Raya, BPD Jateng, Mataram Putra, Medan Jaya, Pelita Jaya Jakarta, Persib Bandung, Persija Jakarta, Persijatim Jakarta Timur, Persiku Kudus, Persiraja Banda Aceh, Persita Tangerang, PS Bengkulu, PSDS Deli Serdang, PSMS Medan, Semen Padang, dan Warna Agung. Sedangkan di Wilayah Timur, ada Arema Malang, Assyabaab Salim Grup Surabaya (ASGS), Barito Putra, Gelora Dewata, Mitra Surabaya, Persebaya Surabaya, Persegres Gresik, Persema Malang, Persiba Balikpapan, Persipura Jayapura, Petrokimia Putra Gresik, PSIM Yogyakarta, PSIR Rembang, PSIS Semarang, PSM Makassar, Pupuk Kaltim Bontang, dan Putra Samarinda.
17 tim yang berada di masing-masing wilayah harus bertarung secara reguler dalam 32 pertandingan home and away. Empat tim teratas berhak lolos ke babak “8 Besar”, dan dua tim terbawah di masing-masing wilayah degradasi ke Divisi I.
Liga Indonesia/1994-95
Artikel atau bagian dari artikel ini menggunakan gaya bahasa naratif yang tidak sesuai dengan Wikipedia sehingga menurunkan kualitas artikel ini. Bantulah Wikipedia memperbaikinya. Setelah dirapikan, tolong hapus pesan ini. |
Kendati keberadaan pemain asing sudah diperbolehkan PSSI, namun Persib tetap mengandalkan pemain lokal pada LI I/1994-95. Persib memulai kompetisi dengan hasil buruk. Pada partai pembuka, Persib dikalahkan Pelita Jaya 0-1 melalui gol tunggal pemain asing asal Yugoslavia (sekarang Serbia), Dejan Gluscevic.Di babak reguler, dengan mengalami tiga kekalahan, Persib pun hanya lolos ke babak “8 Besar” sebagai runner-up di bawah Pelita Jaya. Setelah lolos ke Senayan, Persib memulai pertandingan Grup B, 20 Juli 1995, dengan hasil 0-0 dengan Petrokimia Putra. Dalam pertandingan ini, Petrokimia Putra menurunkan dua pemain asing, Jacksen Tiago (Brasil) dan penjaga gawang asal Trinidad & Tobago, Darryl Sinerine. Sementara pada pertandingan lain, ASGS membekap Medan Jaya 2-1.
Persib baru membuka peluang lolos ke semifinal setelah pada partai kedua, 23 Juli 1995, menundukkan Medan Jaya 2-1 dan pada pertandingan lain, Petrokimia Putra kembali bermain imbang 2-2 dengan ASGS. Hasil ini membuat persaingan perebutan dua tiket dari Grup B semakin panas, terutama tiga tim yang masih punya peluang yaitu Persib, ASGS dan Petrokimia Putra.
Pada partai penentuan, 26 Juli 1995, Persib menundukkan ASGS dengan skor telak 3-0, sekaligus melaju ke semifinal sebagai juara Grup B. Persib akhirnya didampingi Petrokimia Putra yang menang 3-0 atas Medan Jaya.
Di babak semifinal, 28 Juli 1995, Persib bertemu Barito Putra yang menjadi runner-up Grup A. Dalam pertandingan yang berlangsung sengit, Persib menang 1-0 atas Barito Putra lewat Kekey Zakaria. Meskipun sempat ada tuduhan diselamatkan wasit, mereka lolos ke final untuk kembali berhadapan dengan Petrokimia Putra yang menyingkirkan Pupuk Kaltim 1-0 berkat gol tunggal Widodo Cahyono Putro.
Pada partai puncak yang berlangsung pada 30 Juli 1995 di Stadion Utama Senayan, seperti partai-partai sebelumnya, pelatih Indra M. Thohir memainkan para pemain sebagai berikut; Anwar Sanusi (kiper), Mulyana, Robby Darwis, Yadi Mulyadi (belakang), Dede Iskandar, Nandang Kurnaedi, Yudi Guntara, Asep Kustiana, Yusuf Bachtiar (tengah), Kekey Zakaria, dan Sutiono Lamso (depan). Sutiono menjebol gawang Petrokimia Putra pada menit 76. Penyerang Petrokimia Jacksen F. Tiago sempat mencetak gol di menit 30, namun dianulir oleh wasit Zulkifli Chaniago.[13] Hingga pertandingan usai, Petrokimia Putra gagal membuat gol balasan di Stadion Utama Senayan sehingga Persib menjuarai Liga Indonesia I.[14] Bagi Sutiono, golnya ke gawang Petrokimia Putra itu adalah yang ke-21 dan jumlah itu hingga saat ini belum terpecahkan oleh striker Persib lainnya.
Berkat keberhasilannya menjadi juara LI, Persib menjadi wakil Indonesia di Piala Champions Asia musim 1995 (kini menjadi Liga Champions Asia). Pada babak pertama, mereka menang atas Bangkok Bank (Thailand) dengan agregat 2-1 dan Pasay City (Filipina) 5-2 di babak kedua kompetisi dan lolos ke babak perempatfinal wilayah Timur yang digelar di Stadion Siliwangi.[15]
Pada perempatfinal yang dimainkan dalam format fase grup, Persib menempati posisi terbawah grup karena mengalami kekalahan dari Verdy Kawasaki (Jepang) 1-3, Thai Farmers Bank (Thailand) 2-3, dan Ilhwa Chunwa (Korea Selatan) 1-4.[15] Meskipun demikian, pelatih Indra Thohir mendapatkan gelar Pelatih Terbaik AFC 1995.[16]
“Kalah dan terhenti di babak perempatfinal Wilayah Timur memang sudah diprediksi. Lawan yang kita hadapi, kualitasnya jauh di atas lawan-lawan Persib di babak penyisihan sebelumnya. Tapi, apapun adanya, langkah Persib sudah terekam dalam sejarah perhelatan Piala Champion Asia. Tim amatir tetapi mentalnya sangat profesional, sulit dilahirkan lagi dalam waktu yang relatif pendek,”
— Asep Kustiana, pencetak gol Persib ke gawang Ilhwa Chunma (sekarang Seongnam FC)
Found Alignment, Found Width,
Persib tercatat pernah menghadapi AC Milan dalam laga persahabatan tanggal 4 Juni 1994 di Stadion Utama Senayan. Pasukan pimpinan pelatih legendaris Italia Fabio Capello menghajar Pangeran Biru 0-8 lewat gol Dejan Savićević ('17, '18), Gianlugi Lentini ('26), Paolo Baldieri ('27, '48, '58), Christian Antigori ('68), dan Stefano Desideri ('78).[17][18]
Liga Super Indonesia (2008-2015)
Artikel atau bagian dari artikel ini menggunakan gaya bahasa naratif yang tidak sesuai dengan Wikipedia sehingga menurunkan kualitas artikel ini. Bantulah Wikipedia memperbaikinya. Setelah dirapikan, tolong hapus pesan ini. |
Liga Indonesia mengalami perubahan setelah dibentuknya Liga Super Indonesia (LSI) sebagai liga divisi teratas menggantikan Divisi Utama yang menjadi liga tingkat kedua. Musim 2008–2009 menjadi yang pertama dalam tajuk LSI. Klub tidak lagi diperbolehkan menerima bantuan dana dari pemerintah daerah, dan didirikanlah PT. Persib Bandung Bermartabat sebagai perusahaan yang menaungi Persib.[19] Jaya Hartono membawa dua anak asuhnya di Deltras FC, Hariono dan Waluyo ke dalam tim. Dua pemain muda, Irwan Wijasmara dan Wildansyah, bergabung dari tim Diklat Persib. Persib mampu berada di peringkat 3 klasemen akhir dengan raihan 66 poin, hasil dari 20 menang, 6 seri dan 8 kalah.
Musim selanjutnya, yaitu 2009-10 Persib ditinggal Eka Ramdani yang menerima tawaran Persisam. Kepindahannya ini sempat memicu kemarahan suporter. Lorenzo Cabanas, Rafael Alves Bastos, Nyeck Nyobe, Edi Kurnia, Zaenal Arief, Suwita Pata, Hari Salisburi dan Waluyo juga meninggalkan klub. Sebagai gantinya, Budi Sudarsono, Cucu Hidayat, Aji Nurpijal dan Christian Rene direkrut serta Dedi Haryanto dipromosikan dari tim Diklat. Dua pemain timnas Thailand Sinthaweechai Hathairattanakool dan Suchao Nuchnum direkrut Persib dengan status pinjaman. Persib mengakhiri musim dengan duduk di peringkat 4.
Untuk musim Liga Super Indonesia 2014, legiun asing Persib diisi oleh Vladimir Vujović, Djibril Coulibaly, dan Makan Konaté. Dalam sebuah laga ujicoba tanggal 14 Mei 2014 di Stadion Si Jalak Harupat, Persib menahan imbang raksasa Belanda, Ajax Amsterdam dengan skor 1-1.[20]
Pada musim reguler, Persib berada dibawah juara grup A Arema dengan 41 poin, berbanding dengan 44 poin yang diraih Arema. Persib kemudian memasuki Babak 8 Besar, tergolong ke dalam grup B bersama PBR, Mitra Kukar dan Persebaya. Dengan raihan 4 kemenangan, dan masing masing 1 seri dan kekalahan, Persib melaju ke semi-final untuk menghadapi Arema. Laga yang berlangsung di Stadion Gelora Sriwijaya mampu dimenangkan Persib dengan skor 3-1 setelah perpanjangan waktu, lewat gol Vujovic di menit 84, Atep di menit 91, dan Konate di menit 114 yang hanya dibalas Alberto Gonçalves Da Costa di menit 46.[21]
Persipura adalah lawan Persib di laga final yang juga dilakoni di Gelora Sriwijaya pada 7 November 2014. Ian Kabes membuka skor dengan golnya di menit 5, namun Imanuel Wanggai mencatat gol bunuh diri di menit 45+1. Persib berbalik unggul lewat M. Ridwan di menit 52, sebelum akhirnya kembali imbang oleh Boaz Solossa di menit 79. Adu penalti dimainkan setelah di babak perpanjangan waktu skor tetap 2-2. Boaz, Yohanes Pahabol, dan Robertino Pugliara dari Persipura serta Konate, Ferdinand Sinaga, Tony Sucipto dan Supardi Nasir berhasil mencetak gol di babak penalti. Penendang Persipura selanjutnya Nelson Alom tak berhasil, dan Ahmad Jufrianto mampu menaklukkan Yoo Jae-hoon, sehingga memastikan Persib meraih gelar juara dengan skor 2-2 (3-5) di laga final.[22] Striker Persib Ferdinand Sinaga dinobatkan sebagai Pemain Terbaik LSI 2014.[23]
Keberhasilan Persib menjuarai LSI 2014 disambut sangat meriah oleh Bobotoh yang turun ke jalanan kota Bandung. Ribuan orang termasuk Bobotoh dan warga biasa mendatangi selebrasi kemenangan yang berlangsung di Lapangan Gasibu, dengan para pemain Persib, pelatih, dan staf menaiki bus Bandros yang dikawal ketat oleh polisi.[24]
Liga 1 (2017-sekarang)
Musim pertama Persib pada era Liga 1 dikejutkan dengan kedatangan mantan pemain timnas Ghana yang pernah menjadi bintang bersama Chelsea, Real Madrid dan AC Milan, Michael Essien yang didatangkan dari klub top Yunani Panathinaikos FC sebagai marquee player.[25][26] Carlton Cole yang pernah bermain untuk West Ham juga berseragam Persib, bersama Shohei Matsunaga yang kembali direkrut setelah bermain di Persib pada rentang tahun 2011-2012. Cole dilepas di pertengahan musim setelah gagal menyarangkan satupun gol ke gawang lawan,[27] dan pemain timnas Chad Ezechiel N'Douassel direkrut dari klub Israel Hapoel Tel Aviv pada 7 Agustus 2017.[28] Karena hasil yang tidak memuaskan, Djajang Nurjaman mengundurkan diri dari posisinya sebagai pelatih pada 16 Juli 2017 dan Herrie Setyawan menjadi pelatih sementara atau caretaker[29]. Persib terlempar dari papan atas klasemen ke papan tengah sejak pekan ke-11 dan tak beranjak hingga akhirnya harus puas menyudahi musim di peringkat 13, yang terburuk sejak musim 2006.
Pada musim 2018, terjadi perubahan skuad yang cukup signifikan. Essien dilepas, Vujovic pindah ke Bhayangkara FC, Matsunaga ke Persela, sementara itu Ardi Idrus, Ghozali Siregar, Jonathan Bauman, Bojan Mališić, dan Oh In-Kyun masuk menggantikan. Selain itu, Eka Ramdani dan Airlangga Sutjipto kembali didatangkan. Pelatih Mario Gomez asal Argentina ditunjuk untuk menangani tim di musim ini.[30] Laga Derbi Indonesia di paruh musim kedua ternodai dengan meninggalnya Haringga Sirla, seorang suporter yang dianiaya oknum suporter lain sebelum laga dimulai.[31] Akibat tragedi itu, Persib dihukum tak boleh bermarkas di wilayah Jawa Barat termasuk di Stadion GBLA maupun Jalak Harupat, sehingga harus memainkan laga kandang di Stadion Kapten I Wayan Dipta. Persib sempat menghuni posisi 2 klasemen menuju akhir kompetisi, namun kekalahan-kekalahan dialami dan penurunan performa ini membuat Persib hanya bisa berada di peringkat 4 klasemen akhir. Ardi Idrus terpilih masuk Tim Terbaik Liga 1 2018.[32] Eka Ramdani memutuskan pensiun di akhir musim.[33]
Untuk musim 2019, Mario Gomez yang dipecat digantikan Miljan Radović.[34][35] Akan tetapi, hasil turnamen pramusim Piala Presiden 2019 yang tak memuaskan membuatnya didepak, dan manajemen mendatangkan Robert Rene Alberts yang pernah mengantarkan Arema juara LSI 2009-10.[36] Striker Artur Geworkýan direkrut untuk menggantikan Bauman, dan Rene Mihelic asal Slovenia melengkapi jatah legiun asing.[37][38] Beckham Putra Nugraha pun dipromosikan dari Persib U19 setelah membawa tim tersebut juara Liga 1 U19 2018.[39] Di pertengahan musim, Mihelic bersama Geworkyan diputus kontrak dan Malisic dilepas ke Badak Lampung F.C.[40] Sebagai gantinya, Persib mendatangkan Kevin van Kippersluis dan Nick Kuipers dari Belanda serta Omid Nazari asal Filipina.[41] Karena kiper utama Deden Natshir mengalami cedera tulang kering di laga melawan Persija (10/7) dan absen hingga akhir musim, kiper PSS Sleman asal Kuningan Dhika Bayangkara ditransfer ke Persib.[42][43]
Pada musim 2020 Persib merekrut beberapa pemain, yaitu Geoffrey Castillion, Wander Luiz, dan Ezra Walian serta sempat memuncaki klasemen dengan tiga kemenangan beruntun, namun akhirnya kompetisi dihentikan setelah ditunda berkali-kali akibat terjadinya pandemi Covid-19. Kompetisi lalu dilanjutkan pada tahun 2021 dengan memulai musim baru pada bulan Agustus.[44] Persib berlaga di Piala Menpora 2021, dengan hasil akhir kalah 1-2 dari Persija pada babak final.[45] Beberapa pemain yang baru bergabung seperti Ferdinand Sinaga dan Farshad Noor dilepas sebelum liga benar-benar dimulai.[46] Castilion dan Luiz juga dirilis pada pertengahan musim. Mohammed Rashid, Bruno Cantanhede, Marc Klok, David da Silva dan beberapa pemain akademi klub masuk ke dalam skuat.[47][48] Di klasemen akhir Liga 1 2021–2022, Persib finis di posisi 2 dan lolos ke babak kualifikasi Piala AFC 2023/24.[49]
Logo dan Seragam
Warna resmi seragam klub adalah biru dan putih yang merupakan warna digunakan oleh Kerajaan Siliwangi.
Logo klub tampak serupa dengan lambang kota Bandung. Logo tersebut dipakai dikarenakan pada masa-masa awal Perserikatan, Persib dinilai mewakili orang Sunda. Saat ini, dua bintang ditambahkan di atas logo klub sebagai tanda telah memenangkan dua kali liga pada tahun 1995 and 2014. Pada ubahan terakhir, logo kini memiliki bentuk perisai yang lebih membulat dan pergantian aksara (font) "PERSIB" di tengahnya.[50] Klub sempat mengubah warna seragam menjadi biru muda dan logo dengan gambar harimau serta tulisan "PERSIB" dan "MAUNG BANDUNG" di masing-masing atas dan bawah logo pada musim 2003, namun hanya bertahan semusim lewat instruksi pergantian kembali oleh walikota Bandung saat itu H. AA Tarmana.[51]
Menurut statuta PSSI, logo Persib sekarang dilindungi dan tidak dibenarkan untuk diganti dan diubah sebagai penghargaan akan andil klub dalam pendirian PSSI pada tahun 1930. Peraturan ini juga meliputi larangan pergantian nama, domisili, dan warisan sejarah klub.[52]
Stadion dan Mess
Persib sempat menggunakan lapangan-lapangan di kota Bandung seperti di Ciroyom dan Tegallega untuk bermain pada era awal berdirinya. Stadion Sidolig (yang kini bernama Stadion Persib) mulai digunakan setelah terjadi merger klub-klub lokal seperti UNI, SIDOLIG dan VBBO. Setelah itu, Persib bermarkas di Stadion Siliwangi hingga dekade 2000an.
Pada Liga Super Indonesia 2008, Persib terpaksa harus meninggalkan Stadion Siliwangi setelah terjadi kerusuhan ketika menjamu Persija Jakarta pada pekan kedua. Ditambah situasi politik yang sedang memanas akibat berlangsungnya Pemilu 2009, Kepolisian Kota Bandung tidak lagi mengeluarkan surat izin menyelenggarakan pertandingan di Stadion Siliwangi bagi Persib. Sebagai alternatif, dipilihlah Stadion Si Jalak Harupat, Soreang, Kabupaten Bandung, sebagai "home-base" hingga akhir musim kompetisi.
Untuk lapangan latihan, Persib menggunakan Stadion Persib di Jl. Ahmad Yani. Di stadion tersebut terdapat lapangan latihan dengan rumput baru dan trek berlari serta di sampingnya terdapat mess untuk tempat tinggal para pemain dan staff Persib serta untuk kantor. Letak Stadion Persib yang berada di Jl. Ahmad Yani yang merupakan pusat keramaian juga membuat istirahat para pemain terganggu dan mudahnya para bobotoh untuk masuk ke dalam stadion.
Selain Stadion Persib, Persib pun memakai Sport Jabar Arcamanik. Tim Persib sendiri mengaku cocok berlatih di stadion tersebut, karena selain memiliki lapangan yang cukup baik termasuk kondisi rumputnya. Selain itu tempat tersebut lokasinya dekat dengan mess Persib di Stadion Sidolig. Terkadang jika dibutuhkan, lapangan di jalan Lodaya pun jadi tempat berlatih.[53]
Pada Juni 2016 hingga September 2018 Persib menggunakan Stadion GBLA untuk memainkan laga kandangnya. Untuk Liga 1 2019 Stadion GBLA tak dapat digunakan akibat kondisinya yang memburuk,[54] sehingga Persib bermarkas kembali di Stadion Si Jalak Harupat.
Prestasi
Domestik
Liga (Kasta Tertinggi)
- Liga Indonesia
- Juara (1): 1994–95
- Liga Super Indonesia
- Juara (1): 2014
- Liga 1 (Indonesia)
- Runner-Up (1): 2021–22
Kompetisi Piala/Turnamen
- Turnamen Kongres PSSI
- Juara (1): 1950
- Piala Presiden
- Juara (1): 2015
- Piala Menpora
- Runner-Up (1): 2021
- Lainnya
- Piala Siliwangi (4): 1981, 1989, 1994, 2000
- Piala Jusuf (1): 1957
- Piala Marah Halim (1): 1988
- Piala Surya (1): 1978
- Piala Soeratin (3): 2003, 2006, 2017
- Piala Pers (1): 1993
- Piala Johnny Pardede International Hotel (1): 1992
- Piala Persija Cup (1): 1991
- Piala Jawa Pos (1): 1990
- Piala Wali Kota Bogor (1): 1978
- Piala General Rehearsal Asian Games (1): 1962
- Piala Kang Dada (1): 2008
- Piala Celebes (1): 2012
- Piala Wali Kota Padang (1): 2015
Kejuaran Asia
- Liga Champions AFC
- Perempat Final: 1995
Internasional
- Pesta Sukan (Sultan Brunei Cup)
- Juara (1): 1986
- Queen's Cup (Bangkok Thailand)
- Babak Penyisihan (1): 1978
- Aga Khan Gold Cup (Pakistan Timur)
- Perempat Final (1): 1962
- King's Cup (Bangkok Thailand)
- Babak Penyisihan (1): 1978
Rekor musim ke musim
Musim | Liga | Piala Indonesia | Liga Champions | Piala AFC | Top Skor Liga | ||||||||
---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|
Divisi | Main | M | S | K | GM | GK | Poin | Pos | |||||
1994-95 | DU | 36 | 23 | 10 | 3 | 60 | 17 | 79 | 1 | Belum diselenggarakan | Tidak Lolos | Belum diselenggarakan | n.a |
1995-96 | DU | 31 | 14 | 11 | 6 | 34 | 18 | 53 | 3 Grp. C | Perempat Final | |||
1996-97 | DU | 23 | 9 | 12 | 2 | 23 | 14 | 39 | 2 Grp.B | Tidak Lolos | |||
1997-98 | DU | Dihentikan | |||||||||||
1998-99 | DU | 8 | 3 | 1 | 4 | 9 | 10 | 10 | 3 Grp.2 Wil.Bar | ||||
1999-2000 | DU | 26 | 8 | 8 | 10 | 22 | 21 | 32 | 8 Wil.Barat | ||||
2001 | DU | 29 | 16 | 2 | 11 | 25 | 21 | 50 | 8 Besar | ||||
2002 | DU | 22 | 9 | 5 | 8 | 26 | 24 | 32 | 8 Wil.Barat | ||||
2003 | DU | 38 | 12 | 9 | 17 | 35 | 48 | 45 | 16 | ||||
2004 | DU | 34 | 12 | 13 | 9 | 38 | 37 | 49 | 6 | Tidak Lolos | |||
2005 | DU | 26 | 10 | 8 | 8 | 32 | 36 | 38 | 6 Wil. Barat | Babak kedua | |||
2006 | DU | 26 | 7 | 8 | 11 | 23 | 30 | 29 | 12 Wil. Barat | Babak pertama | |||
2007 | DU | 34 | 15 | 9 | 10 | 45 | 29 | 54 | 5 Wil. Barat | Babak kedua | |||
2008-09 | ISL | 34 | 20 | 6 | 8 | 63 | 40 | 66 | 3 | 16 Besar | Christian Gonzales (28) | ||
2009-10 | ISL | 34 | 16 | 5 | 13 | 50 | 36 | 53 | 4 | Perempat Final | Christian Gonzales (19) | ||
2010-11 | ISL | 28 | 11 | 6 | 11 | 44 | 43 | 39 | 7 | Tidak diselenggarakan | n.a | ||
2011-12 | ISL | 34 | 14 | 7 | 13 | 49 | 49 | 49 | 8 | Tidak Masuk | Miljan Radović (11) | ||
2013 | ISL | 34 | 18 | 9 | 7 | 72 | 43 | 63 | 4 | Tidak diselenggarakan | Sergio van Dijk (21) | ||
2014 | ISL | 28 | 18 | 6 | 4 | 58 | 29 | 60 | 1 | Makan Konaté (13) | |||
2015 | ISL | Dihentikan | Pendahuluan 2 | 16 Besar | Atep Rizal (3) | ||||||||
2016 | ISC A | 34 | 15 | 10 | 9 | 45 | 33 | 55 | 5 | Tidak Lolos | Tidak Lolos | Sergio van Dijk (10) | |
2017 | Liga 1 | 34 | 9 | 14 | 11 | 39 | 36 | 41 | 13 | Raphael Maitimo (9) | |||
2018 | Liga 1 | 34 | 14 | 10 | 10 | 49 | 41 | 52 | 4 | Perempat Final | Ezechiel N'Douassel (17) | ||
2019 | Liga 1 | 34 | 13 | 12 | 9 | 49 | 39 | 10 | 6 | Ezechiel N'Douassel (15) | |||
2020 | Liga 1 | Dihentikan | Tidak diselenggarakan | ||||||||||
2021-22 | Liga 1 | 34 | 20 | 9 | 5 | 48 | 22 | 69 | 2 | Tidak Lolos | Promosi | David da Silva (7) |
Juara | Peringkat kedua | Promosi | Degradasi |
Peringkat Klub
- Per 10 April 2022.[55]
Rank | Poin | Perubahan | ||
---|---|---|---|---|
Indonesia | AFC | FIFA | ||
1 | 67 | 755 | 1383 | 177
1353 |
Skuat
Tim utama
Berikut daftar skuat yang dirilis untuk kompetisi Liga 1 2021-2022
- Per 17 Juni 2022.
Catatan: Bendera menunjukkan tim nasional sesuai dengan peraturan FIFA. Pemain dapat memiliki lebih dari satu kewarganegaraan non-FIFA.
|
|
Pemain Naturalisasi
Negara | Pemain |
---|---|
Jerman | Kim Kurniawan |
Argentina | Esteban Vizcarra |
Brazil | Fabiano Beltrame |
Belanda | Marc Klok |
Pemain cadangan dan akademi
Skuat U21
Untuk informasi lebih lanjut: Persib Bandung U-21 Untuk informasi lebih lanjut: Persib Bandung U-19
Berikut daftar pemain Persib U21.[56]
Catatan: Bendera menunjukkan tim nasional sesuai dengan peraturan FIFA. Pemain dapat memiliki lebih dari satu kewarganegaraan non-FIFA.
|
|
Transfer 2020
Masuk
No. | Pos | Pemain | Transfer dari | Fee | Tanggal | Source |
---|---|---|---|---|---|---|
Transfer Window awal | ||||||
32 | CB | Victor Iqbonefo | PTT Rayong | Free | 1 Januari 2020 | [8] |
82 | ST | Beni Oktovianto | Persiba Balikpapan | Free | 10 Januari 2020 | [15] |
34 | GK | Teja Paku Alam | Semen Padang FC | Free | 16 Januari 2020 | [1] |
AML | Zulham Zamrun | Free Agent | Free | 4 Februari 2020 | [57] | |
ST | Wander Luiz | Free Agent | Free | 10 Februari 2020 | [58] | |
ST | Geofferey Castillion | Free Agent | Free | 10 Februari 2020 | [59] | |
Total | 6 |
Keluar
Pos | Pemain | Transfer ke | Fee | Tanggal | Source |
---|---|---|---|---|---|
Transfer Window awal | |||||
ST | Muchlis Hadi Syaifulloh | Free Transfer | Released | 1 Januari 2020 | [60] |
MF | Hariono | Free Transfer | Released | 1 Januari 2020 | [61] |
ST | Kevin Van Kipersluis | Free Transfer | Released | 1 Januari 2020 | [62] |
ST | Ezechiel N'Douassel | Bhayangkara FC | Undisclosed Fee | 22 Januari 2020 | [63] |
MF | Billy Keraf | Semen Padang | Free | 12 Februari 2020 | [64] |
Total | 5 |
Dipinjamkan
No. | Pos | Pemain | Dipinjam ke | Mulai | Selesai | Source |
---|---|---|---|---|---|---|
Transfer Window awal | ||||||
1 | GK | Muhammad Natshir | Bandung United FC | 17 Januari 2020 | Akhir Musim | [65] |
30 | GK | Aqil Savik | Bandung United FC | 17 Januari 2020 | Akhir Musim | [65] |
16 | DF | Achmad Jufriyanto | Bhayangkara FC | 4 Februari 2020 | 31 Desember 2020 | [66] |
MF | Agung Mulyadi | Bandung United FC | 16 Februari 2020 | Akhir Musim | [67] | |
DF | Indra Mustafa | Bandung United FC | 16 Februari 2020 | Akhir Musim | [67] | |
FW | Wildan Ramdhani | Bandung United FC | 16 Februari 2020 | Akhir Musim | [67] | |
DF | Puja Abdillah | Bandung United FC | 16 Februari 2020 | Akhir Musim | [67] | |
Total | 7 |
Daftar pelatih dan pemain asing
Pelatih Liga Indonesia
Berikut daftar pelatih Persib sejak musim kompetisi 1994/1995:
Tahun | Pelatih |
---|---|
1994/1995 | Indra Thohir |
1995/1996 | Risnandar Soendoro |
1996/1997 | Nandar Iskandar |
1997/1998 | Nandar Iskandar |
1998/1999 | M. Suryamin |
1999/2000 | M. Suryamin Indra Thohir |
2000/2001 | Indra Thohir |
2001/2002 | Deny Syamsudin |
2003/2004 | Marek Andreiz Sledzianowski Bambang Sukowiyono & Iwan Sunarya (caretaker) Juan Antonio Paez |
2004/2005 | Juan Antonio Paez |
2005/2006 | Indra Thohir |
2006/2007 | Risnandar Soendoro Djajang Nurjaman & Dedi Sutendi (caretaker) Arcan Iurie Anatolievichi |
2007/2008 | Arcan Iurie Anatolievichi Djajang Nurjaman & Robby Darwis (caretaker) |
2008/2009 | Jaya Hartono |
2009/2010 | Jaya Hartono Robby Darwis (caretaker) |
2010/2011 | Daniel Darko Jankovic Jovo Cucković Daniel Roekito |
2011/2012 | Drago Mamić Robby Darwis (caretaker) |
2012-2016 | Djajang Nurjaman |
2016 | Dejan Antonić Herrie Setyawan (caretaker) Djajang Nurjaman |
2017 | Djajang Nurjaman Herrie Setyawan (caretaker) Emral Abus |
2017-2018 | Roberto Carlos Mario Gómez |
2019-2022 | Robert Rene Albert |
Mantan Pemain
Lokal: |
|
|
Daftar pemain asing
Berikut daftar pemain asing yang pernah bermain untuk Persib. Nama yang tercetak tebal masih memperkuat Persib.
- Amarildo Souza
- Ulian de Souza
- Antonio 'Toyo' Claudio
- Fábio Lopes Alcântara
- Hilton Moreira
- Marcio Souza Da Silva
- Rafael Alves Bastos
- Fabiano Beltrame
- Rodrigo Sanhueza
- Angelo Espinoza
- Claudio Lizzama
- Alejandro Tobar
- Rodrigo Lemunao
- Julio Lopez
- Christian Mollina
- Patricio Jimenez Diaz
- Lorenzo Cabanas
- Christian Rene Martinez
- Cristian Gonzáles
- Adrián Colombo
- Robertino Pugliara
- Marcos Flores
- Jonathan Bauman
Tata kelola
Staff kepelatihan
Posisi | Nama |
---|---|
Manajer | Umuh Muchtar |
Pelatih Kepala | Robert Rene Alberts[68] |
Asisten Pelatih | Budiman |
Pelatih Kiper | Luizinho Passos[69] |
Pelatih Fisik | Yaya Sunarya |
Tim Dokter | Mohammad Raffi Ghani |
Fisioterapis | Benidektus Adi Prianto |
Sekretaris Tim | Yudiana |
Masseur 1 | Sutisna |
Masseur 2 | Iyang Maulana |
Kitman 1 | Fikri Apriansyah |
Kitman 2 | Zulkarnaen |
Sumber:Persib.co.id
Kepengurusan
- Direktur Utama: Glenn Sugita
- Bidang Umum: Amin Suganda, Zulkarnaen
- Ketua Panpel: Budi Bram Rachman
Badan hukum
PT Persib Bandung Bermartabat[70]
Posisi | Nama |
---|---|
Direktur Utama | Glenn Sugita |
Direktur | Teddy Tjahjono |
Komisaris Utama | Zainuri Hasyim |
Wakil Komisaris Utama | Rudy S. Laksmana |
Komisaris 1 | H. Umuh Muchtar |
Komisaris 2 | Kuswara S. Taryono |
Komisaris 3 | Lawrence Barki |
Sejarah Kepelatihan
Pelatih kepala per tahun (1982–sekarang)
Nama | Dari | Sampai |
---|---|---|
Omo Suratmo | 1982 | 1983 |
Ade Dana | 1984 | 1985 |
Nandar Iskandar | 1985 | 1986 |
Ade Dana | 1989 | 1990 |
Indra Thohir | 1993 | 1995 |
Risnandar Soendoro | 1995 | 1996 |
M. Suryamin | 1998 | 2000 |
Indra Thohir | 2000 | 2000 |
Deny Syamsudin | 2001 | 2002 |
Marek Andrzej Sledzianowski | 2003 | 2003 |
Juan Antonio Paez | 2003 | 2005 |
Indra Thohir | 2005 | 2006 |
Risnandar Soendoro | 2006 | 2006 |
Arcan Iurie | 2006 | 2007 |
Jaya Hartono | 2008 | 2010 |
Darko Janacković | 2010 | 2010 |
Jovo Cuckovic | 2010 | 2010 |
Daniel Roekito | 2010 | 2010 |
Drago Mamić | 2011 | 2012 |
Djajang Nurdjaman | 2012 | 2016 |
Dejan Antonić | 2016 | 2016 |
Djajang Nurdjaman | 2016 | 2017 |
Roberto Carlos Mario Gómez[71] | 2017 | 2018 |
Miljan Radovic | 2018 | 2018 |
Sponsor
Apparel
Suporter
Persib Bandung memiliki penggemar fanatik yang menyebar di seantero provinsi Jawa Barat dan Banten, bahkan hampir di seluruh wilayah Indonesia, mengingat catatan historis sebagai tim kebanggaan dari ibu kota provinsi Jawa Barat. Fans Persib Bandung tersebar di berbagai wilayah khususnya Jawa Barat seperti Bandung, Bogor, Tasikmalaya, Cirebon, Karawang, Depok, Bekasi, Subang bahkan hingga di luar Jawa Barat seperti Surabaya, Mojokerto, Blitar, Jombang, Bojonegoro, Madura, Jember, dan wilayah lainnya di Nusantara dan sekaligus yang memiliki jumlah fans terbanyak di Indonesia mengalahkan Arema Cronus dan Persebaya Surabaya. Penggemar Persib menamakan diri sebagai Bobotoh. Pada era Liga Indonesia, Bobotoh kemudian mengorganisasikan diri dalam beberapa kelompok pecinta Persib seperti Viking Persib Club, Bomber (Bobotoh Maung Bersatu), Flowers City Casuals, Ultras Persib, dan lainnya.
Persib juga memiliki penggemar dari kalangan selebritis, contohnya Ronal Surapradja,[72] Cita Citata, Aura Kasih, Melody Nurramdhani Laksani,[73] Raffi Ahmad,[74] Farhan, Desy Ratnasari,[75] mantan VJ MTV Indonesia Edi Brokoli,[76] vokalis band Mocca Arina Ephipania, grup band Kuburan, Pemuda Harapan Bangsa (PHB), Jeruji, PAS Band, The Milo, Ariel Noah, Melly Goeslaw,[77] Chika Jessica, dan Omesh. Klub ini juga digemari mantan wakil gubernur Jawa Barat Dede Yusuf[78] dan gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil.[79]
Redouane Barkaoui, mantan striker Persib asal Maroko memuji dukungan yang diberikan dalam laga Persib “Atmosfer sepak bola di Bandung benar-benar jempolan. Saya begitu kagum melihat dukungan penonton yang hebat dan luar biasa. Tidak hanya di partai sesungguhnya di ajang kompetisi, di partai uji coba pun penonton melimpah dan membludak hingga pinggir lapangan. Hebat.”
Striker asal Kamerun yang pernah berseragam Persib pada tahun 2007 dan kemudian menembus Liga 1 Prancis Christian Bekamengapun ikut bersuara: “Atmosfer sepak bola di Bandung memang tiada duanya. Hasrat bobotoh mendukung timnya patut diapresiasi dengan prestasi membanggakan. Dukungan bobotoh yang tidak pernah surut adalah motivator utama saya dalam mengibarkan sepak bola prestasi bersama Persib.”
Suporter Persib memiliki hubungan yang sangat kelam dengan kelompok suporter Persija Jakarta, The Jakmania. Sudah banyak peristiwa maupun insiden-insiden yang terjadi akibat permusuhan abadi dua suporter garis keras ini. Bahkan pihak kepolisian maupun PSSI dan PT Liga Indonesia pun sudah berulangkali meminta Viking dan The Jak untuk berdamai. Setelah kematian suporter Rangga tanggal 29 Mei 2012[80] dalam laga El Clasico melawan Persija, perdamaian antar kedua kelompok suporter sempat dicanangkan. Akan tetapi permusuhan kembali terjadi hingga akhirnya seorang suporter tewas teraniaya kembali sebelum laga pada tahun 2018. Pada laga melawan Persija tanggal 10 Juli 2019, tidak ada kerusuhan yang terjadi dan kapten Supardi menilai situasinya aman.[81]
Rivalitas
Persib Bandung memiliki persaingan lama di era Perserikatan dengan Persebaya Surabaya, PSM Makassar, dan PSMS Medan yang sekarang disebut sebagai El Classico.[82] Rivalitas dengan PSMS mencapai puncaknya ketika era 1980an saat Persib dua kali dikalahkan pada final musim 1983 dan 1985. Kini, suporter Persib dan Persebaya sudah bersahabat.[83] Pertandingan dengan Persija Jakarta adalah Derbi Indonesia (juga disebut El Clássico), persaingan ini memanas di tahun 2000an setelah Liga 1 profesional dibentuk dan menjadi pertandingan terbesar di Indonesia.[84]
Klub afiliasi
Pada tahun 2019, Persib resmi mengakuisi Blitar United yang berada di Liga 2 dan menjadikannya sebagai klub satelit.[85] Manajemen mengubah nama klub menjadi Bandung United dan memindahkan markas klub dari Blitar ke Bandung. Bandung United memainkan laga kandangnya di stadion Arcamanik dan Stadion Siliwangi.[86]
Melalui PT. PBB, Persib berhubungan dengan Prawira Bandung setelah klub bola basket tersebut diambil alih pada tahun 2018.[87]
Lihat juga
Referensi
- ^ a b c d e f "Official Persib Web". persib.co.id. Diakses tanggal 2019-07-13.
- ^ Nugraha, Septian (2017-11-02). "Romantisme Persib Bandung di Kota Solo". Pandit Football Indonesia. Diakses tanggal 2022-06-05.
- ^ Pratama, T. Nugraha. "Cerita Panasnya Rivalitas Persib dan PSM di Era Perserikatan". Cerita Panasnya Rivalitas Persib dan PSM di Era Perserikatan. Diakses tanggal 2019-07-13.
- ^ INDOSPORT.com (2017-11-16). "Persib Era 50an Yang Mengharumkan Nama Timnas". INDOSPORT.com (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2019-07-13.
- ^ Bola.com (2017-03-25). "Duel Persib Vs PSMS 1985, Mencuri Perhatian Dunia". bola.com. Diakses tanggal 2019-11-30.
- ^ https://bola.kompas.com/read/2017/03/25/11131398/jelang.psms.vs.persib.kenangan.rekor.150.000.penonton.di.senayan?page=all
- ^ digital, pikiran rakyat. "Sejarah Singkat Persib Bandung dari Masa ke Masa". Pikiran Rakyat. Diakses tanggal 2019-07-13.
- ^ a b c Kesalahan pengutipan: Tag
<ref>
tidak sah; tidak ditemukan teks untuk ref bernama:1
- ^ redaksi (2016-03-14). "Sejarah Persib Bandung dalam 5 Ribu Kata". Pandit Football Indonesia. Diakses tanggal 2019-07-13.
- ^ Abidin, Ahmad Fadhil (2016-09-25). "Stadion Siliwangi, Tempat Berbagai Sejarah Persib Terukir". infobdg.com (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2019-07-13.
- ^ "Post Match Persib VS PSV Eindhoven (1987): "Bintang Sepakbola Dunia Mencicipi Siliwangi"." | mengbal.com | Lalajo Maung" (dalam bahasa Inggris). Diarsipkan dari versi asli tanggal 2017-06-07. Diakses tanggal 2019-07-13.
- ^ "17 April, Mengenang Momen Jawara Perserikatan 1994 (Bag I)". Persib Bandung Berita Online | simamaung.com (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2019-07-13.
- ^ Teguh, Irfan. "Kisah Petrokimia Putra Mewarnai Sepakbola Gresik". tirto.id. Diakses tanggal 2019-07-13.
- ^ digital, pikiran rakyat. "#KlipingPR Persib Juara Liga Indonesia Pertama". Pikiran Rakyat. Diakses tanggal 2019-07-13.
- ^ a b c VIVA, PT VIVA MEDIA BARU- (2014-12-12). "Kisah Manis Persib Bandung di Liga Champions Asia - VIVA". www.viva.co.id. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2019-07-13. Diakses tanggal 2019-07-13.
- ^ "Kisah Indra Thohir, Pelatih Terbaik Asia 1995 sekaligus Legenda Persib". Bola.net. Diakses tanggal 2022-04-11.
- ^ digital, pikiran rakyat. "#KlipingPR Mengenang Lagi Pertandingan AC Milan vs Persib". Pikiran Rakyat. Diakses tanggal 2019-07-13.
- ^ "Sejarah Hari Ini: Persib Bandung vs AC Milan, 1994 | Goal.com". www.goal.com. Diakses tanggal 2019-07-13.
- ^ digital, pikiran rakyat. "Sejarah Singkat Persib Bandung dari Masa ke Masa". Pikiran Rakyat. Diakses tanggal 2019-07-13.
- ^ "Hasil Laga Persahabatan Persib vs Ajax Skor 1-1: Konate Hujan Pujian | Bola". Bisnis.com. Diakses tanggal 2019-07-13.
- ^ "Ulasan Pertandingan - Semifinal ISL 2014: Persib vs Arema Cronus, 4 November 2014". Labbola Sports Statistics & Data Management (dalam bahasa Inggris). 2014-11-05. Diakses tanggal 2019-07-13.
- ^ https://bola.kompas.com/read/2014/11/07/21261838/Lewat.Drama.Adu.Penalti.Persib.Juara.ISL.2014
- ^ BeritaSatu.com. "Ferdinand Sinaga Pemain Terbaik ISL Musim Ini". beritasatu.com. Diakses tanggal 2019-07-13.
- ^ "Persib Juara ISL, Bandung Gelar Pesta Rakyat". Republika Online. 2014-11-09. Diakses tanggal 2019-07-13.
- ^ Okezone. "Didatangkan dengan Harga Mahal, Essien Takkan Buat Persib Rugi : Okezone Bola". https://bola.okezone.com/. Diakses tanggal 2019-07-13. Hapus pranala luar di parameter
|website=
(bantuan) - ^ setiawan, Kodrat (2017-03-14). "Ini Alasan Michael Essien Bergabung dengan Persib Bandung". Tempo (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2019-07-13.
- ^ "Carlton Cole Resmi Dilepas Persib". kumparan. Diakses tanggal 2019-07-13.
- ^ "Profil Striker Baru Persib, Ezechiel N'Douassel". Republika Online. 2017-08-08. Diakses tanggal 2019-07-13.
- ^ Media, Kompas Cyber. "Alasan Djadjang Nurdjaman Mundur dari Kursi Pelatih Persib". KOMPAS.com. Diakses tanggal 2019-07-13.
- ^ Media, Kompas Cyber. "Lebih Dekat dengan Pelatih Baru Persib, Roberto Carlos Mario Gomez". KOMPAS.com. Diakses tanggal 2019-07-13.
- ^ https://bola.kompas.com/read/2018/09/24/05350098/persib-vs-persija-44-pelanggaran-10-kartu-kuning-dan-1-korban-jiwa
- ^ https://liga-indonesia.id/berita/tim-terbaik-go-jek-liga-1-2018[pranala nonaktif permanen]
- ^ https://bola.kompas.com/read/2018/12/30/21294638/eka-ramdani-mantap-gantung-sepatu-karena-panggilan-hati
- ^ Media, Kompas Cyber. "Resmi, Persib Bandung Tunjuk Miljan Radovic Jadi Pelatih". KOMPAS.com. Diakses tanggal 2019-07-13.
- ^ Media, Kompas Cyber. "Mario Gomez Dipecat Persib, Johor Darul Takzim Beri Sindiran Halaman all". KOMPAS.com. Diakses tanggal 2019-07-13.
- ^ Media, Kompas Cyber. "Robert Rene Alberts Ungkap Proses Gabung ke Persib". KOMPAS.com. Diakses tanggal 2019-07-13.
- ^ Bolasport.com. "Profil Artur Gevorkyan, Rekrutan Anyar Persib dengan Segudang Prestasi - Bolasport.com". www.bolasport.com. Diakses tanggal 2019-07-13.
- ^ Media, Kompas Cyber. "Profil Rene Mihelic, Gelandang Baru Persib". KOMPAS.com. Diakses tanggal 2019-07-13.
- ^ INDOSPORT.com (2019-06-22). "Keren! Beckham Jadi Pemain Termuda Persib yang Jalani Debut di Liga 1". INDOSPORT.com (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2019-07-13.
- ^ Media, Kompas Cyber. "Tinggalkan Persib, Bojan Malisic Gabung ke Perseru Badak Lampung FC". KOMPAS.com. Diakses tanggal 2019-11-30.
- ^ "Tiga Pemain Baru PERSIB Tiba di Bandung | Official Persib Web". persib.co.id. Diakses tanggal 2019-11-30.
- ^ "Alami Patah Tulang, Deden Natshir Cedera Panjang". olahraga (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2019-11-30.
- ^ Rakyat, Pikiran. "Persib Bandung Rekrut Dhika Bayangkara, Kiper Asal Kuningan - Pikiran-Rakyat.com". www.Pikiran Rakyat. Diakses tanggal 2019-11-30.
- ^ Indonesia, C. N. N. "PSSI: Liga 1 Mulai 20 Agustus". olahraga. Diakses tanggal 2022-01-15.
- ^ Indonesia, C. N. N. "Hasil Final Piala Menpora: Persija Juara Usai Kalahkan Persib". olahraga. Diakses tanggal 2022-01-15.
- ^ Indonesia, C. N. N. "Persib Bandung Depak Farshad Noor". olahraga. Diakses tanggal 2022-01-15.
- ^ Famela, Rizza Kampani. "Persib Promosikan 2 Pemain Muda untuk Bergabung dengan Tim Senior - Priangan Timur News". priangantimurnews.pikiran-rakyat.com. Diakses tanggal 2022-01-15.
- ^ Okezone (2021-12-20). "Kedatangan 2 Pemain Asing Baru, Persib Bandung Optimistis Juara Liga 1 2021-2022 : Okezone Bola". https://bola.okezone.com/. Diakses tanggal 2022-01-15. Hapus pranala luar di parameter
|website=
(bantuan) - ^ sportstars.id. "Persib Bandung Dipastikan Tampil di AFC Cup Musim Depan - Sportstars.Id". https://www.sportstars.id/. Diakses tanggal 2022-04-11. Hapus pranala luar di parameter
|website=
(bantuan) - ^ "Evolusi Logo Persib dari Masa ke Masa". Metrum. 2018-12-02. Diakses tanggal 2022-01-15.
- ^ BobotohID. "Jersey Persib dari Masa ke Masa !". BOBOTOH PERSIB. Diakses tanggal 2022-01-15.
- ^ Bolasport.com (2021-05-16). "7 Tim Liga Indonesia Diharamkan Ganti Nama, Ada Persija dan Persib - Bolasport.com". www.bolasport.com. Diakses tanggal 2022-01-15.
- ^ https://bola.tempo.co/read/1193451/radovic-berharap-persib-punya-lapangan-sendiri-untuk-berlatih
- ^ https://www.goal.com/id/berita/manajer-persib-bandung-ingin-stadion-gbla-dibongkar/1gymctucb2s461881h4gfdfrln
- ^ "Football / Soccer Club World Ranking". footballdatabase.com.
- ^ "Skuat Persib U21". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2016-05-29. Diakses tanggal 2016-06-16.
- ^ "Resmi, Pemain Ini Kembali ke PERSIB | Official Persib Web". persib.co.id. Diakses tanggal 2020-02-04.
- ^ Kesalahan pengutipan: Tag
<ref>
tidak sah; tidak ditemukan teks untuk ref bernama:4
- ^ Kesalahan pengutipan: Tag
<ref>
tidak sah; tidak ditemukan teks untuk ref bernama:5
- ^ "Muchlis Hadi - Player profile". www.transfermarkt.com (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2020-02-14.
- ^ "Nomor Punggung 24 Milik Hariono Diistirahatkan | Official Persib Web". persib.co.id. Diakses tanggal 2020-01-16.
- ^ Bolasport.com. "Dilepas Persib Bandung, Kevin van Kippersluis Buka Suara - Bolasport.com". www.bolasport.com. Diakses tanggal 2020-01-16.
- ^ "Ezechiel Ndouasel - Player profile 2020". www.transfermarkt.com (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2020-01-25.
- ^ "Billy Keraf - Player profile". www.transfermarkt.com (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2020-02-14.
- ^ a b Bola.com (2020-01-16). "Teja Paku Alam Gabung, Persib Pinjamkan 2 Kiper ke Bandung United". bola.com. Diakses tanggal 2020-01-16.
- ^ Baru, PT Liga Indonesia. "Bhayangkara FC Pinjam Achmad Jufriyanto dari Persib". liga-indonesia.id (dalam bahasa Inggris). Diarsipkan dari versi asli tanggal 2020-02-05. Diakses tanggal 2020-02-05.
- ^ a b c d "Persib Bandung - Loan player history". www.transfermarkt.com (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2020-02-16.
- ^ "Hatur Nuhun Radovic, Wilujeng Sumping Rene | Official Persib Web". persib.co.id. Diakses tanggal 2020-01-16.
- ^ "PERSIB Kontrak Luizinho Passos Gantikan Gatot | Official Persib Web". persib.co.id. Diakses tanggal 2020-01-16.
- ^ "Official Persib Web". persib.co.id. Diakses tanggal 2020-01-17.
- ^ "Mario Gomez Pelatih PERSIB". www.persib.co.id. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2018-02-01. Diakses tanggal 2018-01-19.
- ^ BobotohID. "Di Depan Markas Real Madrid, Artis Ini Bangga Memake Jersey Persib". BOBOTOH PERSIB. Diakses tanggal 2019-11-30.
- ^ INDOSPORT.com (2018-03-14). "3 Artis Cantik Penggila Persib Bandung". INDOSPORT.com (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2019-07-13.
- ^ "Persib Bandung Menang Lawan Sriwijaya FC di Final Piala Presiden, Raffi Ahmad Ikut Bangga". Tabloidbintang.com. 2015-10-19. Diakses tanggal 2019-07-13.
- ^ Bola.com (2017-10-11). "Desi Ratnasari Ternyata Jadi Bobotoh Persib sejak Kecil". bola.com. Diakses tanggal 2019-07-13.
- ^ Ariandi, Rizqi. "Tak Mau Terpuruk Seperti Musim Lalu, Artis Ini Ungkap Harapan untuk Persib". Bolalob - Situsnya Anak Futsal!. Diakses tanggal 2019-07-13.
- ^ "Artis-artis Tanggapi Kemenangan Persib, Pakai Meme Lucu". suara.com. 2015-10-19. Diakses tanggal 2019-07-13.
- ^ "Dede Yusuf Beri Dukungan Buat Persib di Dunia Maya". detiknews. Diakses tanggal 2019-07-13.
- ^ Saleh, Nurdin (2019-05-30). "Ridwan Kamil Bentangkan Syal Persib Bandung di Kenya". Tempo (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2019-07-13.
- ^ https://www.jpnn.com/news/kepala-rangga-remuk-dibantai-oknum-the-jak-mania
- ^ https://www.idntimes.com/sport/soccer/ilyas-listianto-mujib-1/tandang-ke-jakarta-supardi-puji-the-jak
- ^ SKOR.ID; SkorID. "Awal Mula Sebutan El Clasico untuk Laga Persib vs PSMS Medan". www.skor.id. Diakses tanggal 2021-12-28.
- ^ Bola.com (2021-12-08). "Persib Vs Persebaya: Cerita Mesranya Persahabatan Bonek dan Viking, Adem Ayem Saja Nonton Bareng di Satu Tribune". bola.com. Diakses tanggal 2022-01-15.
- ^ Bolasport.com (2020-05-09). "Kisah 'Pengkhianat' Terbesar di El Clasico Indonesia Persija Vs Persib - Bolasport.com". www.bolasport.com. Diakses tanggal 2021-12-28.
- ^ https://www.pikiran-rakyat.com/persib/2019/06/10/persib-bandung-akuisisi-saham-blitar-united
- ^ https://www.pikiran-rakyat.com/persib/2019/07/08/persib-dan-bandung-united-akan-berbagi-kandang
- ^ "Diftha Pratama Jelaskan Kedekatan Prawira dengan Persib Bandung - IBL". iblindonesia.com. Diakses tanggal 2022-01-15.
Pranala luar
- (Indonesia) Situs web resmi
- (Indonesia) Persib Bandung dalam situs web resmi Liga Indonesia Baru
- FootballDatabase: Persib Bandung
- (Indonesia) Media Online Bobotoh Persib Diarsipkan 2021-01-17 di Wayback Machine.
- (Indonesia) Sejarah Persib Bandung Diarsipkan 2020-08-09 di Wayback Machine.