Universitas Islam Indonesia
Artikel ini membutuhkan rujukan tambahan agar kualitasnya dapat dipastikan. |
Universitas Islam Indonesia (disingkat UII) adalah salah satu perguruan tinggi swasta nasional tertua di Indonesia yang terletak di Yogyakarta. UII semula bernama Sekolah Tinggi Islam (STI) yang didirikan di Yogyakarta pada tanggal 8 Juli 1945 sebagai lembaga pendidikan tinggi swasta pertama yang dibentuk setelah proklamasi kemerdekaan Indonesia, dan menjadi institusi pendidikan tinggi swasta tertua kedua di Indonesia setelah Hoogere Theologische School (sekarang Sekolah Tinggi Filsafat Theologia Jakarta) yang didirikan tahun 1934 di Bogor (Buitenzorg).[1][2][3][4]
Universitas Islam Indonesia | |
---|---|
Informasi | |
Nama lain | UII |
Nama sebelumnya | Sekolah Tinggi Islam (STI) |
Jenis | Perguruan Tinggi Swasta |
Didirikan | 8 Juli 1945 |
Afiliasi | Islam |
Rektor | Prof. Fathul Wahid., ST., M.Sc., Ph.D |
Alamat | Jalan Kaliurang, Krawitan, Umbulmartani, Kec. Ngemplak , , , |
Kampus | Urban
Kampus Terpadu : Jl. Kaliurang Km 14,5, Ngemplak, Sleman, Yogyakarta Kampus Fakultas Bisnis dan Ekonomika : Jl. Ringroad Utara, Condongcatur, Depok, Sleman, Yogyakarta Kampus Fakultas Hukum : Jl. Tamansiswa, Kota Yogyakarta, Yogyakarta Kampus Lainnya : Jl. Cik Dik Tiro, Kota Yogyakarta & Demangan Baru, Sleman, Yogyakarta |
Afiliasi | FUIW, FIMA, SEAAIR, ASNA, American Biographical Institute, USA, ACICIS [1] |
Situs web | www |
Sejarah
Pada tahun 1945, sidang umum Masjoemi (Majelis Sjoero Moeslimin Indonesia) dilaksanakan. Pertemuan itu dihadiri oleh beberapa tokoh politik terkemuka masa itu termasuk diantaranya Dr. Mohammad Hatta, Mohammad Natsir, Mr. Mohamad Roem, dan KH. Wahid Hasjim. Salah satu keputusan dari pertemuan ini adalah pembentukan Sekolah Tinggi Islam (STI) yang kemudian didirikan pada tanggal 8 Juli 1945 bertepatan dengan 27 Rajab 1364 H dan berkembang menjadi sebuah universitas yang disebut Universitas Islam Indonesia (UII) sejak tanggal 3 November 1947 untuk memenuhi permintaan akan sebuah pendidikan tinggi yang mengintegrasikan pengetahuan umum dengan ajaran-ajaran Islam.[5]
Awalnya, UII memiliki empat fakultas: Fakultas Agama, Fakultas Hukum, Fakultas Pendidikan, dan Fakultas Ekonomi, yang mulai beroperasi pada Juni 1948. Sekitar tujuh bulan kemudian, UII terpaksa ditutup akibat agresi militer Belanda. Banyak siswa dan dosen bergabung dengan tentara Indonesia untuk mengusir Belanda. Pada awal 1950-an, tak lama setelah perang, UII harus memindahkan aktivitas perkualiahan di beberapa tempat di kota Yogyakarta, bahkan sempat menggunakan Kraton Yogyakarta dan rumah dosen sebagai ruang kelas.
UII mengalami banyak perkembangan antara 1961 sampai dengan 1970 di bawah kepemimpinan Prof. M.R. R.H.A. Kasmat Bahuwinangun (1960-1963) dan Prof. Dr. dr. M. Sardjito (1964-1970). Selama masa jabatannya, Prof. M.R. R.H.A. Kasmat Bahuwinangun membantu mengembangkan Fakultas Syariah dan Fakultas Tarbiyah serta memperluas UII ke Purwokerto dengan mendirikan Fakultas Hukum dan Syari'ah di sana.[5]
Dari tahun 1964 sampai 1970, di bawah kepemimpinan Prof. Dr. dr. M. Sardjito, UII kembali diperluas hingga memiliki 22 fakultas, lima yang berlokasi di Yogyakarta dan sisanya tersebar di provinsi lain: Jawa Tengah (Solo, Klaten, dan Purwokerto), dan Sulawesi Utara (Gorontalo). Bidang studi yang ditawarkan adalah Ekonomi, Hukum, Syari'ah, Tarbiyah, Teknik, Kedokteran, Kedokteran Hewan, dan Farmasi. Namun, ketika Peraturan Pemerintah melarang UII menyelenggarakan kegiatan pendidikan di luar Yogyakarta, maka UII harus menutup kampus-kampus cabang.
Pada awal 1970-an hingga 1982, UII mengalami perkembangan dalam pembangunan fisik mencakup kantor dan gedung fakultas, dimulai dengan kantor pusat yang berada di Jalan Cik di Tiro. Pembangunan gedung ini kemudian diikuti dengan pengembangan tiga kampus lain yang terletak di sejumlah lokasi di kota Yogyakarta. Selama periode ini, beberapa fakultas di UII juga mulai memperoleh status akreditasi dan juga memprakarsai kolaborasi dengan lembaga baik nasional maupun internasional, seperti Universitas Gadjah Mada, King Abdul Aziz University Arab Saudi, dan The Asia Foundation.
Sejak awal 1990-an sampai saat ini, UII telah mengembangkan kampus terpadu yang terletak di Kabupaten Sleman, Yogyakarta. Sampai dengan semester ganjil 2011/2012, UII memiliki delapan fakultas dengan berbagai lima program Diploma Tiga, 22 Program Sarjana, tiga Program Profesi, delapan Program Magister, dan empat Program Doktor, serta lembaga-lembaga pendukung.
Pada tahun 2009, Universitas Islam Indonesia terpilih sebagai perguruan tinggi dengan nilai penjaminan mutu internal terbaik di Indonesia versi Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi (Ditjen Dikti) dan mendapatkan akreditasi institusi A pada tahun 2013. Universitas ini juga memperoleh peringkat pertama Perguruan Tinggi Swasta di Kopertis Wilayah V dan peringkat ke-2 PTS secara nasional berdasarkan pemeringkatan 4 International College and Universities (4ICU) maupun Webometrics pada Januari 2012. Setelah memperoleh dua bintang dari penilaian Qucquarelli Symonds (QS) Stars University Ratings pada 2011 lalu, Universitas Islam Indonesia meraih tiga bintang dunia pada penilaian QS Stars 2016. UII Yogyakarta menempati peringkat terbaik klasterisasi perguruan tinggi swasta (PTS) non-vokasi di Indonesia tahun 2018. Per tahun 2022, UII secara nasional menempati peringkat ke-22 dan peringkat ke-5 PTS secara nasional.[6]
Fakultas dan Program Studi
Fakultas | Program Studi |
---|---|
Fakultas Bisnis & Ekonomika (FBE UII) |
|
Fakultas Hukum (FH UII) |
|
Fakultas Ilmu Agama Islam (FIAI UII) |
|
Fakultas Kedokteran (FK UII) |
|
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA UII) |
|
Fakultas Psikologi dan Ilmu Sosial Budaya (FPSB UII) |
|
Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan (FTSP UII) |
|
Fakultas Teknologi Industri (FTI UII) |
|
International Programme (IP UII) |
|
Rektor
Sejarah Rektor Universitas Islam Indonesia
- Prof. K.H. Abdul Kahar Muzakkir (1945–1960)
- Prof. Mr. RHA. Kasmat Bahuwinangun (1960–1963)
- Prof. Dr. dr. M. Sardjito, M.D., M.P.H. (1963–1970)
- Presidium H. GBPH Prabuningrat (1970–1982)
- Prof. Dr. Ace Partadiredja (1982–1989)
- Prof. H. Zaini Dahlan, M.A. (1989–1990)
- Prof. Dr. H. Zanzawi Soejoeti, M.Sc. (1990–1994)
- Prof. H. Zaini Dahlan, M.A. (1994–2002)
- Dr. Ir. Luthfi Hasan, M.S. (2002–2006)
- Prof. Dr. Edy Suandi Hamid, M.Ec. (2006–2014)
- Dr. Ir. Harsoyo, M.Sc. (2014–2017)[7]
- Nandang Sutrisno, S.H., M.Hum., LL.M., Ph.D. (2017–2018)[8]
- Prof. Fathul Wahid, S.T., M.Sc., Ph.D. (2018–2026)[9]
Alumni
Asosiasi/organisasi Alumni UII sudah dibentuk sejak tahun 1967, dengan nama Ikatan Keluarga Alumni Universitas Islam Indonesia (IKA UII). Beberapa tokoh yang berasal dari Alumni UII antara lain:
- Mahfud MD, Menkopolhukam, Mantan Menteri Pertahanan, Mantan Ketua Mahkamah Konstitusi (MK), dan Guru Besar FH UII
- Artidjo Alkostar, Mantan Ketua Kamar Pidana sekaligus Hakim Agung Mahkamah Agung Republik Indonesia
- Mudzakkir, Guru Besar Hukum Pidana UII
- Ridwan Khairandy, Guru Besar FH UII
- Jawahir Thontowi, Guru Besar Ilmu Hukum FH UII
- M. Busyro Muqoddas, Mantan Wakil Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi dan Dosen FH UII
- Hasan Tiro, Mantan Presiden Universitas Atjeh dan Proklamator Aceh Merdeka
- Siti Noordjannah Djohantini, Ketua Pimpinan Pusat (PP) Aisyiyah & Dosen FEB UMY
- Marwan Jafar, Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi (2014-2016)
- Darmono, Wakil Jaksa Agung RI
- Pramoedya Ananta Toer, Tokoh Sastrawan Indonesia
- Lafran Pane, Pendiri Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) dan Pahlawan Nasional RI
- Herry Zudianto, Mantan Walikota Yogyakarta
- Artika Sari Devi, Mantan Puteri Indonesia 2004
Fasilitas
Sarana dan Prasarana
- Perpustakaan Pusat
- Masjid Ulil Albab
- Auditorium Kahar Muzakkir
- Pondok Pesantren
- Jogja International Hospital
- Apotek Polifarma
- Gedung Prof. Dr. dr. M. Sardjito, M.D., M.P.H.
- Gelanggang Olah Raga
- Student Convention Center
- Rusunawa Mahasiswa
- Radio Unisi 104.5 FM
- Warung Internet Cyberspace
Lembaga Mitra[10]
Malaysia
Referensi
- ^ Katalog Sekolah Tinggi Teologi Jakarta. Jakarta: UPI STT Jakarta, 2004. Hlm. 1-5.
- ^ (Indonesia) S.C. Graaf van Randwijck. “Oegstgeest: Kebijaksanaan Lembaga-lembaga Pekabaran Injil yang Bekerjasama 1897-1942”. Jakarta: BPK Gunung Mulia.1989. Hlm. 34-35.
- ^ (Indonesia) Th. van den End. “Sumber-sumber Zending Tentang Sejarah Gereja di Jawa Barat 1858-1963”. Jakarta: BPK Gunung Mulia.2006. Hlm 156-157.
- ^ (Indonesia) Peter D.Latuihamallo. “Hogere Theologische School”. Jakarta: BPK Gunung Mulia.2004. Hlm. 7-8.
- ^ a b Sabandar, Switzy (21 Agustus 2021). "Menilik UII, Universitas Tertua di Indonesia yang Sarat Sejarah". Liputan6.com. Diakses tanggal 11 Agustus 2022.
- ^ Swasty, Renatha (13 Mei 2022). "10 Universitas Swasta Terbaik di Indonesia 2022". Medcom.id. Diakses tanggal 11 Agustus 2022.
- ^ Sabandar, Switzy (30 Januari 2017). "Cerita di Balik Keputusan Pengunduran Diri Rektor UII". Liputan6.com. Diakses tanggal 10 Agustus 2022.
- ^ Aprita, Alexander (2 Juni 2022). Susmayanti, Hari, ed. "Ini yang Akan Dilakukan Nandang Sutrisno Usai Tak Menjabat Rektor UII". TribunJogja. Diakses tanggal 10 Agustus 2022.
- ^ "Rektor dan Wakil Rektor UII Periode Tahun 2022-2026 Dilantik". Universitas Islam Indonesia. 2 Juni 2022. Diakses tanggal 10 Agustus 2022.
- ^ Universiti Tunku Abdul Rahman (UTAR). "University Partners - Division of Community and International Networking". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2017-12-01. Diakses tanggal 28 January 2019.
Pranala luar
- (Indonesia) Portal Resmi Universitas Islam Indonesia
- (Indonesia) Portal Wiki Universitas Islam Indonesia
- (Indonesia) Sejarah rektor Universitas Islam Indonesia Diarsipkan 2012-03-22 di Wayback Machine.
- (Indonesia) Fasilitas kampus Universitas Islam Indonesia Diarsipkan 2012-04-16 di Wayback Machine.