Pengguna:Rodina35/bak pasir/1

dari halaman Bahasa Jawa Surabaya

Dialek Surabaya[a] Bahasa Jawa Standar Bahasa Indonesia[1]
ai bulik bibi
alem[catatan 1], aleman, ngalem aleman manja
ampèl pring buluh
antèk abdi antek
antep abot berat
antem tinju
bacòt[catatan 2], mbacòt crèwèt cerewet
beḍigasan - banyak tingkah
begèjèḳan guyonan bergurau
begidakan - banyak tingkah
beling, mbeling beling pecahan kaca
dableg nakal
bekònyòk, bònyòk, bònyòr, nyònyòr benjut bonyok
beṭik, mbeṭik dableg nakal
betèk bethik betik (Anabas testudineus)
bibik bulik bibi
blangkrak, blangkrah, mblangkrak, mangkrak - terbengkalai
blanjur, keblanjur kebanjur terlewat
bòhai montok seksi (tubuh)
cébók, cibuk gayung gayung
cècèk - kulit sapi
céḍók, ciḍuk cidhuk, irus cedok, sauk, irus
cegèk - salah sangka, tertipu, kehabisan kata-kata
ciak mangan makan
ciamik apik baik, bagus
cici, cécé mbak kakak (perempuan)
cingkrang cekak terlalu pendek
cipòk ambung cium
clòmètan - bertutur kata sembarangan
cómbé - pengadu, pelapor, membocorkan rahasia
cuan bathi untung, laba
cukrik, cókrék ciyu minuman keras oplosan
cwawak, cwawakan cuwawak bertutur secara berisik
grapyak ramah
demek kumel kumal
ḍempis dhempil, mèpèd di pojok (posisi), mendesak
dlèwèr dlèwèr terjuntai
- ceroboh
dòlòp goblog bodoh
dugang dugang menendang
- menahan (aniaya)
èkèr gelut berkelahi
entas, ngentas entas membawa masuk (melindungi dari hujan)
mentas baru saja[catatan 3]
- menuntaskan sesuatu
èntos - kemampuan melakukan sesuatu (konotasi negatif)
gacòr crèwèt, kluruk berkicau, cerewet
gagèh kesusu terburu-buru
gejròt menyet menekan, memipihkan, menjadikan penyek
gibeng antem pukul
glènḍès, ngglènḍèsi - berantakan (rupa)
gòcèng limang èwu lima ribu
hairen, gairen, airen bojo kekasih
haucek, haujek, haóse, hause énak enak
Hókló - Hokkian
ingis pringis menyeringai, bermuka masam, ringis
jeglaḳ mangan makan
kamsia suwun terima kasih
kecelék kapusan tertipu
kepèḳ konangan ketahuan, terpergok
Khèḳ - Hakka
klèmprak gléthak geletak
klimbruk klumbruk menumpuk dengan tidak teratur
klumpuk[catatan 4] kumpul kumpul
kòber péngin ingin
kókó mas, kakang kakak (lelaki)
kóngkó, kóngków, kóngkó-kóngkó mlangkring tongkrong, menongkrong
kòrak[catatan 5] - sampah masyarakat, norak, kampungan
kòrdès[catatan 6] - norak, kampungan
kya, kya-kya mlaku, mlaku-mlaku berjalan, jalan-jalan
lalar, lalar gawé - kurang kerjaan
lamis[catatan 7] - penjilat, penggibah
lèkòh[catatan 8] - nikmat
lèpò - semen (konstruksi)
liwèk, kliwèk - kelupas
magreng gedhé, magrong besar, megah
meḍak - sudah tidak terpakai
mémé adhi adik (perempuan)
mèntòl, mentòl - bentol
metekek - membusungkan dada
mòkòng - bebal
mòncròt muncrat muncrat
munjuk munggah naik
nesu nesu marah
lesu lesu[catatan 9]
nḍak ora tidak
ngapló - termenung
ngòbus ngapusi menipu
ngòwòs ngèwès bocor (gas)
ning[catatan 10] mbak kakak (perempuan)
òngkep, òngkeb sumuk gerah
òngkrèh - membongkar, membuat berantakan
pèk pèh (kata seruan)
semòyò,[catatan 11] semayani nyemayani, njanjèni menjanjikan, berjanji
seru[catatan 12] men, temen sangat
sinyó, nyó, neó jaka jejaka, bujang
tacik, cik mbak kakak (perempuan)
xincia[catatan 13], sincia, sincia'an - Tahun Baru Imlek
yakapa, ya'apa, yak òpò, ya'òpò kepriyé, kepriyé, piyé bagaimana

dari halaman dialek Arekan

Beberapa kosakata khas Arekan:

  • "pongor, gibeng, santap, jotos, tempéléng, gasak (istilah untuk pukul atau hantam); [v]
  • "kadhemen/kathuken/katisen" berarti "kedinginan" (bahasa Jawa standar: kadhemen); [v]
  • "durung/gurung" berarti "belum" (bahasa Jawa standar: durung); [v]
  • "duduk/guduk" berarti "bukan" (bahasa Jawa standar: dudu); [v]
  • "dèkèk/dèlèh" berarti "taruh/letak" (dèlèhen/dèkèken=letakkan) (bahasa Jawa standar: dokok/sèlèh); [x]
  • "kèk" berarti "beri" (dikèki=diberi, kèkånå=berilah) (bahasa Jawa standar: wènèhi); [v]
  • "" berarti "saja" (bahasa Jawa standar: waé); [v]
  • "gak/enggak/ogak" berarti "tidak" (bahasa Jawa standar: ora); [v]
  • "arèk" berarti "anak" (bahasa Jawa standar: bocah); [v]
  • "cak" berarti "kakang" atau "kakak laki-laki" (bahasa Jawa standar: kakang); [v]
  • "katé/apè" berarti "akan" atau "mau" (bahasa Jawa standar: arep); [v]
  • "lapå" singkatan dari kata "lagi åpå" yang berarti "sedang apa" atau "ngapain" (bahasa Jawa standar: lagi åpå); [v]
  • på'å/Kenèk åpå" berarti "mengapa" (bahasa Jawa standar: nyapå, ngåpå, genéyå); [v]
  • "soalé/polaè" berarti "karena" (bahasa Jawa standar: amergå); [v]
  • "athik" (diucapkan "athík") berarti "dengan/memakai" [v]
  • "longor/bénto" berarti "tolol" (bahasa Jawa standar: goblog); [v]
  • "cèk/cikbèn/cík" berarti "agar/supaya" (bahasa Jawa standar: bèn); [v]
  • "licik/jerih" berarti "takut/pengecut" (bahasa Jawa standar: ajrih); [v]
  • "mantep pol/ènak pol/ènak temen" berarti "enak luar biasa" (bahasa Jawa standar: ènak pol/ènak banget/ènak tenan); [x]
  • "rusuh/reged" berarti "kotor" (bahasa Jawa standar: rêgêd); [v]
  • "gaé/gawé/kanggo" berarti "pakai/untuk/buat" (bahasa Jawa standar: pakai/untuk=kanggo, buat=gawé); [v]
  • "andhok" berarti "makan di tempat selain rumah" (misal warung); [x]
  • "cangkruk/jagong" berarti "nongkrong"; [v]
  • "babah" berarti "biar/masa bodoh"; (bahasa Jawa standar: bèn) [v]
  • "matèk, bångkå" berarti "mati" (bahasa Jawa standar: mati); [v]
  • "sampèk" berarti "sampai/hingga" (bahasa Jawa standar: nganti); [v]
  • "barèkan/ambèkan" berarti "tuh kan"; [v]
  • "masiyå" berarti "walaupun"; [v]
  • "nang" berarti "ke" atau terkadang juga "di" (bahasa Jawa standar: menyang); [v]
  • "mari/mantun" berarti "selesai"; (bahasa Jawa standar: rampung); acapkali dituturkan sebagai kesatuan dalam pertanyaan "wis mari ta?" yang berarti "sudah selesai kah?" Pengertian ini sangat berbeda dengan "mari" dalam bahasa Jawa standar. Selain penutur dialek Arèkan, "mari" berarti "sembuh"; [v]
  • "mené/sésuk" berarti "besok" (bahasa Jawa standar: sésuk); [v]
  • "maeng/mau" berarti "tadi"; [v]
  • "koên/kowên/kohên" (diucapkan "ko-ên") berarti "kamu" (bahasa Jawa standar: kowé). Kadang kala sebagai pengganti "kon", kata "awakmu" juga digunakan. Misalnya "awakmu wis mangan ta?" ("Kamu sudah makan kah?") Dalam bahasa Jawa standar, awakmu berarti "badanmu/dirimu" (awak=badan/diri); [v]
  • "lugur/rotúh/ceblok" berarti "jatuh" (bahasa Jawa standar: ceblok) [v]
  • "dhukur" berarti "tinggi" (bahasa Jawa standar: dhuwur); [v]
  • "thithik" berarti "sedikit" (bahasa Jawa standar: thithik); (bahasa Jawa Mataraman: sithik) [x]
  • "iwak" berarti "lauk/ikan/daging" (bahasa Jawa standar: iwak berarti hanya untuk ikan dan daging saja); [v]
  • "temen" berarti "sangat" (bahasa Jawa standar: banget); [v]
  • "engko/engkok" berarti "nanti" (bahasa Jawa standar: mengko); [v]
  • "ênggék/gèk/ndhèk" berarti "di" (bahasa Jawa standar: "ing" atau "ning"; dalam bahasa Jawa standar, kata "ndhèk" digunakan untuk makna "pada waktu tadi", seperti dalam kata "ndhèk èsuk" (=tadi pagi), "ndhèk wingi" (=kemarin)); [v]
  • "nontok/ndontok" lebih banyak dipakai daripada "nonton"; [v]
  • "yok-åpå/yok-nåpå" berarti "bagaimana" (bahasa Jawa standar: "piyé/kepiyé/kepriyé"; sebenarnya kata "yok-åpå" berasal dari kata "kåyåk åpå" yang dalam bahasa Jawa standar berarti "seperti apa"); [v]
  • "péyan/sampéyan" berarti "kamu"; [v]
  • "Jancok/Jancuk", kata makian yang sering dipakai seperti "fuck" dalam bahasa Inggris; merupakan singkatan dari bentuk pasif "diancuk/diêncuk"; dan versi agak halus : jiamput/diamput [v]
  • "waras" berarti sembuh dari sakit (dalam bahasa Jawa Tengah sembuh dari penyakit jiwa); [v]
  • "èmbong/dalan" berarti jalan besar/jalan raya (bahasa Jawa standar: ratan gedhé (Surakarta), dalan gedhé (Yogyakarta dan Semarang)); [v]
  • "nyelang/nyilih" berarti pinjam sesuatu; [v]
  • "cidhek/cedhek/parek/carek" berarti dekat; [v]
  • "ndingkik" berarti mengintip; [x]
  • "semlohé" berarti seksi (khusus untuk perempuan); [v]
  • "dulin/dolén" berarti main (bahasa Jawa standar: dolan); [v]
  • "hohohihè", istilah sopan yang dipopulerkan oleh acara berita dari stasiun televisi JTV yang merujuk pada perbuatan hubungan intim

tabel untuk dipindah ke dialek Arekan

Dialek Arekan[b] Bahasa Jawa Standar Bahasa Indonesia[1]
waé saja
aḍaknò, ḍaḍaknò jebulé, tibané ternyata
akas - tangkas
ambèk karo dengan, bersama
ambèkan agèkan, lagiyan lagi pula
ancèn pancèn memang
aṭék, athik nganggo memakai (untuk melakukan sesuatu), dengan
arèk, rèk[catatan 14] bocah anak
wong orang yang berasal dari suatu daerah tertentu
awakdéwé awaké dhéwé kita
awakmu kowé kamu
bacut, kebacut kebacut terlambat, telanjur
kebanjur terlewat
- keterlaluan
barèk karo dengan, bersama
barèkan agèkan, lagiyan lagi pula
bah, bahno, babah, babahno, barno jar, jarké, umbarké, bèn masa bodoh, membiarkan
béntó goblog bodoh
beròk bengok berteriak
biḍeg, mbiḍeg meneng diam, membisu
blègèḍès, mblègèḍès - berantakan (rupa)
bòk, mbòk, mòk kok, tok persona kedua agen kata kerja pasif, kau-
bòncèl bocèl lecet
brai dandan solek, dandan
brasak, mbrasak nembus, trabas menerobos
bròsòt, mbròsòt mrosot merosot
bulet, mbulet bulet kusut
ruwed rumit, bertele-tele
cacak, cak mas, kakang kakak (lelaki)
caḳceḳ - tangkas
cangkruk mlangkring tongkrong, menongkrong
cangkrukan angkringan, wédangan tongkrongan (tempat)
carek cedhak, cerak dekat
cawé, cawé-cawé mèlu-mèlu ikut campur
cawik céwok cebok
ceḍek, ciḍek cedhak, cerak dekat
cèk, cék, cékbèn supaya, bèn agar, supaya
celaṭu,[catatan 15] senèn memarahi
cèmòng cémot cemong, belepotan, kotor
còngòk[catatan 16] goblog bodoh
còngòr congor, moncong jungur, moncong
antem pukul
còp, còpan, còp-còpan kontakan stopkontak
cuklèk tugel, putung patah
dè'é, dè é dhèké, dhèwèké dia
delok deleng lihat
dilep - dismenorea
dobol silit dubur (kata makian)
goblog bodoh
dulin, dolén dolan bermain
ḍus, ḍós kerdhus kardus
dhukur dhuwur atas
èmbòng ratan jalan raya
emòk, mòk wegah, gah, emoh, moh tidak ingin
emplòk emplok memasukkan sesuatu ke mulut
untal telan
ènḍèl, kemènḍèl - genit, centil
engkók mengko nanti
eró, eróh weruh tahu, paham
gak, nggak, enggak ora tidak
gaé, gawé gawé membuat, pekerjaan
kanggo untuk
gaplèk, gaplèki, nggaplèki - menjengkelkan
gasak antem pukul, terjang
gaṭèl[catatan 17] gathèl penis (kata makian)
gaṭèli, nggaṭèli - menjengkelkan (kata makian)
gebes, nggebes silir, sumilir sepoi
gebrès wahing bersin
gedabrus, nggedabrus gumunggung membual, sok tahu, omong kosong
gègèr[catatan 18] gelut berkelahi
gòcik - penakut, pengecut
gòmbòr kombor longgar (pakaian)
grawuk, krawuk kruwek mencakar
guduk dudu bukan
gurung durung belum
isòk bisa bisa
iwak iwak ikan
lawuh lauk
jagòng,[catatan 19] jagòngan mlangkring tongkrong, menongkrong
jambrèt - jambret (kata makian)
jamput, damput, hamput amput bersetubuh (kata makian)
jancók, jancuk, cók, cuk ancuk bersetubuh (kata makian)
jangkrék jangkrik jangkrik (kata makian)
jarag, jaraḳ, njarag, njaraḳ ganggu jail
jarem, njarem kram kram
jebus jebus tembusan (jalan)
pungkasan ujung
jebulé ternyata
jeglèḳ, njeglèḳ - padam seketika (listrik)
jék isih masih, sedang (melakukan sesuatu hal)
jekètèk, njekètèk dumadakan mendadak, tiba-tiba
- ternyata (konotasi negatif)
jembek - muak
jèmbrèt - belepotan
jerih ajrih takut, pengecut
jungkrak - mendorong hingga jatuh
kaèt, kèt kawit sejak
mentas baru saja
kancrit - tertinggal, terbelakang
kaplòk tempiling, tapuk tampar
karèk, garèk kari tersisa
katé, kapé, até, apé arep akan, hendak
kathuken kadhemen, katisen kedinginan
katok kathok celana pendek
clana celana
kebek kebak penuh
kecèk - genangan air
kèk wèh, wènèh beri
keluyuran ngluyur, kluyur-kluyur berkeluyuran, bepergian tanpa tujuan
kemalan kemalan membual
- sok, berlagak
kemaruk, maruk[catatan 20] srakah serakah
kemènyèk - berlebihan, sok, berlagak
kemu kemu berkumur
- mengulum, menahan dalam mulut
kenèk opo ngapa mengapa, kenapa
kerja kerja, manjing bekerja (profesi)
nglakoni, nindakaké berkegiatan, melakukan
kèri kari tertinggal
kètòk katon terlihat
kòn, kòen kowé kamu
kòra, kòra-kòra, kòrah-kòrah umbah, umbah-umbah cuci (peralatan dapur)
kòrèt - sisa
kósró, kósróh kisruh asal, sembarangan
kòwa-kòwò, kòwah-kòwòh plonga-plongo kebingungan (ekspresi)
kutang kotang kutang, beha
kutung - kutang (baju tanpa lengan)
lagèk, gèk lagi baru saja
lagèkan agèkan, lagiyan lagi pula
lapò lagi apa sedang apa
ngapa, kenapa mengapa, kenapa
lapò'ò, lapò ò ngapa, kenapa mengapa, kenapa
lèk, lak yèn kalau, jika
lék lik[catatan 21] paklik, bulik
lèyèh[catatan 22], lèyèh-lèyèh - bersantai-santai
lugur, lógór tiba jatuh
lòngòr goblog bodoh
macak dandan, paès solek, dandan
- bergaya (menyerupai sesuatu), bersikap (seolah-olah)
maem mangan makan
maeng mau, wau tadi, baru saja
mari rampung, bubar, bar sudah, selesai
masiò, mbasiò senajan, sanadyan, masiya meskipun
matèk mati mati
mayak - kurang ajar
mèk mung hanya, cuma
mené sésuk besok
metangkring plangkring, mlangkring bertengger
metantang - membusungkan dada
metantang-metèntèng - berlagak
metèntèng - berayun
metingkrang - duduk dengan kaki terangkat
metuntung - menyembul
mésó, mésóh misuh, ngipat mengumpat, memaki
mléngsé - miring, tidak lurus
mlété - menjengkelkan
muluk puluk, muluk makan dengan tangan kosong
muluk, muluk-muluk meninggi, hal yang tinggi (tidak tercapai)
- mengepal
nang, néng nang, ing di
nang, menyang ke
nèk, nak nang, ing di
nang, menyang ke
nèk yèn kalau, jika
ndang, lang dang, agé, cepet lekas (perintah)
ndaniò - apalagi jika
nḍék, nḍik, ndhik ing di
ndhèk mau tadi
ngecembeng, ngecembòng - menggenang
ngeres reged kotor
- kotor (pikiran)
nglamak, ngamak - kurang ajar
nglèsòt klèsèd, nglèsèd, lèsèh leseh, berlesehan
ngòwòh mlongo menganga
òpò'ò, òpòò ngapa mengapa, kenapa
pancet panggah tetap
patèk sepira, patia (tidak) seberapa
pencét, pencit - mangga muda
pèrèk sundel sundal
petèk pencèt pencet
pòl pol batas ujung, maksimal
men, temen sangat
pòlaé marga karena, sebab
pòngòr antem pukul
rasan, rasan-rasan rasanan gosip, bergosip
rèken[catatan 23] - gubris, peduli
ròtuh runtuh runtuh
rusuh rusuh rusuh, kotor
ribut ribut
sak sa-, se- se- (bentuk terikat, awalan)
sakper[catatan 24] - satu kali
sék sik, dhisik terlebih dahulu
sik, mengko dhisik tunggu sebentar (perintah)
isih masih
sampèan, samèn, pèan sampéyan kamu, Anda
sampèk nganti sampai, hingga
santap - hajar
selang silih pinjam
semlóhé montok seksi (tubuh)
sèmpaḳ kathok celana dalam
senep mules mulas (perut)
séng sing, kang yang
soalé marga karena, sebab
ta, a ta -kah (digunakan untuk mengukuhkan pertanyaan)
temen, temenan, nemen temen, tenan, tenanan benar, sungguh, sangat
- keterlaluan
tèk wèk, duwèk milik
tenger-tenger mlangkring bertengger
- bersantai-santai
tòntòk, dòntòk, nòntòk, ndòntòk tonton menonton, memerhatikan
deleng melihat
tuwuk[catatan 25] kerep, asring acap, sering
cukup cukup, puas
uman, kuman, kumanan komanan kebagian
umeḳ - banyak bergerak, gelisah (perilaku)
umum[catatan 26] - wajar
waras waras sehat (jasmani/rohani)
mari sembuh
yòk òpò, yò'òpò, yòk nòpò kepriyé, kepiyé, piyé bagaimana
  1. ^ a b "KBBI Daring". kbbi.kemdikbud.go.id. Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. 
  1. ^ Dalam bahasa Jawa Standar, alem memiliki arti 'pujian'.
  2. ^ Dalam bahasa Jawa Standar, bacot memiliki arti 'mulut'
  3. ^ Penggunaan di sebagian wilayah Lamongan.
  4. ^ Dalam bahasa Jawa Standar, klumpuk memiliki arti 'mengelompokkan'.
  5. ^ Korak berasal dari gabungan kata kotoran dan rakyat.
  6. ^ Kordes berasal dari gabungan kata kotoran dan desa atau korak dan ndèsa.
  7. ^ Lamis berasal dari gabungan kata lambe dan manis atau lambe dan tipis.
  8. ^ Dalam bahasa Jawa Standar, lékoh memiliki arti 'makanan yang bercampur'.
  9. ^ Penggunaan di sebagian wilayah Sidoarjo.
  10. ^ Ning diduga berasal dari singkatan kata ningrat dalam bahasa Jawa Standar. Kata ini memiliki makna serupa seperti 'néng' dalam bahasa Sunda. Pada penggunaan awalnya, kata sapaan ini hanya digunakan kepada anak perempuan dari keluarga terhormat.
  11. ^ Dalam bahasa Jawa Standar, semaya memiliki arti 'menunda'.
  12. ^ Kosakata khas Gresik.
  13. ^ Serapan dari bahasa Hokkien
  14. ^ Umum digunakan sebagai panggilan untuk persona ketiga jamak, 'kawan-kawan'.
  15. ^ Dalam bahasa Jawa Standar, clathu memiliki arti 'berbicara'.
  16. ^ Congok berasal dari gabungan kata kacong (bahasa Madura) dan goblok
  17. ^ Gatèl berasal dari gathèl dalam bahasa Jawa Standar.
  18. ^ Dalam bahasa Jawa Standar, gègèr memiliki arti 'huru-hara'.
  19. ^ Dalam bahasa Jawa Standar, jagong memiliki arti 'mendatangi perayaan'.
  20. ^ Dalam bahasa Jawa Standar, maruk memiliki arti 'bernafsu makan besar'.
  21. ^ Singkatan dari kata cilik dalam bahasa Jawa Standar yang berarti 'kecil'.
  22. ^ Dalam bahasa Jawa Standar, lèyèh memiliki arti 'bersandar'.
  23. ^ Dalam bahasa Jawa Standar, rèken memiliki arti 'menghargai' atau 'menyadari'.
  24. ^ Sakper berasal dari gabungan kata sak dan pertandingan.
  25. ^ Dalam bahasa Jawa Standar, tuwuk memiliki arti 'kenyang'.
  26. ^ Dalam bahasa Jawa Standar, umum memiliki arti 'umum'.


Kesalahan pengutipan: Ditemukan tag <ref> untuk kelompok bernama "lower-alpha", tapi tidak ditemukan tag <references group="lower-alpha"/> yang berkaitan